Share

Bab 16

“Bapak jangan ketawa terus dong, Arumi jadi takut, Bapak kenapa sih?”

Aku bisa merasakan saat Arumi mengguncang tubuhku, setiap detik bahkan guncangannya semakin keras. Aku sampai terhuyung. Seseorang kemudian mendekat, aku tak peduli, kali ini aku hanya ingin tertawa. Hidupku hancur sehancur-hancurnya. Setiap malam aku bahkan tak mampu tidur nyenyak, bayang Si Bungsu yang menghampiri setiap malam, membuat rasa bersalah itu kian menyiksa jiwa. Nuraniku seakan berontak. Dewi tak mau menghukumku. Meski aku mencoba menghubungi Bude dan Padenya di kampung, namun jawabannya tetap sama. Suatu hari Dewi bahkan mengirimkan sebuah surat.

“Aku melakukan semuanya demi anak. Jangan sampai anak-anak memiliki Ayah mantan narapidana, sudah cukup label Anak Tukang Selingkuh, yang tidak tahu kapan akan hilang. Jadi jangan menambah beban mereka dengan memenjarakan dirimu, bukankah ini lebih baik bagimu, kamu bisa bebas dengan istri barumu, nikmati saja hidupmu. Tak perlu merasa bersalah, buka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status