공유

Bab 6 : Pelayan Baru

작가: Xiao Chuhe
last update 최신 업데이트: 2025-02-21 08:21:54

"Kudengar Shen Jinyang akan segera menikah dengan Putri Yinyue. Benarkah?" tanya Zhu Mingyue.

Putri Yinyue adalah keponakan Kaisar, dia dijodohkan dengan Tuan Kelima atas berkat yang langsung diturunkan oleh Baginda Kaisar sendiri. Raja Yongheng terlihat senang dengan berkat itu dan antusias menanti pernikahan putrinya.

"Benar, Nyonya Muda. Pertunangan mereka sudah diadakan di kediaman ini dua minggu yang lalu. Raja Yongheng sedang menyiapkan pesta pernikahan besar di kediamannya. Mungkin acaranya diadakan dua bulan lagi.”

"Apakah Baginda Kaisar ikut campur?"

"Hanya ada campur tangan Yang Mulia Permaisuri saja, Nyonya Muda. Yang Mulia Permaisuri dipercayakan Baginda Kaisar untuk mengurus pernikahan itu selama dirinya sibuk dengan perubahan di antara para pejabatnya."

Zhu Mingyue menghela napas, "Kalau begitu, tak perlu dipikirkan. Mari kita urus kutu ini dulu." Zhu Mingyue berbalik menatap Mu Bai yang sudah berdiri lagi.

"Kau kirim salah satu pelayan kita untuk memata-matainya. Dia terlihat polos dan lugu, kalau kita memberikan pelayan ini sebagai hadiah atas pernikahannya, sepertinya dia sudah cukup ceroboh untuk tidak menyadarinya." Zhu Mingyue memerintah Mu Bai.

"Baik, Nyonya."

"Mu Bai, jangan mengabaikan Song Xiuying. Menteri Administrasi tidak akur dengan Menteri Pekerjaan Umum setelah Tuan Zhang mengeluarkan Xue Yuan dari faksi Pangeran Kedua. Kau bisa membela Xue Ningyan di depan Song Xiuying, itu akan membuatnya waspada dan merasa gadis itu didukung oleh kita."

"Di lain sisi, Xue Ningyan akan merasa aman di depan serigala yang siap menerkamnya kapan saja. Itu juga akan menjebak Menteri Pekerjaan Umum secara tidak langsung, yang mungkin berpikir kalau kita berpihak padanya hanya karena mendukung anaknya di kediaman Menteri Keuangan."

"Pejabat rendah sepertinya memang tidak pantas ikut campur dalam faksi besar kita. Aku tidak sedang memedulikan urusannya dengan ayahku. Tapi kalau sampai ayahku kalah dengan posisi Xue Yuan di rapat istana, Menteri Keuangan akan mulai menatapnya dan menyayangi putrinya juga."

“Apalagi, dia hanya pejabat tingkat empat yang ditendang keluar dari faksi yang melawan ayahku dan Tuan Besar Shen.”

"Jika kita tidak bisa menghadapinya, Baginda Kaisar pasti akan mulai menatapnya juga, dia bisa dengan cepat dipromosikan menjadi pejabat tingkat tiga dan seterusnya jika kita tidak bisa menjebak putrinya di sini."

Mu Bai mengangguk, "Saya undur diri."

***

Mu Bai datang ke Kediaman Shen Qi bersama seorang pelayan bernama Li Li yang usianya 17 tahun. Kedatangan mereka sedikit terlambat, sebab Song Xiuying, istri dari Tuan Kedua itu sudah lebih dulu berada di sana.

Ningyan duduk di tanah dengan pakaian basah dan berbau. Mu Bai tidak mengerti bagaimana Ningyan begitu sial hingga menyinggung Song Xiuying di hari pertamanya sebagai istri Tuan Muda Ke-empat.

Dia beruntung karena Shen Qi sudah pergi bekerja.

"Apa yang terjadi?" tanya Mu Bai, berjalan mendekat, Li Li menunduk di belakangnya.

"Ah, Mu Bai. Apakah kau sudah mendengar tentang gadis ini? Dia putri pertama Menteri Pekerjaan Umum." Song Xiuying melipat lengan di depan dada, berlagak sombong.

Kakinya yang berbalut sepatu mahal dari kulit berkualitas tinggi itu menginjak punggung tangan Ningyan sampai Ningyan mengerang kesakitan.

Song Xiuying terkekeh, "Aku membantu Kakak Ipar Pertama meluapkan kebosanan."

Mu Bai menatap Ningyan dengan sorot datar. Lalu bertanya pelan, "Nyonya Muda Ke-empat, apa yang Nyonya Muda Kedua perbuat padamu?"

Ningyan perlahan mengangkat kepala, dia melihat Mu Bai yang hanya berpakaian pelayan. Tapi saat Mu Bai bertanya seperti itu, Song Xiuying terlihat ketakutan.

Ningyan berpikir dalam hati, 'Siapa orang di belakang pelayan bernama Mu Bai ini?'

Mu Bai memiringkan kepala bingung saat tidak mendapatkan jawaban. "Apakah Nyonya Keempat bisu?"

Song Xiuying tertawa. "Kau benar! Karena terburu-buru, katanya dia menikah di hari sial, pernikahannya saja sudah begitu sial, menurutmu apakah dia si Bisu Pembawa Sial?"

Mu Bai menatap malas ke arah Song Xiuying, "Sepertinya Nyonya Muda Keempat hanya malas berbicara di depan sampah sepertimu."

Ekspresi penuh kemenangan Song Xiuying langsung redup, dia mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"

Mu Bai menggeser kakinya ke kiri, Li Li terlihat menunduk ketakutan, dia membungkuk takzim di depan Ning Yan dengan perasaan gugup.

"Nyonya Muda Pertama tidak peduli dengan hari sial yang menjadi hari pernikahan Nyonya Muda Keempat. Dia merasa kau sedikit kesepian dan kerepotan jika harus melakukan semua pekerjaan sendiri."

"Sepertinya kau juga tidak terbiasa mengingat di rumah orang tuamu kau sedikit dimanja. Nyonya Muda Keempat, apakah pelayanmu tidak mengikutimu sampai menikah? Siapa namanya? Aku melihatnya di hari pernikahanmu kemarin." Mu Bai mendekat dan membantunya berdiri.

Ningyan menelan ludah, ‘Tidak mungkin mengatakan padanya kalau Xiao Ci tinggal di rumah untuk mengawasi Xue Fengzhi, kan?’

"Em …, aku tidak membiarkannya mengikutiku sampai menikah, karena dia memiliki ibu tua yang harus dijaga." Ningyan menjawab gugup.

Mu Bai tersenyum, "Kau sangat baik hati untuk membiarkan pelayanmu pensiun dini." Dia menarik tangan Li Li mendekat padanya.

"Ini adalah niat baik dari Nyonya Muda Pertama. Dia bilang anggap saja sebagai hadiah pernikahan karena tidak bisa hadir saat upacara. Pelayan ini masih berusia 17 tahun dan Nyonya Muda Pertama baru saja membelinya. Kau terimalah ia sebagai tanda terima kasih."

Li Li membungkuk lagi, "Saya siap melayani Anda, Nyonya Muda Keempat."

Ning Yan terdiam sejenak, 'Benarkah dia pelayan yang baru dibeli?'

***

Saat Ningyan duduk di kursi dan menikmati teh, Li Li melihat-lihat ke dalam kamarnya dan tidak menemukan setitik pun debu. Bahkan semua buku-buku dan benda lain telah ditata dengan rapi di tempatnya.

Li Li merasa bingung. Seingatnya, Kediaman Tuan Muda Keempat tidak mempunyai pelayan khusus untuk membersihkan ini semua kecuali pelayan kediaman yang setiap pagi datang untuk membersihkan.

Namun sejak kedatangan Nyonya Muda Keempat, Li Li belum mendengar mereka telah datang untuk membersihkannya. Saat datang ke sini, dia berpikir akan disambut dengan ruangan berantakan yang harus dibersihkan segera.

Dia berdiam di tempat dan menatap Ningyan lamat-lamat. Dalam hati, dia bertanya-tanya, 'Mungkinkah Nona Pertama Xue yang membersihkan ruangan?'

"Li Li, kau boleh beristirahat di kamarmu, hari ini tidak ada pekerjaan." Ningyan berbicara setelah melihat ekspresinya yang mencari pekerjaan.

Li Li merasa kalimat itu adalah ancaman baginya, dia langsung berlutut dan menjatuhkan kepala. "Nyonya Muda Keempat, saya meminta maaf, saya akan segera mencari kesibukan lain di luar kamar!"

Ningyan langsung meletakkan cangkirnya dan pergi untuk membuat Li Li segera berdiri. "Apa yang kau lakukan? Aku hanya terbiasa membersihkan kamarku sendiri dan tidak begitu suka memerintah orang."

Li Li mengangkat kepalanya dengan terkejut, “Nyonya Muda …?"

"Kenapa?" Ningyan dengan lembut mengajaknya duduk di kursi yang sama dengannya.

"Anda …, apakah Anda baik-baik saja?" Li Li menunduk.

"Hah?" Ningyan menaikkan sebelah alisnya.

Li Li mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menjawab, “Anda selalu terlihat pucat, Nyonya Muda Keempat. Saya melihat Anda ditindas oleh Nyonya Muda Kedua tadi. Anda hanya mandi air dingin dan mengganti pakaian hanya dengan pakaian tipis. Apakah Anda baik-baik saja?”

Gerakan tangan Ningyan terhenti, dia menatap Li Li yang kembali menunduk. Dalam pikiran Ningyan, 'Apakah dia dikirim ke sini oleh Nyonya Muda Pertama benar-benar untuk membantuku? Dia terlihat tulus memperhatikanku, tapi dia datang ke sini bukan karena alasan sederhana itu, kan?”

Li Li tiba-tiba menjatuhkan lutut dengan tubuh gemetar dan wajah ketakutan. "Nyonya Muda, maaf, saya tidak bermaksud merendahkan Nyonya Muda!”

Ningyan kembali mengajaknya untuk duduk. "Tidak perlu seperti itu, sungguh, aku tidak terbiasa."

Li Li menelan ludah, “Apakah Nyonya ingin saya buatkan sup ayam untuk menghangatkan tubuh?”

“Pergilah, aku ingin makan sesuatu.”

Li Li tersenyum sumringah, segera mengangguk dan pergi ke dapur.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 192 : Menahan Marah

    Vila Selatan. Xue Ningyan berdiri berhadapan dengan Ying Shi—yang masih saja selalu memakai baju hitam-hitam. Baru saja dia mendengarkan penjelasan bahwa Pangeran Pertama tidak bisa menemaninya selama beberapa hari ke depan. Xue Ningyan mengangguk pelan, “Baiklah, kau boleh pergi.” Ying Shi bergeming. Xue Ningyan menatap heran ke arahnya. “Kenapa? Apakah ada lagi yang ingin kau katakan padaku?”“Nona, saya bersedia menjadi pelayan Anda. Jadi, katakan apa pun yang Anda inginkan dari saya.” Maksud dari perkataannya itu adalah, ‘Saya bersedia memakai gaun wanita berwarna merah muda untuk Anda, Nona.’Tapi Ying Shi bukanlah orang yang berterus-terang seperti itu. Xue Ningyan harus bingung dulu dengan perkataannya itu. Lalu mulai memahaminya, dan bertanya sambil menahan malu. “Kau …, kalau menjadi pelayanku, kau harus memakai gaun berwarna merah muda dulu.” ***Beberapa jam sebelumnya. Ying Shi berlutut di depan Pangeran Pertama di Istana Selatan. Bersiap melaporkan penyelidikann

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 191 : Lebih Sopanlah Bicaramu

    Istana Selatan. “Bagaimana kabarmu beberapa hari ini, Liu Ling?”Liu Ling berdiri di depan Pangeran Pertama tanpa mengatakan apa pun. Wajahnya datar seolah tidak menunjukkan ketakutan. “Padahal kita tidak bertegur sapa sejak tiga bulan yang lalu, tapi Yang Mulia bertanya kabar saya beberapa hari ini?” Liu Ling tersenyum, “Saya tidak menyangka Yang Mulia mengetahui kabar saya beberapa bulan terakhir.”Setelah mencerna kalimat itu sebentar, Pangeran Pertama tertawa pelan, “Kau marah karena aku tidak pernah mencarimu?”“Saya baik-baik saja, Yang Mulia. Saya juga sering kali pergi ke Istana Dalam untuk menemui Yang Mulia Ibu Suri. Kesehatan beliau sering kali menurun.” “Ah, kau masih sering mengunjungi Ibu Suri, ya.”“Ya …, tapi saya tidak pernah bertemu dengan Yang Mulia di sana.” Liu Ling menyeringai tipis, “Yang Mulia pasti sangat sibuk sampai-sampai tidak datang di hari pernikahan saya.” “Aku memang sibuk.” “Tepatnya, kesibukan apa itu?” Pangeran Pertama menaikkan sebelah alis,

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 190 : Tidak Mengkhianati Siapa Pun

    Setelah kejadian di depan paviliun itu, Pangeran Pertama berpikir keras sambil menunggu Ying Shi datang. Sebelum pergi ke Istana Kaisar untuk menghadap Baginda, Pangeran Pertama menurunkan perintah untuk segera menyelidiki siapa yang menyebarkan rumor tidak masuk akal itu. Ini adalah hal yang serius karena tidak ada seorang pun yang tahu tentang keberadaan Xue Ningyan di sisinya. Saat ini, satu-satunya orang yang mencurigakan baginya adalah Xiao Ci yang baru saja datang beberapa hari lalu. Dan saat ini, Ying Shi mungkin saja sedang mengamatinya dari dekat dan mencari tahu apakah rumor itu memang disebarkan olehnya atau tidak. Ying Shi datang tiga jam kemudian. Ia menjatuhkan lutut di depan Pangeran Pertama. “Saya sudah menyelidikinya, Yang Mulia.”“Tampaknya kau membutuhkan waktu yang sangat lama, ya. Sekarang sudah pukul dua belas.” “Maaf, Yang Mulia, kasus ini lebih rumit dari yang saya pikirkan.” Ying Shi menunduk bersalah. “Lalu?” “Tidak seperti yang diduga Yang Mulia, pe

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 189 : Tidak Pernah Dipercaya

    Istana Kaisar. Pangeran Pertama berlutut di aula yang besar, sedangkan ayahnya tak kunjung datang menemuinya. Ada beberapa hal yang dipertanyakan dari rumor yang tiba-tiba tersebar itu. Siapa? Kenapa dia sampai mengetahui tentang itu? Bahkan kehamilan Xue Ningyan saja selalu disembunyikan. Kenapa tiba-tiba muncul rumor yang begitu tidak mengenakkan dan menghancurkan reputasinya?“Baginda Kaisar tiba …!” kasim sudah berteriak. Pangeran Pertama menegakkan tubuhnya. Menahan napas. Jantungnya berdegup kencang. Langkah kaki mulai menggema. Baginda Kaisar pun memasuki aula. “Sekarang Ayah mengerti kenapa kau yang tidak pernah akrab dengan Permaisuri Yitian tiba-tiba datang menjenguknya saat mendengar bahwa dia sudah melahirkan.” Pangeran Pertama tertegun. Hal yang tak terpikirkan olehnya dalam situasi ini, justru tertebak begitu mudah oleh Baginda Kaisar. “Katakan padaku, dari rumah bordil mana selir yang kau sembunyikan itu? Sudah ada berapa anakmu yang keluar dari perutnya?” Tan

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 188 : Baginda Mengetahuinya

    “Aku cukup mengantarmu sampai sini saja.” Pangeran Pertama turun dari gerbong bersama Xue Ningyan. “Yang Mulia tidak mau ikut masuk?” Pangeran Pertama tersenyum, “Aku masih memiliki pekerjaan di istanaku, Xue Ningyan.” Xue Ningyan menatap wajah Pangeran Pertama, teringat perkataan Paman Lu saat ia bertanya tentang kecelakaan kereta kuda yang melibatkan Wangye dua puluh tahun lalu. Saat menyadari bahwa Pangeran Pertama memiliki hubungan yang buruk dengan Shen Qi yang terlibat dalam kecelakaan itu juga, Xue Ningyan jadi memikirkan beberapa pertanyaan dalam benaknya. Lalu, ia mulai bertanya, “Yang Mulia, bagaimana hubungan Yang Mulia dengan Pangeran Kedua?” Pangeran sedikit terkejut, “Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?” “Aku hanya tiba-tiba memikirkannya saja.” Pangeran Pertama tersenyum tipis, “Hubunganku dengannya memang terlibat buruk di mata orang lain. Tapi sebenarnya tidak terlalu buruk, kok.” “Tidak terlalu buruk?” Xue Ningyan memiringkan kepalanya. “Iya. Aku bah

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 187 : Seseorang Membocorkannya

    “Jiang Shuyi katamu?!” Pangeran Pertama berseru tertahan, melotot tajam pada Ying Shi. “Kita tidak bisa kembali ke Istana Selatan sekarang, Yang Mulia.” Ying Shi menunduk, pertanda bahwa dia memohon dengan sangat agar Pangeran Pertama menuruti kemauannya. “Kita kau bilang? Apa hubungannya denganku? Yang lebih dulu mencari masalah dengannya kan hanya kau.” Pangeran Pertama berjalan tidak peduli, “Aku harus mengambil jubahku.” “Kita pergi ke vila sekarang saja, Yang Mulia.” “Kau pikir perjalanannya hanya sejauh dua langkah, heh? Anginnya sangat kencang dan dingin saat malam, saat ini pakaianku terlalu tipis.” Pangeran Pertama menolak. “Kalau begitu, beli di tengah jalan saja.” “Mana bisa begitu, bodoh.” “Yang Mulia …, saya tidak mungkin berani mengaku sebagai Yang Mulia, kan?” Ying Shi menatapnya dengan raut datar. Pangeran Pertama berdecih, “Sialan. Memang tidak mungkin kau mengaku sebagai ‘aku’ dengan pakaianmu yang sekarang. Saat itu kebetulan saja karena kita memang sedang b

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 186 : Wang Jingyi

    Keputusan itu, tentu saja diputuskan setelah ribuan kali berpikir. Pangeran Pertama tidak ingin bertemu ibu sambungnya. Tapi seperti yang dikatakan Pangeran Kedua, tidak ada salahnya mencoba menjenguk adik yang baru lahir, itu seperti edukasi untuk masa depan. Tidak. Bagi Pangeran Pertama, itu tidak sepenuhnya masa depan. Pangeran Pertama menatap Ying Shi yang masih berdiri dengan wajah datar di sampingnya. “Ying Shi, kapan biasanya wanita hamil akan melahirkan?” Ying Shi menoleh dan berkedip beberapa kali. “….”‘Pertanyaan macam apa itu?’ “Jawablah, Ying Shi.” “Saat sudah mencapai usia kandungan sembilan bulan.” Ying Shi menjawab datar.“Lalu setelah bayinya lahir?” “Tabib akan membersihkannya.” “Lalu?” Pangeran Pertama semakin antusias. “Lalu, biasanya tabib akan memberikannya pada Ayah bayi itu karena ibunya lelah setelah mengejan, karena itulah, sebagian pria di dinasti ini diberi pelajaran mengasuh anak saat istrinya sedang mengandung lima bulan. Untuk persiapan mengasu

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 185 : Penyelidikan Pribadi

    Kediaman Sementara Marquis Pingnan. Jiang Shuyi merenung di kamarnya, semua pakaian sudah disiapkan dan barang-barang pribadinya sudah dimasukkan ke kotak kayu. “Nona, Tuan Marquis merubah jadwal perjalanan kita.” Pelayannya memberi pesan. “Aku tahu. Karena bagi pria tua itu, dua hari terlalu lama. Jadi dia pasti ingin aku secepatnya kembali ke Perbatasan.” “Nona …. Anda diminta untuk pergi sekarang.” “Katakan padanya aku harus pergi ke suatu tempat. Dan akan memulai perjalanan pada malam hari.” Jiang Shuyi meraih mantelnya dan meninggalkan kediaman. “Anda mau ke mana, Nona?” “Jangan mengatakannya pada Ayah. Aku ingin menemui Yang Mulia Pangeran untuk terakhir kali.” Jiang Shuyi menutul pintu kamarnya dengan kencang. ‘Ini adalah kesempatan terakhirku untuk mendapatkan beliau.’‘Setidaknya aku bisa memberi alasan bahwa aku akan kembali ke Perbatasan dan berpamitan padanya.’ ***Wilayah Barat. Xue Ningyan berjalan menuju rumah Paman Lu, salah satu orang yang menyaksikan kecela

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 184 : Kunjungan Pangeran Kedua

    Istana Selatan. Pangeran Pertama sudah berada di mejanya sejak pagi. Tangannya tak berhenti memeriksa dokumen dan menandatanganinya. Ying Shi berdiri di sampingnya dengan setia. Lantas pintu diketuk beberapa kali, Kepala Pelayan membuka pintu dan memasuki ruangan. “Yang Mulia, Yang Mulia Pangeran Kedua datang berkunjung.” “Minta dia menunggu di paviliun barat. Aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku.” “Baik, Yang Mulia. Saya akan segera menyampaikannya pada beliau.” Kepala Pelayan mengangguk takzim. Ying Shi menatap Pangeran Pertama yang tak berhenti memeriksa dokumen. “Yang Mulia, pekerjaan Anda tidak bisa diselesaikan dengan cepat karena terlalu banyak. Kalau Anda menemui Pangeran Kedua dulu, kita akan terlambat.” Pangeran Pertama tersenyum jengkel, “Adikku itu tidak akan pergi sebelum bertemu denganku, Ying Shi. Apakah kau masih tidak mengerti? Dari pada membiarkannya melihatmu, lebih baik meladeninya dulu sebentar.” “Baik, Yang Mulia.” “Bagaimana dengan hal yang kuminta

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status