Share

Bab 5

Author: Indi Giadi
last update Last Updated: 2025-07-26 02:22:04

Nadhira membuka matanya perlahan, rasa lelah membuat dirinya cepat sekali tertidur. Nadhira segera duduk dan meregangkan badannya, ia melihat sekeliling dan terlonjak kaget ketika menyadari dirinya ada di atas kasur.

Nadhira mencoba mengingat yang terjadi namun tetap tidak ingat. Bukankah dirinya tadi tidur di karpet bawah kasur karena Reyhan telah menguasai kasur? Reyhan, kemana pria itu? Apa jangan-jangan pria itu telah berbuat tak senonoh padanya lalu meninggalkannya begitu saja? pikiran negatif sudah memenuhi otak Nadhira.

Nadhira segera memperhatikan seluruh tubuhnya, namun tidak ada yang mencurigakan. Dirinya tetap mengenakan pakaian dengan utuh, tidak ada tanda-tanda sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Nadhira beranjak dari kasur dan mencoba mencari keberadaan Reyhan, pria yang sudah menjadi suaminya itu dan ternyata sedang menikmati secangkir kopi di balkon kamar mereka.

"Apa yang sudah lo lakuin ke gue?" tanya Nadhira tanpa basa-basi setelah menemukan Reyhan.

"Apa sih? bangun tidur sudah berisik," jawab Reyhan cuek.

"Kenapa gue bisa pindah tempat ke atas kasur?" tanya Nadhira lagi, tidak puas dengan jawaban Reyhan.

"Yaelah, mestinya lo berterima kasih karena gue pindahin lo ke atas kasur. Bukan malah ngomel," jawab Reyhan santai. Reyhan memang sengaja memindahkan Nadhira karena tidak tega melihat Nadhira tidur di lantai hanya beralaskan karpet hotel.

"Jadi lo yang pindahin gue?" Tanya Nadhira kaget dan panik.

"Iyalah, siapa lagi?" Ucap Reyhan.

"Jadi, lo gendong gue dan pegang-pegang gue dong?" Ucap Nadhira semakin panik.

"Yaiyalah, lo pikir gue bisa sulap yang bisa pindahin lo tanpa dipegang?" Jawab Reyhan asal dan mulai kesal dengan pertanyaan aneh Nadhira.

"Reyhan, lo kan sudah janji ke ayah ga bakal nyentuh gue!" Teriak Nadhira kesal. Ia tidak pernah di gendong lelaki sebelumnya selain ayahnya.

"Udah deh lo jangan lebay! Cuma gue gendong doang ini, belom gue cium," jawab Reyhan kesal. Ternyata niat baiknya memindahkan Nadhira ke tempat tidur dianggap salah oleh Nadhira.

Nadhira hanya diam di tempat. Reyhan memang benar, hanya menggendong bukan mencium. Lagipula Reyhan sudah menjadi suaminya, sah saja jika lelaki itu menyentuhnya.

"Lo tenang aja, gue ga bakal ngapa-ngapain lo karena lo bukan selera gue!" Ucap Reyhan ketus lalu meninggalkan Nadhira sendirian di balkon kamar.

*****

krucukk krucukkl krucukkk

Perut Nadhira berbunyi nyaring. Nadhira melihat jam di dinding rupanya sudah jam 7 malam, pantas saja dirinya sudah lapar. Nadhira bingung kemana hendak mencari makan. Pria dingin itu sudah hilang sejak percakapan dengannya sore tadi dan belum juga kembali.

Nadhira menghembuskan nafasnya kasar, sebenarnya ia bosan dari tadi diam di kamar ini. Biasanya ia banyak aktivitas jika di rumahnya. Memasak, membuat kue, atau sekedar bercengkrama dengan ayah, ibu, dan kedua adiknya. Saat ini ia hanya sendiri, hanya tidur dari siang hingga malam hari.

Tingg..

Suara notifikasi tanda pesan masuk di ponsel Nadhira berbunyi. Nadhira segera meraih benda pipih itu dan membuka pesan yang masuk.

Arya: Nadh, lagi di mana? Sudah makan belum?

Nadhira langsung menyunggingkan senyumnya ketika membaca pesan dari Arya, sahabatnya dari kecil. Arya memang selalu tahu yang di rasakan Nadhira, seperti punya ikatan batin dengannya. Seperti saat ini yang menanyakan makan di saat Nadhira sedang lapar.

Nadhira: Belum Ya, masih belum lapar. kamu kenapa tadi tidak datang di acara pernikahanku?

Nadhira terpaksa setengah berbohong kepada Arya. Ia tidak ingin Reyhan terlihat seperti suami yang tidak bertanggung jawab kepada istrinya. Sebenarnya Nadhira kecewa Arya tidak datang di acara pernikahannya karena hanya Arya teman Nadhira yang diundang oleh Nadhira.

Arya: Apa kamu bahagia menikah dengan Reyhan?

Nadhira tertegun menjawab balasan pesan dari Arya. Bahagia? Nadhira sendiri pun tidak tahu jawabannya. Saat ini saja Reyhan membiarkannya kelaparan sendiri di kamar. Tapi di sisi lain, Nadhira bahagia karena ayahnya saat ini sudah kembali sehat.

Nadhira: Aku bahagia.

Nadhira hanya bisa menjawab singkat. Jawabannya tadi termasuk sebuah harapan untuk dirinya ke depan. Ya, dia harus bahagia.

Tok tok tok...

Nadhira terlonjak kaget ketika tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang. Apakah Reyhan sudah kembali? Tapi jika Reyhan, harusnya tidak perlu mengetuk pintu. Ataukah Arya yang tiba-tiba datang ke kamar hotelnya?

Nadhira melangkah perlahan ke arah pintu kamarnya, kemudian membuka pintu. Ternyata petugas hotel yang datang menemuinya.

"Permisi, ada kiriman makanan untuk kamar ini," ucap pegawai itu sopan.

"Maaf dari siapa ya mas? Saya tidak memesan makanan," tanya Nadhira bingung.

"Tadi ada ojek yang mengantarkan ke resepsionis bu, katanya pesanan bapak Reyhan," jawab pegawai hotel.

"Oh, baik. Terimakasih," jawab Nadhira sambil menerima makanan itu lalu pegawai itu pergi.

Nadhira membawa makanan itu masuk. Ia membuka makanan yang katanya kiriman dari Reyhan itu. Ternyata Reyhan tidak seburuk yang dia kira. Reyhan masih bertanggungjawab terhadap dirinya.

"Makanlah, biar ga kelaparan. Gue ga balik ke hotel malam ini. Besok gue jemput untuk pulang ke rumah gue jam 8 pagi."

Nadhira membaca pesan yang diselipkan Reyhan di kardus makanan itu. Ia sedikit lega karena tidak tidur satu kamar dengan pria itu, tapi ia juga gelisah mengingat besok ia harus pulang ke rumah Reyhan. menghadapi keluarga Reyhan yang tidak suka padanya.

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi Sang Pewaris Tahta   Bab 12

    Reyhan sampai rumah lebih awal, ia kepikiran untuk mencari rumah yang akan ditinggalinya dengan Nadhira, siang ini ia berniat mengajak Nadhira keluar untuk memilih rumah yang diinginkan. "Reyhan tumben kok jam segini sudah pulang? Pasti kamu masih sakit ya?" tanya Melani heboh ketika melihat Reyhan yang sudah di rumah sebelum jam 3 sore. "Engga kok ma, Reyhan ada janjian rapat dengan klien sore ini di kafe dan Reyhan mau mengajak Nadhira," jawab Reyhan yang lagi-lagi berbohong. Ia masih belum siap berkata jujur kepada mamanya itu tentang rencananya pindah rumah. "Kenapa harus mengajak Nadhira? Biasanya juga sendiri," protes Melani. "Karena klien juga membawa keluarganya," jawab Reyhan santai. "Tapi benar kan kamu sudah baikan?" tanya Melani lagi, memastikan anaknya itu benar-benar dalam kondisi baik. "Ya ma, mama ga perlu khawatir!" jawab Reyhan lalu segera menuju kamarnya. Reyhan membuka pintu kamar, kamar dalam kondisi gelap dan sepi. Kemana Nadhira? Reyhan dengan sega

  • Dinikahi Sang Pewaris Tahta   Bab 11

    Reyhan duduk di meja kerjanya, rapat dengan dewan direksi baru saja usai. Sebenarnya ia masih sedikit pusing, namun rapat ini penting untuk dirinya sehingga ia memaksakan diri untuk berangkat ke kantor. Tiba-tiba ponsel Reyhan berbunyi, Reyhan melirik ke layar ponsel, ternyata mamanya yang menelpon. "Reyhan, kamu sakit apa nak?" Tanya Melani sesaat setelah Reyhan mengangkat teleponnya. "Reyhan ga sakit kok ma!" jawab Reyhan sedikit berbohong. "Nadhira bilang semalam kamu muntah-muntah, apa sekarang sudah sembuh?" Tanya Melani lagi masih panik. "Oh, cuma muntah sedikit saja ma, sekarang sudah baikan," jawab Reyhan santai, ternyata Nadhira yang mengadukan kepada mamanya. "Pasti karena semalam kita makan masakan Nadhira itu, pantas saja mama juga merasa sedikit mual. Pasti Nadhira tidak bersih masaknya. Gitu kok dibilang enak!" omel Melani malah menyalahkan Nadhira. "Bukan ma, semalam Reyhan beli nasi goreng super pedas, jadinya perut Reyhan terasa panas, akhirnya muntah-mu

  • Dinikahi Sang Pewaris Tahta   Bab 10

    Nadhira memandangi tubuh Reyhan yang tidur lelap, entah berapa botol yang diminum pria itu hingga tak sadarkan diri. Nadhira jadi tidak bisa tidur, namun ia hanya mondar-mandir tidak tahu apa yang hendak dilakukan hingga akhirnya ia tertidur di atas ranjang bersama Reyhan. Hueekk hueekk Nadhira terbangun setelah mendengar suara orang muntah-muntah. Ia baru sadar bahwa dirinya tertidur di atas ranjang bersama Reyhan, Nadhira mengucek matanya dan melihat jam dinding yang ternyata masih jam 3 pagi."Ngapain lo tidur di sini? hueekk huekkk!" omel Reyhan sambil muntah-muntah."Ih jorok banget sih lo! muntah di kamar mandi kek!" protes Nadhira yang baru sadar bahwa Reyhan yang muntah-muntah."Gue mual banget!" jawab Reyhan.Nadhira akhirnya turun kasur untuk mengambilkan minum Reyhan. Reyhan langsung menerima air dari Nadhira dan meminumnya."Minggir sana, gue mau beresin nih sprei!" Perintah Nadhira ketika melihat sprei yang penuh muntahan Reyhan."Ga perlu, nanti biar bi Surti yang memb

  • Dinikahi Sang Pewaris Tahta   Bab 9

    "Gue mau bikin perjanjian sama lo!" ucap Reyhan yang membuat Nadhira bingung."Perjanjian apa?" Tanya Nadhira."Peraturan dalam rumah tangga kita!" Jawab Reyhan tegas.Peraturan rumah tangga? Sebenarnya Nadhira ingin tertawa mendengar perkataan Reyhan. Apakah hubungannya dengan Reyhan ini masih bisa disebut dengan rumah tangga?"Peraturan apa itu?" Tanya Nadhira lagi."Tunggu sebentar!" ucap Reyhan lalu berjalan menuju meja di samping tempat tidurnya. Ia membuka laci meja dan mengambil dua lembar kertas beserta dua pulpen di sana. "Sekarang tulis aturan apa saja yang lo inginkan dalam pernikahan kontrak kita ini! Gue juga nulis di kertas ini!" ucap Reyhan menjelaskan kepada Nadhira.Nadhira menerima kertas tersebut, ia berpikir sejenak apa yang akan ia tulis di kertas itu. Nadhira melirik ke arah Reyhan, rupanya pria itu sudah sibuk menulis, kertasnya sudah hampir penuh. Nadhira segera menulis di kertas miliknya sebelum Reyhan protes karena kertasnya kosong."Gue sudah selesai!" ucap

  • Dinikahi Sang Pewaris Tahta   Bab 8

    Reyhan mengguyur tubuhnya, berharap dinginnya air bisa menghilangkan rasa lelah yang dirasakannya. Setelah selesai mandi, ia keluar dari kamar mandi dan menemukan secangkir kopi sudah tersaji di atas meja. Reyhan menyunggingkan senyum tipisnya, pasti Nadhira yang meletakkan kopi di sana. Namun sosok wanita itu tidak ada di kamar, kemanakah perempuan itu? Reyhan menyeruput kopinya, ternyata rasanya lezat. Berbeda dengan kopi yang biasa dibuatkan oleh pembantunya. Reyhan kemudian berjalan keluar kamar, mencari keberadaan istrinya itu. Reyhan tertegun ketika menemukan Nadhira, ternyata Nadhira berada di dapur, memasak bersama para pembantunya. "Kamu lihat kan Reyhan tingkah istrimu itu?" Tanya Melani mengagetkan Reyhan yang sedang memperhatikan Nadhira dari jauh. "Ada apa ma?" Jawab Reyhan santai. "Dia itu lebih senang bergaul dengan pembantu daripada dengan mama atau Regina," Keluh Melani. "Oh ya? mungkin karena Nadhira masih baru di rumah ini. mungkin masih canggung ma," jawa

  • Dinikahi Sang Pewaris Tahta   Bab 7

    Nadhira meregangkan tubuhnya, ia tak menyangka jika menyiram tanaman saja rasanya sangat melelahkan. Apalagi taman di rumah Reyhan cukup luas. "Sudah non, biar saya saja yang membereskan," ucap Bi Imah ketika melihat Nadhira akan membereskan peralatan taman. "Eh ga papa Bi, biar saya bantu," ucap Nadhira tersenyum ramah. "Tuan Reyhan beruntung sekali punya istri yang cantik dan ramah seperti non Nadhira," puji Bi Imah. "Aduh bibi, bisa aja!" jawab Nadhira malu-malu. "Sudah, non Nadhira masuk saja. Ini sudah siang, nanti saya akan kirimkan makan siang ke kamar tuan Reyhan," ucap Bi Imah. "Lho, apa ini sudah waktunya makan siang bi?" tanya Nadhira heran. "Belum non, maksudnya saya dan yang lain mau masak dulu, nanti kalau sudah siap saya antar ke kamar," jawab Bi Imah sambil tersenyum. "Bolehkah aku bantu masak bi?" Tanya Nadhira antusias mendengar ucapan Bi Imah. "Eh jangan non, ini sudah tugas kami sebagai ART di rumah ini. Non Nadhira tidak perlu repot-repot," tola

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status