LOGINPerjumpaan pertama Tania dan Randi membuat keduanya saling penasaran satu sama lain. Hati yang berdesir setiap kali berjumpa membuat Randi dan Tania semakin candu untuk saling bersitatap. Randi sayang Tania. Tania juga sayang Randi. Dunia semakin indah ketika dua insan memiliki perasaan yang sama. Saling mencintai. Namun kebahagian mereka tidak berlangsung lama. Hingga sebuah kebenaran menguji cinta mereka. Pantaskah Randi dan Tania mempertahankan perasaan mereka? Atau sebaliknya, melepaskan dan melupakan perasaan masing-masing? Jangan lupakan, darah lebih kental daripada air. ... Semakin aku mencintainya, semakin banyak aku tahu bahwa cinta kami terlarang - Randi Pratama Atmiraja Mengapa begitu rumit? Bukankah cinta itu sederhana? Aku mencintainya dan dia mencintaiku. - Tania Putri Lestari
View More"Aku mencintaimu, Tania. Bahkan hingga rambutmu sudah putih semua, cintaku tidak akan pernah berubah," ucap Randi sambil menggenggam tanganku dengan erat.
"Kamu tidak mengerti, Tania. Cinta kita tidak se-simple kisah di novel yang sering kamu baca itu, terlalu banyak larangan, cinta kita terlarang, Tania. Kamu harus mengerti itu."
. . .
Lelaki di ujung sana tampaknya sangat memperhatikan setiap gerak gerikku. Ia bahkan sudah mulai berjalan ke arahku. Apa aku pernah mengenalnya? Ah, tidak mungkin. Namun mengapa wajahnya sangat tidak asing bagiku? Sekarang jarak kami hanya tinggal tujuh langkah dan ia mulai memandangku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Harus ku akui aku sangat risih, apa maunya?
"Mau apa kamu?" tanyaku kepada seorang pria yang menggunakan jas berwarna hitam, dengan kemeja dalam yang berwarna putih telur, celana katun yang disetrika serapi mungkin, sepatu yang super mengkilat, serta rambut yang sangat rapi.
"Kamu tidak mengingatku Tania? Aku ayahmu," jawabnya dengan wajah yang menyesal. Aku dapat dengan jelas melihat wajahnya. Bola mata yang hitam pekat, hidung yang mancung, alis mata yang sangat tebal, serta kulitnya yang putih. Sangat mirip denganku.
"Tidak, kau bukan ayahku! Aku tidak memiliki seorang ayah!" sangkalku.
Deg.
Aku terbangun. Ternyata aku memimpikan hal itu lagi. Ini sudah yang ketiga kalinya aku memimpikan hal yang sama. Memimpikan seorang lelaki yang mengaku sebagai ayahku. Apakah ini suatu pertanda? Hah, pertanda apa? Pertanda kalau ia adalah ayahku? Yang benar saja. Aku tidak pernah memiliki seorang ayah. Paling tidak, aku tidak pernah mengetahui kalau aku memiliki seorang ayah.
Randi P.O.V.Aku baru saja pulang dari cafe tempatku bekerja dan langsung menuju rumah sakit. Disana sudah ada Kak Salsa dan Mas Rio yang ternyata sudah menungguku dari tadi."Sudah bisa ditinggal?""Iya sudah,""Kalau begitu kakak sama Mas Rio pulang dulu. Ntar malem kami dateng lagi,""Ok."Aku mendekat ke arah ranjang rumah sakit. Seseorang yang paling berjasa dalam hidupku sedang berbaring di tempat ini. Sudah lebih dari sebulan ia berada di sini. Dokter sendiri tidak tahu pasti penyakit apa yang sedang menyerang tubuhnya. Yang pasti, ia sudah tidak sadar sejak 1 bulan yang lalu. Jujur saja, aku sangat merinduka
"Tania. Ayah rindu sekali denganmu," ucap lelaki di hadapanku.Dia lelaki yang sama. Lelaki dengan jas hitam dan kemeja dalam berwarna putih telur.Dia menatapku penuh harap. Seakan aku ini benar-benar anaknya. Bagaimana mungkin dia adalah ayahku. Aku bahkan tidak pernah berjumpa dengannya sekali pun."Tania bicaralah. Ayah sangat merasa bersalah kepadamu."Aku tetap bungkam. Ingin sekali aku berteriak bahwa aku tidak memiliki ayah, namun bibirku tak kunjung terbuka. Bagaimana ini?Beberapa saat aku hanya diam terpaku hingga seseorang memanggil lelaki itu. Suaranya terdengar jelas bagiku, namun wajahnya sangat samar. Ia memiliki tubuh yang lebih tinggi sejengkal dari lelaki itu. Meli
Tania P.O.V.Drrttt.. drrtt..Notifikasi line muncul dihandphone-ku, dan aku langsung menyambarnya begitu saja. Akhir-akhir ini aku dan Randi jadi seringchatvia line. Membuatku semakin sering merindukannya.Hubungan kami sudah semakin akrab semenjak pertemuan tak sengaja di taman beberapa waktu lalu. Lucu saja, bagaimana mungkin kami yang dulunya sama sekali tidak kenal bisa jadi akrab begini. Ibaratnya seperti, dulu sejauh matahari dan sekarang sedekat nadi.Dengan segera aku membukahandphoneuntuk mengecek balasan dari Randi.Tania, ada yang ingin gue bicarakan. Lo ada waktu?
Tania P.O.V.Dua minggu belakangan ini, bunda sering banget uring-uringan. Salah dikit, langsung marah. Kayak lagipre-menstruasi syndrom.Tapi bukan. Dan yang selalu menjadi korban uring-uringan bunda siapa lagi kalau bukan? Aku.Terkadang, aku ingin sekali bertanya kepada bunda. Tapi, baru sepatah kata aku lontarkan, sudah ribuan kata yang dijawab oleh bunda. Kalau sudah begini, sikapemak-emaknyabunda lebih keliatan."Taniaaa! Siapa yang suruh kamu meletakkan cucian kotor di situ? Bibi sudah capek mencuci pakaian kamu, dan kamu dengan seenaknya seperti ini!"Aku tidak bersalah. Jelas tidak bersalah. Kan itu memang tempat cucian kotor, dan bunda masih tetap memarahi ku walaupun






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviewsMore