Nabila berpamitan untuk menginap di rumah ibunya selama satu minggu dengan membawa putranya yang baru berumur satu tahun. Ibu Nabila sedang struk, karena itu Nabila jadi sering menginap di rumah sang ibu untuk bantu merawatnya bergiliran dengan saudaranya yang lain. Selama ini suami Nabila juga mengijinkan, dia tidak pernah masalah ketika Nabila tinggalkan dua atau tiga hari di rumah ibunya. Tapi kali ini Nabila tidak pergi ke rumah ibunya, Nabila sengaja berbohong. Nabila hanya menitipkan putranya di rumah salah seorang teman kemudian dia kembali pulang ke rumah.
Nabila sering mendengar dari para tetangga jika suaminya sering terlihat pulang bersama teman wanita setiap kali Nabila menginap di rumah sang ibu. Awalnya Nabila tidak percaya sampai suatu hari dia melihat jejak sapuan lipstik di krah baju suaminya yang hendak dia masukkan ke dalam mesin cuci. Sejak saat itu pikiran Nabil jadi tidak karuan dan hari ini dia nekat untuk membuktikannya sendiri.Sebenarnya Nabila juga takut jika ternyata suaminya benar-benar berselingkuh. Tapi Nabila tidak bisa pura-pura diam saja ketika para tetangga terus bergosip. Hari sudah sore ketika Nabila kembali ke rumahnya, kira-kira di jam pulang kantor. Nabila melihat mobil suaminya sudah ada di garasi yang rolling door nya belum kembali ditutup, artinya Riko sudah pulang dan masih ingin keluar lagi. Pintu depan tidak dikunci hanya ditutup seperti biasanya. Nabila sengaja masuk pelan-pelan tanpa mengucapkan salam. Nabila langsung naik ke lantai dua untuk mencari Riko di kamar mereka. Ketika baru melintas di depan kamar tamu Nabila heran melihat pintunya yang sedikit terbuka. Nabila iseng untuk mengintip ke dalam dan syok luarbiasa. Nabila dan Riko menikah karena saling jatuh cinta, mereka saling percaya satu sama lain. Ikatan yang Nabila pikir sangat kuat itu tiba-tiba mulai berceceran sama seperti celana serta kemeja suaminya yang juga terlihat berceceran di lantai bersama dengan pakaian dalam wanita."Aduh Mas jangan keras-keras," terdengar suara rintihan dan desahan seorang pria serta wanita dari dalam bilik kamar mandi yang airnya juga sedang mengalir deras.Dada Nabila langsung berdenyut hebat, isi kepalanya padam, dan semua yang dia pikirkan selama ini tiba-tiba lenyap, dunianya hilang dalam sekejap. Kebaikan, cinta, dan perhatian suaminya seperti tidak ada yang nyata. Bahkan ketika Nabila melangkah ke dalam kamar itu pun rasanya masih seperti tidak nyata.
Nabila tetap melangkah masuk ke dalam kamar dengan menguatkan tekatnya setebal baja. Nabila tidak boleh menangis ketika terus mendengar suara rintihan nikmat dari seorang perempuan yang sedang disetubuhi oleh suaminya di bilik kamar mandi. Berbagai desahan dari pasangan yang saling menyatukan hasrat itu juga sedang ikut Nabila simak dengan daun telinganya yang menjalar panas dan dadanya yang berdenyut sakit luar biasa.Nabila mendengar suara suaminya beberapa kali mengeram keenakan memuji kenikmatan yang sedang membungkus kejantanannya. Tadinya Nabila pikir Riko hanya membutuhkan semua itu bersamanya. Ternyata selama ini hanya Nabila sendiri yang berpikir demikian. Tiba-tiba Nabila merasa sudah hidup bersama pria yang tidak dia kenal perangainya ketika telah terkubur oleh nafsu di dalam tubuh wanita.*******
Setelah selesai menyalurkan hasratnya kepada Novie, Riko segera kembali menguyur tubuhnya di bawah shower yang dari tadi dibiarkan mengalir.
"Apa Mas Riko tidak takut ketahuan istri jika sering-sering mengajakku pulang seperti ini?""Istriku akan berada di rumah ibunya selama satu minggu, kau bisa menginap dan besok pagi kita berangkat ke kantor bersama." Riko mencium Novie yang baru memberinya kepuasan dan sedikit meremas kembali gumpalan lembut di dada Novie yang kenyal."Aduh jangan kencang-kencang Mas." Novie yang lumayan binal tersenyum centil sambil menggosok bagian tubuhnya yang masih lembab dan licin dengan sabun.Novie adalah asisten baru Riko di kantor, masih sangat muda dan memang lumayan cantik dan centil. Sudah sejak tiga bulan ini mereka berkerja dalam satu ruangan hingga menumbuhkan benih-benih perhatian yang akhirnya berujung dengan eksekusi di atas ranjang. Mereka pertama kali melakukan hubungan badan ketika Riko mengajak Novie meeting ke Bandung dua bulan yang lalu. Riko menyewa satu kamar untuk mereka berdua. Novie memang sudah bukan perawan jadi dia tidak keberatan sama sekali diajak menginap dan ditiduri oleh laki-laki yang dia tahu juga sudah beristri."Istriku sedang sibuk mengurusi ibunya dan jarang ada di rumah akhir-akhir ini, kau tidak perlu khawatir untuk sering-sering menginap."Riko mendekat untuk mengecup bibir Novie yang basah hingga menimbulkan suara berdecak. Novie segera mengaitkan lengan ke leher Riko agar pria itu menariknya lebih erat untuk digumuli lagi. Dada dan perut mereka kembali saling menempel, berpelukan dan berciuman sambil berdiri di bilik shower."Apa kau lapar?""Iya Mas, aku ingin makan di restoran yang kemarin malam, menunya enak di sana?" Novie pilih restoran mahal yang sekali makan saja bisa cukup untuk kebutuhan belanja Nabila selama satu minggu."Hemmm." Riko mencubit puncak keras wanita muda itu sampai merintih."Oh, Mas .... " Novie menggeliat manja merapatkan tubuhnya.Kadang laki-laki baik pun juga bisa ikut berubah jadi binal jika bersama perempuan penggoda. Sebenarnya Nabila tidak kalah cantik dari Novie tapi sebuah perselingkuhan ternyata memberi sensasi tersendiri dan Riko semakin ketagihan."Kau harus cepat berpakaian jika tidak mau kita mulai lagi." Riko sengaja memukul bokong Novie sebelum dia keluar lebih dulu untuk mengambil handuk. Tadi mereka terburu-buru melucuti pakaian dan tidak sempat berpikir jika tidak ada handuk di kamar tamu."Tunggu sebentar biar kuambilkan handuk untukmu."Bukannya menunggu, Novie malah ikut berjalan bugil mengikuti Riko. Novie memang sangat percaya diri karena merasa masih sangat muda dan dimanja. Perempuan itu bergelayut manja di lengan Riko saat mereka berdua keluar dari bilik kamar mandi.Riko terkejut luar biasa ketika melihat Nabila sedang duduk di ujung ranjang menatap mereka berdua yang masih sama-sama belum berpakaian."Nabila ...!" gugup Riko. "Sejak kapan kau pulang?" Mata Riko membelalak syok seperti bola bekel yang mau lepas."Sudah dari tadi Mas, apa kalian sudah selesai?" tanya Nabila seolah tanpa getaran emosi ketika menatap suaminya dan wanita muda yang pasti juga sedang malu luar biasa ketika ditatap oleh Nabila dalam kondisi telanjang bulat bersama suaminya.Tatapan Riko jadi nyalang karena malu dan panik. "Di mana pakaianku?" Riko sudah tidak melihat pakaiannya yang tadi berceceran di lantai."Sudah aku buang ke luar jendela," jawab Nabila dengan begitu santai seolah hatinya tidak sedang sakit sama sekali.Riko juga segera berpaling ke arah pintu, sudah tertutup rapat dan kuncinya tidak ada."Di mana kunci pintunya?" Riko kembali menoleh pada Nabila yang tetap duduk tenang di ujung ranjang.
"Juga sudah kubuang ke luar jendela."Nabila sama sekali tidak terlihat murka atau menangis histeris layaknya wanita yang menangkap basah perselingkuhan suaminya. Nabila justru ikut mengunci dirinya bertiga di dalam kamar bersama wanita selingkuhan suaminya yang masih telanjang dan tidak memiliki pakaian lagi untuk membungkus tubuhnya. Nabila cuma memperhatikan mereka berdua dengan jijik."Aku tidak sedang bercanda, Nabila, " Riko coba memohon karena tidak tahan dipandang jijik seperti itu oleh Nabila."Aku juga tidak!" tegas Nabila sambil menatap remeh pada wanita yang bersembunyi malu di belakang sisi tubuh suaminya.Riko juga sedang tidak bisa menutupi aibnya degan apapun. Tapi Nabila tetap tidak perduli, dia hanya menyaksikan cara wanita itu mendekap buah dada dan kemaluannya sediri dengan telapak tangan."Apa kau masih memiliki rasa malu setelah merentangkan kaki untuk suamiku dan bersenang-senang di rumah kami?"Novie tidak sanggup bicara kecuali hanya tertunduk dalam-dalam dan Riko juga sedang tidak bisa membelanya."Lanjutkan lagi saja Mas, aku juga ingin lihat kuat berapa lama saat Mas Riko main dengan perempuan lain." Nabila memang terdengar gila tapi dia serius dengan ucapannya.Nabila dan Riko sudah tiga tahun menikah, Nabila tahu betul selama apa suaminya kuat menyetubuhinya. Sebenarnya Riko memiliki durasi tidak terlalu panjang ketika berhubungan sex, karena itu Nabila benar-benar jadi ingin melihat apa kepuasannya sebanding dengan kehinaan yang mereka dapatkan."Aku benar-benar ingin melihat kuat berapa lama Mas. Riko menyetubuhinya." Nabila sengaja menatap wanita muda di samping suaminya dengan senyum menyepelekan."Ayo lakukan lagi! rentangkan kakimu untuk suamiku lebar-lebar biar aku langsung melihat perbuatan kalian!" tantang Nabila. "Jangan sampai aku cuma melihat tontonan membosankan dengan rintihan jelekmu yang kau buat-buat.""Jangan main-main, Nabila!" tegas Riko yang terus merasa diejek oleh ketenangan istrinya."Mas Riko yang sedang mempermainkan pernikahan kita!" Nabila makin mengangkat dagunya. "Mempermainkan keluargaku, orang tua kita dan masa depan putra kita hanya demi kesenangan sesaat ketika Mas sedang terkubur ke dalam tubuhnya!" Nabila menunjuk Novie yang masih tidak berani bersuara karena rasa malu tak terukur."Berikan kunci pintunya padaku, kita harus keluar!" Riko benar-bear tidak sanggup menghadapi Nabila yang tidak murka tapi justru menyerangnya dengan cara sangat tidak terduga seperti ini."Mas bisa berteriak memanggil tetangga untuk mengambil tangga dan mengeluarkan kita lewat jendela."Nabila memang sudah membuang kuncinya utuk menantang keberanian Riko yang sedang telanjang untuk benar-benar berteriak minta tolong pada tetangga mereka. Jika ada yang menemukan mereka bertiga dalam kondisi seperti ini pasti juga akan segera heboh tapi Nabila sedang tidak perduli, sama seperti Riko yang tidak perduli dengan perasaanya ketika mulai berselingkuh dengan perempuan lain.
"Aku serius Nabila, berikan kuncinya padaku!""Aku juga serius Mas, karena setelah ini kita akan bercerai!"Tidak ada wanita manapun yang mengharapkan jadi janda ketika dinikahi oleh seorang pria. Tapi kadang kondisi menjadikan mereka tidak memiliki pilihan."Jadi kau memergoki suamimu sedang membawa wanita lain ke rumah kalian?" Kedua sahabat Nabila, Moy dan Elice terkejut mendengar cerita Nabila yang luar biasa tidak masuk akal. "Kenapa kau tidak menjambak rambutnya dan mencakar wajah wanita murahan itu!" gemas Moy mendengar cerita tenang Nabila ketika membahas penyebab dirinya menjadi janda. "Aku pilih berpisah dari Mas Riko agar bisa hidup lebih tenang untuk membesarkan anakku." Dari sejak mereka bertiga masih di bangku SMU memang Nabila yang paling slow meghadapi masalah. "Dasar laki-laki sama saja!" Moy tetap tidak terima. Moy juga bercerai dari suaminya karena suaminya berselingkuh. Moy memiliki bisnis kecantikan yang lumayan suksek dia mandiri secara finansial tapi malah diselingkuhi suaminya yang malas bekerja dan cuma bergantung hidup padanya. Parahnya suami Moy berselingkuh dengan sahabat Moy sendiri yang sudah Moy anggap seperti saudara perempuan. Kisah perceraian Moy dan suaminya sudah tidak perlu diceritakan lagi karen
Nabila lebih banyak bengong selama Moy terus menjelaskan mengenai 'Grup Kumpulan Janda dan Duda' yang dia buat. Rasanya imajinasi Nabila belum sampai seekstrim itu untuk sampai ikut bergabung ke dalam grup begituan. "Tidak apa-apa kalian bisa pakai akun samaran jika malu atau takut ketahuan identitas asli kalian. Ada banyak anggota yang benar-benar bisa bertemu jodoh di grup yang sudah kukelola satu tahun ini." Moy terus membujuk kedua sahabatnya untuk mau ikut bergabung. "Tidak aku tidak mau!" Elice tetap tegas menggeleng. "Kau, Nabila?" Moy menunjuk sahabatnya yang lebih datar. Nabila juga menggeleng. "Emang kau tidak mau anakmu punya bapak lagi yang bertanggung jawab?" "Dari mana kau tahu mereka malah bukan penjahat kelamin!" tegas Elice hampir jijik. "Berkenalan lewat media sosial juga bukan melulu penjahat kelamin, sekarang semua orang mengunakan media sosial karena lebih mudah dan bisa langsung to the point tanpa basa-basi canggung." Moy menggeser tempat duduknya agar le
Elice mengantar Nabila sampai di depan rumah orang tuanya dan bantu menurunkan stroller bayi Nabila sementara anak laki-lakinya terus minta gendong tidak mau turun. "Bagaimana koindisi ibumu?" tanya Elice. "Sudah lebih baik tapi masih harus rutin menjalani terapi." "Sampaikan salamku ke padanya, aku tidak sempat mampir karena harus buru-buru, mungkin lain kali nanti aku akan main ke rumah kalian. "Ya, terimakasih." Tadi pagi sebenarnya Elice yang menjemput Nabila setelah kemarin mereka tidak sengaja kembali bertukar komentar di media sosial dan Elice baru tahu jika Nabila telah bercerai dari suaminya. Elice menjemput Nabila dan mereka membuat janji bertemu dengan Moy. Ide yang awalnya hanya untuk sekedar kembali berkumpul setelah sekian tahun sudah tidak pernah lagi nongkrong bareng. "Da-da ... ganteng ... " Elice sudah duduk kembali di dalam mobil dan hendak mulai menjalankan mobilnya ketika melambai pada putra Nabila. "Ayo da-da sama tante Elice," Nabila berbisik sambil menge
Hari Senin siang Nabila kembali nekat menelpon Riko yang seharusnya sedang berada di kantor. "Selamat siang Mas." Nabila juga membuka dengan salam untuk tetap menghormati mantan suaminya seperti dulu, karena Riko tetap ayah dari putranya. "Ya kenapa?" nada sura Riko justru terdengar agak ketus hingga rasanya Nabila igin kembali menelan kata-katanya ke tengorokan. Rico memang jadi ketus seperti itu sejak Nabila bersikeras minta bercerai dan tidak mau mendengarkan perkataanya.. "Sudah dua bulan Mas Riko tidak memberikan jatah bulanan untuk Bagas." "Apa sudah habis lagi?" "Sudah dua bulan Mas Riko tidak mengirim apa-apa." Nabila kembali mengingatkan. "Dengar Nabila, sekarang Novie juga sedang hamil kami juga memiliki banyak kebutuhan sendiri jadi jangan terlalau bergantung terus padaku!" "Ini untuk Bagas, Mas. Bukan untuk kebutuhanku!" tegas Nabila mulai ikut tersulut Emosi degan perkatan suaminya yang juga sudah mulai mirip dengan Novie. Sepertinya dua orang yang tidur bersama l
"Ini untuk Bagas, cuma lima ratus ribu, Abang belum gajian bulan ini." Togar menyerahkan lima lembar uang seratus ribuan dari dompetnya ketangan Nabila. "Jangan Bang, minggu lalu Bang Togar sudah ngasih uang buat beli susu Bagas." "Tidak apa-apa ini uang simpanan abang sendiri, Mbak Fitri tidak tahu." "Jangan Bang, sungguh nabila gak enak sama Mbak Fitri." Sebenarnya kaka ipar Nabila sudah tahu jika tiap bulan suaminya akan menyisihkan uang satu setengah juta rupiah untuk Bagas dan terimakasihnya karena Nabila bantu mengurus ibu mereka. Tapi kadang Bang Togar juga masih sering tidak tega melihat kondisi Nabila. Biasanya Nabila baru akan menemuinya diam-diam seperti ini jika sudah sangat terdesak. "Sudahlah Nabila, terima saja, Abang tahu kau sedang tidak bisa minta pada mantan suamimu." Nabila malah kembali meneteskan air mata ketika Bang Togar memaksakan uang tersebut ke dalam genggamannya. Nabila memang sangat butuh uang tapi seperti ini membuat Nabila sangat sedih dan tidak be
Riko beruntung karena ketika dia tiba kebetulan Bang Togar pas ijin pulang, jadi tinggal Nabila dan putra mereka. Padahal sudah dari tadi Bang Togar mau ngajak Riko kelahi karena sampai lewat tengah hari dia belum muncul juga."Bagaiman kondisinya?" tanya Riko yang baru tiba karena Bagas sedang tidur."Masi demam Mas." Sebenci apapun Nabila terhadap Rico nyatanya ketika sedang dalam kondisi seperti ini dia sedang sama sekali tidak sempat memikirkan kebenciannya. Nabila hanya terus mencemaskan Bagas yang demamnya sama sekali belum turun sejak kemarin."Kupikir Bagas cuma flu." Rico menempelkan punggung tangan ke dahi putranya yang masih tertidur."Mungkin Bagas rindu sama Mas Riko."Riko tidak bicara apa-apa begitu mendengar ucapan Nabila, dia hanya ikut duduk di samping ranjang untuk memperhatikan putranya. Sebenarnya tadi malam Riko juga tahu jika Nabila mengirim pesan dan menelpon beberapa kali tapi Novie juga berulang kali mengatakan jika Nabila hanya berusaha mencari-cari alasan u
Novie kembali menelepon Riko tiap hampir sepuluh menit sampai suaranya membuat telinga gatal, padahal Riko masih belum bisa menigalkan putranya yang sedang sakit. "Mas Riko lama banget, cepat bawain makanan pesanan aku. Ini lagi mual, gak bisa makan apa-apa dari pagi," rengek Novie terdengar manja untuk minta perhatian. "Ya, sebentar tunggu Bagas selesai minum obat." Nabila dan Moy ikut mendengarkan percakapan mereka karena Riko mengangkat panggilan telepon sambil menggendong Bagas untuk minum sirup penurun demam yang disuapkan Nabila. "Aku tunggu sepuluh menit lagi, jangan lama-lama sama mantan!" Novie pura-pura ngambek kemudian menutup telepon lebih dulu. Akhirnya Riko berpamitan pulang karena Novie pasti akan terus ribut, bahkan Moy yang ikut mendengarkan saja jadi jengkel. "Rasanya pingin kucekik itu leher perempuan tidak tahu diri! Sudah merebut suami orang masih juga sok-sokan paling minta dimanja kayak cuma dia aja yang pernah bunting!" gerutu Moy setelah riko pergi. "Pa
Begitu Riko pulang dan meletakkan ponselnya di atas meja, Novie segera mengambil benda tersebut dan memeriksa semua jejak percakapan suaminya. Novie kaget ketika melihat laporan pesan SMS banking transfer dana yang dikirimkan Riko ke rekening Nabila. Dada Novie langsung bergemuruh panas mengetahui Riko mengirim uang lima juta rupiah ke pada mantan istrinya. Bukan hanya masalah jumlah nominalnya yang membuat dada Novie seperti sedang direbus, tapi Novie juga sedang sangat cemburu karena menduga Riko masih suka memperhatikan mantan istrinya. Meskipun Nabila kalah muda dari Novie yang baru dua puluh tiga tahun tapi Nabila juga masih cantik, badannya Bagus, pantas untuk dicemburui. "Jadi Mas Riko ngasih uang lima juta buat mantan istri Mas?" tanya Novie begitu Riko keluar dari kamar mandi. "Itu untuk bagas." "Lima juta hanya untuk anak umur satu tahun?" sewot Novie sama sekali tidak percaya. "Mas yakin itu bukan untuk ibunya juga? Ingat Mas, dia sudah mantan istri, sudah bukan tanggun