Ayu bersembunyi ketika melihat Dyra baru keluar dari kamar.Langkah-demi langkah Avira berpijak, kakinya masih gemetar dan sakitnya masih ada.Ayu melihat Dyra dengan keadaan kacau, ketika Dyra sudah menjauh. Segera Ayu melihat ke dalam kamar.Aoran masih tidur, tapi ketika Ayu mendekat, ia melihat Aoran tanpa busana.Ayu terkejut. “Apa mereka tidur bersama? Berhubungan?”Ayu kaget, ia ingin segera keluar dari sana, tapi ketika Ayu mencium bau alkohol menyengat, Ayu berbalik lalu menatap ke arah Aoran.Ayu tersenyum. Ia menutup pintu dan menguncinya. Setelah itu Ayu melepaskan pakaiannya sendiri dan naik ke atas ranjang.“Aku akan menjadi wanitamu sekarang,” ucap Ayu.Ayu memejamkan matanya. Tidak menunggu lama. Aoran membuka matanya.Kepalanya masih pusing, ia berusaha mempertajam penglihatannya, ketika ia menengok ke samping, Aoran melihat seorang wanita berbaring di sampingnya.“Siapa wanita ini,” gumam Aoran bingung.Aoran mencoba mengingat kejadian malam itu, tapi ia mengingat wa
Di bawah sinar, nampak seorang wanita paruh baya duduk sendirian, wajahnya terlihat sedih dan banyak beban penderitaan. Ia seorng ibu yang sedang menunggu kepulangan putranya. Pembantu mendatanginya dan memberitahu bahwa putranya telah pulang. Aoran yang tiba di rumahnya bersama dengan Ayu. Kedatangan Aoran kali ini hanya semata panggilan dari ibunya. “Terima kasih dewa, putraku telah kembali.”Ibu Aoran menghampiri dan memeluk dengan hangat, begitu juga Aoran membalasnya. Ibu Aoran menatap seorang gadis di sebelah putranya itu. “Siapa dia, Aoran? “Aoran bingung menjelaskan hubungannya dengan Ayu, tapi tetap ia memperkenalkan Ayu pada Ibunya. “Dia Ayu Bu,” ucap Aoran. “Apa dia kekasihmu.” Tampaknya ibu Aoran tidak keberatan dengan kehadiran Ayu. “Iya tante, nama saya Ayu,” ucap Ayu menundukkan kepalanya. “Oh, cantiknya, “ menyentuh pipi Ayu. Aoran diam membenarkan perkataan Ayu. Lalu dari kejauhan tampak seorang pria berwajah garang mendekat. “Kamu sudah pulang?”Wajahny
Suatu malam Ayu tengah berada di dalam kamarnya. Lalu datang seorang laki-laki bercelana hitam bersepatu coklat menghampirinya. Gadis itu sempat ketakutan, dia mundur menghindar, tapi setelah menyadari bahwa itu Aoran segera ia berlari memeluk laki-laki itu. “Aku sangat takut,” ucap Ayu memeluk Aoran. “Aku tidak memaksamu bersamaku, jika kamu ingin kembali, aku tidak melarangnya,” saut Aoran. “Tidak. Aku sudah memberikan semuanya padamu, aku akan berada disisimu, jangan pernah berkata begitu,” ucap Ayu. “Aku tidak bisa menikahimu saat ini, tapi setelah membalaskan dendam keluargaku, aku berjanji akan menikahi jika waktunya tiba.”“Asalkan bersamamu, aku akan bahagia.” Ayu mengeratkan pelukannya. Aoran mengumpulkan anggota gengnya, hanya beberapa dari mereka yang tersisa, lainnya telah dibantai. Roky melaporkan jumlah anggota. “Kita hanya punya lima puluh orang, sedangkan musuh sekitar seribu orang. Kita sangat kalah jumlah. Dan kita juga kekurangan dana untuk menambah anggota.”
Gadis desa yang kini sedang mengandung dibawa kekantor kepala desa, warga desa telah ramai berkumpul untuk membicarakan kehamilan itu.Didesa yang kini masih kuno, memiliki keyakinan bahwa wanita hamil diluar nikah membuat leluhur mereka marah, dan paling ironisnya mereka takut terjadi bencana yang akan melanda desa jika membiarkan wanita hamil tanpa suami."Usir gadis ini dari desa," seru mereka."Anak diluar nikah akan berdampak buruk bagi desa kita. Sebaiknya wanita itu segera diusir.""Dia hamil pasti karena mencari uang dengan menjual diri."Ucapan para warga menunjuk-nunjuk kewajah gadis yang tidak terbedaya."Tenang semuanya, jangan saling menghakimi, kita harus dengarkan dulu penjelasannya," ucap kepala desa."Apa benar kamu sedang hamil, terus siapa laki-laki yang telah menghamilimu? " tanya kepala desa baik-baik."Semua sudah jelas bahkan kami sudah memeriksanya kerumah sakit." Salah satu warga."Anak itu harus digugurkan, atau kamu pergi dari desa ini," ucap warga lain.Men
Konon katanya ada sebuah pulau yang memiliki sejuta keindahan, pulau itu letaknya tepat berada ditengah danau yang terbentang luas, pesona pemandangan yang begitu indah serta udaranya sejuk, pulau ini kerap kali dijadikan tempat wisata oleh orang asing. Keindahan pulau yang dapat dinikmati dengan melihat ragam budaya dan tempat-tempat menarik yang dapat dikunjungi.Dyra Agata seorang gadis berparas cantik dengan postur tubuh mungil tinggal di salah satu desa dekat pulau. Kebiasaan mengunjungi tepi danau dekat pelabuhan. Sepasang bola mata terus memandang ke arah kapal.Di tengah danau yang kini semakin dekat ke arahnya, angin yang berhembus membuat mata berwarna hazel itu memerah dan tubuhnya gemetar kedinginan. Helaan nafasnya begitu panjang, perasaannya hatinya sangat hampa."Hari ini juga bukan, mungkin besok ." Gumam Dyra sedih melihat ke arah tepi kapal.Dyra berjalan dengan langkah kecil, perlahan-lahan meninggalkan tepi danau, sesekali liriknya lagi ke arah danau. Tak terasa la
Suara langkah itu semakin mendekat ke arah Dyra, lalu suara berat memanggil."Dyra."Dyra menoleh. "Robin." Sautnya sembari menghapus air matanya."Aku mencarimu dari tadi, rupanya kamu disini." "Memangnya untuk apa kamu mencariku." Robin dengan senyuman mengajak rambut Dyra. "Apa kamu lupa bahwa hari ini kita akan kesekolah melihat kelulusan," oceh Dilan."Aku lupa. Tapi tidak masalah, sekarang aku sudah ingat. Ayo kita pergi." Dyra kembali memasang wajah ceria.Sekeras apapun Dyra menyembunyikan kesedihannya, Robin tahu bahwa Dyra sudah menghabiskan air matanya.Dyra dan Robin pergi mengunakan sepeda. Robin membonceng Dyra. Rasanya suasana pagi hari memang selalu indah untuk dinikmati.Setibanya di sekolah, seorang gadis melambaikan tangan meneriaki mereka. Dia adalah Ayunda teman Dyra, sekaligus sepupu Dyra."Kenapa kalian begitu lama, aku sudah menunggu sejak tadi." Ayu terus mengoceh sambil cemberut."Maaf, aku lupa hari ini kita kesekolah." Dyra memasang wajah penyeselan.Ayun
Setelah selesai bermain, Dyra diantar pulang sampai depan rumah, lalu Robin berpamitan. Dari kejauhan tampaklah halaman rumah yang dipenuhi dengan bunga, di depan rumah terdapat kursi bambu tua, dimana saat ini ayah Dyra sedang duduk bersantai dengan kain sampannya sambil menulis di atas buku. Kembali Dyra mengingat perkataan gurunya tentang kelanjutan studinya, Dyra ingin mencoba bertanya tentang pendapat ayahnya. Dyra mulai beranjak mendekati ayahnya lalu tetap berdiri disamping, namun tidak ada sepatah kata dari ayahnya.Dyra ingin mengatakan sesuatu. "Ayah. Dyra mendapat nilai teratas." Dyra menunjukkan sertifikat kelulusannya, tetap tidak ada respon dari ayahnya.Lalu Dyra mencoba berkata lagi. " Bagaimana jika Dyra melanjutkan sekolah di kota," ucap Dyra. Meski ragu, tetap Dyra menyampaikan keinginannya.Ketika mendengarnya, ayah Dyra meletakkan pulpennya, dan memperhatikan ke arah Dyra. Saat ingin mulai berkata, suara langkah kaki mendekat ke arah mereka, dia adalah ibu tiri
Setelah selesai membersihkan diri, Dyra menatap ke sekeliling kamarnya. Gambar Almarhum Ibunya terpajang penuh di dinding. Dyra mulai merenung, dengan pelan Dyra berjalan ke arah tempat tidur, dia mulai membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata.Kenangan masa kecilnya terlintas di benaknya. Dulu sekali semua masih terasa indah bersama Ibunya, tapi hari ini, Dyra menyadari bahwa dia benar-benar membutuhkan Ibu kandungnya disisinya."Jika Ibu masih bersama Dyra saat ini, pasti Ibu akan mendengarkan Dyra," gumam Dyra.Dyra menangis tersedu, tubuhnya yang kelelahan membuatnya cepat tertidur.***Matahari mulai terbenam, suara angin dan rasa dingin menandakan malam hari telah tiba. Malam ini Ayah Dyra bertugas jaga malam, di desa ada kebiasaan bahwa setiap orang akan bergantian ronde keliling kampung dan berjaga pos, semua itu diperuntukkan untuk keamanan desa.Brakkk.Suara keras membanting pintu kamar Dyra, orang yang melakukan itu tidak lain adalah Sarianti dan Ibu tiri Dyra. Mereka b