FAZER LOGINCandra menunggu dengan rona wajah penasaran siapa yang ingin bertemu dengannya. Apalagi sambil membawa anak kecil.
"Lisa? Siapa dia, ya? Tidak mungkin Mbak Lisa yang datang. Lagian, aku tak punya persoalan apapun lagi dengannya. Sudah lama juga aku tidak mendengar berita mengenai dia," Ujar Candra di dalam hatinya. Matanya menoleh kearah pintu ruangan kerjanya, berharap rasa penasaran yang dia rasakan saat itu bisa langsung terjawab dengan kedatangan tamu yang ingin bertemu dengannya itu. Langkah kaki Lisa yang tengah membimbing Nadira berjalan mantap menuju kearah pintu ruangan kerja Candra. Dia sedikit merasa grogi, tapi Lisa sudah memantapkan hatinya untuk memulai misi yang sudah bertahun lamanya dia susun. Dengan perlahan Lisa membuka pintu ruangan kerja Candra dengan lebar yang kebetulan memang tadi agak terbuka sedikit. Sementara Candra yang sedang penasaran langsung menatap kearah pintu dan melihat tamu yang ingin bertemu dengannya. "Mbak Lisa?" Wajah Candra langsung tegang melihat mantan kakak iparnya masuk dengan seorang anak kecil perempuan ke dalam ruangan kerjanya. "Hai, Candra! Selamat pagi! " Ujar Lisa dengan senyuman merekah di bibirnya menutupi rasa grogi yang dia rasakan saat itu. Sejenak Candra kehilangan kata-kata menyambut kedatangan Lisa. Hubungan mereka dulunya tidak baik-baik saja setelah Candra memutuskan untuk menikahi Riana. Baru kali ini mereka kembali bertemu setelah dia menikahi Riana. Hingga Candra merasa bingung harus bersikap bagaimana di hadapan perempuan yang hampir menjadi istrinya itu di masa lalu. "Apa kamu tidak akan meminta kami untuk duduk? " Tanya Lisa dengan wajah serius kearah Candra. Sementara Nadira malah sibuk melihat-lihat seisi ruangan kerja Candra dengan pandangan takjub. Sangat jarang Lisa membawanya keluar dari rumah. Tapi sekarang, sekali keluar rumah, Lisa langsung membawanya ke tempat yang membuat Nadira begitu takjub. Gedung perusahaan yang berdiri megah, serta semua kemewahan yang dia lihat di dalam perusahaan itu membuat Nadira begitu kagum. Sejak tadi dia malah sibuk dengan pandangannya. Lisa sudah mewanti-wanti Nadira untuk tidak banyak bicara saat berada di perusahaan itu, dia hanya boleh bicara saat Lisa memintanya untuk bicara. Padahal saat itu, anak kecil itu sebenarnya begitu penasaran untuk apa mereka datang ke perusahaan yang begitu besar tersebut. "Ohh.. Maaf, silahkan duduk, Mbak!" Ujar Candra dengan wajah sedikit kaget. Dia belum mengerti apa tujuan Lisa datang menemui dia saat itu. Lisa menarik tangan Nadira agar duduk di sampingnya. "Apa aku mengagetkanmu? " Tanya Lisa berusaha untuk bersikap setenang mungkin, karena dia belum bisa memprediksi apa yang akan dilakukan oleh Candra setelah dia mengungkapkan tujuan utamanya datang ke perusahaan itu untuk khusus bertemu dengan Candra. Chandra tertawa sumbang mendengar pertanyaan dari Lisa kepadanya. Dia tentu saja kaget dengan kedatangan tiba-tiba dari mantan kakak iparnya itu. "Sejujurnya aku memang agak sedikit kaget melihat kedatangan Mbak Lisa hari ini, sudah hampir 5 tahun kita tidak bertemu ya, Mbak? Bagaimana kabar mbak sekarang? Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Candra kepada Lisa kembali. Saat itu Chandra masih merasa begitu penasaran apa tujuan utama Lisa datang hari itu untuk menemui dirinya. "Iya, hampir 5 tahun kita tidak bertemu, Chandra. Tapi selama itu aku tak pernah bisa melupakan semua yang pernah terjadi diantara kita," jawab Lisa dengan suara sedikit menyiratkan kesedihan yang dia rasakan selama ini. Akibat dari perpisahan mereka. "Semuanya hanyalah masa lalu Mbak, aku yakin Mbak Lisa pasti sudah sangat bahagia sekali sekarang. Apa Mbak sudah menikah? Oh ya, bagaimana kabar Bapak dan juga Ibu? Apa mereka sehat-sehat saja? "tanya Chandra kepada Lisa menanyai kesehatan dari mantan mertuanya yang memang sudah tidak pernah lagi berhubungan dengannya. Semenjak dia menikah dengan Riana. Bahkan Candra tak pernah mendengar kabar apapun lagi mengenai keluarga dari mantan istrinya itu. Karena memang Chandra menyadari bahwa keluarga dari mantan istrinya itu pasti sangat membencinya. Karena dia sudah mengecewakan Lisa, dengan memilih Riana untuk menjadi istrinya dahulu. "Berarti berita meninggalnya Bapak dan juga Ibu tidak sampai kepadamu, ya? Pantas saja kamu tidak datang ke rumah saat Bapak dan juga Ibu meninggal," jawab Lisa dengan wajah sedikit kaget. Dia sungguh tak menduga sedikitpun Candra sampai tidak mengetahui bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia, bahkan hampir dua tahun yang lalu. Karena sebuah kecelakaan yang dialami oleh kedua orang tuanya itu. Candra sungguh kaget mendengar keterangan dari Lisa kepadanya. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, Maaf mbak. Aku benar-benar tidak mengetahui semua ini, aku pikir Bapak dan juga Ibu masih sehat-sehat saja di kampung, " jawab Candra dengan wajah menyesal. Karena dia tak mendapatkan kabar apapun mengenai kabar meninggalnya kedua mantan mertuanya itu. "Aku bisa maklum dengan apa yang terjadi, mungkin saja kamu terlalu sibuk dengan istrimu itu hingga tak mengetahui berita apapun mengenai mantan mertuamu sendiri," Tuding Lisa sedikit menyudutkan Chandra. "Maaf mbak, aku benar-benar tak mengetahui berita ini. Tak ada seorangpun yang mengabarkan kejadian itu kepadaku. Jadi aku tak mengetahuinya sedikitpun, " Sesal Chandra kembali. "Sudahlah, tak perlu membahas persoalan itu lagi. Lagi pula Bapak dan juga Ibu sudah tenang bersama dengan Diana, mereka sekarang pasti sudah bahagia di atas sana, " Jawab Lisa dengan wajah sedikit sedih mengenang kedua orang tuanya beserta adik kandungnya yang meninggal, adik kandung yang merupakan mantan istri dari Chandra itu sendiri. "Oh ya mbak Lisa, ada keperluan apa datang ke sini? Dan siapa anak kecil ini? "tanya Candra sambil menoleh ke arah Nadira yang kebetulan saat itu juga menatap ke arahnya. Nadira tersenyum kecil ke arah Chandra dan Chandra pun langsung membalasnya dengan senyuman lebar ke arah anak kecil tersebut. Sebelum menjelaskan tujuan utamanya datang ke perusahaan itu untuk menemui Chandra, Lisa terlebih dahulu menarik nafas panjang. Dia tengah menyusun kalimat yang akan dia utarakan kepada Chandra. Kalimat yang sudah sejak lama dia pikirkan untuk disampaikan kepada Chandra. Lisa sudah tak sabar ingin memulai misi balas dendam yang sudah dia pikirkan selama ini. "Kedatanganku ke sini punya niatan khusus terhadapmu, Chandra. Aku ingin bernegosiasi kepadamu, tapi sebelum mengatakan apa tujuanku datang menemuimu dan negosiasi apa yang ingin aku utarakan kepadamu. Terlebih dahulu kamu harus kenalan dulu dengan anak ini! " ucap Lisa sambil menoleh ke arah Nadira yang duduk di sampingnya. Wajah Chandra sedikit mengkerut mendengar perkataan dari Lisa kepadanya. "Negosiasi? Maksud Mbak Lisa apa, ya? " tanya Candra dengan heran. Lisa menoleh kearah Chandra dan sedikit menganggukkan kepalanya. "Tenang dulu, aku akan meminta anak kecil ini untuk bicara kepadamu, " ucap Lisa sambil menoleh ke arah Nadira. "Sayang, ayo kenalkan namamu kepada Om ini, yang lengkap ya!" ucap Lisa memberikan perintah kepada Nadira. Nadira langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat, mendengar perintah yang diberikan oleh Lisa kepadanya. Selama ini Nadira selalu diingatkan oleh Lisa namanya dan juga nama panjangnya, dan saat Lisa memintanya untuk mengutarakan nama lengkapnya kepada laki-laki yang ada di depannya saat itu, Nadira langsung memperkenalkan namanya dengan jelas. "Kenalkan nama aku, Nadira Putri Yoga! "ucap Nadira sambil tersenyum ramah ke arah Chandra. Bak seperti disambar petir di siang bolong, begitulah rupa Chandra yang sangat terkejut saat mendengar anak kecil yang duduk di depannya memperkenalkan namanya secara lengkap terhadap dirinya.Seperti yang dia rencanakan, setelah mengantarkan file pekerjaan ke kantor suaminya, Riana memutuskan untuk pergi mengunjungi makam gadis kecilnya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Riana sangat merindukan putrinya. Dia sungguh sedih setiap kali mengingat bahwa bayi kecil itu tidak sempat dia peluk setelah dilahirkan.Karena setelah operasi cesar kala itu, dia tak sadar dan setelah dia sadar, Candra dan juga pamannya mengatakan kepadanya bahwa bayi kecilnya meninggal dunia dan sudah dikuburkan.Riana tak sadarkan diri dua hari setelah menjalani operasi cesar untuk melahirkan bayi kecilnya itu. Tapi dia malah tidak pernah bisa memeluk, walaupun cuma sebentar saja, karena bayi itu tidak selamat seperti yang disampaikan oleh Candra dan juga pamannya.Saat itu, Riana masih menikah dengan Yoga dan dia lagi mengurus perceraian dengan Yoga. Makanya saat dia melahirkan, yang mendampinginya adalah Candra. Dia dan juga Yoga bercerai karena ternyata Yoga adalah orang yang telah men
Candra sungguh kaget sekaligus takut mendengar perkataan dari Lisa kepadanya."Jangan lakukan itu, Lisa! Kamu tidak boleh menemui Riana, kamu tidak boleh menyampaikan semua kebenaran ini kepadanya. Kamu tak boleh menghancurkan rumah tanggaku! "jawab Candra dengan gusar kepada Lisa.Lisa tertawa renyah mendengar ketakutan dari Candra terhadap apa yang dia sampaikan tadi."Baiklah, aku akan menyampaikan permintaanku kepadamu. Kalau kamu sanggup menurutinya, maka aku akan menyimpan semua rahasia Ini dari Riana, dan tak akan pernah membocorkan semua kenyataan ini kepadanya. Aku akan tetap mulut dengan semua kejahatan yang sudah kamu lakukan dan aku akan tetap merawat anak ini dengan baik seperti yang sudah aku lakukan selama ini! "ucap Lisa memulai negosiasinya kepada Chandra."Baiklah, Katakan apa permintaanmu itu? " jawab Chandra dengan cepat."Menikahlah denganku! Jadikan aku istrimu seperti rencana awal kita enam tahun yang lalu, sebelum kamu bertemu dengan Riana!" ucap Lisa dengan la
"Apa? Namamu siapa, Nak? "tanya Chandra dengan tubuh bergetar hebat ke arah Nadira yang baru saja memperkenalkan diri kepadanya.Nadira sedikit kaget mendengar suara keras dari Chandra kepadanya, reflek dia menoleh ke arah Lisa sementara Lisa langsung menganggukkan kepala ke arah Nadira untuk mengulangi apa yang dia ucapkan barusan."Kenalkan nama aku Nadira Putri Yoga, Om. Umurku 6 tahun!" ucap Nadira semakin lengkap kepada Chandra.Chandra yang hafal betul nama itu langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat."Apa-apaan ini Lisa? Kenapa anak ini memakai nama lengkap dari almarhum putrinya Riana? "tanya Chandra dengan bibir bergetar.Tubuhnya bergetar hebat mendengar anak itu memperkenalkan namanya kepada Candra. Chandra langsung ingat dengan semua yang dia lakukan di masa lalu terhadap Riana.Dia ingat semua kejahatan yang dia lakukan, yang sampai saat ini dia pikir sudah dia tutupi dengan sangat rapat sekali. Dan tak ada seorangpun yang mengetahuinya. Bahkan termasuk kedua orang
Candra menunggu dengan rona wajah penasaran siapa yang ingin bertemu dengannya. Apalagi sambil membawa anak kecil."Lisa? Siapa dia, ya? Tidak mungkin Mbak Lisa yang datang. Lagian, aku tak punya persoalan apapun lagi dengannya. Sudah lama juga aku tidak mendengar berita mengenai dia," Ujar Candra di dalam hatinya.Matanya menoleh kearah pintu ruangan kerjanya, berharap rasa penasaran yang dia rasakan saat itu bisa langsung terjawab dengan kedatangan tamu yang ingin bertemu dengannya itu.Langkah kaki Lisa yang tengah membimbing Nadira berjalan mantap menuju kearah pintu ruangan kerja Candra.Dia sedikit merasa grogi, tapi Lisa sudah memantapkan hatinya untuk memulai misi yang sudah bertahun lamanya dia susun.Dengan perlahan Lisa membuka pintu ruangan kerja Candra dengan lebar yang kebetulan memang tadi agak terbuka sedikit.Sementara Candra yang sedang penasaran langsung menatap kearah pintu dan melihat tamu yang ingin bertemu dengannya."Mbak Lisa?" Wajah Candra langsung tegang mel
Riana tengah duduk di meja makan sambil menikmati segelas tes panas dengan sepotong roti bakar sebagai sarapannya pagi itu.Suaminya baru setengah jam yang lalu pergi bekerja. Dan dia lagi tidak berselera menikmati sarapan yang dia buatkan tadi, padahal sarapan itu juga yang dia suguhkan untuk suaminya sebelum pergi bekerja tadi.Dering ponsel miliknya membuat Riana urung meneguk tes panas miliknya, lalu meletakkan kembali gelas itu di atas meja makan."Mas Candra? Untuk apa dia menelpon ku? Apa terjadi sesuatu? " Dengan gusar Riana langsung menjawab panggilan telpon itu."Hallo, Mas? Kamu baik-baik saja? " Suara Riana terdengar begitu khawatir.Menurut perkiraan Riana, suami nya pasti belum sampai ke kantor. Tapi kenapa malah menghubunginya seperti ini."Ya, mas baik-baik saja. Ini lho, mas ketinggalan berkas untuk rapat di meja ruang tamu. Tadi lupa ngambil pas mau berangkat, " Terang Candra."Ohh... Mas ketinggalan berkas untuk meeting? Mau aku anterin ke kantor? " Tanya Riana mema







