Share

Titik terang

Author: Rahma S.R
last update Last Updated: 2025-05-01 23:08:34

Keesokan harinya Arini pagi-pagi sekali sudah berdandan Rapi. Dia membangunkan semua anaknya untuk segera bangun. Berusiap berangkat sekolah supaya tidak kesiangan.

Tok Tok Tok

“Naina bangun,” ucap Arini di depan pintu kamar anaknya.

“Iya Mi, Naina sudah bangun kok,” jawabnya di dalam sana sembari berteriak.

“Kalau begitu nanti kamu bangunkan adik-adik kamu ya Sayang, kata Arini.

“Iya Mi,” kata Naina.

Setelah mengatakan itu Arini langsung saja berjalan menuruni tangga. Menyiapkan makanan menghidangkannya diatas meja. Semua anak-anaknya mulai turun dari tangga menghampirinya untuk sarapan bersama.

Tak 

Tak

Tak

Suara langkah kaki terdengar begitu nyaring, membuat Arini langsung saja mendongak menatap ke arah mereka semua Anak-anaknya perlahan mendekat kearah Arini. Menarik kursi lalu duduk di kursi mereka masing-masing.

“Mi, Umi mau kemana tumben hari ini sudah sangat rapi?” tanya Naina.

Semua anak-anak Arini menatap ke arah Uminya.Mereka melihat dan memperhatikan penampilan Uminya dari atas hingga bawah.Jujur saja mereka semua sangatlah penasaran mau kemana Uminya pergi.

Arini tersenyum dengan lembut menatap ke arah Naina.” Umi mau pergi, Ada urusan yang harus Umi selesaikan gak papakan kalian Umi tinggal?” tanya Arini kepada anak-anaknya.

“Memangnya Umi mau kemana? Apakah urusannya lama Mi?” tanya Naomi adik Naina.

Arini menoleh menatap ke arah Naomi, dia harus dengan sabar menghadapi pertanyaan anak-anaknya.” Ya mungkin nanti sore Umi sudah kembali ke rumah, jadi kalian jangan nakal ya di rumah,” kata Arini kepada mereka semua.

“Baik Umi,” jawab mereka serempak.

Arini mengulas senyumnya menatap ke arah Anak-Anaknya yang begitu sangatlah patuh dan juga baik. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika mereka tahu tentang ayah mereka. Arini tidak kuasa melihat anak-anaknya bersedih.

“Naina, kamu jaga adik kamu baik-baik ya Nai,” kata Arini sembari menatap ke arahnya.

“Baik Umi, Naina akan menjaga adik-adik Naina,” kata Naina.

“Yasudah kalau begitu ayo kita sarapan sekarang, mumpung pasukannya masih panas,” gumam Arini sembari mengajak anak-anaknya.

Dia langsung saja mengambilkan nasi dan juga lauknya untuk anaknya masing-masing.Mereka berempat makan dengan sangat lahap  termasuk Arini. Mereka makan dengan rapi tanpa menimbulkan suara sedikit pun

Tak

Suara bunyi gelas yang di simpan oleh Namira di atas meja.” Mi Mira selesai,” gumamnya kepada Uminya.

Arini menganggukan kepala menatap ke arah anak-anaknya yang ternyata sudah selesai sarapan.”Kalau begitu ayo kita berangkat sekolah,” ajak Arini kepada mereka semua.

Semua anak-anaknya langsung saja bangkit dari duduknya mengambil tas sekolah mereka masing-masing.Begitu juga dengan Arini.Mereka semua langsung saja keluar dari rumah dan pergi untuk berangkat sekolah diantar oleh Arini.

“Kalian jangan nakal ya di sekolah,” ucap Arini saat mengantarkan anak-anaknya.

“Iya Mi,” jawab mereka serempak.

Mereka langsung saja turun dari mobil dan langsung saja berpamitan kepada Arini. Mereka satu-satu pamit dan salam kepada Uminya. Setelah itu mereka langsung saja berdiri menatap ke arah Uminya.

“Kalau begitu Umi pergi dulu, kalian jangan nakal dan baik-baik ya di sekolah,” kata Arini kepada ketika anaknya.

“Baik Mi,” jawab mereka bertiga.

Setelah mendengar jawaban anak-anaknya Arini sedikit merasa lega. Dia langsung saja mengeluarkan dompetnya memberikan mereka uang dengan nominal yang sedikit tinggi karena Arini khawatir kepada mereka bertiga.

“Ini uang jajan kalian,” kata Arini kepada mereka bertiga sembari memberikan uang itu.

Setelah itu dia masuk kedalam mobil. Menghidupkan mobilnya. Lalu melambaikan tangannya ke arah anak-anaknya saat dia mulai menjalankan mobilnya..

Hari ini Arini benar-benar kembali lagi ke kediaman Azura. Meskipun jaraknya sedikit jauh dan memakan waktu Arini tidak masalah. Karena, dia harus mengetahui siapa wanita itu dan apa hubungannya  dengan Aslam suaminya.

 “Bismilah semoga saja mereka ada di rumah,” gumam Arini.

Arini terus saja mengemudikan mobilnya seorang diri. Berjam-jam lamanya dia mengendarai mobil. Sampai akhirnya dia sudah sampai di tempat yang dia kunjungi kemarin.

“Aku harus menyembunyikan mobil ini,” gumam Arini.

Dia menatap kesana kemari untuk mencari tempat parkir yang sedikit tertutup.”Sepertinya di sana saja,” kata Arini sembari mengemudikan mobilnya untuk memasukkan mobil di bawah pohon yang sedikit besar.

Setelah itu dia turun dari mobilnya. Berjalan melewati rumah-rumah penduduk. Dia sengaja memastikan mobilnya sedikit jauh supaya Aslam tidak merasa curiga kepadanya.

Di perjalanan dia bertemu dengan banyak warga setempat. Mereka menatap Arini dengan  ingin tahu. Arini yang ditatap seperti itu hanya tersenyum canggung kepada mereka semua.

“Maaf bu mau kemana?” tanya salah satu warga di sana kepada Arini.

Arink terdiam menghentikan langkahnya menatap ke arah orang itu sembari tersenyum.” Saya mau bertemu ke rumah yang berada di pojok sana Bu, apakah ibu mengenal pemilik rumah itu?” tanya Arini kepada ibu tersebut.

“Oh itu… itu rumahnya Azura  dan Ustadz Aslam Bu,” jawabnya sembari menunjuk ke arah rumah yang akan Arini datangi.

Mendengar jawaban ibu-ibu itu, Arini terus saja berbincang dan mencoba menggali informasi dari warga setempat. Tentang Suaminya dan juga Azura. Dia langsung saja melayangkan pertanyaan nya lagi kepada ibu-ibu tersebut.

“Bu apakah mereka sudah lama tinggal disana?” tanya Arini.

Ibu itu tentu saja tersenyum.”Tentu saja mereka sudah lama, merak tinggal di sana setelah mereka menikah kalau tidak salah sekitar lima tahun yang lalu,” kata ibu itu.

Deg

“Lima tahun?” tanya Arini.

Dia begitu sangat terkejut saat mendengar ucapan warga tersebut. Bagaimana bisa Arini baru tahu kalau ternyata suaminya Aslam sudah lama tinggal disana. Dan dia baru tahu saat ini, kemana saja dia selama ini.

“Iya Bu,” jawabnya.

“Kalau begitu saya permisi dulu ya bu, saya mau pergi kesana,” kata Arini berpamitan kepada warga tersenyum.

“Iya Bu silahkan.”

Setelah mengatakan itu Arini langsung saja melangkahkan kaki. Mendekat ke arah  rumah yang kemarin Aslam datangi. Dia menguatkan diri untuk bertemu ke rumah itu meskipun dia tidak tahu apa yang akan terjadi akhirnya nanti.

“Semoga saja dugaan salah, dan ucapan ibu itu meleset,” ucap Arini.

Dia terus saja berjalan sampai akhirnya dia sudah sampai di depan rumah Azura. Arini menarik nafasnya dengan dalam lalu menghembuskannya.Dia begitu sangat deg-degan untuk berjalan ke arah rumah itu.

“Semoga saja dugaanku  salah ya allah,” kata Arini.

Dia langsung saja berjalan menuju pintu rumah itu mengetuknya beberapa kali.

Tok Tok Tok

“Permisi, Asalamualaikum,” ucap Arini dengan pelan.

“Tunggu sebentar,” teriak seseorang di dalam sana.

Ceklek

“Waalakumsalam,” jawab seorang wanita bercadar sembari menbukakan pintu.

Deg

Arini terkejut kala melihat wanita itu secara langsung. Arini terdiam menatap ke arah Azura tanpa ekspresi. Sedangkan Azura dia merasa heran dengan wanita di hadapannya ini.

Belum juga sadar dari rasa keterkejutannya tiba-tiba saja suara seseorang yang sangat familiar terdengar jelas di telinga Arini.

“Siapa sayang,” tanya orang itu yang tak lain adalah Aslam.

Dia berjalan mendekat untuk menghampiri Azura. Melihat siapa tamu yang datang di pagi-pagi sekali. Aslam menarik pintu dengan lebar sehingga dia bisa melihat istrinya yang saat ini sedang berdiri di hadapannya.

Deg

“Arini,”

“Abi,”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibalik Tabir Pernikahan   Pertengkaran Antara Azura, Arini dan Aslam

    Arini dan Azura terdiam terpaku. Mereka syok saat mendengar kejujuran Aslam."Jadi selama ini kamu membohongi aku Mas, kamu bilang istrimu pergi ke Tkw sehingga kamu menikahiku," kata Azura menatap Aslam dengan penuh kecewa."Apa? Tkw?" Arini semakin tercengang dengan ucapan Azura. Sejak kapan dia pergi Ke luar negri untuk menjadi Tkw. Atau jangan-jangan."Mas jawab pertanyaan ku dengan jujur," ucap Arini menatap Aslam yang saat ini hanya tertunduk tidak berani mengangkat wajahnya."Iya. Silahkan.""Apakah istri yang di maksud Azura adalah istri kedua kamu atau ketiga?"Aslam hanya bisa menghela nafas. Dia mengangkat wajahnya menatap ke arah Azura dan juga Arini bergantian."Ya, dia memang istri ketiga ku, sedangkan Istri keduaku masih berada di kota ini," jawabnya dengan jujur.Aslam tahu Azura dan Arini pasti akan sakit hati saat mendengar kebenarannya. Tapi, Aslan juga tidak bisa memungkiri kalau semua yang di ucapkan Azura adalah kebenaran."Mas kenapa Mas bisa setega itu kepa

  • Dibalik Tabir Pernikahan   Terungkap

    Azura terdiam, pandangannya tak lepas dari sosok wanita asing yang berdiri di samping suaminya, Aslam. Wajah perempuan itu tenang, tapi matanya menyimpan sesuatu yang tak bisa Azura baca dengan mudah.“Maaf,Bu ... cari siapa, ya?” tanya Azura hati-hati. Suaranya terdengar sopan, meski ada keraguan yang samar.Perempuan itu yang kemudian memperkenalkan diri sebagai Arini, dia tersenyum tipis ke arah Azura.“Saya ... Arini. Bolehkah saya masuk sebentar?”Azura menoleh singkat ke arah Aslam, berharap ada penjelasan darinya. Tapi pria itu hanya menunduk, wajahnya kaku seperti patung. Diamnya justru membuat Azura semakin bertanya-tanya.“Tentu, silahkan masuk,” ucap Azura akhirnya, sembari membuka pintu rumah lebih lebar.Langkah Arini terdengar mantap saat memasuki ruang tamu. Ia duduk dengan anggun di sofa, sementara Azura menutup pintu perlahan dan menyusul duduk di seberangnya. Aslam memilih berdiri di dekat dinding, gelisah, seperti orang yang ingin kabur tapi tak tahu ke mana.“Kita

  • Dibalik Tabir Pernikahan   Titik terang

    Keesokan harinya Arini pagi-pagi sekali sudah berdandan Rapi. Dia membangunkan semua anaknya untuk segera bangun. Berusiap berangkat sekolah supaya tidak kesiangan.Tok Tok Tok“Naina bangun,” ucap Arini di depan pintu kamar anaknya.“Iya Mi, Naina sudah bangun kok,” jawabnya di dalam sana sembari berteriak.“Kalau begitu nanti kamu bangunkan adik-adik kamu ya Sayang, kata Arini.“Iya Mi,” kata Naina.Setelah mengatakan itu Arini langsung saja berjalan menuruni tangga. Menyiapkan makanan menghidangkannya diatas meja. Semua anak-anaknya mulai turun dari tangga menghampirinya untuk sarapan bersama.Tak TakTakSuara langkah kaki terdengar begitu nyaring, membuat Arini langsung saja mendongak menatap ke arah mereka semua Anak-anaknya perlahan mendekat kearah Arini. Menarik kursi lalu duduk di kursi mereka masing-masing.“Mi, Umi mau kemana tumben hari ini sudah sangat rapi?” tanya Naina.Semua anak-anak Arini menatap ke arah Uminya.Mereka melihat dan memperhatikan penampilan Uminya dari

  • Dibalik Tabir Pernikahan   Siapa perempuan itu?

    Pikiran Arini semakin tak karuan saat melihat suaminya bersama wanita lain.Terlebih selama ini Arini tidak pernah melihat suaminya dekat dengan siapapun kecuali ibunya dan juga istrinya. Tapi sekarang, dia dekat dengan orang lain.“Siapa perempuan itu?” tanya Arini kepada dirinya sendiri.Dari kejauhan Arini memperhatikan interaksi mereka yang terlihat biasa saja. Namun, Arini menangkap sesuatu yang berbeda di antara mereka berdua. Tidak mungkin wanita itu adalah Adiknya karena selama menikah dengan Aslam, setahu Arini dia tidak mempunyai adik ataupun kakak karena dia adalah anak tunggal.Sedangkan di posisi Aslam saat ini dia tersenyum lembut kepada Azura. Entah kenapa hati Aslam merasakan sangat nyaman dan tenang saat melihat senyum Azura. Meskipun bersama Arini pun sama hanya saja bersama Azura, Aslam mendapatkan sesuatu yang berbeda tapi Aslam juga tidak tahu itu apa.“Mas, Mari masuk aku sudah menyiapkan makanan kesukaan Mas,” ajak Azura kepada suaminya dengan tutur kata yang lem

  • Dibalik Tabir Pernikahan   Kepergian Ustadz Aslam

    Di pagi harinya Aslam sudah siap dengan kemeja lengan panjang dan juga celana panjang hitam,tidak lupa dengan topi yang senada dengan dengan baju dan celannya. Dia keluar dari kamar sembari menyeret koper besar miliknya.Berjalan menuruni tangga untuk menghampiri anak dan istrinya."Umi," panggil Aslam kepada Arini yang saat ini sedang menyiapkan keperluan Aslam.Arini yang mendengar panggilan dari suaminya mengangkat wajahnya menatap ke arahnya yang saat ini sedang berjalan.Dia melemparkan senyum kepada suaminya sebelum menjawab ucapan Suaminya. Meskipun dalam hatinya dia penasaran dengan koper besar yang di bawa Aslam, tapi Arini tetap diam dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa."Iya Abi," jawabnya dengan lemah lembut.Arini berjalan menghampiri Aslam yang saat ini sudah berada di ruang keluarga. Dia mengambil koper besar dari tangan Aslam menariknya menyimpan di ujung sofa bersama dengan yang lainnya yang slalu dia dia siapkan untuk Aslam. Aslam tersenyum kecut saat melihat Ar

  • Dibalik Tabir Pernikahan   Kecurigaan Arini

    "Assalamualaikum," ucap Aslam saat membuka pintu masuk.Berjalan menghampiri istrinya yang saat ini sedang duduk di kursi ruang tamu. Menundukan pandangannya sembari membaca buku-buku islam yang dia belikan kepada istrinya.Tampaknya Arini sedang fokus membaca buku, namun saat mendengar suara Aslam Arini langsung saja mengangkat pandangannya."Waalaikumsalam," jawab Arini Istri seorang Aslam.Mendengar suara suaminya datang Arini langsung saja bangkit dari duduknya berjalan menghampiri Aslam yang sedang berjalan ke arahnya.Dengan langkah yang anggun dan juga santai Arini menyambut kedatangan suaminya dengan penuh suka cita dan kasih sayang."Kenapa, Baru pulang Bi?" tanya Arini sembari mencium tangan Aslam dengan takdim.Aslam tersenyum saat Arinia bertanya seperti itu, dia sudah tahu Istrinya akan bertanya seperti itu karena bagaimanapun Aslam telat setengah jam saat pulang dari waktu yang ditentukan."Maaf Mi tadi, di jalan macet jadi lama.”Aslam mengusap tengkuknya dengan pelan semb

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status