Beranda / Romansa / Di Ranjang Majikanku / 107. Wanita Ambisius

Share

107. Wanita Ambisius

Penulis: Keke Chris
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-06 10:06:59

Tak perlu menunggu lama untuk Binar tertidur. Bahkan saat Bhaga membersihkannya dengan handuk hangat, wanita itu sudah terpejam. Sedangkan Bhaga merebahkan tubuh di samping Binar, tapi kantuk tak jua datang.

Selama itu, dia menatap langit-langit kamarnya dan menerawang jauh.

Untuk apa lagi Sleene datang ke tanah air dan bekerja di rumah sakit keluarga, padahal hidupnya sudah enak dengan menikahi pria berkebangsaan asing dan bekerja di rumah sakit besar di luar negeri?

Dia menghela napas pelan, sambil menoleh pada Binar.

Bhaga memijit pangkal hidungnya. Suasana hatinya masih belum enak karena liburan yang setengah gagal, memikirkan perasaan Binar dan Ardan, ditambah sekarang kedatangan Selene.

Dia tahu wanita ambisius itu tidak mudah menyerah dan rasa kuatirnya pada Binar kini mulai menggerogoti hatinya.

Dengan perlahan, dia memiringkan badannya dan memeluk Binar pelan tapi erat.

**

“Kamu yakin mau ke sana sendiri? Aku bisa menemani setelah pulang kantor.”

Binar tidak begitu mengi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Di Ranjang Majikanku   110. Jebakan Berbahaya

    Selene menuding wajah Binar. Jantung Binar berdegup kencang, merasa terhina sekaligus tersinggung.“Maaf … kalau tidak ada urusan, silakan pergi. Saya sibuk …” Binar berusaha berkata tegas, melantangkan sedikit suaranya yang gemetar.Selene mendengus kecil. Lalu mengeluarkan secarik amplop hitam bersegel merah dan emas yang tampak elegan.“Aku mau mengantarkan ini. Untuk Bhaga.”Binar mau tak mau menerima amplop itu saat Selene menyodorkannya. Benar saja, nama Bhaga tertera di sana, lengkap dengan sederet nama perusahaan yang tak Binar pahami.“Acara amal, besok malam,” sambung Selene, senyumnya berubah ramah lagi. “Kira-kira, kamu akan datang nggak, ya? Bhaga pernah mengajakmu ke pesta? Haha, pasti nggak pernah, ya? Kalau dulu, pasti dia datang sama Celia …”Selene melanjutkan celotehnya. “Tapi, ya, kadang ada kok, beberapa pejabat yang bawa simpanannya.”Binar membeku. Kata simpanan seperti pisau yang menusuk jantungnya.Tak lama kemudian, ponsel Selene berdering.“Ah! Udah dicariin

  • Di Ranjang Majikanku   109. Memuaskan Ego Laki-laki

    “Astaga! Kalian ini ngapain sih, sampai Selene jatuh begini!” omel Nurma.Bhaga membantu Selene duduk di sofa setelah memapahnya dari taman belakang.“Maryam, ambilkan salep dan es batu,” titah Bhaga tegas. Maryam di sudut ruangan mengangguk patuh dan pergi melaksanakan perintah.Nurma menatap tajam ke arah Binar yang hanya berdiri terpaku sambil menggandeng Ardan di belakang Bhaga.“Yang benar? Bukan ada yang mau mencelakai kamu?” tuduh Nurma tajam.Bhaga balas menatap Nurma dengan dingin. “Mi. Jangan nuduh sembarangan. Selene jatuh sendiri.”Nurma masih melirik sinis, sedangkan Selene menarik tangan Nurma dengan lembut. “Betul, Tante… Aku jatuh sendiri, kok. Ini salahku sendiri yang ceroboh. Yah, Tante tahu ‘kan, dari kecil aku anaknya memang kurang hati.”Selene tampak memerah malu, seperti perempuan polos yang membuat orang-orang menyenanginya.“Huh, kamu ini dari dulu memang suka bikin Tante khawatir!” tegur Nurma, dengan gelagatnya yang akrab dengan Selene.“Haha … Tante udah ka

  • Di Ranjang Majikanku   108. Taktik Menarik Hati

    “Kak Bin, Ardan nunggu Kak Bin dari tadi,” Ardan menarik Binar masuk, melewati ketegangan di ruang tamu.Binar tak enak masuk begitu saja melewati Nurma dan Selene, tapi tak bisa berbuat banyak saat Ardan dengan semangat menarik lengannya.“Ardan, ada Tante Selene di sini, ayo sapa dulu,” kata Nurma, mencoba memanggil Ardan.Saat bocah itu menoleh dia hanya tersenyum lebar pada Selene.“Oh, Tante, Ardan main dulu sama Kak Bin, ya!”Selene tersenyum kaku, sedangkan Nurma mendelik padanya. “Ardan!”Binar hanya mengikuti Ardan hingga ke taman belakang. Beberapa pembantu melirik mereka, membuat Binar sedikit tak nyaman, tapi dia berusaha fokus pada Ardan.Bocah itu memungut miniatur pesawat yang tergeletak di rumput. “Kak Bin jadi pasukan ya, kita perang lawan musuh!”Binar tersenyum, berlutut di sebelah Ardan dan dengan sabar menanggapi permainan imajinasinya.“Wah, seru banget, Tante ikutan ya?”Suara itu membuat Binar dan Ardan mendongak. Selene berdiri di sana, tersenyum lembut. Binar

  • Di Ranjang Majikanku   107. Wanita Ambisius

    Tak perlu menunggu lama untuk Binar tertidur. Bahkan saat Bhaga membersihkannya dengan handuk hangat, wanita itu sudah terpejam. Sedangkan Bhaga merebahkan tubuh di samping Binar, tapi kantuk tak jua datang.Selama itu, dia menatap langit-langit kamarnya dan menerawang jauh. Untuk apa lagi Sleene datang ke tanah air dan bekerja di rumah sakit keluarga, padahal hidupnya sudah enak dengan menikahi pria berkebangsaan asing dan bekerja di rumah sakit besar di luar negeri?Dia menghela napas pelan, sambil menoleh pada Binar.Bhaga memijit pangkal hidungnya. Suasana hatinya masih belum enak karena liburan yang setengah gagal, memikirkan perasaan Binar dan Ardan, ditambah sekarang kedatangan Selene. Dia tahu wanita ambisius itu tidak mudah menyerah dan rasa kuatirnya pada Binar kini mulai menggerogoti hatinya. Dengan perlahan, dia memiringkan badannya dan memeluk Binar pelan tapi erat. **“Kamu yakin mau ke sana sendiri? Aku bisa menemani setelah pulang kantor.”Binar tidak begitu mengi

  • Di Ranjang Majikanku   106. Desahan Tak Terhenti

    Kecanggungan jelas terasa sangat kuat di dalam bilik ruang gawat darurat itu. Binar sudah sadar tapi bibirnya tetap merapat sejak tadi. Hanya diam dan melihat kosong, sesekali melirik Bhaga dan perempuan itu. “Jadi, calon istri saya kenapa, Dok?” tanya Bhaga serius. Selene terkikik geli. “Calon istri? Ah, jadi begitu.”Bhaga hanya menatapnya serius, menunggu jawaban dari hasil pemeriksaan.Tidak heran melihat Selene di sini, seharusnya. Hanya saja, sudah lama Bhaga tidak bertemu perempuan ini. Rumah sakit swasta ini memang dimiliki oleh keluarga Selene. Wanita itu dokter kabarnya akan menjadi penerus direktur, yang merupakan kerabatnya sendiri.“Enggak perlu serius begitu, Bhaga. Lagi pula dia tidak apa-apa. Sepertinya hanya kelelahan.” jelas Selene, lalu mendekatkan wajahnya ke arah Bhaga dan menyentuh lengannya. “Aku juga siap kalau mau dibuat kelelahan.” Bhaga mendengus kesal, tapi tak ingin membuat keributan.“Baiklah. Binar biar saya bawa pulang sekarang.” Tangan Bhaga sudah

  • Di Ranjang Majikanku   105. Rasa Cemburu

    Suasana Bandara yang ramai, tiba-tiba sunyi sepi bagi Bhaga dan Binar. Keduanya membeku sesaat, sebelum akhirnya Bhaga mendorong keras wanita itu dan Binar menjatuhkan koper kecilnya tanpa sengaja.Bhaga menoleh sesaat ke Binar dan segera memeriksa sekeliling, benar saja, beberapa orang sudah memperhatikannya dan itu membuatnya semakin geram.“Selene, apa yang kau lakukan?!” Tegur Bhaga dengan sedikit keras dan tegas.Namun, wanita itu malah terkekeh kecil. “Masih pemarah, seperti dulu.”Tangannya kini mengelus lengan Bhaga pelan, tapi langsung ditepis dan dia kembali tertawa kecil.“Jangan sembarangan, Selene. Ini tempat umum!”Wajah Selene berbinar, dia mendekatkan wajahnya dan berbisik.“Jadi, kalau di tempat pribadi… aku boleh mendekatimu?” bibirnya tersenyum menggoda dengan mata yang mengerling manja.“Menjauh dariku!”Sebelum Selene bereaksi, suara berdeham Binar terdengar. “Saya duluan...”Tapi bukan Selene jika hanya mendiamkan begitu saja. Begitu Binar hampir melewatinya, dia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status