"Tolong biarkan aku pergi, jangan bunuh aku kumohon" pinta Rayna dengan sendu. Axel dengan wajah datar dan sikap dinginnya hanya menatap Rayna tajam untuk sesaat. "Apa kau benar ingin tetap hidup?" tanya Axel dengan dingin. "Ya, ya apapun akan kulakukan asal kau membiarkanku tetap hidup" kata Rayna dengan bernafas lega. Ada secercah harapan dalam dirinya. "Menikahlah denganku" kata Axel dengan ringan tanpa beban sedikitpun. Rayna menatap Axel tidak percaya, bagaimana mungkin bisa terlontar kalimat itu dari bibir pria yang baru ditemuinya. Rayna seorang dokter bedah profesional harus terlibat dengan Axel yang merupakan seorang mafia pembunuh bayaran. Karena kesalahpahaman mengharuskan rayna harus menikah dengan Axel demi untuk menyelamatkan nyawanya dan kakaknya, satu-satunya keluarga yang dia miliki. Bagaimanakah kehidupan Rayna setela jih menikah dengan Axel? Akankah cinta bersemi diantara mereka dengan perbedaan yang mereka miliki? Ikuti perjalanan sang dokter dan mafia...
View More"Dokter, ayo ikut aku?" perintah Axel menarik tangan Rayna begitu saja, membawanya masuk ke sebuah rumah sederhana.
"hei, apa yang kau lakukan, temanku bilang ada kecelakaan. Kenapa aku dibawa kemari?" tanya Rayna dengan banyak pertanyaan."simpan energimu untuk nanti dokter! kau terlalu banyak bicara!" kata Axel dengan dingin.Sesampainya di dalam, Rayna semakin terkejut mendapati seorang pria paruh baya terbaring diatas tempat tidur pasien. "Astaga, apa-apaan ini! tanya Rayna sembari mengibaskan tangannya kasar agar lepas dari tangan Axel."Operasi dia sekarang, selamatkan dia jangan sampai dia mati" perintah Axel dengan tatapan elangnya."Bawa dia kerumah sakit, dia akan mati" kata Rayna dengan kesal sembari memeriksa Teddy yang tergolek lemah."Aku tidak bisa, ayo bawa dia kerumah sakit sekarang!" kata Rayna sembari melangkahkan kakinya hendak pergi.Axel menodongkan pistol kearah Rayna. "Hentikan dokter Misyel! lakukan apa yang kuperintahkan atau,–" mata Axel beralih menatap pria yang berdiri disamping Rayna sekaligus mengarahkan pistolnya.Rayna membuka mulutnya tidak percaya. "Manusia macam apa Anda! hah?!"Tanpa aba-aba Axel menekan pelatuknya menembak pria di samping Rayna."Argh" erang pria disamping Rayna sembari memegang lututnya roboh ke lantai."Astaga!! apa anda benar-benar manusia?! baik-baiklah akan kulakukan tetapi setelah ini biarkan aku pergi" kata Rayna berteriak dengan terpaksa."Bagus, itu memang tugasmu! kenapa harus buang-buang waktu!!" ujar Axel dengan santai sembari beranjak pergi keluar rumah."Cal, bantu pria tua itu dan awasi dokter!" perintah Axel pada Calvin yang berdiri di depan pintu.Calvin menganggukkan kepalanya lalu segera beranjak masuk ke dalam membantu dokter hewan itu berjalan keluar dipapahnya untuk kemudian dibawa ke rumah sakit.Rayna dengan tegang mencoba mengoperasi Teddy dengan alat dan tempat seadaanya. Sesekali dia menggelengkan kepalanya, tidak mengerti dengan apa yang dia alami saat ini. Rayna sungguh merasa hampir gila.Setelah satu jam berusaha menyelamatkan nyawa Teddy, akhirnya Rayna berhasil. Sekarang, dia bisa bernafas lega dan bisa segera pergi dari tempat mengerikan ini. Rayna segera beranjak keluar rumah, mendekati Axel yang berdiri dengan angkuh disana."Aku sudah menyelesaikan tugasku, jadi biarkan aku pergi sekarang!" kata Rayna dengan tegas.Axel berbalik menatap Rayna dengan wajah dingin. "Tidak semudah itu, dokter. Pekerjaanmu selesai sampai dia kembali bangun dan bisa bicara denganku!" kata Axel.Rayna mengehela nafas kasar sembari memegang dahinya merasa frustasi. "Apa kau gila? dia kritis dan habis melakukan operasi! butuh waktu lama untuk dia bisa bangun!" teriak Rayna tidak habis pikir dengan pria yang berdiri dihadapannya saat ini."Aku tidak peduli! kau akan disini sampai kau menyelesaikan pekerjaanmu!" kata Axel dengan tegas. Axel kemudian menyeret lengan Rayna membawanya berjalan masuk dan disekapnya disebuah kamar.Rayna berteriak menggedor-gedor pintu. "Hei, keluarkan aku dari sini! aku Inging pulang! kau lihat saja kakakku akan mencariku dan kau akan dapat masalah!!" kata Rayna dengan kesal.'Astaga mimpi apa aku, kenapa bisa terjebak dalam kondisi mengerikan seperti ini.' gumam Rayna sembari luruh ke lantai.Sekembalinya Calvin dari rumah sakit, dia segera menemui Axel. "Ada apa mukamu terlihat panik begitu?" tanya Axel dengan santai."Gawat!! dokter itu ternyata bukan Misyel!!"Axel menatap terkejut pada Calvin, "Apa?! bagaimana bisa?" kata Axel dengan sedikit berteriak menahan kesal.Ia menatap ke pintu kamar lalu menurunkan suaranya. "Lalu siapa dia?""Dia adalah Rayna dokter bedah dirumah sakit itu, dan lebih buruk lagi dia adalah adik dari Mark Abraham, komisaris polisi hebat itu.""Sial!" jawab Axel dengan gusar. ****Rayna hanya bisa duduk diam sembari terus berpikir bagaimana caranya agar dia bisa kabur dari tempat ini. Tasnya berada di luar, dia tidak bisa menghubungi Mark, bahkan menelpon siapapun."Sial" umpat Rayna sembari terus menggedor-gedor pintu dengan kesal.Rayna mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru ruangan kamar. Kamar ini lumayan luas, hanya saja terasa pengap karena kurangnya sirkulasi udara masuk. Matanya berhenti pada sebuah jendela. Rayna tersenyum lega. Dia segera bergegas melangkahkan kakinya mendekati jendela berharap jendela itu bisa digunakan untuk dia keluar kabur dari tempat ini.Dengan hati-hati Rayna mencoba membuka jendela. Senyumnya merekah lebar menghiasi wajah manisnya. Kepalanya dikeluarkan terlebih dahulu untuk memastikan jika keluar nanti dia aman. 'Ah, aku sungguh beruntung' gumam Rayna tersenyum tipis. Rayna mengangkat sebelah kakinya menaiki jendela. Setelah keduanya berhasil naik dia bersiap untuk melompat."Hei, kau mau kemana dokter?" tanya Axel dengan berkacak pinggang berdiri dengan angkuh di depan Rayna. Rayna meneguk salivanya, rencananya untuk kabur tidak berhasil.Axel melangkahkan kakinya mendekati Rayna. Kedua tangannya mencengkeram lengan Rayna dengan kasar membuat Rayna meringis. "Kau mencoba bermain-main denganku dokter Rayna?" tanya Axel dengan geram.Wajah mereka sangat dekat hingga Rayna bisa merasakan hembusan nafas Axel. "Ayo ikut aku!!" kata Axel menyeret tubuh Rayna membawanya berjalan. Langkah kaki Axel yang terlalu cepat dan lebar membuat Rayna berjalan dengan terseok-seok karena tidak bisa mengimbangin langkah kaki Axel."Lepas!!! lepaskan aku!! Aku bisa berjalan sendiri tuan!!" teriak Rayna sembari berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Axel.Axel melempar kasar tubuh Rayna hingga dia hampir terjatuh. Untung saja tertahan tempat tidur pasien, tempat dimana Teddy masih terbujur lemas disana."Bangunkan dia sekarang!!" perintah Axel dengan tegas sembari menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Rayna menatap Axel enggan. Dia tidak habis pikir dengan pria sadis yang tidak berperasaan. Manusia terkejam tidak punya hati yang baru dia temui seumur hidupnya."Oh Tuhan, dia akan mati jika aku membangunkannya! apa kau tidak mengerti!! hah?" bentak Rayna frustasi."Bangunkan dan buat dia bicara!! setelah itu kau bebas dokter!" Axel menatap tajam Rayna, lalu perlahan mengeluarkan pistol dari balik pakaiannya."Cepat!! Lakukan" teriaknya membuat Rayna terkesiap karena kaget.Rayna mengambil suntikan dan obat sembari menatap Axel penuh kebencian. Kemudian dia menyuntikkannya ke infus Teddy tanpa mengalihkan pandangannya menatap Axel."Kau yang bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padanya!" kata Rayna sembari mengangkat kedua tangannya menyerah.Rayna mengehela nafas kasar, sembari sesekali memegang jidatnya. Perlahan Teddy membuka matanya, tubuhnya masih lemas karena pengaruh obat. Dengan kasar Axel mendorong Rayna agar menyingkir dari tempatnya berdiri."Hei, katakan padaku dimana komputer itu?!" teriak Axel dengan kasar. Pistolnya ditodongkan ke arah Teddy."Astaga! Demi Tuhan, dia akan mati Tuan!!" sela Rayna terlihat cemas.Axel tidak peduli, dia terus saja mencecar Teddy dengan pertanyaan yang sama. Akan tetapi, tidak mendapatkan jawaban apapun darinya. Axel hanya mendapat seringaian tipis dari Teddy.Axel mulia naik pitam, dia hampir saja menarik pelatuknya jika saja gawainya tidak berbunyi. Rayna hanya bisa menatap cemas bercampur takut sembari memegang kedua telinganya dengan mata terpejam."Sial!" umpat Axel, sembari mengambil gawainya.'Bagaiamana? kenapa lama sekali?!'"Kita dalam masalah besar, dokter yang kau kirim bukan Misyel"'Bagaiamana mungkin? aku menyuruhnya untuk datang. Lalu siapa yang datang kalau bukan dia?'"Rayna Abraham, adik dari Mark Abraham"Rayna dan Axel berjalan menjauh dari ruangan besar, kembali ke koridor yang gelap dan berliku. Meski kelelahan, mereka tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan. Adrenalin masih mengalir di tubuh mereka setelah pertarungan sengit, dan mereka tahu bahwa tugas mereka belum sepenuhnya selesai.Saat mereka menelusuri lorong-lorong yang sepi, mereka berbincang tentang temuan mereka dan kemungkinan langkah selanjutnya. Mereka tahu bahwa menangkap sosok yang melarikan diri adalah langkah penting dalam memastikan keamanan wilayah tersebut."Kita harus membawa data ini ke pihak berwenang secepat mungkin," kata Rayna. "Informasi ini bisa membantu mereka menangkap anggota sindikat lainnya dan mencegah rencana berbahaya di masa depan."Axel setuju. "Kita harus bergerak cepat. Semakin lama kita menunggu, semakin besar risiko mereka bisa menyembunyikan jejak mereka."Rayna dan Axel segera menuju pintu keluar gudang, memastikan untuk tidak meninggalkan jejak yang bisa memberi tahu musuh b
Rayna dan Axel terkejut oleh kejadian yang tak terduga tersebut. Mereka tahu bahwa mereka telah terperangkap dalam situasi yang sangat berbahaya, dikhianati oleh seseorang yang dulunya adalah rekan mereka sendiri. Mereka harus segera menemukan jalan keluar dan menghentikan rencana berbahaya yang mungkin sedang dijalankan.Rayna dengan cepat meneliti ruangan tersebut, mencari cara untuk membuka pintu yang terkunci. "Axel, kita harus menemukan cara keluar dari sini," katanya dengan suara tegas.Axel bergabung dengannya, memeriksa pintu dan perangkat di sekitarnya. Mereka menemukan panel kontrol di dinding yang mengatur pintu-pintu gudang, tetapi semuanya telah diatur ulang untuk menjaga mereka tetap terkunci di dalam."Kita harus mematikan alarm dan membuka pintu ini," kata Axel. "Jika tidak, kita akan terjebak di sini."Rayna mengangguk setuju. Mereka bekerja sama untuk mematikan alarm dan mencoba membuka pintu, tetapi mereka menemukan sistem keamanan yang sangat canggih dan sulit dipe
Setelah menyerahkan dokumen-dokumen penting kepada agen Johnson dan tim penegak hukum, Rayna dan Axel bekerja sama dengan otoritas untuk memastikan penindakan terhadap sindikat berjalan lancar. Dengan bukti-bukti yang mereka kumpulkan, polisi berhasil menangkap beberapa anggota sindikat yang tersisa dan mengungkap jaringan kejahatan yang selama ini tersembunyi.Rayna dan Axel terus berkoordinasi dengan agen Johnson dan tim penegak hukum untuk merencanakan penindakan lebih lanjut. Mereka memastikan semua informasi yang mereka temukan digunakan untuk melindungi masyarakat dan menghindari potensi ancaman di masa depan.Setelah semua tindakan selesai dan keamanan terjamin, Rayna dan Axel menikmati momen tenang untuk merenung tentang perjalanan mereka yang penuh risiko. Mereka telah melalui banyak tantangan bersama, dan ikatan mereka semakin kuat.Axel memandang Rayna dengan senyuman lembut. "Kita telah berhasil mengungkap rahasia besar itu dan membawa keadilan kepada mereka yang membutuhk
Rayna dan Axel berdiri teguh untuk menghadapi musuh yang tidak terlihat. Mereka menyadari bahwa pertarungan ini bukan hanya tentang keberanian secara fisik tetapi juga tentang kecerdasan dan ketahanan mental. Suara misterius itu tampaknya mengetahui lebih banyak tentang misi mereka dan rahasia besar yang mereka coba ungkap.Rayna memandang Axel, dan mereka saling memberi isyarat bahwa mereka akan saling menjaga dan tidak akan menyerah. Keduanya berusaha membaca situasi di sekeliling mereka dengan cepat."Kita tetap harus fokus, Axel,"bisik Rayna dengan tekad."tidak peduli apa yang akan terjadi kita harus maju."Axel menganggukkan kepala, mengatur posisi pertahanan mereka."kita akan menemukan sumber suara itu dan menghentikannya. Ini adalah pertarungan yang harus kita menangkan."Mereka terus bergerak maju dengan hati-hati, waspada terhadap serangan musuh yang mungkin datang dari arah manapun. Ketika mereka memasuki area yang lebih gelap, mereka menemukan sumber suara yang misterius ya
Rayna dan Axel mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman besar yang mengintai. Mereka tahu bahwa misi ini akan menjadi pertarungan terakhir yang penuh dengan risiko dan bahaya. Dengan hati yang berani dan tekad yang kuat, mereka bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.Mereka melakukan riset mendalam dan berkoordinasi dengan agen Johnson dan tim penegak hukum lainnya. Mereka mengumpulkan informasi tentang rahasia besar yang diklaim oleh pemimpin sindikat yang kabur. Setiap petunjuk dan detail menjadi penting dalam upaya mereka untuk mencegah rahasia itu terungkap.Rayna dan Axel berlatih secara intensif, memperkuat kemampuan fisik dan mental mereka. Mereka memperbarui strategi dan taktik mereka, berusaha untuk menjadi satu langkah di depan musuh.Ketika hari penentuan tiba, Rayna dan Axel meluncurkan operasi mereka dengan ketepatan dan keberanian. Mereka menyusup ke markas sindikat yang tersembunyi dengan hati-hati, menghindari pengawasan dan jebakan yang mungkin ada.Rayn
Rayna dan Axel mulai mempersiapkan diri untuk operasi pengejaran berisiko tinggi. Mereka pasti akan menghadapi banyak tantangan dan bahaya, tetapi mereka siap untuk menghadapinya."Kita harus berhati-hati, Axel," kata Rayna, mengecek persenjataannya. "Pemimpin sindikat ini tidak akan menyerah begitu saja."Axel mengangguk, mengamati peta lokasi yang mereka tuju. "Kita juga harus bersiap untuk kemungkinan jebakan. Pemimpin sindikat ini pasti telah menyiapkan rencana jika ada yang mengejarnya."Rayna dan Axel berangkat ke lokasi yang mereka curigai sebagai tempat persembunyian pemimpin sindikat. Mereka bergerak dengan hati-hati, selalu waspada terhadap segala kemungkinan.Setibanya di lokasi, mereka menemukan sebuah bangunan tua yang tampaknya telah ditinggalkan. Mereka memeriksa sekelilingnya, mencari tanda-tanda kehidupan."Apakah ini tempatnya?" tanya Rayna, memandangi bangunan tersebut dengan curiga.Axel mengangguk. "Sepertinya begitu. Kita harus bergerak dengan hati-hati."Mereka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments