Share

34 (End)

Sesampainya di ruangan mempelai pria, aku dihadapkan pada Mas Herman yang memamerkan sorot gelisahnya. Aku duduk di kursi, berdampingan dengannya. Sebab aku tahu pria itu tidak ingin didandani.

“Apa kabar, Dek, maksudku Farah?”

Aku mengangguk. “Baik. Hanif juga begitu. Sekarang dijaga oleh Emak dan Bapak.”

Sejak kepulanganku ke rumah Emak, beberapa kali Mas Herman ingin berkunjung, apalagi setelah mendengar kabar aku sudah melahirkan. Namun, aku melarangnya dan hanya mengizinkan melihat anak kami lewat panggilan video atau telepon saja.

“Aku nggak tahu kalau kamu yang jadi MUA-nya.”

“Itu nggak penting, Mas. Ini pekerjaanku, aku harus profesional.”

“Maaf. Aku nggak bermaksud–”

“Nggak usah merasa bersalah. Meski merasa nggak nyaman, tapi aku tidak membencimu. Kamu tidak perlu khawatir.”

“Dia rekan kerja. Setiap hari membantu pekerjaanku. Setelah kamu pergi, suatu hari Ibu melihatku berboncengan dengannya–aku cuma memberikan tumpangan seperti waktu itu–lalu berniat mendekatkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Asih
waaaahhhh kurang panjang ceritanyaaaa.. membayangkan Farah yg nerima Farel dan hidup bahagia..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status