Share

Bab 51: Bulan Madu Tipis-Tipis (2)

"Kayaknya Prof makin hari makin genit." Mei tertawa.

"Jadi apa aku harus datar seperti papan penggilesan?"

Keduanya tergelak. Amran berdiri sembari menarik tangan Mei. "Yuk."

"Tunggu, Prof." Mei bergeming. Dimintanya Amran untuk duduk kembali. "Anda belum selesai menjelaskan, Prof. Jadi apa yang harus aku lakukan besok saat bertemu Lila?" lanjutnya setelah Amran ada di sampingnya lagi.

"Ah, sorry." Kedua sudut bibir Amran terangkat. "Kamu selalu membuatku lupa banyak hal."

"Tuh, kan, saya jadi kambing hitam lagi." Mei pura-pura cemberut.

"Memang begitu kenyataannya, Meine Schatzi." Amran menepuk kedua pipi Mei. Hampir saja ia mengecup bibir Mei kalau tangan Mei tidak bergerak cepat menahan dadanya.

"Lanjutkan dulu penjelasannya, Mas." Mei mencium pipi Amran.

"Hmm, oke-oke." Amran tersenyum sembari membetulkan letak kacamatanya. "Kamu ke wisma dan ambil barang-barang Lila. Setelah itu bawa ke Sardjito. Dokter belum bisa memastikan berapa lama dia diisolasi. Jadi biar kopernya a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status