Pikiran Arini semakin tak karuan saat melihat suaminya bersama wanita lain.Terlebih selama ini Arini tidak pernah melihat suaminya dekat dengan siapapun kecuali ibunya dan juga istrinya. Tapi sekarang, dia dekat dengan orang lain.
“Siapa perempuan itu?” tanya Arini kepada dirinya sendiri.
Dari kejauhan Arini memperhatikan interaksi mereka yang terlihat biasa saja. Namun, Arini menangkap sesuatu yang berbeda di antara mereka berdua. Tidak mungkin wanita itu adalah Adiknya karena selama menikah dengan Aslam, setahu Arini dia tidak mempunyai adik ataupun kakak karena dia adalah anak tunggal.
Sedangkan di posisi Aslam saat ini dia tersenyum lembut kepada Azura. Entah kenapa hati Aslam merasakan sangat nyaman dan tenang saat melihat senyum Azura. Meskipun bersama Arini pun sama hanya saja bersama Azura, Aslam mendapatkan sesuatu yang berbeda tapi Aslam juga tidak tahu itu apa.
“Mas, Mari masuk aku sudah menyiapkan makanan kesukaan Mas,” ajak Azura kepada suaminya dengan tutur kata yang lemah lembut.
Aslam tersenyum saat melihat sikap dan sifat Azura. Tidak salah dia menikahi Azura. Meskipun dia harus menyembunyikan statusnya dengan rapat-rapat dari istri pertamanya.
“Sebentar sayang…” Aslam tidak langsung beranjak masuk kedalam rumah justru dia malah kembali ke mobil untuk mengambil sesuatu.
“Apa apa Mas??” tanya Azura kepada suaminya.
Azura sangat penasaran apa yang akan suaminya lakukan. Aslam berjalan menuju mobilnya mengambil sesuatu untuk diberikan kepada Azura. Itung-itung sebagai hadiah untuknya.
“Semoga kamu suka Azura, maafkan aku ini adalah hadiah untukmu, sebagai permintaan Maaf karena aku telah menjadikanmu yang terakhir,” kata Aslam dalam hati sembari menatap sesuatu yang sudah dihias dengan sedemikian rupa.
Aslam tersenyum saat meraih kado itu. Membawanya keluar lalu diberikan kepada Azura. Tak lupa dia juga memberinya satu untuk Queensha.
“Nah ini hadiah untukmu sayang,” ucap Aslam sembari memberikan hadiah itu kepadanya.
Azura yang mendapatkan hadiah dari Aslam sangatlah bahagia. Dia langsung saja meraih hadiah itu dari tangan Aslam tak lupa dia juga salam kepadanya. Dia langsung saja berhambur kedalam pelukan Aslam, memeluknya dengan sangat erat.
“Terima kasih Mas, kamu sudah memberikan hadiah untukku,” gumam Azura di dalam dekapan Aslam.
Aslam dengan senang hati membalas pelukan Azura. Dia mengelus punggung Azura dengan sangat lembut. Tak lupa dia juga mencium dahi Azura hingga beberapa kali.
Arini yang memperhatikan interaksi mereka bertiga hatinya begitu panas. Terbakar api cemburu yang membara. Pikirannya semakin di penuhi aura negatif tentang Aslam.
“Kenapa dia sangat berani sekali memeluk suamiku siapa dia? Aku harus tanyakan kepada Abi Nanti setelah dia pulang, sabar Arini kamu itu tidak boleh suudzon,” gumam Arini sembari mengelus dadanya dengan sabar.
Arini beberapa kali memotret kebersamaan mereka bertiga untuk jaga-jaga bila Aslam tidak jujur kepadanya. Dia bukan tidak percaya kepada Suaminya hanya saja hati orang siapa yang tahu. Lautan bisa kita selama betapa luasnya laut, tapi hati seseorang siapa yang bisa menyelaminya.
Arini merasa tidak nyaman melihat interaksi mereka yang terlihat begitu sangat Akrab bagaikan keluarga harmonis. Dia sedikit merasa iri kepada perempuan yang bersama dengan Aslam karena bagaimana pun Arini itu adalah istrinya. Dan akhir-akhir ini komunikasi mereka sedikit kurang baik karena pekerjaan Aslam yang sangat padat.
Azura dan Aslam saling melempar senyum setelah pelukan itu terlepas. Azura tersenyum malu-malu saat Aslam terus saja menatapnya.Raut wajahnya terlihat begitu merah bsk kepiting rebus.
“Sayang kamu masih saja malu denganku padahal kita kan sudah lama menikah, bahkan kita sudah punya Queensha,” kata Aslam kepada Azura.
Dia tidak habis pikir dengan istri mudanya. Bagaimana dia bisa terlihat begitu menggemaskan di mata Aslam.Bahkan Aslam mati-matian menahan dirinya untuk tidak berperilaku lebih kepada istrinya di depan Queensha.
“Astagfirullah, kenapa istriku begitu sangat menggemaskan sekali, syurga mana lagi yang kau dustakan Aslam,” gumamnya dalam hati kepada dirinya sendiri.
Aslam bahkan sampai meraup wajahnya beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya. Dia menatap istrinya sembari tersenyum. Lalu setelah itu dia beralih menatap kepada Queensha anaknya.
Di dalam mobil Arini, semakin penasaran apa hubungan mereka berdua sampai mereka bisa terlihat lebih dekat.Karena arah yang sedikit jauh Arini hanya bisa melihat tanpa mendengar jelas apa yang sedang mereka bicarakan. Bahkan Atini semakin tidak mengerti dengan pikiran aslam, kenapa dia tega berbohong kepadanya.
“Abi ayo masuk, mama udah macak buat Abi dan Queenca,” kata anak balita itu dengan sangat senang saat melihat Ayahnya sudah kembali lagi.
Deg
“Abi, apakah aku tidak salah dengar kalau balita itu memanggilnya aabi?” tanya Arini kepada dirinya sendiri.
“Abi, bukankah Abi itu panggilan untuk seorang ayah, tapi bagaimana bisa anak itu memanggil Abi Aslam dengan sebutan Ab sih, ah palingan juga itu hanya kontes saja,” kata Arini.
Dia masih merasa ada yang janggal di antara semua itu. Dimulai dari Azura yang memanggilnya Mas, dan balita itu memanggilnya Abi. Dia begitu terkejut, apakah suaminya itu benar-benar selingkuh di belakangnya.
Hati Arini begitu sakit saat melihat suaminya berbahagia dengan orang lain. Dadanya begitu sesak saat membayangkan Aslam bertumbuh mesra dengan wanita lain. Sungguh Arini sangatlah tidak terima jika itu memang kenyataannya
“Baiklah anak Abi, ayo kita masuk kedalam ,” ajak Aslam.
Dia berjalan masuk kedalam rumah bersama dengan anak dan istrinya. Menutup pintu dengan pelan sebelum mereka masuk kedalam. Namun saat mereka akan masuk tiba-tiba saja Queensha terjatuh dan berteriak dengan sangat keras.
"Abi…” Queensha berteriak dengan sangat keras dan kencang.
Deg
“Abi, anak balita itu memanggilnya dengan sebutan Abi,” kata Arini.
Meskipun itu tidak di jelaskan dengan lengkap Dan secara Detail.Setidaknya Arini tahu kalau saat ini Aslam adalah ayah dari anak balita itu.Tapi sejak kapan??
“Tidak ini tidak mungkin, Abi tidak mungkin menduakannku tidak, itu hanya mirip suamiku saja iya dia bukan suamiku,” kata Arini sembari mengusap air matanya yang perlahan turun.
Arini langsung saja pergi menjalankan mobilnya meninggalkan kediaman Azura. Di sepanjang jalan dia hanya bisa menangis sembari mengemudikan mobilnya.
“Abi jika benar dia adalah istrimu aku benar-benar sangat kecewa kepadamu,” gumam Arini.
Arini tidak ingin percaya dengan apa yang dia lihat, tapi Balita itu membuktikannya dengan menyebut Aslam dengan sebutan Abi.Arini sangat kecewa besar sekali kepada suaminya.
“Apa yang harus aku lakukan, bagaimana jika perempuan itu benar-benar Istri Abi, bagaimana dengan anak-anak, aku takut ya Allah, takut mental anak-anakku kenapa-napa,”kata Arini di iringi dengan isak tangis.
“Besok aku harus kembali lagi untuk memastikan semuanya,daripada aku terus berpikiran yang tidak-tidak lebih baik aku tanyakan saja kepada mereka berdua.” Arini sudah memulai dan sekarang dia harus mengakhiri, bagaimana pun akhirnya nanti, dia harus menerima dengan lapang dada. Tapi bagaimana jika yang dia pikirkan itu benar tentang suaminya dengan perempuan itu?
Arini dan Azura terdiam terpaku. Mereka syok saat mendengar kejujuran Aslam."Jadi selama ini kamu membohongi aku Mas, kamu bilang istrimu pergi ke Tkw sehingga kamu menikahiku," kata Azura menatap Aslam dengan penuh kecewa."Apa? Tkw?" Arini semakin tercengang dengan ucapan Azura. Sejak kapan dia pergi Ke luar negri untuk menjadi Tkw. Atau jangan-jangan."Mas jawab pertanyaan ku dengan jujur," ucap Arini menatap Aslam yang saat ini hanya tertunduk tidak berani mengangkat wajahnya."Iya. Silahkan.""Apakah istri yang di maksud Azura adalah istri kedua kamu atau ketiga?"Aslam hanya bisa menghela nafas. Dia mengangkat wajahnya menatap ke arah Azura dan juga Arini bergantian."Ya, dia memang istri ketiga ku, sedangkan Istri keduaku masih berada di kota ini," jawabnya dengan jujur.Aslam tahu Azura dan Arini pasti akan sakit hati saat mendengar kebenarannya. Tapi, Aslan juga tidak bisa memungkiri kalau semua yang di ucapkan Azura adalah kebenaran."Mas kenapa Mas bisa setega itu kepa
Azura terdiam, pandangannya tak lepas dari sosok wanita asing yang berdiri di samping suaminya, Aslam. Wajah perempuan itu tenang, tapi matanya menyimpan sesuatu yang tak bisa Azura baca dengan mudah.“Maaf,Bu ... cari siapa, ya?” tanya Azura hati-hati. Suaranya terdengar sopan, meski ada keraguan yang samar.Perempuan itu yang kemudian memperkenalkan diri sebagai Arini, dia tersenyum tipis ke arah Azura.“Saya ... Arini. Bolehkah saya masuk sebentar?”Azura menoleh singkat ke arah Aslam, berharap ada penjelasan darinya. Tapi pria itu hanya menunduk, wajahnya kaku seperti patung. Diamnya justru membuat Azura semakin bertanya-tanya.“Tentu, silahkan masuk,” ucap Azura akhirnya, sembari membuka pintu rumah lebih lebar.Langkah Arini terdengar mantap saat memasuki ruang tamu. Ia duduk dengan anggun di sofa, sementara Azura menutup pintu perlahan dan menyusul duduk di seberangnya. Aslam memilih berdiri di dekat dinding, gelisah, seperti orang yang ingin kabur tapi tak tahu ke mana.“Kita
Keesokan harinya Arini pagi-pagi sekali sudah berdandan Rapi. Dia membangunkan semua anaknya untuk segera bangun. Berusiap berangkat sekolah supaya tidak kesiangan.Tok Tok Tok“Naina bangun,” ucap Arini di depan pintu kamar anaknya.“Iya Mi, Naina sudah bangun kok,” jawabnya di dalam sana sembari berteriak.“Kalau begitu nanti kamu bangunkan adik-adik kamu ya Sayang, kata Arini.“Iya Mi,” kata Naina.Setelah mengatakan itu Arini langsung saja berjalan menuruni tangga. Menyiapkan makanan menghidangkannya diatas meja. Semua anak-anaknya mulai turun dari tangga menghampirinya untuk sarapan bersama.Tak TakTakSuara langkah kaki terdengar begitu nyaring, membuat Arini langsung saja mendongak menatap ke arah mereka semua Anak-anaknya perlahan mendekat kearah Arini. Menarik kursi lalu duduk di kursi mereka masing-masing.“Mi, Umi mau kemana tumben hari ini sudah sangat rapi?” tanya Naina.Semua anak-anak Arini menatap ke arah Uminya.Mereka melihat dan memperhatikan penampilan Uminya dari
Pikiran Arini semakin tak karuan saat melihat suaminya bersama wanita lain.Terlebih selama ini Arini tidak pernah melihat suaminya dekat dengan siapapun kecuali ibunya dan juga istrinya. Tapi sekarang, dia dekat dengan orang lain.“Siapa perempuan itu?” tanya Arini kepada dirinya sendiri.Dari kejauhan Arini memperhatikan interaksi mereka yang terlihat biasa saja. Namun, Arini menangkap sesuatu yang berbeda di antara mereka berdua. Tidak mungkin wanita itu adalah Adiknya karena selama menikah dengan Aslam, setahu Arini dia tidak mempunyai adik ataupun kakak karena dia adalah anak tunggal.Sedangkan di posisi Aslam saat ini dia tersenyum lembut kepada Azura. Entah kenapa hati Aslam merasakan sangat nyaman dan tenang saat melihat senyum Azura. Meskipun bersama Arini pun sama hanya saja bersama Azura, Aslam mendapatkan sesuatu yang berbeda tapi Aslam juga tidak tahu itu apa.“Mas, Mari masuk aku sudah menyiapkan makanan kesukaan Mas,” ajak Azura kepada suaminya dengan tutur kata yang lem
Di pagi harinya Aslam sudah siap dengan kemeja lengan panjang dan juga celana panjang hitam,tidak lupa dengan topi yang senada dengan dengan baju dan celannya. Dia keluar dari kamar sembari menyeret koper besar miliknya.Berjalan menuruni tangga untuk menghampiri anak dan istrinya."Umi," panggil Aslam kepada Arini yang saat ini sedang menyiapkan keperluan Aslam.Arini yang mendengar panggilan dari suaminya mengangkat wajahnya menatap ke arahnya yang saat ini sedang berjalan.Dia melemparkan senyum kepada suaminya sebelum menjawab ucapan Suaminya. Meskipun dalam hatinya dia penasaran dengan koper besar yang di bawa Aslam, tapi Arini tetap diam dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa."Iya Abi," jawabnya dengan lemah lembut.Arini berjalan menghampiri Aslam yang saat ini sudah berada di ruang keluarga. Dia mengambil koper besar dari tangan Aslam menariknya menyimpan di ujung sofa bersama dengan yang lainnya yang slalu dia dia siapkan untuk Aslam. Aslam tersenyum kecut saat melihat Ar
"Assalamualaikum," ucap Aslam saat membuka pintu masuk.Berjalan menghampiri istrinya yang saat ini sedang duduk di kursi ruang tamu. Menundukan pandangannya sembari membaca buku-buku islam yang dia belikan kepada istrinya.Tampaknya Arini sedang fokus membaca buku, namun saat mendengar suara Aslam Arini langsung saja mengangkat pandangannya."Waalaikumsalam," jawab Arini Istri seorang Aslam.Mendengar suara suaminya datang Arini langsung saja bangkit dari duduknya berjalan menghampiri Aslam yang sedang berjalan ke arahnya.Dengan langkah yang anggun dan juga santai Arini menyambut kedatangan suaminya dengan penuh suka cita dan kasih sayang."Kenapa, Baru pulang Bi?" tanya Arini sembari mencium tangan Aslam dengan takdim.Aslam tersenyum saat Arinia bertanya seperti itu, dia sudah tahu Istrinya akan bertanya seperti itu karena bagaimanapun Aslam telat setengah jam saat pulang dari waktu yang ditentukan."Maaf Mi tadi, di jalan macet jadi lama.”Aslam mengusap tengkuknya dengan pelan semb