แชร์

Tuntutan Mama Candra

ผู้เขียน: Aqioqio
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-10-19 08:19:23

Seperti yang dia rencanakan, setelah mengantarkan file pekerjaan ke kantor suaminya, Riana memutuskan untuk pergi mengunjungi makam gadis kecilnya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Riana sangat merindukan putrinya. Dia sungguh sedih setiap kali mengingat bahwa bayi kecil itu tidak sempat dia peluk setelah dilahirkan.

Karena setelah operasi cesar kala itu, dia tak sadar dan setelah dia sadar, Candra dan juga pamannya mengatakan kepadanya bahwa bayi kecilnya meninggal dunia dan sudah dikuburkan.

Riana tak sadarkan diri dua hari setelah menjalani operasi cesar untuk melahirkan bayi kecilnya itu. Tapi dia malah tidak pernah bisa memeluk, walaupun cuma sebentar saja, karena bayi itu tidak selamat seperti yang disampaikan oleh Candra dan juga pamannya.

Saat itu, Riana masih menikah dengan Yoga dan dia lagi mengurus perceraian dengan Yoga.

Makanya saat dia melahirkan, yang mendampinginya adalah Candra. Dia dan juga Yoga bercerai karena ternyata Yoga adalah orang yang telah menyebabkan kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tua Riana sebelum Riana dan Yoga menikah. Dan selama pernikahan itu Yoga menyembunyikan semua fakta itu darinya.

Makanya Riana begitu dendam kepada Yoga dan menjebloskan Yoga ke dalam penjara, kemudian menggugat cerai Yoga setelah dia mengetahui fakta itu. Padahal dia saat itu lagi hamil besar.

Setelah cukup lama menahan kesedihan, Candra, yang merupakan mantan pacarnya yang kembali berniat untuk menjalin hubungan dengannya, akhirnya membuat Riana luluh, dan sekarang dia sudah menikah dengan Candra.

Hampir enam tahun mereka menjalani pernikahan, sementara Yoga, mantan suami dari Riana, masih berada di dalam penjara untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya terhadap Riana di masa lalu.

Di hadapan makam putri kecilnya, Riana sungguh sedih. Setiap kali datang mengunjungi makam itu, Riana begitu terpukul mengingat masa lalu.

Setelah cukup puas menumpahkan rasa rindunya, Riana kemudian meninggalkan makam itu lalu kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan, Riana terlihat begitu murung.

"Aku sudah cukup lama menikah dengan Candra, tapi sampai saat ini aku belum juga hamil. Kenapa aku belum juga hamil ya? Padahal aku yakin Candra pasti mengharapkan seorang keturunan dariku. Kenapa aku susah sekali mendapatkan keturunan?" gumam Riana dengan wajah sedih.

Selama ini, Riana merasakan kehidupan pernikahan yang begitu bahagia bersama dengan Candra.

Satu-satunya masalah dalam pernikahan mereka adalah belum dikaruniai seorang anak. Tapi selama ini Candra juga tidak pernah membahasnya.

Walaupun Riana sadar bahwa kedua orang tua Candra cukup sering membicarakan persoalan anak kepadanya dan juga suaminya. Dan Riana sadar bahwa kedua mertuanya pasti mengharapkan dia untuk bisa segera hamil.

"Apa sebaiknya aku menjalani program bayi tabung saja ya, agar aku bisa mewujudkan keinginan dari kedua mertuaku?" gumam Riana menimbang langkah yang bisa diambil untuk melengkapi kebahagiaan antara dia dan suaminya.

Riana begitu menghormati Candra. Dia sangat mencintai suaminya itu karena dia merasa di dalam pernikahan mereka, Candra selalu berusaha untuk memenuhi semua kebutuhannya dengan baik. Bahkan Candra selalu memanjakannya. Dia bertekad membahas hal itu nanti kepada Candra setelah Candra pulang dari kantor.

Sementara itu, di ruangan kerjanya, setelah kepergian Riana, Candra tak bisa melakukan apapun. Dia sungguh kaget dengan apa yang terjadi tadi.

Dia masih shock dengan kedatangan Lisa dan juga Nadira, gadis kecil yang merupakan putri kandung dari Riana yang selama ini sudah dia sembunyikan dari istrinya.

"Bagaimana kalau Lisa nekat? Bagaimana kalau bisa menghubungi Riana? Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Apakah aku harus memenuhi keinginannya untuk menikah dengannya? Lalu bagaimana jika Riana mengetahui semua itu? Dia pasti akan sangat kecewa kepadaku. Sungguh, aku tidak mau menyakitinya," gumam Candra dengan penuh kebingungan.

Saat Candra sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba dia mendapat panggilan telepon dari mamanya, dan Candra pun langsung menjawabnya dengan cepat.

"Halo, Ma. Ada apa?" jawab Candra dengan suara sendu karena dia masih khawatir dengan masalah yang hadir dalam hidupnya.

"Apa kabar, Candra? Bagaimana keadaan Riana? Apa dia belum juga hamil?" tanya Monika kepada putranya itu.

Mendapati pertanyaan seperti itu dari mamanya, Candra langsung menghembuskan napas panjang.

"Kenapa terus-menerus bertanya seperti itu, Ma? Kalau ada kabar baik, aku akan langsung memberitahukannya kepada Mama dan juga Papa," jawab Candra dengan sedikit kesal, karena mamanya langsung membahas persoalan anak, padahal saat itu dia begitu bingung harus melakukan apa untuk menyelesaikan masalahnya.

"Jadi Riana belum hamil juga? Sudah enam tahun mama menunggu, Candra. Mau sampai kapan Mama harus bersabar?" ucap Monika dengan ketus.

"Tolong, jangan bahas masalah itu sekarang, Ma. Aku lagi banyak pikiran," sanggah Candra dengan cepat.

"Lalu kapan Mama bisa membahas persoalan ini dengan kamu? Kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan, bahkan sudah jarang pulang ke rumah. Tolong sore nanti kamu pulang ke rumah. Ada hal penting yang harus Mama bicarakan kepadamu," ucap Monika kepada Candra kembali.

"Hal penting apa, Ma? Bicara melalui sambungan telepon saja. Aku sangat sibuk, belum tentu aku bisa pulang ke rumah Mama sore nanti," ucap Candra beralasan.

"Mama mau menjodohkan kamu dengan anak teman Mama. Kamu harus menikah dengan gadis itu. Mama ingin memiliki seorang cucu. Jadi, kamu jangan menolak keputusan Mama," jawab Monika dengan tegas.

Candra seketika terkejut mendengar keputusan yang dilontarkan oleh mamanya melalui sambungan telepon itu.

"Apa-apaan ini, Ma? Aku tidak mau menikah, aku sudah punya istri, aku tidak mau menghianati istriku," sanggah Candra kembali.

"Tapi dia tidak berguna. Dia tidak bisa memberikan seorang keturunan untukmu," sanggah Monika kembali.

"Siapa bilang kalau Riana itu mandul? Dia pernah hamil, loh, Ma! Mungkin belum waktunya saja," jawab Candra, mengingatkan akan kenyataan bahwa Riana memang pernah hamil dulu dengan suami pertamanya, yaitu Yoga.

"Pokoknya kamu harus memenuhi keinginan Mama, atau kalau tidak, kamu bawa calon istrimu ke rumah! Laki-laki diperbolehkan untuk punya istri lebih dari satu," jawab Monika dengan kesal.

Permintaan dari mamanya membuat Candra langsung ingat dengan persyaratan yang diutarakan oleh Lisa tadi kepadanya.

Dia jadi bimbang, tapi dia juga tak mungkin mengecewakan mamanya karena dia tahu betul bahwa mamanya pasti mengharapkan dia untuk segera memberikan seorang cucu bagi kedua orang tuanya, karena dia adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya.

Jadi, mereka pasti sangat berharap sekali dia bisa memberikan seorang cucu bagi kedua orang tuanya.

"Sudah lah, Ma! Nanti aku pikirkan. Sekarang Mama jangan melakukan apapun," ucap Candra mengingatkan.

"Baiklah, Mama tunggu kabar baik dari kamu, Candra. Jika kamu tidak mau juga menikah lagi, maka Mama akan memaksa kamu untuk menceraikan Riana," ancam mamanya melalui sambungan telepon tersebut.

Ancaman dari mamanya membuat Candra seketika membisu. Dia tahu betul bagaimana perangai mamanya, dan dia sungguh takut mamanya memaksa dia untuk menceraikan Riana.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Dosa di Balik Janji Suci   Tuntutan Mama Candra

    Seperti yang dia rencanakan, setelah mengantarkan file pekerjaan ke kantor suaminya, Riana memutuskan untuk pergi mengunjungi makam gadis kecilnya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Riana sangat merindukan putrinya. Dia sungguh sedih setiap kali mengingat bahwa bayi kecil itu tidak sempat dia peluk setelah dilahirkan.Karena setelah operasi cesar kala itu, dia tak sadar dan setelah dia sadar, Candra dan juga pamannya mengatakan kepadanya bahwa bayi kecilnya meninggal dunia dan sudah dikuburkan.Riana tak sadarkan diri dua hari setelah menjalani operasi cesar untuk melahirkan bayi kecilnya itu. Tapi dia malah tidak pernah bisa memeluk, walaupun cuma sebentar saja, karena bayi itu tidak selamat seperti yang disampaikan oleh Candra dan juga pamannya.Saat itu, Riana masih menikah dengan Yoga dan dia lagi mengurus perceraian dengan Yoga. Makanya saat dia melahirkan, yang mendampinginya adalah Candra. Dia dan juga Yoga bercerai karena ternyata Yoga adalah orang yang telah men

  • Dosa di Balik Janji Suci   Riana Melihat Lisa

    Candra sungguh kaget sekaligus takut mendengar perkataan dari Lisa kepadanya."Jangan lakukan itu, Lisa! Kamu tidak boleh menemui Riana, kamu tidak boleh menyampaikan semua kebenaran ini kepadanya. Kamu tak boleh menghancurkan rumah tanggaku! "jawab Candra dengan gusar kepada Lisa.Lisa tertawa renyah mendengar ketakutan dari Candra terhadap apa yang dia sampaikan tadi."Baiklah, aku akan menyampaikan permintaanku kepadamu. Kalau kamu sanggup menurutinya, maka aku akan menyimpan semua rahasia Ini dari Riana, dan tak akan pernah membocorkan semua kenyataan ini kepadanya. Aku akan tetap mulut dengan semua kejahatan yang sudah kamu lakukan dan aku akan tetap merawat anak ini dengan baik seperti yang sudah aku lakukan selama ini! "ucap Lisa memulai negosiasinya kepada Chandra."Baiklah, Katakan apa permintaanmu itu? " jawab Chandra dengan cepat."Menikahlah denganku! Jadikan aku istrimu seperti rencana awal kita enam tahun yang lalu, sebelum kamu bertemu dengan Riana!" ucap Lisa dengan la

  • Dosa di Balik Janji Suci   Pilihan Untuk Candra

    "Apa? Namamu siapa, Nak? "tanya Chandra dengan tubuh bergetar hebat ke arah Nadira yang baru saja memperkenalkan diri kepadanya.Nadira sedikit kaget mendengar suara keras dari Chandra kepadanya, reflek dia menoleh ke arah Lisa sementara Lisa langsung menganggukkan kepala ke arah Nadira untuk mengulangi apa yang dia ucapkan barusan."Kenalkan nama aku Nadira Putri Yoga, Om. Umurku 6 tahun!" ucap Nadira semakin lengkap kepada Chandra.Chandra yang hafal betul nama itu langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat."Apa-apaan ini Lisa? Kenapa anak ini memakai nama lengkap dari almarhum putrinya Riana? "tanya Chandra dengan bibir bergetar.Tubuhnya bergetar hebat mendengar anak itu memperkenalkan namanya kepada Candra. Chandra langsung ingat dengan semua yang dia lakukan di masa lalu terhadap Riana.Dia ingat semua kejahatan yang dia lakukan, yang sampai saat ini dia pikir sudah dia tutupi dengan sangat rapat sekali. Dan tak ada seorangpun yang mengetahuinya. Bahkan termasuk kedua orang

  • Dosa di Balik Janji Suci   Namanya Nadira

    Candra menunggu dengan rona wajah penasaran siapa yang ingin bertemu dengannya. Apalagi sambil membawa anak kecil."Lisa? Siapa dia, ya? Tidak mungkin Mbak Lisa yang datang. Lagian, aku tak punya persoalan apapun lagi dengannya. Sudah lama juga aku tidak mendengar berita mengenai dia," Ujar Candra di dalam hatinya.Matanya menoleh kearah pintu ruangan kerjanya, berharap rasa penasaran yang dia rasakan saat itu bisa langsung terjawab dengan kedatangan tamu yang ingin bertemu dengannya itu.Langkah kaki Lisa yang tengah membimbing Nadira berjalan mantap menuju kearah pintu ruangan kerja Candra.Dia sedikit merasa grogi, tapi Lisa sudah memantapkan hatinya untuk memulai misi yang sudah bertahun lamanya dia susun.Dengan perlahan Lisa membuka pintu ruangan kerja Candra dengan lebar yang kebetulan memang tadi agak terbuka sedikit.Sementara Candra yang sedang penasaran langsung menatap kearah pintu dan melihat tamu yang ingin bertemu dengannya."Mbak Lisa?" Wajah Candra langsung tegang mel

  • Dosa di Balik Janji Suci   Siapa Dia?

    Riana tengah duduk di meja makan sambil menikmati segelas tes panas dengan sepotong roti bakar sebagai sarapannya pagi itu.Suaminya baru setengah jam yang lalu pergi bekerja. Dan dia lagi tidak berselera menikmati sarapan yang dia buatkan tadi, padahal sarapan itu juga yang dia suguhkan untuk suaminya sebelum pergi bekerja tadi.Dering ponsel miliknya membuat Riana urung meneguk tes panas miliknya, lalu meletakkan kembali gelas itu di atas meja makan."Mas Candra? Untuk apa dia menelpon ku? Apa terjadi sesuatu? " Dengan gusar Riana langsung menjawab panggilan telpon itu."Hallo, Mas? Kamu baik-baik saja? " Suara Riana terdengar begitu khawatir.Menurut perkiraan Riana, suami nya pasti belum sampai ke kantor. Tapi kenapa malah menghubunginya seperti ini."Ya, mas baik-baik saja. Ini lho, mas ketinggalan berkas untuk rapat di meja ruang tamu. Tadi lupa ngambil pas mau berangkat, " Terang Candra."Ohh... Mas ketinggalan berkas untuk meeting? Mau aku anterin ke kantor? " Tanya Riana mema

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status