Share

Akad Nikah

"Tidak... tak ada jalan bagiku mengizinkan dan merestuimu menikah dengan Pak Roy".

"Apa Bapak akan membiarkan anak Bapak selalu dalam intaian rayuan syetan yang sangat berbahaya. Jika Bapak tak merestui dan mengizinkan, itu tidak menjamin diriku dan Pak Roy untuk menghindari perbuatan zina, Pak." Aku berusaha memengaruhi pemikirannya dengan logika yang kusampaikan. Ayah kembali terdiam dengan wajah menunduk. 

"Jika Bapak tak mengizinkan diriku menikah dengan Pak Roy, bisa saja Pak Roy akan menggunakan wali hakim dengan alasan yang dibuat-buat. Jika itu terjadi, sama saja Bapak membiarkan diriku untuk tetap membuka peluang berzina," jelasku mencoba memahamkan.

"Baik. Aku izinkan kamu menikah dengan Pak Roy. Tapi ingat Jes, aku sekedar mengizinkan supaya tidak ada zina antara kamu dengannya. Tapi aku akan mewakilkan perwalianku kepada pamanmu. Aku tidak bisa hadir di acara akadmu. Dan setelah kau menunaikan akad nikahmu, maka sejak itulah hubungan kita berakhir. Aku tak akan menganggapmu sebagai anak kandungku," tukas ayahku lalu meninggalkanku. 

Sesak rasa di dadaku. Tak kusangka akan sebesar ini sanksi yang akan Bapak berikan kepadaku. Meskipun dia menyetujui  dan merestui dengan rasa yang berat keinginanku dan Pak Roy, tetapi ucapan Bapak seperti belati yang menikam ulu hati. Sakit teriris, dan berdarah darah. 

Seketika air mataku melompat. Aku sudah tak dianggapnya sebagai anak kandungnya lagi. Bagiku ini adalah musibah yang sangat besar. Tetapi masih kalah besar dari musibah yang dialami Mas Fairuz oleh pengkhianatan cintanya yang dilakukan oleh ayah dan tunangannya sendiri.

***

Waktu yang ditentukan sudah tiba. Hari H akadku dengan perwalian yang diwakili pamanku telah tiba. Sebelum menghadiri Akad nikah yang digelar secara sirri, aku dan Pak Roy menjenguk Mas Fairuz calon anak tiriku. 

Aku dan Pak Roy bergantian menciumi pipi pria termalang di Dunia ini. Mungkin inilah terakhir kali sentuhan dan ciumanku sebagai sentuhan dan ciuman tunangan, sebentar lagi Mas Fairuz akan menjadi anak tiriku. Aku akan menjadi ibu tirinya. Ibu tiri paling kejam di dunia. Bukan karena sabetan rotan di tubuhnya atau sayatan silet seperti yang umumnya dilakukan ibu tiri ibu tiri kejam  lainnya di dunia. Tapi yang kulakukan justru lebih menyiksa dan menyakiti hati, batin  dan jiwanya. Aku layak menyabet rekor dunia sebagai pengkhianat cinta terkejam di dunia.

"Maafkan calon ibu tirimu, Mas Fairuz. Semoga kau segera sembuh dan mendapat penggantiku, mendapat wanita sholehah, cantik lahir dan batinnya, setia dunia dan akhirat. Tidak seperti diriku," gumamku lirih sembari menghujani wajahnya dengan ciuman dalam isak tangis. 

Pak Roy juga melakukan hal yang sama dengan menciuminya pipi anaknya dalam rembesan air mata kesedihan. Tapi kesedihan itu harus tetap dikalahkan oleh ego kami yang membuahkan salah satu pengkhianatan terbesar dalam sejarah percintaan insan Indonesia. 

Fix, kami menjadi pasangan tersadis di dunia. Kami mengamanahkan kepada perawat untuk menjaga Mas Fairuz.

Mas Fairuz, Nasibmu sungguh malang. Ya ilahi astaghfirullah wa atubu ilaika' suara nuraniku menggumam. Nuraniku menyesal dengan kelakuanku. Ia juga menyesal pada dirinya karena tak bisa mencegah hasrat syahwatku. 'edan kau Jes. Wanita gila' ia memakiku menciptakan cipratan air mataku melompat berkali - kali.

"Mari kita ke acara akad kita sekarang," ajak Pak Roy sambil memelukku. Sesaat kami menoleh kepada Mas Fairuz. Semoga Allah menghadiahimu firdaus sebagai kompensasi atas penderitaan yang kau alami. Segera sembuh, anakku!

****

POV Author.

Sesaat setelah kepergian Jesi dan Pak Roy, tubuh Fairuz bereaksi. Bukan reaksi positif. Karena reaksi berupa kejang kejang dengan nafas yang naik turun dalam tempo cepat.

Sudut matanya kembali berair dan menetes. Kali ini lebih deras dari yang sebelumnya saat Jesi dan Pak Roy saling mengungkapkan keinginannya untuk mengikat akad. 

Seorang perawat langsung memeriksa keadaannya dengan beberapa peralatan medis. Denyut nadi, suhu tubuh dan tekanan darah diperiksa dengan intensif. Beberapa menit kemudian. Tubuh Fairuz kembali normal. Tetapi ucapan ucapan dzikir terlantun dari mulutnya. 

'Ibu...bawa aku pergi ke istanamu,' ucap Fairuz dengan suara sangat lirih namun terdengar cukup jelas oleh beberapa perawat dan dokter yang sedang memeriksa keadaannya. 

***

POV Jesi

Hanya ada penghulu, paman, saksi dan beberapa orang yang menyaksikan prosesi akad nikahku dengan Pak Roy.

Bapak benar-benar memenuhi ucapannya. Ia tak mau hadir di acara akad nikahku dengan Pak Roy.

Akhirnya prosesi ijab kabul berlangsung.

"Saya nikahkan ananda Roy bin Ihsan Maulana dengan Jesi Kumalasari Binti Hasan dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan logam mulia berupa emas 25 gram dibayar tunai." pamanku yang mewakili bapakku mengucapkan ijabnya. 

"Saya terima nikahnya Jesi Binti Hasan dengan mas kawin yang disebutkan.

Fix, sah dan resmi, mertuaku menjadi suamiku.

Next?

Like and subscribe

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status