Friends with Benefits

Friends with Benefits

Oleh:  Febby Ayu  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat
14Bab
2.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Chaterine Marissa, seorang gadis yatim piatu yang berusia dua puluh tahun. Ia terpaksa tinggal bersama kakak kandungnya yang berprofesi sebagai seorang anggota kepolisian di salah satu kota di bagian selatan Pulau Jawa. Marissa yang diam-diam menyukai kakak kelasnya sejak bangku SMP akhirnya mendapatkan balasan cinta. Akan tetapi ada sesuatu hal yang mengganjal hatinya. Ternyata ia pun memendam perasaan kepada salah satu anggota kakaknya, yang ia akui hanya sebagai teman dekatnya. Dimanakah akhirnya cinta Marissa berlabuh? Kepada Jevin sang cinta pertamanya atau kepada Anton yang tak lain adalah pria yang selama ini menemaninya ketika ia jauh dari sang kekasih?

Lihat lebih banyak
Friends with Benefits Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Caroletta Ayu
Semangat Kak ...
2021-09-08 18:12:54
1
user avatar
Pradipta Ayu
Semangat berkarya kak .........
2021-09-08 10:51:42
1
user avatar
Lala
Keren ceritanya Kak. Nggak sabar baca bab selanjutnya!
2021-09-05 23:14:41
1
user avatar
Rahardian Faizal
good novel
2021-09-03 12:25:47
1
user avatar
Febby Ayu
Hello readers ...️ selamat membaca ya, jangan lupa beri komentar serta ulasan agar author lebih semangat. Terimakasih ...️
2021-08-19 20:37:44
1
14 Bab
Bab Satu
Suasana berkabung masih menyelimuti rumah yang ditempati oleh sepasang kakak beradik. Kehilangan kedua orang tua secara bersamaan terasa amat sangat menyakitkan bagi mereka berdua. Rasanya bagaikan ribuan belati tajam menghujami tubuh mereka secara bertubi-tubi. “Dek…” “Adek ikut Kak Ega aja ya…” “Kakak gak tega kalau harus biarin kamu hidup sendirian di sini.” ujar pria yang bernama lengkap Edgar William Hadinata kepada adik semata wayangnya. “Kalau aku ikut kakak, siapa yang mau jaga ayah ibu, kak?” “Siapa yang mau jaga rumah?” “Terus gimana juga kuliah dan pekerjaanku?” kata Marissa sembari menahan air matanya agar tak jatuh dan membasahi pipinya. “Ayah ibu sudah bahagia dek. Kamu harus bisa ikhlas.” kata Edgar sambal memeluk tubuh ringkih adiknya.   Kedua orang tua Edgar dan Marissa mengalami kecelakaan lalu lintas saat mereka sedang melakukan perjalanan dinas. Tabrakan beruntun di jalan tol mengakibatk
Baca selengkapnya
Bab Dua - Pacar
Setibanya di kota tempat Edgar bertugas… “Sebentar lagi kita sampai, dek.” “Mampir dulu ke warung makan langganan kakak ya. Kamu pasti lapar.” “Boleh kak, yang ada di belakang Polda bukan sih tempatnya? “Betul sekali. Seratus buat Marissa, sejuta buat Kak Edgar.” ucap Edgar sembari mengacak gemas rambut Marissa. “Kalau cuma sejuta aku juga punya. Gak perlu nunggu Kak Edgar kasih.” “Iya deh yang gajinya mendekati dua digit, apalah kakakmu ini, yang gajinya gak seberapa.” ujar Edgar merendah. “Merendah untuk meroket sekali kakakku ini. Emang bener sih gaji kakak gak seberapa, tapi remon plus tunjangan kinerja kan banyak.” “Udah-udah jangan dibahas lagi, nanti kamu minder lho. Mending sekarang kita turun aja, udah sampai lho ini.” Edgar pun turun dari Honda HR-V hitam miliknya, yang kemudian langsung masuk ke dalam warung makan langganannya, tak lama kemudian disusul oleh sang adik. Setibanya mereka di dalam warung
Baca selengkapnya
Bab Tiga - Bekal
Keesokan paginya...Pagi ini terasa sangat berbeda bagi Marissa, pasalnya ia harus bangun lebih awal dari biasanya mengingat sekarang ia tinggal bersama sang kakak di asrama kepolisian. Pagi ini Marissa mengawali paginya dengan memasak menu sederhana untuk sarapan serta bekal makan siang sang kakak. Berbekal ilmu memasak yang diajarkan oleh mendiang ibunya, akhirnya pilihan Marissa jatuh pada menu chicken katsu curry sauce untuk bekal sang kakak dan sup ayam untuk sarapan meraka berdua. Tak lama kemudian, kedua menu tersebut telah tersaji rapi di atas meja makan. Tak lupa pula bekal untuk sang kakak yang sudah tertata rapi di dalam lunch box. "Akhirnya kelar juga gue masak. Oke, sekarang saatnya gue bangunin Kak Edgar, terus mandi deh."Kemudian Marissa melangkahkan kakinya menuju kamar utama, kamar yang ditempati oleh Edgar. Lalu Marissa memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar itu."Kak... Kak Edgar... Ayo bangun
Baca selengkapnya
Bab Empat - Operasi Zebra
"Tumben bawa bekal lo?" ucap David sembari mendekati Edgar."Rissa masakin gue tadi pagi. Kata dia, gue gak boleh jajan sembarangan. Jadi dia masak deh buat bekal gue." jawab Edgar dengan mata berbinar."Idaman betul adek lo. Kalo gue lamar buat jadi Bhayangkari gue boleh gak?""Udah siap dapet bogem mentah dari gue, lo? Gebetan sama pacar-pacar lo mau lo kemanain?""Jelas gue putusin mereka lah, gue niat serius nih. Lo mau kan jadi kakak ipar gue, Ed?"Kalo gue sih terserah Marissa aja. Tapi menurut feeling gue nih ya, Marissa gak mau sama lo, soalnya dia juga tahu kalo lo playboy. Lagipula Marissa masih setia sama cinta pertamanya.""Gila, setia juga adek lo bro. Gue kira dia udah lupa sama cinta monyetnya. Oh iya, gue denger-denger si Jevin jadi Marinir ya? Hebat juga tuh bocah, padahal dulu jadi bahan bully temen-temennya karena introvert." kata David yang ikut serta memakan bekal buatan Marissa itu."Jangan suka
Baca selengkapnya
Bab Lima - Singa Betina
Sedangkan di sisi lain, Edgar terlihat panik serta khawatir akan keadaan adiknya pasca tragedi telepon tadi. Hatinya terasa tidak tenang setelah mengetahui bahwa adiknya terkena tilang."Gue bilang juga apa, Ed. Lo terlalu jahil jadi abang. Becanda lo keterlaluan. Kalaupun gue yang ada di posisi Marissa, gue juga akan lakukan hal yang sama, atau bahkan bisa lebih parah dari itu.""Tapi sayangnya lo bukan Marissa, Vid. Gue khawatir banget. Kira-kira Marissa gimana ya? Dia pasti nangis. Dia kan taat aturan banget. Selama ini dia belum pernah kena tilang. Udah gitu pasti Daniel bentak-bentak Marissa karena dia gak bawa SIM sama STNK." ucap Edgar sambil mondar mandir tak jelas."Lo terlalu overthinking sih. Menurut gue, Marissa bakal lewatin itu semua dengan tenang. Lo gak inget dulu waktu kita bertiga dipalakin anak kampung belakang komplek? Buktinya Marissa bisa tuh luluhin anak bar-bar macem mereka. Udah mending lo tenang dulu, duduk, napas yang teratur. Jujur gu
Baca selengkapnya
Bab Enam - Bertemu
Setelah puas berkeliling mall dan membeli barang-barang kebutuhannya, akhirnya Marissa melangkahkan kakinya ke toko donat dan kopi yang masih berada di mall tersebut.“Kak, saya mau Jco donut 2 lusin, JPOPS 4 lusin, 1 Avocado Frappe Tre, 2 Caramel Jcoccino Tre." ucap Marissa menyebutkan pesanannya."Oh iya kak, yang Avocado less ice ya." ucap Marissa kemudian."Baik kak. Atas nama kak siapa?""Chaterine." jawab Marissa singkat."Untuk pembayarannya cash atau pakai card, kak?""Pake debit card bisa kan?" tanya Marissa kepada sang kasir."Bisa kak."Kemudian Marissa menyerahkan salah satu kartu debit miliknya guna membayar pesanannya. Sembari menunggu pesanannya, Marissa pun memilih duduk di salah satu kursi yang berada di sudut toko tersebut. Netranya tak sengaja terfokus pada seorang pria yang tengah berdiri di lobby mall tersebut."Itu Kak Jevin bukan sih? Tapi kok dari muka sama postur
Baca selengkapnya
Bab Tujuh - Naksir
"Maaf, dengan Mbak Chaterine Marissa? Adik dari Pak Edgar?" tanya Anton kepada Marissa yang diiringi dengan senyumnya yang memikat hati kaum hawa. "Saya sendiri." jawab Marissa. "Mari ikut saya, mbak." Entah bagaimana, ucapan yang dilontarkan Anton bagaikan mantra sihir yang mampu menghipnotis Marissa. Sedangkan kini, Marissa hanya berjalan mengekori Anton menuju ruang kerja Edgar. Sepertinya Marissa mulai tertarik kepada Anton. Marissa yang merasa bersalah atas insiden tak mengenakan siang tadi akhirnya memberanikan diri untuk memecahkan keheningan di antara keduanya. "Pak Anton, maafkan atas sikap saya siang tadi ya." ucap Marissa yang sedikit gugup. Anton yang merasa diajak bicara pun akhirnya menghentikan langkahnya dan menatap manik coklat milik Marissa. Ada segaris senyum terukir di bibir brigadir polisi satu itu. Senyum tulus nan ikhlas yang selalu ia berikan kepada siapapun yang ia temui. "Gak apa kok Mbak Chate
Baca selengkapnya
Bab Delapan - Kejutan
Kini waktu telah menunjukkan pukul 18.00, seharusnya dua jam yang lalu Edgar pulang, tetapi pria dengan tinggi badan 185 sentimeter itu tetap melanjutkan tugas-tugasnya yang belum selesai. Sesekali diliriknya sang adik yang kini tengah tertidur di salah satu kursi di depan meja kerjanya. Ada perasaan iba dan prihatin atas keadaan yang menimpa adiknya. Di usainya yang baru menginjak dua puluh tahun, Marissa harus menelan pil pahit karena kepergian kedua orang tuanya. Dibelainya kepala sang adik dengan penuh kelembutan."Kamu harus jadi wanita yang kuat, dik. Kak Edgar yakin, kamu mampu melewati semua ujian yang Tuhan berikan. Kakak akan jaga kamu semampu dan sekuat kakak.  Apapun yang terjadi di depan nanti, kakak akan selalu ada untuk kamu. Kakak akan jadi orang pertama yang merengkuhmu." ucapnya lirih.Marissa yang sebenarnya sudah terbangun dari sepuluh menit yang lalu pun hanya bisa terdiam, berpura-pura bahwa dirinya masih tertidur dan memejamkan mata. Jujur s
Baca selengkapnya
Bab Sembilan
Ekhem...Edgar sengaja berdeham untuk memecahkan keheningan di antara Jevin dan adiknya. Sebenarnya Edgar tahu jika maksud kedatangan Jevin adalah ingin mengajak adiknya kejenjang yang lebih serius."Mau sampai kapan kalian cosplay jadi patung? Gak capek diam terus?""Kalau kakak perhatikan, kalian itu mirip sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Saling diam namun tetap saling merindu." Ucapan yang dilontarkan Edgar membuat keduanya saling tatap dan kemudian mereka tertawa bersama. Agaknya memang benar apa yang Edgar katakan. Jevin dan Marissa terlihat seperti dua sejoli yang tengah bertengkar namun tetap ingin dekat satu sama lain."Mohon ijin bang." ucap Jevin mengawali."Maksud dan tujuan saya ke sini ingin memberikan ini kepada Dik Ica." imbuh Jevin yang seraya mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah dari dalam saku celananya.Di dalamnya terdapat dua buah cincin. Satu cincin paja dan yang lain sebuah cincin emas dengan s
Baca selengkapnya
Bab Sepuluh
Hari ini adalah hari pertama Marissa bekerja di kantor cabang. Jujur saja, sedari tadi pagi ketika ia membuka matanya, rasa gugup menyelimutinya. Meskipun sang kakak dan kekasihnya sudah memberikan suntikan semangat, tetap saja ia merasa gugup dan sedikit merasa tidak percaya diri. Jantungnya berdegup dengan sangat cepat ketika ia menginjakkan kaki di halaman gedung tersebut. "Selamat pagi, mba. Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang satpam dengan perut sedikit buncit yang bernama Sodikin. "Selamat pagi, pak. Maaf saya karyawan baru, bisa saya bertemu dengan Ibu Mitha atau dengan Pak Jo? Dan satu lagi pak, apa betul dua hari yang lalu ada mobil navara berwarna hitam yang diantar ke kantor ini dari kantor pusat?" tanya Marissa dengan bahasa dan tutur kata yang sopan. Sedangkan satu orang satpam lainnya menatap Marissa dengan tatapan yang sulit diartikan. Mungkin hampir seperti tatapan seekor predator yang melihat rusa buruannya di depan mata, ya tatapan kela
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status