Share

Ciuman Daniel

Author: Author Mars
last update Last Updated: 2025-04-19 08:00:00

Malam semakin larut, dan kamar Elvis dipenuhi keheningan yang mencekam. Namun, di balik tidurnya, tubuhnya tampak gelisah. Keringat dingin membasahi pelipisnya, napasnya tersengal, dan bibirnya bergerak seolah menggumamkan sesuatu.

"Maaf…" suaranya lirih, hampir seperti bisikan tertahan.

Dalam mimpi itu, bayangan samar mulai terbentuk. Elvis berdiri di tengah ruangan yang remang-remang dengan pistol di tangannya. Asap tipis mengepul dari ujung laras, menandakan bahwa senjata itu baru saja digunakan. Di depannya, seorang wanita terjatuh dengan darah mengalir dari dadanya. Tatapan matanya yang membelalak dipenuhi keterkejutan dan ketakutan, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Suara tembakan yang memekakkan telinga masih bergema di kepalanya. Suasana di sekitarnya begitu tegang dan penuh ketakutan. Di sisi lain suara tangisan lirih terdengar. Elvis menoleh dan melihat seorang anak kecil, mungkin berusia tiga tahun, duduk di lantai dengan tu

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Terungkap

    Daniel yang penasaran ia melepaskan tempelan tersebut dan menemukan sebuah kartu memori."Kenapa bisa ada kartu memori di sini? Apakah ada rahasia yang tersimpan?" batin Daniel, alisnya berkerut tajam. Ia menggulirkan kartu kecil itu di antara jemarinya, matanya meneliti setiap sudutnya dengan seksama.Karena penasaran, Daniel mengambil kartu memori tersebut dan beranjak dari kamarnya. Ia memasukkannya ke dalam flash disk lalu menyambungkannya ke laptop miliknya.Jantungnya berdebar tak menentu saat layar monitor menyala, menampilkan rekaman yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.Daniel menatap layar monitor laptop dengan saksama. Matanya membesar, tubuhnya menegang, dan napasnya tercekat. Tangannya mengepal erat, kuku-kuku jarinya hampir menancap ke telapak tangan. Apa yang ia saksikan benar-benar menghancurkan perasaannya.Di layar, seorang pria dengan tatapan dingin tanpa belas kasihan menghabisi nyawa seorang wanita—ibunya. Sosok itu tidak asing baginya. Daniel ingin meyakinkan

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Rahasia Dalam Liontin

    Elvis dan Jhon saling bertatapan tajam, masing-masing tidak mau mengalah dalam ketegangan yang mulai memanas. Dengan ekspresi dingin, Elvis berkata dengan nada mengancam, “Tuan Jhon, jangan bertindak sesuka hati. Ini bukan wilayahmu. Siapa pun yang berani maju, akan kupastikan mereka tidak akan bisa pulang dengan hidup-hidup.”Anak buah Jhon yang berdiri di belakangnya mulai saling pandang, menyadari bahwa jumlah mereka kalah banyak dibanding kelompok Elvis. Meski begitu, Jhon tetap berdiri tegap, menatap pria di hadapannya dengan penuh selidik.“Tuan Wilson, apakah Anda seorang mafia?” tanyanya dengan nada tenang, tapi penuh kecurigaan.Mata Elvis sedikit menyipit, tetapi ia tidak langsung menjawab. Setelah beberapa detik hening, ia tersenyum tipis, tetapi tatapannya tetap tajam. "Kau tidak perlu tahu. Tapi satu hal yang harus kau ingat, jangan coba-coba mendekati putriku jika kau masih sayang dengan nyawamu," ujarnya dengan suara rendah

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Siapa Elvis Sebenarnya

    Studio tempat Charlotte bekerjaKelvin, yang duduk di sebelah Charlotte, mencondongkan tubuhnya sedikit, melirik rekan kerjanya dengan rasa ingin tahu."Lolipop, semalam Jhon menemuimu, ada masalah apa?" tanyanya dengan nada santai, meskipun matanya menyiratkan rasa penasaran yang lebih dalam.Charlotte, yang tengah sibuk dengan desain di layar komputernya, menghela napas pelan sebelum menjawab. "Hanya memberi tawaran untuk bekerja dengannya," katanya tanpa mengalihkan pandangan dari pekerjaannya.Kelvin menaikkan alis. "Lihat dari ekspresimu, kau pasti menolak."Charlotte tersenyum tipis. "Aku di sini sudah terbiasa, untuk apa aku harus ganti suasana baru?" ucapnya sambil merapikan beberapa berkas di mejanya.Kelvin menyandarkan punggungnya ke kursi, lalu menyilangkan tangan di dada. "Kalau tawaran yang dia berikan tinggi, kau bisa pertimbangkan," katanya, mencoba menggoda Charlotte.Charlotte menggeleng. "Aku tidak mau. Aku lebih su

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Mengincar Charlotte

    Malam itu, Levis mendatangi apartemen Daniel dengan ekspresi serius. Hujan rintik-rintik membasahi jaketnya, menambah aura ketegangan yang memenuhi ruangan. Daniel duduk di sofa dengan satu tangan memegang gelas whiskey.Levis menarik napas dalam sebelum membuka pembicaraan. "Bos, Jhon yang menemui kakak ipar baru saja datang dari luar negeri. Sepertinya dia mencurigakan. Bukan hanya sekadar pemilik studio di sana," ucapnya dengan nada penuh kewaspadaan.Daniel menyipitkan mata, menaruh gelasnya ke meja dengan suara pelan tapi tegas. "Jelaskan!" titahnya, matanya tak lepas dari Levis.Levis sedikit maju, bersandar pada lututnya. "Jhon sepertinya sering keluar-masuk studio bersama anak buahnya. Walaupun setiap hari studionya buka seperti biasa dan memiliki banyak pelanggan, tetap saja ada sesuatu yang mencurigakan. Yang jadi pertanyaan adalah kenapa dia datang ditemani oleh sejumlah orang? Apa sebenarnya tujuannya?" ujar Levis, memastikan setiap kata yang keluar

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Siapa Jhon

    "Tuan, ada apa menemuiku?" tanya Charlotte, berdiri tegak di depan meja, suaranya tegas tanpa basa-basi.Jhon mendongak dari cangkir kopinya dan tersenyum kecil, senyum yang lebih terlihat seperti strategi daripada ketulusan. Ia bangkit perlahan dari kursinya, sikapnya penuh wibawa."Nona Wilson, silakan duduk," ujarnya sambil memberi isyarat ke kursi kosong di hadapannya.Charlotte menarik kursi dengan sedikit enggan dan duduk, menjaga jarak aman seolah mengantisipasi manuver licik dari pria ini. Ia menautkan jari-jarinya di atas meja, ekspresinya datar."Ingin pesan sesuatu? Saya akan mentraktir Anda," tawar Jhon, senyumnya tetap terjaga, tapi sorot matanya menunjukkan ada rencana lain di balik keramahan itu.Charlotte menggeleng cepat. "Tidak perlu. Katakan saja, ada hal penting apa?" jawabnya tajam. Ia tidak punya waktu untuk basa-basi.Jhon menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, masih mempertahankan senyum tipis di wajahnya. "Nona, ak

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Mengawasi Charlotte

    Charlotte masih menatap wajah Daniel dengan sorot mata penuh rasa ingin tahu. Lampu kamar yang redup memantulkan cahaya hangat di wajah mereka, sementara suara jam dinding berdetak pelan di latar belakang."Kenapa? Banyak pasangan yang menikah mengharapkan banyak anak," tanya Charlotte dengan lembut, alisnya sedikit mengernyit, berusaha memahami pandangan suaminya.Daniel menarik napas panjang, seolah sedang memilih kata-kata yang tepat. Ia menatap langit-langit kamar sejenak sebelum akhirnya menoleh kembali pada istrinya. "Tetapi tidak bagiku. Menikah tidak semestinya memiliki anak. Kita cukup bahagia tanpa anak. Setelah tiba waktunya, kita pasti akan memilikinya," jawabnya pelan, suaranya terdengar tenang, tapi ada sesuatu yang ia sembunyikan.Charlotte menghela napas singkat. "Papaku juga adalah seorang pria. Dia menginginkan anak setiap kali menikah. Tapi selalu gagal. Sementara dirimu malah menolak. Aku penasaran dengan pemikiranmu," ucapnya sambil mengusap

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Tato Anak Naga

    "Aku hanya khawatir, kalau suatu saat liontin itu terbuka dan Lolipop mengetahui rahasia itu. Kenapa saat itu rekamannya tidak kau hanguskan saja?" tanya Nanny, suaranya bergetar halus, menyembunyikan kecemasannya.Elvis menghela napas panjang, seakan beban bertahun-tahun kembali menekan dadanya. Ia meremas jemarinya sendiri sebelum akhirnya bersuara, pelan tapi penuh penyesalan. "Ma, aku merasa bersalah dan ingin menebus anak itu karena kelalaianku. Dia kehilangan ibunya. Sayang sekali aku tidak berhasil menemukannya untuk menebus semuanya. Aku rela memberi nyawaku untuknya," ujarnya, matanya berkaca-kaca."Jangan dipikirkan tentang itu lagi, pikirkan saja jalan hidupmu. Menikahlah dan bahagia. Aku rasa anak itu mungkin sudah menemukan kebahagiaannya," ucap Nanny lembut, meski hatinya sendiri masih diliputi kekhawatiran.Namun Elvis menggeleng pelan. "Tangisan anak itu tidak bisa aku lupakan, Ma. Aku selalu ingat. Rasa sakitnya, air matanya, suaranya... aku ingat semua," bisiknya lir

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Liontin Yang Menyimpan Rahasia

    "Sudah waktunya dia pergi. Yang aku utamakan adalah istriku. Yang akan menemaniku selama hidupku. Charlotte, aku berjanji padamu. Tidak akan berbohong lagi padamu mengenai identitasku sebagai mafia. Aku berharap kau tidak keberatan," kata Daniel, menatap dalam mata Charlotte dengan penuh kesungguhan.Charlotte terdiam sejenak. Jantungnya berdebar cepat, tetapi matanya tetap menatap Daniel tanpa keraguan. "Aku tidak keberatan kalau kau adalah mafia. Asalkan kau jangan mengingkari janjimu. Apa kau akan selingkuh suatu saat nanti?" tanyanya pelan, namun penuh harap. Ada kekhawatiran yang tersembunyi dalam suaranya, ketakutan akan dikhianati.Daniel tersenyum tipis dan meraih tangan Charlotte, menggenggamnya erat. "Tidak akan! Aku berjanji akan setia padamu seorang. Tidak ada orang ketiga di dalam hubungan kita," ucapnya penuh keyakinan. Jemarinya mengusap punggung tangan Charlotte, mencoba meyakinkan bahwa setiap kata yang ia ucapkan adalah janji yang tak akan ia kh

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Menemui Kristy

    Daniel yang mengemudi mengejar istrinya yang berjalan di pinggir jalan. Ia kemudian menghentikan mobilnya."Honey, aku akan mengantarmu ke studio setelah kita pergi ke suatu tempat," seru Daniel pada istrinya."Tidak perlu, aku akan pergi dengan bus," jawab Charlotte sambil melanjutkan langkahnya.Daniel turun dari mobil dan menghampiri istrinya itu. Tanpa banyak bicara, ia langsung menggendong wanita itu ke mobilnya."Aku bisa jalan sendiri! Kamu tidak perlu mengantarku," ujar Charlotte sambil berusaha melepaskan diri.Namun Daniel tetap tenang, memasukkan Charlotte ke dalam mobil, lalu menutup pintu. Ia menatapnya sejenak sebelum berkata, "Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian hari ini. Ada sesuatu yang harus kamu tahu."Charlotte terdiam, menatap Daniel dengan campuran rasa penasaran dan kesal.Tidak lama kemudian, mobil Daniel tiba di tepi pantai. Angin kencang meniup rambut Charlotte saat ia membuka jendela, membiarkan aroma laut yang asin memenuhi kabin mobil. Suara debura

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status