Share

Bab 7

Author: Adora Anindita Keisha
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Hansen yang baru saja memukuli orang dan sibuk menenangkan Susan akhirnya menyadari Liana yang pipinya berdarah.

Sesampainya di rumah sakit, dia mengabaikan bahunya yang berdarah dan bersikeras agar dokter merawat luka di wajah Liana terlebih dahulu.

“Hari pernikahan sudah dekat, tidak boleh ada luka apa pun di wajah Liana-ku!”

Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan menjelaskan dalam bahasa isyarat dengan rasa bersalah di matanya.

“Sayangku, ini semua salahku. Aku melindungi Susan hanya karena dia adalah bawahanku. Jangan marah padaku, ya?”

Liana tidak menjawab, dia meminta dokter tidak perlu peduli pada lukanya dan berkonsentrasi merawat bahu Hansen.

Lagipula, dia tidak akan datang ke pernikahan itu, jadi tidak masalah kalau wajahnya terluka.

Hansen mengira ini adalah tanda sayang padanya dan merasa terharu.

Dokter menggunting baju yang berlumuran darah itu, luka yang mengerikan pun terlihat.

Baru pada saat itulah Liana menyadari bahwa luka itu berada persis di lokasi yang sama dengan bekas luka yang diakibatkan oleh besi beton yang melukainya lima tahun lalu.

Kini bekas luka itu tertutup oleh luka baru dan tidak ada bekasnya lagi.

Seketika dia tersadar, sepertinya Tuhan juga mengisyaratkan bahwa hubungan mereka akan segera menjadi masa lalu.

Setelah keluar dari rumah sakit, Susan memeluk bahunya dengan kedua tangannya sambil berkata kepada Hansen dengan tersedak.

“Hansen, bolehkah aku pergi ke rumahmu malam ini?”

Hansen jarang melihat Susan terlihat begitu rapuh, jadi hatinya melunak.

Sambil melihat ekspresi Liana, dia dengan ragu-ragu memberikan bahasa isyarat.

“Liana, Susan agak terkejut karena kejadian ini. Bolehkah dia menginap di rumah kita satu malam?”

Seolah dia takut Liana salah paham, dia menjelaskan dengan cepat.

“Aku tidak ada maksud lain, hanya saja sebagai atasannya aku punya kewajiban untuk tenangkan karyawanku.”

Melihat ekspresi gugupnya, tanpa sadar kuku Liana menancap di telapak tangannya.

‘Beraninya dia ingin membawanya ke rumah secara terang-terangan?’

Lalu dia tersenyum.

Sudahlah, lagipula setelah dia pergi, cepat atau lambat Susan akan pindah ke rumah itu, tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi.

“Terserah kamu.”

Mungkin karena ada dirinya, selama di perjalanan Hansen tidak banyak bicara dengan Susan.

Bahkan ketika Susan ingin berbicara dengannya, dia menghentikannya dengan tatapannya.

Dia tidak ingin melihat akting kedua orang itu, jadi dia memejamkan mata untuk beristirahat sambil bersandar di jendela mobil.

Setelah tiba di rumah, Hansen mengabaikan tatapan kesal Susan dan mengaturnya di kamar tamu lantai dua.

Di kamar tidur, Hansen mengambil antiseptik dan plester luka untuk mengobati luka di wajah Liana.

“Liana, aku tahu kamu peduli padaku, tapi mana boleh kamu tidak membiarkan dokter merawat lukamu? Aku akan merasa sedih jika ada bekas luka.”

Setelah mengobati lukanya, dia mencium keningnya.

“Aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi. Tadi aku lihat karyawanku ditindas, makanya aku langsung bergerak tanpa pikir panjang.”

“Lagipula jika karyawanku ditindas, sama artinya dengan menginjak-injak wajahku. Jadi gimana mungkin aku membiarkannya? Kamu pasti mengerti kan sayangku?”

Penjelasan Hansen masuk akal. Jika Liana tidak mengetahui hubungan mereka dan dengan jelas melihat sikap posesif dan kemarahan di matanya, dia pasti akan mempercayainya.

Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia hanya mengatakan dia lelah dan ingin istirahat.

Hansen segera membawakannya segelas susu sebelum tidur seperti biasanya dan dengan lembut menepuk punggungnya agar dia tertidur.

Larut malam, Liana terbangun oleh suara guntur.

Tanpa sadar dia ingin memeluk orang di sebelahnya, tapi ternyata tidak ada orang.

Hal ini membuatnya langsung tersadar.

Dia pun bangkit dan hendak turun ke lantai bawah. Begitu dia sampai tangga di lantai dua, terdengar desahan lembut seorang wanita.

Dia berhenti, menekan kepahitan di hatinya dan bergerak selangkah demi selangkah ke pintu kamar tamu.

Pintu kamar tamu terbuka lebar, dua tubuh telanjang yang saling berpelukan terpantul dalam cahaya kuning yang hangat.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 23

    Suara Hansen terdengar sedikit gemetar.“Liana, kamu benaran tidak akan memaafkanku?”Cindy mengangguk tanpa ragu-ragu.“Ya, tidak akan pernah.”Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan masuk tanpa peduli bagaimana reaksi Hansen.Keesokan harinya dia sudah janjian dengan Jonathan untuk pergi menonton konser musik.Sejak telinganya kembali normal, dia jadi sangat suka mendengar suara.Suara alam, suara alat musik, suara orang berbicara...Kebetulan Jonathan adalah penggemar musik klasik. Setiap pergi ke acara musik bersamanya, Cindy akan mendapat pengetahuan baru.Hansen berdiri di luar istana sepanjang malam.Kata-kata yang diucapkan Cindy kemarin terus terngiang di benaknya.Kegembiraan yang dirasakannya setelah pertama kali berhubungan seks dengan Susan berubah menjadi bumerang dan menusuk tubuhnya.Tapi dia masih ingin berjuang sekali lagi. Dia tidak percaya Cindy bisa sepenuhnya melepaskan hubungan lima tahunnya.Setelah menerima pesan dari Jonathan, Cindy turun ke bawah sambil ber

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 22

    Beberapa kata sederhana membuat Hansen terlihat menyedihkan.Dia tidak mengerti. Mereka jelas-jelas begitu saling mencintai dan begitu bahagia selama lima tahun terakhir. Gimana mungkin dia menyesal?Apa arti kata “pernah” itu? Apa dia sudah tidak mencintainya lagi?Tapi begitu dia memikirkan kemungkinan ini, Hansen merasakan sakit di hatinya.Tidak! Mustahil!Ini baru sebulan, gimana mungkin Cindy tidak mencintainya lagi?Dia pasti masih marah dan belum memaafkannya.Hansen melangkah maju dan ingin memegang tangannya sambil menjelaskan, tetapi sebelum dia mendekat, Cindy segera mundur dan menjauhkan diri darinya.Dia tampak sedikit terluka saat melihat gerakannya, tapi dia buru-buru menjelaskan.“Cindy, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin jelaskan padamu.”“Percayalah, aku hanya mencintai kamu dan aku tidak pernah tulus pada Susan.”“Bisakah kamu maafkan aku dan kembali bersamaku? Jangan khawatir, tidak akan ada lagi wanita lain di masa depan. Aku bersumpah hanya akan mencint

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 21

    Setelah Hansen melihat sosok yang dikenalnya di berita, dia gunakan semua koneksinya untuk cari tahu siapa orang itu.Karena keluarga Amanto berada di luar negeri dan Hansen berada di dalam negeri, dia butuh waktu setengah bulan untuk menemukan Cindy.Ketika dia melihat Cindy di berita acara penyambutannya, dia langsung mengenalinya sebagai Liana.Sekalipun dia ganti namanya, dia tetap yakin bahwa inilah orang yang dia cari.Jadi dia cari tahu alamat Keluarga Amanto dari semua orang, setelah memastikan, dia segera naik penerbangan tercepat ke Inggris.Dalam perjalanan, dia terus membayangkan situasi bertemu dengan Liana.Dia pikir kemungkinan yang paling besar adalah Liana masih marah dan tidak mau memedulikannya.Tapi itu tidak masalah, selama dia bisa bertemu dengannya.Setelah mengalami “kematian”, dia makin sadar bahwa dia tidak bisa hidup tanpa Liana.Dia akan dengan tulus mengakui kesalahannya dan tidak akan pernah tergoda oleh wanita lain lagi.Setelah Liana memaafkannya, dia ak

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 20

    Cindy tampak tidak berdaya saat ini.Ibunya masih memegang tangannya dan membujuknya.“Cindy, ibu berani menjamin, dia pasti orang baik. Kamu pergi dan temui dia dulu. Jika kamu tidak suka, ibu bisa cari waktu untuk batalkan, oke?”Cindy tidak menyangka bahwa masalah pertama yang akan dia hadapi setelah kembali ke rumah adalah perjodohan sejak kecil.Ibu Tamara dan teman baiknya hamil pada waktu yang disepakati dan mereka sepakat bahwa jika mereka melahirkan bayi laki-laki dan perempuan, mereka akan dijodohkan dan jika mereka berjenis kelamin sama, mereka akan tumbuh bersama layaknya saudara kandung.Ketika Ibu Tamara dan temannya mengetahui bahwa mereka melahirkan seorang anak laki-laki dan perempuan, mereka sangat bersemangat, berpikir bahwa mereka dari teman baik akan menjadi besan.Tak disangka, Cindy diculik tidak lama kemudian dan perjanjian ini secara alami terhenti.Beberapa hari yang lalu, setelah memastikan Cindy masih lajang, Ibu Tamara dan temannya secara tidak sengaja memb

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 19

    Ibu Henny memandangi Hansen yang loyo dengan tatapan sakit hati di matanya.“Hansen, ayo bangun dan makan, ya?”Hansen seperti tidak mendengar suara apapun dan mengurung dirinya dalam dunianya sendiri.Ibunya sejak awal memang tidak suka dengan Liana, karena masalah pendengarannya. Tapi karena putranya menyukainya, jadi dia tidak punya pilihan selain setuju.Namun, dia tidak ingin ditertawakan oleh teman-temannya karena mendapatkan menantu perempuan tuli, sehingga dia dan suaminya tidak mau menghadiri pernikahan tersebut dengan alasan perjalanan bisnis.Tak disangka, baru pergi selama dua hari, Keluarga Gunadi langsung jadi kacau.Liana bunuh diri dan peti matinya diantar ke tempat pernikahan. Berita perselingkuhan putranya terungkap, harga saham perusahaan anjlok dan putranya masih tertekan.Dia menyalahkan Liana.‘Di lingkungan kelas atas seperti ini, siapa yang tidak punya selingkuhan di luar sana?’‘Kenapa dia tidak bisa menahannya?’Dia pun membuka mulut dan mengeluh.“Hansen, kem

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 18

    InggrisCindy, tidak, seharusnya dipanggil Cindy Laurensia Amanto sekarang, memandangi istana kastil tua di depannya, dia merasa sedikit linglung.Dia tidak menyangka, dia yang pergi ke luar negeri bisa tidak sengaja menemukan orang tua kandungnya.Di pesawat, seorang wanita kaya yang duduk di sebelahnya memandangnya beberapa kali tanpa alasan yang jelas. Karena ingin bersikap sopan, dia berinisiatif untuk menyapa wanita tersebut.Keduanya kemudian mulai berbicara.Wanita kaya itu memberitahunya bahwa dia adalah seorang perantau yang menetap di Inggris, kali ini dia kembali ke untuk mencari putrinya yang hilang.Dia dan suaminya punya bisnis di luar negeri. Tapi saat mereka ada di sini, kebetulan putri kecil mereka lahir, jadi mereka tinggal selama satu bulan dan berencana menunggu hingga putri mereka berusia satu bulan baru pulang. Tapi tak disangka, satu hari sebelum pulang, putri mereka hilang.Mereka pun segera menelepon polisi dan meminta teman-temannya untuk mencari bersama. Namu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status