Fitnah Ibu Mertua

Fitnah Ibu Mertua

By:  Said  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings
8Chapters
756views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Adam dan Nisa, yang tak tahan lagi harus angkat kaki dari rumah Siti -Ibunya Adam. Semua berawal dari tidak kesenangan Siti, lalu merambat ke Sri -Kakak ipar Adam dan Nisa. Fitnah terus berselancar dengan indah, menghantam Nisa dengan telak. Adam yang notabenya sebagai seorang suami membela sang istri. “Aku sudah tidak mau berbasa-basi lagi, aku juga tidak mau menumpang benalu dalam rumahku. SEKARANG KELUAR KALIAN DARI RUMAH INI!” -Siti “Kami pamit, Ma ….” -Adam

View More
Fitnah Ibu Mertua Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Ai Bori
wah, ceritanya keren. baru bab 1 udah buat tanduk semakin panjang dibuat mas Adam. lanjut Thor ...
2023-11-07 18:36:05
0
user avatar
SyaSyi
Keren ceritanya...
2023-11-07 18:24:15
0
user avatar
Khadijah Aisyah
Karya yang sangat luar biasa. Terus berkarya Kakak...️
2023-11-07 18:04:16
0
user avatar
Said
Terima kasih sudah mau mampir, dan kasih bintang lima
2023-10-05 17:57:21
0
8 Chapters
01 || Pembelaan dari suami
01 || Pembelaan dari suami“Mas, aku beneran nggak melakukan itu. Aku berani sumpah,” ucapku dengan parau, kala mas Adam masuk ke dalam kamar.Mas Adam tidak banyak bicara, ia berjalan pelan ke arahku. Tatapannya yang datar membuat aku merasa takut, perasaan aneh mulai membuat aku berpikir buruk. Nggak mungkin ‘kan mas 'Adam melakukan hal kasar padaku?GrebAku terdiam, tubuhku dipeluk erat sama mas Adam. Tangannya bergerak mengelus kepalaku dengan lembut. “Maafkan Mas yang belum bisa menjaga kamu, Dek,” tutur mas Adam yang membuat aku terbelalak kaget.“Jangan menyalahkan diri kamu, Mas.” Aku membiarkan pria yang berstatus suamiku ini memeluk dengan erat. Aku merasakan detak jantungnya, berdetak lebih cepat. Bahuku mulai terasa basah, mas Adam menangis ….“Berhentilah menangis, Mas.” Mas Adam membalas dengan gelengan kapala.“Mas sudah gagal jadi suami kamu,” ucapnya pelan. “Bukan hanya itu, Mas gagal menjadi ayah yang baik untuk Raka,” lanjut mas Adam.“Kamu nggak gagal, Mas. Kamu ud
Read more
02 || Unek-unek
02 || Unek-unekAku memejamkan mata kala tangan Mbak Sri bergerak ingin menamparku. Satu detik, dua detik, tiga detik. Aku tak merasakan apa pun. “Jangan sesekali kamu menyentuh istriku kalau kamu ingin terus hidup, Mbak.”Eh, suara itu tidak asing. Saat aku membuka mata, pemandangan pertama Kali Aku lihat adalah mas Adam. Kulihat tangan mas Adam menahan pergerakan Mbak Sri. “Lepaskan 'kan aku, brengsek!” umpatnya.Mas Adam malah menguatkan tenaganya, sampai aku dapat melihat pergelangan tangan mbak Sri memerah. Aku menelan saliva, ini benar-benar di luar perkiraan ku, aku juga lupa kalau waktu subuh sudah selesai.“Jangan kurang ajar kamu, Adam.” Bogem mentah hampir saja mendarat di pipi mas Adam. BugAku melongo, mas Adam malah menumbuk perut mas Ronal dengan keras. “Sudah aku bilang tadi malam bukan? Siapa saja yang mengusik keluarga kecilku, akan kuhajar, walaupun itu keluargaku sendiri!” ucap mas Adam dengan suara tinggi.“Heh, apa-apaan kamu ini Adam!” pekik Ibu mertua dengan m
Read more
03 || Merasa bersalah
03 || Merasa bersalahPOV AdamDemi Allah, aku nggak bermaksud meminta uang itu kembali, nggak sama sekali terbesit di hatiku. Aku ikhlas memberikan semuanya, apapun untuk keluargaku, asal Mama sama Mas senang. Tapi entah kenapa, mulut ini dengan mudah mengeluarkan kata-kata itu.Maafkan aku, Ma .... Sepanjang hari aku berpikiran itu terus, hatiku gelisah dan di mana aku melangkah, aku merasa was-was. Ucapan Nisa juga mengiang di kepalaku.‘Mas, apapun yang dikatakan Ibu patuhi lah. Dia Ibu kamu, surga ada di telapak kakinya, dia sumber ridho Allah untukmu. Kalau Ibumu tidak ridho padamu Mas, yakinlah kalau Allah enggak ridho juga sama kamu. Jangan pernah menyela ucapannya, Mas.’‘Berbaktilah pada Ibumu Mas, Kalau sudah nggak ada, baru menyesal. Walaupun aku hidup dalam keadaan yatim piatu, aku paham semuanya. Andai Ibu sama Ayahku masih ada Mas, aku akan berbakti pada mereka.’Aku semakin kalut, rasa bersalah semakin mengukung jiwaku. Hingga kini, malam telah menyambut, bulan semakin
Read more
04 || Angkat kaki
04 || Angkat kakiAku menatap tak percaya. Jam yang menunjukkan pukul setengah empat, membuat aku sujud syukur. Uang baru saja aku terima dari kampung dengan jumlah yang fantastis. Satu milyar baru saja masuk kerekeningku, hasil penjualan beberapa hektar tanah di kampung, membuat aku seketika menjadi jutawan dalam semalam. Sebenarnya sudah lama aku menjualnya, tapi tidak ada yang menawar dengan harga sefantastis ini. Aku berulang kali mengucapkan syukur, mungkin dengan uang ini aku bisa pergi dari rumah ini, dan memulai usaha baru bersama mas Adam.Aku juga tak rela, kalau setiap hari mas Adam dihina sama keluarganya karena tak kunjung dapat kerja. Apa lagi ibu mertua yang selalu menyindir mas Adam dengan berbagai dalih, kadang dari uang listrik, bahan dapur, dan banyak lagi lah. Mungkin pas sarapan saja aku bilang sama mas Adam nanti.Tok .... Tok .... Tok ....“NISA KELUAR KAMU! DASAR MENANTU KURANG AJAR!”Aku yang terduduk, langsung berdiri. Jangan tanyakan bagaimana kondisi jantun
Read more
Bab 5 || Menceritakan semuanya
05 || Awal kisahPOV AuthorPagi-pagi sekali, saat matahari masih tidak menampakkan dirinya. Adam, Nisa dan Raka, mereka bertiga harus angkat kaki dari rumah itu. Pantang bagi Adam mengemis belas kasihan, walaupun itu sama ibunya sendiri.Adam menatap jalanan yang masih gelap, ia pusing tujuh keliling. Uang tidak ada di tangannya, karena ia belum berkerja. “Maafkan Mas, Sayang. Mas harus membawa kamu dalam kesusahan, Mas akan berusaha kembali seperti dulu,” ucap Adam seraya menggenggam jemari istrinya. “Mas merasa semakin gagal.”Nisa diam, dan tidak menanggapi ucapan suaminya. Dia merasa senang dan juga sedih, senang berhasil keluar dari rumah bak neraka itu, dan sedih karena terusir secara tak terhormat. “Mas, kita cari ATM terdekat yuk,” ajak Nisa.Adam hanya mengangguk, dan ikut berjalan dari belakang. Adam kualahan, ia lelah batin. Ingin sekali ia menjerit dan mengeluarkan semua unek-unek dalam dirinya. Ia butuh pelampiasan, namun ia tak mendapatkan itu.Yang sekarang bisa ia lak
Read more
06 || Usaha bersama
06 || Usaha bersamaAzan subuh berkumandang dengan indah, dengan mata berat aku terbangun. Tubuhku terasa remuk, kutatap jam lamat-lamat, pukul lima subuh. Buru-buru aku bangunkan mas Adam dan Raka untuk sholat di masjid. "Anak Bunda udah cakep," ucapku setelah memakaikan baju koko putih kebanggaannya, tak lupa kopiah bewarna hitam. "Mas cakep gak?" Tiba-tiba mas Adam sudah berada di sampingku, ia mencolek hidungku. "Enggak," jawabku cepat, yang langsung kabur. Aku terkekeh kecil kala mas Adam berhasil menahan pergerakanku. Ia memberikan ciuman yang sangat lama. Inilah kebahagian.Setelah mereka pergi ke masjid, aku siap bertempur dengan alat-alat dapur. Pagi ini aku hanya menyiapkan nasi goreng ala kadar plus ayam goreng tepung kesukaan Raka. Masakan itu selesai dengan cepat, aku bawakan keruang tamu yang hanya beralaskan tikar. Aku tata sarapan pagi ini dengan indah.Setelah selesai semuanya, aku merebahkan tubuh pada ranjang yang baru ada tadi malam. Dalam hitungan detik aku suda
Read more
07 || Semakin laris
07 || Semakin larisSudah ada seminggu aku berjualan di depan rumah bersama mas Adam, pembeli semakin ramai. Sate yang kami jual habis total sebelum pukul delapan malam. Pembeli juga datang dari gang-gang yang lain, hingga membuat gang tempat tinggal ku menjadi ramai.Sepaket skincare yang aku pesan sama Nada sudah sampai lima hari yang lalu, aku memakainya secara rutin. Kini kulihat wajahku yang cantik, bersih dan mampu membuat mas Adam makin cinta, hehehe.Mungkin nanti malam aku bakalan menghubungi Nada, kalau aku siap untuk jadi seller skincare. Sore ini, aku dan mas Adam bakalan mencoba menu baru, bakwan siram kacang, ide yang sudah biasa, hanya saja kali ini kamu buat sedikit spesial. Mas Adam mendatangiku, tangannya melingkar di pinggangku, lalu ia berbisik, "kamu semakin cantik, Sayang. Mas terbuai dengan cintamu." Aku geli mendengarnya."Mas harap setelah kamu berhasil mendapatkan apa yang kamu inginkan, kamu tidak meninggalkan Mas," lanjut mas Adam yang membuat aku mematung
Read more
Bab 8 || Terasa sepi
Bab 8 || Terasa sepiPOV AdamSudah dua bulan, semenjak kejadian itu. Kala Nisa pergi dari rumah, keadaan sungguh senyap. Biasanya di pagi hari ia bakalan sibuk di dapur, menyiapkan makanan untuk semua penghuni. Kala kami makan bersama, batang hidungnya sama sekali tak nampak.Wanita berhati lembut itu bakalan mengurus Aqila, anak yang dicap anak haram oleh ibu. Demi Allah, anak itu ada setelah kami menjalani biduk rumah tangga dua bulan. Tapi yang sungguh mengejutkan, fakta sebenarnya terungkap. Siapa anak haram itu.Setiap malam juga aku susah tidur, aku dihantui dengan suara Aqila saat bermain. Tawanya juga membuat aku menangis, aku kasihan, tapi keegoisan lebih besar.Sampai Sekarang kepalaku seakan mau pecah, bingung. Aku juga merasakan kehilangan, berbagai cara aku mencari cara untuk melenyapkan rasa aneh itu, selalu aja ada celah untuk ia masuk. Kala malam, tubuhku sudah kehabisan tenaga, rasa kehilangan hadir bagaikan malapetaka. "Bu, kenapa ngak sarapan?" tanyaku setelah mem
Read more
DMCA.com Protection Status