Share

Bab 4

Penulis: Crown
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-24 19:01:01

‘Apa aku kabur saja, ya?’

Di dalam mobil, Livy terus saja berpikir bagaimana caranya agar bisa melepaskan diri dari Marcho. 

Dia bahkan sampai tidak sadar jika sedari tadi Marcho diam-diam memperhatikannya.

"Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri dariku, Livy!" gertak Marcho seolah ia sangat tahu apa yang sedang Livy pikirkan saat ini.

Lamunan wanita itu sontak sirna.

"I–itu sangat tidak mungkin Tuan Marcho! Bukankah bodyguard Anda sangat banyak? Jadi mana mungkin saya bisa melarikan diri!" balas Livy, cepat.

Marcho hanya tersenyum miring. "Baiklah. Untuk sekarang, kuharap kau menyiapkan jawabanmu dengan benar. Mommy pasti akan banyak bertanya tentangmu!” 

“Jangan lupa untuk menjawab setiap pertanyaannya dengan 'jujur’!" tambah Marcho lagi masih fokus ke arah jalanan kota.

"Siap Tuan!"

"Tuan? Siapkan panggilan khusus untukku!" titahnya mendadak membuat Livy menghela nafasnya panjang.

"Iya, Tuan. Ini sedang saya pikirkan bagaimana saya harus memanggil Tuan, nanti!"

"Dasar lemot! Panggil aku Honey di depan Mommy!"

"Apa? Honey?" tanyanya tak percaya. Ia bahkan menahan tawa! 

"Oh No! Ini benar-benar panggilan terburuk yang pernah keluar dari bibirku," gumam Livy yang langsung mendapat tatapan tajam dari Marcho.

"Apa kamu bilang?!" 

"Eh, tidak ada, Tuan!" balas Livy. "Maafkan saya!" Livy langsung menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

"Panggil aku, Honey!" titah Marcho dengan gertakan khasnya.

Livy pun langsung menuruti perintah dari Tuannya itu dari pada nanti amukannya semakin berkepanjangan.

"Baiklah. Maafkan aku, Honey!" ucap Livy manja membuat Marcho menelan ludahnya kasar.

la pun langsung kembali menjaga jaraknya dari Livy dan memalingkan wajahnya menatap ke luar jendela mobil.

"Gimana Tuan? Sudah pas bukan?" goda Livy yang hanya dijawab Marcho dengan deheman singkat.

“Iya. Simpan panggilan itu untuk nanti saja,” balas Marcho ambigu. Namun, tak disadari Livy.

Untungnya, keadaan canggung itu tak berlangsung lama.

Mobil yang mereka kendarai sudah memasuki bandara. 

Sopir Marcho pun langsung memberhentikan mobilnya di pintu kedatangan sebelum ia menuju ke tempat parkir. 

Hanya saja, Livy melihat peluang!

la sengaja melepas heels-nya sebelum keluar dari mobil dan bersiap untuk melarikan diri. 

Gerakan Livy yang sangat gesit dalam berlari jelas membuat Marcho yang tergagap dan tidak bisa mengejarnya. Begitu juga dengan sopirnya yang masih harus menuju ke tempat parkiran mobil.

"Sial!" rutuk Marcho yang kali ini bisa kecolongan.

la pun segera menghubungi bodyguardnya untuk merapat ke bandara dan mencari keberadaan Livy. 

Saat ini, Marcho ingin sekali menyusul Livy dan menangkapnya untuk dihukum karena berani melarikan diri.

Tapi sayangnya, ia harus berputar balik untuk masuk ke pintu kedatangan karena sebentar lagi pesawat yang ditumpangi oleh Mommynya akan landing.

“Ck! Aku akan membuat perhitungan dengannya!"

Hanya saja, Marcho berdecak kesal kala mengingat ibunya akan kecewa.

Sedangkan di sisi lain, Livy bernafas lega bisa terlepas dari Marcho. 

la pun menatap ke arah kakinya yang sudah mulai menghitam akibat berlari tidak mengenakan alas kaki.

Diputuskannya untuk mencuci kaki dan setelah itu aku akan memesan taksi online dan berkemas untuk pindah kost. 

Akan tetapi, kala sedang mencuci kakinya dan kembali memakai heelsnya, Livy dikejutkan oleh wanita tua yang tiba-tiba terhuyung di depannya dengan nafas yang tersengal-sengal. 

“Ah.. Tolong!”

Melihat itu, Livy pun langsung menangkap tubuh wanita tadi agar tidak terjatuh dan mendudukkannya di kursi.

Wanita tadi memberikan kode kepada Livy untuk mengambil sesuatu di dalam tasnya.

Untungnya, ia berhasil mendapatkan obat asma hirup yang dimaksudnya. 

Livy pun langsung melepaskan tutup inhaler lalu mengocoknya selama 5 detik dan memberikannya kepada wanita yang sedang tersengal-sengal di depannya.

"Terima kasih banyak, nona," ucap wanita tua itu kala nafasnya mulai teratur.

"Sama-sama, Nyonya!" 

Livy pun memapah wanita ini, setidaknya sampai ia bertemu dengan keluarganya yang kemungkinan sedang menunggu di depan kamar mandi.

Namun betapa terkejutnya Livy saat mendapati Marcho sudah berdiri tegap di depan kamar mandi! 

Seharusnya ia masih bisa melarikan diri dari Marcho. 

Sayangnya ia tidak mungkin melepaskan wanita yang baru saja sesak nafas ini begitu saja….

"Marcho? Tadi asma Mommy kambuh, dan Mommy hampir saja pingsan. Untungnya ada gadis cantik ini yang menolong Mommy." 

Deg!

Senyum seringai Marcho pun langsung tercetak jelas di wajahnya. "Mommy. Gadis cantik di sebelah Mommy adalah Livy, kekasihku yang juga calon menantu Mommy!" 

"Oh My God! Jadi ini yang namanya, Livy?!" pekik Mommy dengan raut wajahnya yang sangat gembira. 

la pun langsung memeluk Livy yang kini masih dalam rengkuhan Marcho. "Halo Livy, aku ibunya Marcho. Panggil saja, mom Merry!" 

Dengan kikuk, Livy pun membalas pelukan Mom Merry yang tampak sangat gembira.

Bahkan, wanita tua itu terus menggenggam tangannya kalau saja Marcho tak mencegahnya. 

"Mom, Livy masih harus ke kantor bersamaku. Sedangkan Mommy akan diantar langsung ke apartemen!" ucap Marcho kepada Mommynya. 

Wanita tua yang masih cantik itu mengerut kesal. Hanya saja, dia akhirnya mengangguk.

"Okey, Son!" balas Mom Merry sambil melambaikan tangannya.

Marcho dan Livy pun langsung membalas lambaiannya–bagaikan sepasang kekasih akur.

Hanya saja, selepas mobil yang ditumpangi Mommynya bergerak menjauh, Marcho langsung menarik Livy untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Aku pikir kau adalah wanita yang hebat bisa melepaskan diri dariku, Livy. Namun ternyata dugaanku salah besar!" sinis Marcho.

"Persiapkan dirimu untuk menerima hukumanku kali ini!" tegas Marcho dan Livy langsung menganggukkan kepalanya dengan pasrah. "Dan persiapkan dirimu untuk pernikahan kita, besok!" lanjutnya lagi membuat mulut Livy langsung menganga lebar.

"Apa?!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rosemarry
njir, lngsung nikah besok wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 20

    Malam harinya, seperti biasa Livy selalu menemani Hizkiel sampai tertidur dan setelah ituia akan kembali ke kamarnya..Jika malam sebelumnya Livy kembali saatMarcho sudah terlelap. Kali ini Marcho justru masih terjaga sambil memeriksa beberapa surat elektronik yang masuk ke dalam emailnya."Anda belum tidur, Tuan?" tanya Livy sambil melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan jam sebelas malam.Marcho hanya menggelengkan kepalanya sambil tetap fokus menatap layar ipad di tangannya.Livy yang tadinya sudah mengantuk pun akhirnya berbalik lagi keluar dari kamar dan menuju pantry untuk membuatkan sesuatu untuk Marcho.Tak perlu menunggu waktu yang lama, kini Livykembali ke kamar dengan membawa secangkir teh camomile hangat beserta kue jahe. Livy pun langsung meletakkannya di atas nakas tepat disamping Marcho."Terima kasih banyak, Livy. Jika kau tidak keberatan, maukah kau memijit kepalaku?" pinta Marcho yang sedari tadi sore kepalanya sedikit terasa sakit."Entah kenapa kepalaku

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 19

    Marcho yang masih berdiri di belakang Livy, tidak sengaja membaca isi pesan yang masuk ke dalam ponsel istrinya. Ia pun langsung merebut ponsel Livy dan melewati Livy begitu saja menuju ke dalam ruang kerja.Melihat Marcho mulai mengusik privasinya, Livy langsung mengejar langkah Marcho untuk merebut kembali ponsel miliknya."Tuan Marcho!" pekik Livy dengan suara yang cukup memekakkan telinga."Kembalikan ponsel saya!" tangan Livy langsung menengadah di depan Marcho."Aku akan membelikanmu ponsel yang baru! Sekarang kembalilah bekerja, Livy!" titah Marcho yang sama sekali tidak ingin mengembalikan ponsel milik Livy."Tidak, sebelum Anda mengembalikan ponsel saya!" balas Livy dengan tegas dan sorot matanya yang terlihat begitu tajam."Kau mulai berani lagi melawanku, hah! Apa kau tidak takut aku kembalikan pulang ke rumah Mamamu!" ancam Marcho agar Livy merasa takut.Sayangnya ancaman Marcho kali ini membuat Livy tidak takut sedikit pun."Pulangkan saja, Tuan. Kalau bisa secepatnya. Sa

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 18

    Tanpa Marcho sadari, ucapannya itu membuat hati Livy berdenyut nyeri. Ia merasa usahanya kali ini sama sekali tidak bernilai di mata Marcho."Sebenarnya bukan mantan kekasih, Tuan. Karena saya juga belum memutuskan hubungan kami secara resmi!" jawab Livy dengan nada yang cukup pelan, namun terdengar begitu jelas di telinga Marcho."Apa maksudmu, Livy?!" tanya Marcho dengan geram sambil mengunci tubuh istrinya di dinding lift.Tatapan tajam Marcho kali ini membuat Livy merinding ngeri. Untung saja pintu lift segera terbuka dan Marcho langsung membuat jarak di antara keduanya."Kau harus mempertanggung jawabkan semua ini di kantor!" tegas Marcho."Di kantor? Bukankah kita akan menuju ke sekolah Hizkiel?" tanya Livy yang sama sekali tidak dijawab oleh Marcho.Marcho lebih memilih diam dari pada menanggapi pertanyaan Livy kali ini. Dia tidak ingin Livy tahu jika dia hanya memberikan alasan klise yang tidak sebenarnya untuk segera undur diri dari ruangan meeting.Meskipun di ruangan meetin

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 17

    Kehadiran Randy kali ini membuat Marcho sedikit gusar, terlebih ia belum mengetahui siapa sebenarnya pria yang kini berbicara dengan istrinya.Pintu lift pun terbuka dan keduanya kembali meneruskan obrolan mereka berdua."Maaf, Randy! Keadaanku saat itu benar-benar sedang di ujung tanduk dan mengharuskan aku pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun!" balas Livy.Randy pun mendekatkan dirinya dan hendak memegang kedua bahu Livy. Namun cepat-cepat Marcho menarik Livy ke dalam pelukannya."Siapa laki-laki ini, sayang?" tanya Marcho yang membuat langkah Randy terhenti.Randy menatap Marcho sejenak dan beralih menatap Livy, "Jadi benar kata Tante Widya jika kau sudah menikah, Livy?"Pertanyaan Randy membuat Livy bingung harus menjawab apa. Hingga pada akhirnya Livy hanya bisa menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Randy barusan."Emmh, kenalkan ini Randy!" ucap Livy sambil menunjuk ke arah Randy."Dan Randy, kenalkan ini suamiku, Marcho!"Marcho langsung mengulurkan tangannya

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 16

    "As you wish, Mr Marcho yang terhormat!" balas Livy geram dan kemudian berbalik menuju mobil.Marcho pun mengikuti langkah Livy dan kembali membukakan pintu untuk istrinya. Kini keduanya sudah berada di mobil yang akan mengantarkan mereka pulang“Tuan, bukankah saya istri yang tidak Anda pertimbangkan sama sekali?” tanya Livy membuka pembicaraan di antara mereka."Yap, tepat sekali!""Berarti saya diperbolehkan untuk menjalin hubungan dengan pria lain, dong!"Penuturan Livy barusan membuat hati Marcho sedikit tercubit. "Tidak bisa!" jawabnya dengan tegas."Mengapa?""Jangan membuat Hizkiel sakit hati karena melihat mommy nya memiliki hubungan dengan pria lain!" jawab Marcho dengan tegas."Lagi pula apa kata orang nanti jika ternyata Nyonya Marcho justru memiliki selingkuhan di luar sana!""Emm, saya juga tidak akan menjalin hubungan secara terang-terangan. Saya akan menyembunyikan hubungan itu dari siapa pun!"balas Livy lagi membuat emosi Marcho seketika tersulut."Lakukan saja sesuka

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 15

    Marcho meringis kesakitan sambil memegangi perutnya. "Ada apa, Tuan?!" tanya Livy sambil meletakkan sisa breakfast wrap miliknya ke dalam kotak bekal dan mengecek keadaan Marcho. "Perutku sangat sakit, Livy!" keluh Marcho sambil merintih. "Aku melewatkan sarapanku karena ada meeting pagi ini!" lanjutnya lagi sambil berharap penuh dalam hatinya agar Livy mau berbagi breakfast wrap yang kini hanya tinggal 1. "Emmm, di depan ada restoran Tuan. Anda bisa turun untuk makan terlebih dahulu. Saya akan kembali menjemput Anda sepulang dari mengantar bekal milik Hizkiel!" balas Livy membuat Marcho memutar bola matanya malas. Mendengar jawaban Livy, wajah Marcho berubah seketika. "Tidak perl, aku masih bisa menahannya. Aku juga ingin bertemu dengan putraku di sekolah!" kilah Marcho memberikan alasan. "Tapi Tuan, bagaimana jika nanti terjadi apa-apa dengan Anda dan membuat nyawa Anda justru tidak tertolong?" tanya Livy yang tampak begitu khawatir. Senyum Marcho pun langsung terlukis mend

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status