Ken menarik rambut Jesslyn, tidak memberinya ruang untuk melawan. Kemudian, dia mendorong Jesslyn ke atas meja teh dengan keras.Jesslyn menahan meja dengan kedua tangannya, tubuhnya agak kaku. Ken sudah melepas ikat pinggangnya dan senyumnya menjadi semakin jahat.Jesslyn sama sekali tidak mengira Ken memiliki kecenderungan seperti ini. Jika Ken hanya ingin melecehkannya, Jesslyn merasa masih bisa menerima hal tersebut. Di dalam hatinya, dia merendahkan semua pria. Namun, Ken adalah anggota Keluarga Winata. Dari segala sisi, pria itu masih termasuk orang yang hebat.Hanya saja, mengingat akan melakukan hal ini di depan Stefano, hati Jesslyn bergidik.Bagaimanapun, Stefano adalah tunangannya. Ditambah lagi dengan hubungannya dengan Stefano sebelumnya, mana mungkin Jesslyn bisa menerima bahwa kini dia sedang dilecehkan oleh pria lain? Egonya yang tinggi sedari kecil, kini hancur semuanya dalam sekejap.Begitu pintu ruang tamu terbuka, terlihat Stefano yang masuk dengan kepala terbalut p
Setelah membuka pintu ruang tamu, Jesslyn berjalan keluar dengan terhuyung-huyung. Tidak ada seorang pun yang mengetahui betapa lelahnya dia saat ini.Pada saat itu, tiba-tiba muncul sebuah tangan yang menariknya. Stefano memegang leher Jesslyn dengan satu tangan dan menabrakkannya ke dinding.Jesslyn kesakitan, dia menatap Stefano dengan marah. "Apa yang kamu lakukan?""Berani-beraninya kamu mengkhianatiku dan berselingkuh dengan orang lain di belakangku?" marah Stefano.Mendengar perkataan ini, Jesslyn malah tersenyum sinis. Dia mendorong Stefano dan membuka jubah mandinya. "Berselingkuh di belakangmu? Bukannya aku melakukannya di hadapanmu?""Kamu ...." Stefano marah besar.Jesslyn tersenyum sinis. "Kamu nggak lihat sekarang ini aku bersama siapa?""Jesslyn!""Berani nggak? Kalau nggak berani, pergi sana!" Jesslyn mendorong Stefano dan berbalik pergi.Stefano menggenggam erat tinjunya sambil memandang punggung Jesslyn. Kekesalan tak berujung meluap di dalam benaknya, membuat napasny
Zain mulai merenungkan perkataan Jansen. Setelah itu, Jansen kembali melanjutkan, "Bagaimanapun, kita harus membina hubungan baik dengan Megawan Group. Mungkin saja kita bisa terlebih dulu mendapat keuntungan dari Megawan Group!""Ya!" Zain mengangguk. Sebenarnya, dia juga berpikir demikian. Jika bisa mendekati Megawan Group, mungkin saja mereka tidak akan menjadi musuh kelak. Bahkan tidak menutup kemungkinan mereka akan bisa bekerja sama.Saat ini, Clear Group menghadapi masalah di mana pangsa pasar industri mereka telah direbut oleh Felixton Group dan mereka tidak sanggup untuk melakukan transformasi. Perusahaan mereka hanya bisa mengalami kemunduran selangkah demi selangkah."Aku akan mempertimbangkan masalah ini dulu. Hanya saja, meski Nicholas tidak berguna lagi, kita tetap tidak boleh sembarangan menyinggungnya! Dalam dunia bisnis, punya banyak teman jauh lebih baik daripada punya banyak musuh!" ujar Zain seraya melambaikan tangannya."Baiklah!" Jansen mengangguk, lalu meninggalk
"Nicholas, Teknik Tsing I Tsuan tidak boleh sampai kehilangan penerus. Kalau suatu hari nanti kamu bisa membantuku mendapatkan kembali benda milikku dulu, jangankan mengorbankan kedua kakiku, mati pun aku rela!" ujar Master Howard sambil menatap Nicholas dengan tulus.Nicholas tersentak dan bertanya, "Benda apa?""Itu ...." Master Howard membuka mulutnya, tetapi kemudian menghela napas. "Nanti kamu akan tahu sendiri! Sekarang, aku ingin bertanya, apakah kamu rela menjadi muridku dan belajar Teknik Tsing I Tsuan yang asli?"Nicholas tidak ragu sedikit pun, dia langsung berlutut kepada Master Howard.Jika bukan karena Master Howard, Nicholas pasti sudah tewas di Vila Megawan. Nicholas telah berutang budi kepadanya karena telah menyelamatkan hidup Nicholas. Ditambah lagi, ajaran Master Howard membuat Nicholas mempelajari banyak hal. Bagaimanapun, Nicholas tidak akan menolak permintaan Master Howard."Baiklah! Hahaha ...." Master Howard tertawa terbahak-bahak. Dia sama sekali tidak terliha
Saat itu, Jesslyn mengatur jebakannya di Hotel Larasati ini juga. Jadi, Nicholas tidak begitu asing terhadap tempat ini. Terakhir kali, dia datang dengan Bella dan Zeffrey, kali ini dia juga membawa orang yang sama.Ketika ketiga orang itu memasuki lokasi acara, sudah ada pelayan yang berdiri di kedua sisi pintu menyambut mereka, "Mohon tunjukkan undangan Anda."Bella menyodorkan undangan yang ada di tangannya dengan ekspresi datar."Silakan ikuti saya!" ujar pelayan itu dengan sedikit membungkuk. Kemudian, dia berjalan memimpin di depan.Nicholas mengikutinya dari belakang dengan sedikit mengernyit.Bella dan Zeffrey juga memperlambat langkah mereka. Sebab, mereka merasakan bahwa tempat duduk mereka berada di posisi yang sangat sudut dalam acara ini."Di sini ...." Pelayan tersebut berhenti dan sedikit membungkuk, lalu berjalan mundur."Kenapa tempat duduknya di sudut sekali?" Zeffrey merasa tidak senang."Nggak apa-apa, nggak perlu mempermasalahkan hal seperti ini!" Nicholas mengangg
"Nona Bella yang cantik, ekspresi macam apa itu? Apa dengan statusku ini masih nggak cukup untuk mengajakmu minum?" ujar Gordon seraya tersenyum. Tiba-tiba, dia menatap ke arah Nicholas sambil berpura-pura terkejut. "Tuan Nicholas, kamu juga di sini, ya? Nggak disangka kamu juga datang?""Apa yang begitu mengejutkan?" Nicholas mengangkat alisnya."Tentu saja, aku nggak menyangka orang yang punya status tinggi seperti Tuan Nicholas ini akan duduk di sudut seperti ini. Hahaha .... Aku dengar, kamu baru mengalahkan Keluarga Chaw dan Keluarga Sabir. Bukankah kamu seharusnya bersemangat dan percaya diri? Kenapa malah duduk sendirian dan minum di sini?" ujar Gordon seraya tertawa keras.Nicholas memiringkan kepalanya sambil mengamati Gordon dengan ekspresi datar."Nicholas, jangan berpura-pura seperti ini di depanku!" Gordon mencibir, wajahnya penuh dengan tatapan mencemooh, "Bukan semua orang nggak berguna seperti Keluarga Sabir dan Keluarga Chaw! Lagi pula, aku dengar, Stefano masih baik-b
"Gimana? Kalau bersamaku, kamu bisa mendapatkan apa pun yang kamu inginkan!" bisik Gordon di samping telinga Bella."Apa yang bisa kamu berikan padaku?" tanya Bella sembari menahan hawa panas yang menjalar di dalam tubuhnya."Semuanya ... aku pasti menepati janjiku!" ujar Gordon seraya tertawa ringan. Tangannya telah menggerayangi pinggang Bella saat ini."Benarkah?" Bella tersenyum sejenak. Tiba-tiba, salah satu tangannya menarik pergelangan tangan Gordon sambil berteriak, "Ah ... apa yang kamu lakukan, Gordon?"Suara teriakan ini menarik perhatian banyak orang.Gordon terpaku melihat Bella menahan pergelangan tangannya dengan satu tangan dan mendorongnya dengan tangan lainnya. Namun, pada saat itu juga, pakaian Bella tiba-tiba tergelincir dari tubuhnya."Ah!" Bella berteriak kaget, memecah keheningan di seluruh lantai dansa. Wajahnya penuh dengan kepanikan ketika berkata, "Apa yang kamu lakukan? Nggak tahu malu! Murahan! Kenapa kamu begini?"Gordon berdiri di tempat menatap Bella den
Wajah wanita itu merah padam, tatapannya tampak kosong. Orang yang melihatnya pasti akan tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak beres pada wanita itu.Apakah dia telah diracuni?Zain terkejut. "Nona Bella, Clear Group merasa sangat menyesal atas apa yang Anda alami. Bagaimana kalau aku memberikan permintaan maaf yang tulus kepada Anda secara pribadi. Aku harap masalah ini bisa selesai begitu saja ...."Bella tersenyum dengan wajah yang terlihat setengah sadar."Wanita jalang ...." Gordon marah besar, "Aku nggak merobek bajunya, dia yang ingin menjebakku ...."Pada saat ini, Nicholas berdiri dari sudut ruangan dan berjalan ke tengah lantai dansa.Gordon tiba-tiba berbalik dan berkata, "Apakah ini ulahmu, Nicholas? Apa yang ingin kamu lakukan? Mau mencoba menuduh dan menjebakku? Apakah ini satu-satunya trik yang kamu punya? Memperalat seorang wanita untuk menjebakku?"Nicholas menatap Bella sejenak sebelum berkata dengan suara dingin, "Tuan Gordon, tadi Anda sndiri yang membawa minu