Share

Ponsel Heru disita

"Apa maksudmu?" tanya Bude lagi kali ini dengan kening mengerut.

"Lah tadi saya berak dikatakan jorok."

Mata Bude mendelik tajam, ingin sekali rasanya dia meremas mulai Heni.

"Pembantumu kurang ajar sekali, Silvia."

"Sudahlah Bude, Heni. Masalah kecil aja diributkan. Heni bikinin minum untuk bude."

"Kenapa masih berdiri di situ, nggak dengar keponakanku ngomong apa? Sana bikinin minum," titah Bude dengan sombong.

"Bude nggak sabar melihat kamu menikah besok, bersanding dengan lelaki kaya." Mendengar celoteh Bude, yang bangga Silvia menikah dengan orang kaya, membuat Heni menahan tawanya agar tidak lepas.

Dengan penuh rasa malas Heni melangkah ke dapur untuk membuatkan minuman sesuai perintah.

Diruang tamu Bude masih terus mengagumi rumah dan isi perabotan keponakannya itu.

"Memang nasibmu begitu beruntung Silvia, belum menikah saja sudah diberikan rumah yang super gede ini. Apalagi kalau sudah menikah hartanya bisa kamu kuasai." Hasut Bude.

"Iya dong Bude, pokoknya Bude tenang saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status