Begitu selesai menjamu tamu, Shen Qi kembali ke kamar pengantin untuk bertemu dengan istrinya. Saat dia membuka pintu, Xue Ningyan masih duduk anggun di tepi ranjang dengan wajah tertutup kerudung merah.
Shen Qi menutup pintu, berdiri tepat di depan Xue Ningyan, dan tangannya bergerak membuka kerudung itu. Ningyan menutup mata, aroma kuat dari arak memenuhi hidungnya hingga membuat muak. Shen Qi sudah ada di depannya. “Xue Ningyan …, bukalah matamu. Lihatlah wajah suamimu dengan baik.” Suara yang terdengar menusuk telinga itu membuat Ningyan langsung membuka mata. Napasnya tertahan, dia hanya melihat wajah datar Shen Qi saja di depannya. “T-tuan Muda …,” Ningyan tergeragap, dia tahu cepat atau lambat tubuhnya akan menjadi milik Shen Qi. Pria arogan yang terkenal tak berhati ini tidak akan melepaskan Ningyan begitu dia sudah disentuh dan menjadi miliknya. Pangeran Pertama bahkan menunjuknya sebagai Kepala Biro Informasi yang didirikan sendiri olehnya dua tahun yang lalu. Shen Qi adalah pria yang memenuhi kualifikasi untuk menerima pekerjaan berat itu. Sekarang, pria ini menjadi suami sah Ningyan. Orang yang ditakuti di seluruh Ibukota ini adalah suami Xue Ningyan. “Aku hanya akan mengucapkannya satu kali, jadi kau dengarkan baik-baik.” Shen Qi berkata pelan. Ningyan menelan ludah. Sedekat ini, aura yang dikeluarkan Shen Qi sungguh membuatnya gelisah dan tidak bisa tenang. “Kau hanya perlu patuh padaku dan duduk diam di rumah. Tidak perlu ikut campur urusan kediaman, tidak perlu melibatkan diri dengan persaingan apa pun dengan istri kakak-kakakku. Yang terpenting, jangan membuat masalah, jangan membuatku kerepotan.” Shen Qi berkata panjang dengan nada datar. Ningyan menggeser duduknya sedikit untuk menghindari wajah Shen Qi. “Apakah Tuan Muda begitu tidak menyukai saya?” Shen Qi melontarkan tatapan tajam ke arahnya, tersenyum tipis, “Suka? Bagaimana mungkin aku bisa langsung menyukai wanita yang bahkan tidak kukenal sama sekali.” “Kalau begitu, kenapa Tuan Muda bersedia menikah denganku padahal tidak mau menerimaku?” Demi mendengar itu, Shen Qi terdiam kaku. Memang benar bahwa dia tidak mau menerimanya meski sudah menikah. “Kau tidak berhak mengetahuinya.” Ningyan menundukkan kepala, “Apakah Anda bisa menceraikan saya jika tujuan Anda sudah tercapai?” “Apa?” Shen Qi menatap tak percaya. “Kenapa kau beranggapan kalau aku menikahimu karena suatu tujuan?” “Ayah saya menikahkan saya dengan Tuan Muda karena memiliki tujuan yang harus dicapai. Tuan Muda Keempat memiliki hidup yang baik dan disegani orang-orang serta sudah mapan dan berasal dari keluarga terhormat, tidak mungkin mau menikah dengan saya kalau tidak punya tujuan lain.” Shen Qi mengepalkan tangan, terdiam cukup lama. Lantas tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia menatap Ningyan dengan sorot merendahkan. “Ningyan …, jadi kau menyamakanku dengan ayahmu yang bodoh itu?” Shen Qi melotot tajam. “Aku sungguh tidak salah menilaimu. Kau jauh lebih kuat dari pada yang aku bayangkan. Kau juga cerdas dan punya karakteristik yang tenang.” “Memang aku menikahimu karena suatu tujuan. Tapi itu bukan sesuatu yang harus kau ketahui. Malah lebih baik jika kau tidak perlu tahu. Karena itulah aku ingin agar kau tidak ikut campur dan jangan menganggap dirimu sudah menjadi bagian dari Keluarga Shen.” Shen Qi berdiri dari ranjang, melepas jubah pernikahannya, lalu mengambil posisi tidur di samping Ningyan. Ningyan meremas seprai dengan kuat, “Tuan …, Muda? Anda mau tidur dengan saya?” Shen Qi berdecak. “Aku tidak akan menyentuhmu, dasar bodoh. Tidur saja yang tenang.” Ningyan menelan ludah, dia tidak bisa tidur dengan tenang seperti yang Shen Qi katakan. Dia bahkan tidak punya keberanian untuk turun dari ranjang dan melepas jubah pernikahannya dan perhiasan yang memberatkan kepalanya. *** Kediaman Menteri Keuangan tidak sederhana. Ada banyak wanita berkuasa dari keluarga lain yang menikah ke keluarga ini. Dan seluruh urusan rumah tangga diurus langsung oleh Nyonya Besar Shen. Tuan Muda Pertama, Shen Yi menikahi putri tunggal dari Kementerian Hukum, Zhu Mingyue. Tuan Muda Kedua, Shen Liang menikah putri ketiga dari Kementerian Administrasi, Song Xiuying. Tuan Muda Ketiga, Shen Sicheng menikah dengan pengusaha kaya dari Yangzhou, Yu Xinyi. Tuan Muda Kelima, Shen Jinyang belum menikah namun sudah ditunangkan dengan keponakan Kaisar, Putri Yinyue. Lalu putri satu-satunya dari Keluarga Shen bernama Shen Lanhua. Usianya baru 15 tahun. Selain wanita-wanita berkuasa yang disebutkan sebelumnya, masih ada Selir Pertama dan Selir Kedua. Tuan Muda Ke-empat adalah putra angkat Selir Pertama. Sedangkan Tuan Muda Ke-tiga dan Nona Ke-enam adalah putri dari Selir Kedua. Dari silsilah yang rumit ini, semua orang yang berada di kediaman ini sama rumitnya. Semua putra sah dari Nyonya Besar dan Tuan Besar, Tuan Pertama, Kedua dan Kelima memiliki jabatan penting di Kementerian Keuangan. Wanita-wanita yang menjadi istri mereka sama mengerikannya dalam hal kekuasaan. Kediaman ini serupa tembok kokoh yang tidak memiliki pintu keluar bagi orang-orang yang tidak punya kekuasaan. Dan Ningyan terjebak di dalamnya. Tanpa tahu harus mengandalkan dukungan dari siapa untuk bertahan hidup di dalam penjara terburuk ini. Kelak sepanjang hari, selain kekejaman Tuan Muda Ke-empat, dia tidak bisa lolos dari rundungan wanita-wanita berkuasa itu. *** Di kediaman Tuan Muda Pertama Shen Yi, Nyonya Muda Pertama yang baru kembali ke kediaman setelah memuja leluhur di luar kota sudah mendapatkan kabar dari pelayannya tentang pernikahan Tuan Ke-empat yang mendadak. Seorang pelayannya bernama Mu Bai, yang melaporkan kabar itu padanya sambil bertekuk lutut. "Nona Pertama Xue menikah dengan Tuan Muda Ke-empat setelah dijodohkan oleh ayahnya seminggu yang lalu.” Zhu Mingyue tersenyum tipis sambil menyeruput tehnya. "Apakah serangga ini harus disingkirkan?" "Nyonya, dia hanya putri pertama Menteri Pekerjaan Umum yang katanya diabaikan oleh ayahnya sendiri. Posisinya sangat rendah, Tuan Besar juga tidak akan peduli padanya, dia tidak akan memengaruhi kekuasaanmu. Sebaiknya jangan merendahkan diri dengan mencari masalah dengan kutu itu." Mu Bai memberikan saran. "Ayahnya pernah berurusan dengan ayahku. Jika aku diam saja, bukankah sedikit tidak adil? Mu Bai …, justru keberadaannya ini harus segera disingkirkan. Meskipun hanya hama, tapi dia bisa merusak tanaman seluas ribuan hektar." Zhu Mingyue berdiri di depan jendela, memikirkan sesuatu. "Apakah aku harus melakukan sesuatu untuk mempersulitnya?" Mu Bai bertanya. Zhu Mingyue menyeringai, “Haruskah …?”"Kudengar Shen Jinyang akan segera menikah dengan Putri Yinyue. Benarkah?" tanya Zhu Mingyue. Putri Yinyue adalah keponakan Kaisar, dia dijodohkan dengan Tuan Kelima atas berkat yang langsung diturunkan oleh Baginda Kaisar sendiri. Raja Yongheng terlihat senang dengan berkat itu dan antusias menanti pernikahan putrinya. "Benar, Nyonya Muda. Pertunangan mereka sudah diadakan di kediaman ini dua minggu yang lalu. Raja Yongheng sedang menyiapkan pesta pernikahan besar di kediamannya. Mungkin acaranya diadakan dua bulan lagi.”"Apakah Baginda Kaisar ikut campur?" "Hanya ada campur tangan Yang Mulia Permaisuri saja, Nyonya Muda. Yang Mulia Permaisuri dipercayakan Baginda Kaisar untuk mengurus pernikahan itu selama dirinya sibuk dengan perubahan di antara para pejabatnya."Zhu Mingyue menghela napas, "Kalau begitu, tak perlu dipikirkan. Mari kita urus kutu ini dulu." Zhu Mingyue berbalik menatap Mu Bai yang sudah berdiri lagi. "Kau kirim salah satu pelayan kita untuk memata-matainya. Di
Biro Informasi. Shen Qi duduk di meja kerjanya, dia terlihat letih, tangan kanannya memijat pelipis dengan tenang. Zhong Li membuka pintu, langsung mengambil posisi duduk di depannya dan meraih sebuah dokumen. Shen Qi menatapnya, “Bagaimana?” Gerakan tangan Zhong Li terhenti, dia bingung sesaat tentang ‘bagaimana’ apa yang dimaksud Shen Qi saat ini? Lalu, ketika mengingat tugasnya sendiri, Zhong Li langsung menjawab, “Belum ada perkembangan tentang orang-orang dari aliansi gelap yang memburu Anda empat hari yang lalu, Tuan Muda.”Shen Qi terdiam, “Belum ada ya ….” Empat hari lalu, saat pertama kali dia menerima surat dari Xue Ningyan yang memintanya untuk bertemu di Restoran Taiji itu, adalah hari di mana dia mengalami masalah besar dalam pekerjaannya. Entah berasal dari mana, sekelompok orang berbaju hitam yang diduga berasal dari aliansi gelap tiba-tiba saja menyerangnya yang dalam perjalanan pulang dari ekspedisi pencari informasi di wilayah barat Ibukota. Pada awalnya, har
Kediaman Tuan Muda Pertama. “Nyonya. Li Li datang untuk menghadap.” Zhu Mingyue memalingkan tatapannya dari buku yang sedang dia baca. Menatap wajah Li Li yang menyedihkan itu. Dia tersenyum tipis, “Bagaimana? Apakah kau nyaman bekerja dengan Nyonya Muda Keempat?” Li Li menunduk, “Majikan yang dipilih Nyonya Muda untuk saya sudah pasti adalah bentuk kebaikan Nyonya Muda pada saya. Mana mungkin saya berani berkata tidak nyaman.” Zhu Mingyue terkekeh, tangan lentiknya menutupi mulutnya dengan anggun. “Jadi, menurutmu, lebih nyaman bekerja denganku atau dengan Nyonya Muda Keempat?” “Saya tidak berani memilih. Nyonya Muda yang sudah memberikan kehidupan baru kepada saya, sedangkan Nyonya Muda Keempat adalah majikan baru pilihan Nyonya Muda. Saya nyaman bekerja dengan siapa pun selama Nyonya Muda yang memilihnya.” Li Li menjawab dengan mantap. “Informasi apa yang kamu dapatkan hari ini?” tanya Zhu Mingyue. “Nyonya Muda Keempat lebih menyukai kesendirian, dan suka melakukan pekerjaan
Ningyan menghela napas pelan, menatap Shen Qi yang tidur tenang di ranjang tidur. Dalam situasi tertentu seperti sekarang, Ningyan terkadang berpikir apakah Shen Qi benar-benar suami sahnya? “Tidak masalah jika aku tidur di sampingnya, kan? Aku kan istrinya.” Ningyan bergumam pelan, menghela napas berat. Tidak ada tempat tidur lain di Kediaman Tuan Muda Keempat, dan tidak mungkin dia meminjam kamar dari para pelayan untuk semalam. Bisa-bisa muncul rumor tak mengenakkan tentang rumah tangganya yang baru dimulai ini. Bahkan kain-kain merah masih menjuntai hingga ke lantai kamar dan belum dilepaskan sejak hari pernikahan mereka. Ningyan menghela napas lagi, “Memang tidak ada cara lain.” Pelan-pelan dia merebahkan tubuhnya di samping Shen Qi tertidur. Sebisa mungkin tidak menciptakan sedikit pun guncangan yang bisa membuat tidur pria itu terganggu. Ningyan memejamkan mata, merasakan jantungnya yang berdegup dengan irama yang jelas seolah getarannya sangat terasa. ‘Aku mengantuk, ta
“Apa yang Xue Ningyan lakukan seharian ini?” Zhong Li memperbaiki posisi berdirinya. “Hari ini sama seperti kemarin, Tuan Muda. Nyonya Muda tidak banyak pergi keluar dari kediaman.” “Benarkah?” Shen Qi menatapnya seolah tidak percaya. “Bukankah Anda sendiri yang melarangnya?” Zhong Li bertanya memastikan. “Ah …, benar juga. Kau lanjutkan.” “Baik, Tuan Muda.” Zhong Li menghela napas lega, syukurlah dia tidak melakukan kesalahan. “Di pagi hari, Nyonya Muda duduk di paviliun sambil menyulam. Lalu setelah makan siang, dia beristirahat siang setelah membantu Li Li membereskan rumah. Sore ini, beliau kembali melanjutkan menyulam di paviliun.” Shen Qi tersenyum tipis, “Baiklah, tugasmu hari ini selesai, kau sudah bisa mengurus tugas resmimu sebagai wakil kepala Biro Informasi.” “Tuan Muda, menurut saya, tindakan Anda belakangan ini terlihat aneh.” “Apanya aneh?” “Anda seperti sangat peduli pada Nyonya Muda. Tapi tidak pernah menunjukkannya secara langsung.” Zhong Li menggaruk tengku
Lengang.Meski ada dua orang yang saling berhadapan di meja makan, tidak ada suara apa pun yang keluar dari mulut mereka. Shen Qi makan dengan tenang sambil sesekali memperhatikan raut wajah Ningyan yang seperti kesulitan setiap kali menelan makanan di mulutnya..Namun meski begitu, Ningyan masih bisa menjulurkan sumpit dan meletakkan lauk baru di atas mangkuk nasi Shen Qi sambil berkata untuk makan dengan lahap. Shen Qi mendengus pelan, “Kalau kau tidak menyukai hidangannya, kenapa terus memaksakan diri untuk menelannya?”“Eh?” Ningyan menghentikan aktivitas makannya, menatap Shen Qi dengan raut terkejut. “Kau tidak suka udang, kan? Kenapa masih memaksakan diri memakannya?” “Bagaimana …, bagaimana Tuan Muda mengetahui itu?” “Wajahmu terlihat seperti mau memuntahkannya setiap kali berusaha menelan.” Shen Qi meletakkan sumpitnya di atas meja, menatapnya dengan lebih baik seolah menunggu jawabannya.Ningyan tersenyum tipis, “Ah …, itu karena suami saya menyukainya, jadi saya pun ha
Sejak kedua pangeran telah memasuki usia dewasa dan memenuhi tanggung jawab dalam banyak pekerjaan resmi, Baginda Kaisar masih belum menentukan siapa yang akan menjadi penerus tahta. Ketidakpastian itu membuat kedua pangeran bersaing ketat dalam pengadilan istana dan saling memamerkan kemampuan di hadapan rakyat. Karena itu, para pejabat resmi kekaisaran terbagi menjadi dua kelompok. Masing-masing dipimpin oleh menteri tingkat tinggi yang berpengaruh. Seiring berjalannya waktu, rakyat pun mulai menentukan pilihannya. Tak sedikit pengusaha dan bangsawan dari kota-kota lain menunjukkan dukungannya pada salah satu dari kedua pangeran itu. Namun, setelah dirangkum dari laporan yang selama ini dikirim kepada Baginda Kaisar, beliau menemukan bahwa sebagian besar pejabat dan rakyat di dalam Kota Kekaisaran cenderung mendukung Pangeran Kedua, Wang Ying. Berkat keterlibatan Menteri Perang dan Kanselir di faksi Pangeran Kedua, Wang Ying mendapat posisi yang kuat jika sewaktu-waktu takhta i
“Hari ini Nyonya Muda melakukan aktivitas yang sama seperti kemarin,” Zhong Li menceletuk. Kereta kuda terus bergerak menuju Istana Kekaisaran. Sore ini, Shen Qi memiliki jadwal berkunjung ke Istana Selatan untuk memenuhi janjinya dengan Pangeran Pertama. “Lalu?” sahut Shen Qi. “Saat bangun tidur, Li Li juga menyiapkan sarapan yang sebelumnya sudah dipesankan Tuan Muda, yaitu semua hidangannya tidak terbuat dari binatang laut. Hanya saja ….” Zhong Li menghela napas pelan. “Apakah ada sesuatu yang terjadi?” tanya Shen Qi, tampak penasaran. “Aku tidak mendengar dengan jelas, sih …, tapi tampaknya Nyonya Muda akurang nyaman dengan pergerakan Li Li. Meski tidak menunjukkannya dengan jelas, dia sepertinya merasa waspada karena Li Li hadiah yang diberikan Nyonya Muda Pertama,” jelas Zhong Li. “Apakah wanita itu memang sepintar itu?” Zhong Li mengangkat bahu, “Bagaimana menurut Tuan Muda?” “Aku tidak peduli.” “Apakah kita biarkan saja Li Li berada di sisinya sebagai pelayan?” “Atau
Brak!Pintu kamar sudah kembali terbuka dengan kencang. Xue Ningyan berdiri mematung saat benar-benar melihat Pangeran Pertama di depannya. Pangeran Pertama tersenyum, “Kau merindukanku, ya? Ningyan.”Xue Ningyan buru-buru merendahkan tubuhnya dan memberi salam, “Selamat datang, Yang Mulia ….” Matanya melirik Ying Shi, orang yang selalu ada di sisi yang Mulia itu seperti bayangan, berpakaian hitam dan hanya diam. “Terima kasih …, kenapa kau menungguku? Apakah ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?” Pangeran Pertama mendekat dan membantu Xue Ningyan kembali berdiri tegak. “Apakah Anda sibuk belakangan ini?” tanya Xue Ningyan. “Ah …, aku memang selalu sibuk setiap hari. Tapi sepertinya satu minggu terakhir aku benar-benar sibuk sampai sulit mengosongkan jadwal.” “Aku punya waktu untuk kembali sebentar karena pejabat yang akan menemuiku di jam ini membatalkan janji karena sesuatu yang mendesak.”“Haha …, rasanya sedikit menyebalkan, tapi aku tidak marah karena jadi punya waktu
Sudah satu minggu sejak Xue Ningyan mulai tinggal di vila pribadi milik Pangeran Pertama. Kesehatannya sudah jauh membaik dari sebelumnya. Dia mulai makan dengan lahap dan menghabiskan waktu tanpa rasa bosan. Seperti membantu Gu Wan memasak, waktu minum teh spesial bersama Gu Wan, mengobrol tentang cara mengasuh anak, dan hal-hal menyenangkan yang sederhana lainnya. Tapi, sudah satu minggu juga dia tidak bertemu Pangeran Pertama. Tampaknya dia benar-benar menepati janjinya untuk tidak mengganggu Xue Ningyan selama tinggal di sini. Atau mungkin memang karena kesibukan saja. Sudah satu minggu juga dia tidak bisa mendapatkan informasi apa pun tentang Kediaman Shen. Terakhir kali dia mendengarnya karena tidak sengaja mendengar pembicaraan Pangeran Pertama dengan bawahannya. Tapi itu sudah lama sekali. Sementara pernikahan itu sudah dilangsungkan seminggu yang lalu dan sekarang Liu Ling adalah istri sah Shen Qi yang baru. Kalau saja waktu itu kondisinya tidak begitu buruk, dia bisa
“Ya-Yang Mulia!” Gu Wan berseru, segera menyingkir dari tempat duduk di depan Xue Ningyan. “Sejak kapan Anda berdiri di sana? Kenapa tidak bilang apa-apa ….”“Sejak tadi. Aku bahkan mendengar semuanya dengan jelas.” “Ha ……”Pangeran Pertama menatap Xue Ningyan dengan hangat, “Kalau kau memutuskan untuk mempertahankan kandunganmu, kau tidak boleh meninggalkan vila ini sampai kondisimu benar-benar pulih. Jadi mungkin kau harus tetap tinggal di sini sampai tujuh bulan, atau bahkan sampai melahirkan.” Xue Ningyan menahan napas, “Ta-tapi bagaimana mungkin ….” “Pikirkanlah apa yang terjadi padamu jika kau pulang sekarang, Xue Ningyan. Tubuhmu tidak sehat, tabib mereka tidak jujur, Shen Qi akan menikah lagi …, kau tidak bisa menghindar dari perasaan kacau dan depresi. Itu sangat tidak baik untukmu dan kandunganmu. Jadi dengarkan saja apa yang kukatakan.” “Tapi …, kalau saya ingin bertemu suami saya …, apakah boleh?” Pangeran Pertama menatap kosong ke arahnya, “Tidak boleh.”Xue Ningyan
Siang hari Vila Selatan. Xue Ningyan duduk termenung di kamarnya. Memandangi halaman yang hijau yang seolah tidak terinjak satu kaki pun selama berbulan-bulan di samping kamarnya. Sepanjang hari, dia sepenuhnya memikirkan apa yang diucapkan Pangeran Pertama terakhir kali. Dan mengenai pilihan yang harus ditentukan sebelum bertemu dengannya kembali itu ….Xue Ningyan merasa itu terlalu sulit untuknya. Bagaimana bisa memikirkan hal yang begitu berat hanya dalam satu hari saja? Dia sangat menantikan buah hati. Dan Shen Qi juga sangat menginginkan anak itu. Dan ini adalah satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan pernikahan mereka. Sekali saja Shen Qi tahu kalau dia sedang mengandung anaknya, pernikahan kedua dengan Liu Ling itu bisa saja dibatalkan, dan Baginda tidak akan memperpanjang urusan karena sudah sesuai aturan. Tapi dalam keadaan sekarang ini, posisi di mana dirinya tidak ada di dalam hati Shen Qi, dan Shen Qi yang telah mengumumkan kepada dunia bahwa Liu Ling adalah calon i
“Xue Ningyan.” Pangeran Pertama memanggil namanya. Xue Ningyan mendongak, mendapati Pangeran Pertama sudah berdiri di hadapannya entah sejak kapan. “Sa-salam untuk Yang Mulia Pangeran Pertama …, semoga kesejahteraan dan panjang umur senantiasa mengikuti Anda ….”Pangeran Pertama tertawa kecil, “Aku sudah memanggilmu lebih dari lima kali, tapi kau terlihat lebih terkejut dari pada saat pertama kali bangun semalam. Bahkan salammu sampai lengkap begitu …, lucu sekali.” Xue Ningyan memalingkan wajah karena merasa malu, “Sejak kapan Yang Mulia ada di sini?” “Sudah sangat lama sekali.” Xue Ningyan membulatkan mata “K-kalau begitu, Anda harus segera duduk. Ah …, saya juga sudah menyeduhkan teh untuk Anda, Yang Mulia …. Silakan diminum.” Xue Ningyan segera menuangkannya ke dalam cangkir. Asap lembut mengepul samar-samar. Pangeran Pertama menatap teh yang sudah tidak terlalu panas itu, “Kenapa kau tidak langsung antarkan ke kamarku saja?” “Itu karena …, saat itu Anda sedang membicarak
Kediaman Shen Qi. Ying Shi menyusup ke dalam setelah mencuri setelan seragam pelayan pria dan membawa sebuah keranjang berisi pakaian yang baru saja dicuci. Biasanya saat malam, para pelayan wanita akan meninggalkan keranjang berisi cucian itu di samping sumur. Lalu pelayan pria memindahkannya ke halaman belakang untuk kemudian dijemur esok harinya oleh pelayan wanita. Ying Shi cukup familier dengan kediaman ini dan sudah tahu secara lengkap kegiatan setiap orang yang menghuninya. Lalu pada waktu yang tepat, dia pergi ke ruang kerja Shen Qi untuk mengganti wadah tinta yang sudah habis. Setelah itu mengambil pakaian kotor di dalam kamar Shen Qi untuk ditaruh di samping sumur. “Hei kamu, mau ke mana?” Ying Shi bahkan dengan santai menyapa pelayan pria yang lain.“Mau ke belakang.” “Kalau begitu, bisakah sekalian membantuku meletakkan keranjang cucian ini samping sumur?” ia mengulurkan keranjang berisi cucian kotor yang memenuhi tangannya. “Kau mau ke mana?” “Entahlah, ada yang
Gu Wan terkekeh pelan, “Hehe …, Yang Mulia. Maaf, sepertinya saya sudah salah dengar, saya mengira Anda menyuruh saya untuk menyiapkan makanan Nona di ruang makan karena Anda ingin makan berdua dengannya …, saya minta maaf.” Pangeran Pertama memijat pelipisnya, merasa kesal dengan orang menyebalkan ini. “Pindahkan makanannya ke kamarnya sendiri. Aku sudah bilang kalau dia butuh istirahat total, kan?”Gu Wan tidak menyerah untuk membuat majikannya makan bersama kekasih yang baru dibawanya itu. “Ta-tapi beliau kan sudah berada di sini. Melelahkan sekali bagi tubuh lemahnya kalau harus kembali ke kamar sekarang, setidaknya kalau tidak mau makan bersama, Anda bisa menyuruhnya duduk sebentar untuk menemani Anda makan, kan?” Pangeran Pertama menghela napas kasar, “Kau yang harus bertanggung jawab memikirkan caranya. Jangan lupa ingatkan aku untuk menghukummu besok pagi.” “Yang Mulia ….” Gu Wan memasang wajah memelas. “Anu …, Yang Mulia,” Xue Ningyan bersuara untuk menghentikan perdebat
Lengang. Xue Ningyan mengedipkan mata beberapa kali seolah tidak percaya tentang penglihatannya sendiri. Pangeran Pertama menyeringai lebar, “Selamat malam, Xue Ningyan. Apakah kau bisa melihatku?” Suara itu terdengar lagi. Membuat Xue Ningyan tersadar bahwa ini sama sekali bukan ilusi. Sebenarnya kalau itu adalah ilusi, Xue Ningyan pun tidak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba memikirkan Pangeran Pertama sampai-sampai berhalusinasi bahwa orang itu ada di hadapannya. Tapi sekarang ini, yang terjadi benar-benar nyata. “Yang Mulia …, Pangeran Pertama?” Xue Ningyan bergumam, sekali lagi memastikan. Pangeran Pertama mengangguk, “Aku tak sengaja melihatmu pingsan di jalan, Xue Ningyan. Jadi aku membawamu ke vilaku untuk diobati. Kebetulan jaraknya tak terlalu jauh dari tempat aku menemukanmu,” jelas Pangeran. Akhirnya, Xue Ningyan mengingat apa yang sudah terjadi, ia buru-buru duduk dan menjatuhkan lututnya di lantai sambil berkata. “Sa-salam untuk Yang Mulia Pangeran Pertama. Mohon
“Dia …, dia sedang mengandung, Yang Mulia! Se-sedang hamil! Ada janin di dalam perutnya, ca-calon bayi!” Gu Wan menjatuhkan dahinya di lantai dan terus bersujud. “Saya mohon, Yang Mulia. Katakan pada saya kenapa Anda melakukan tindakan bodoh itu? Anda menghamili wanita dari keluarga mana? Bahkan tubuhnya sangat lemah untuk bisa melahirkan bayi, tapi Anda menghamilinya? Astaga, Dewa …, atau siapa pun yang ada di Langit …, berkatilah Yang Mulia kami, dan berikanlah—”“Cukup, Gu Wan. Hentikan celotehan tidak jelasmu. Bawa aku padanya.”“Ya-Yang Mulia?” “Sekarang.” Pangeran Pertama segera meninggalkan ruangan itu dan kembali ke kamar Xue Ningyan. Tatapannya sangat serius sampai dahinya terus berkerut. Xue Ningyan masih belum sadarkan diri, dan masih tidak tahu kalau dia dibawa pergi oleh Pangeran Pertama ke vilanya tanpa persetujuan. “Wajahnya pucat sekali, Yang Mulia. Wanita ini mungkin punya penyakit bawaan lahir yang tidak bisa disembuhkan. Dan kondisi itu membuatnya tidak memungki