Share

Bab 39

Bergegas aku membuka pintu kamar.

"Nih sapo tahu nya." Ibu menyodorkan semangkuk sapo tahu padaku.

Aku diam, kuteliti dengan baik mangkuk itu.

"Kenapa? Kok diem?"

"Kenapa harus dibawa ke sini?" Aku balik bertanya.

Ibu menelan saliva, wajahnya mendadak pucat.

"M--maksudnya biar kamu cepet makan."

"Bawa aja ke bawah nanti Ranti turun."

Mau tak mau akhirnya ibu kembali membawa sapo tahunya ke bawah dan aku juga mengekor di belakangnya.

"Eh sini Ran, sini, duduk." Ibu sibuk menarik kursi makan saat aku datang.

Di sana Suci tengah dengan tenang melahap makanannya.

"Nih sapo tahu nya, kamu pasti suka, ayo dimakan," kata Ibu lagi.

Aku melirik sekali lagi ke arah ibu dan Suci.

Sebetulnya untuk apa mereka memasukan obat tidur padaku? Astagfirullah bisa saja mereka berniat menggeledah kamarku dan mencari surat-surat rumah ini.

Mereka berambisi menguasai rumahku 'kan? Bedebah.

"Kenapa Kak Ranti malah lihatin Suci? Dimakanlah, tadi 'kan Kak Ranti yang minta dibuatin sapo tahu," ketus Suci.

Aku me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status