GAIRAH CINTA ROOSJE
Penulis : David Khanz
Bagian 34
—---- o0o —----
Tidak banyak Ki Sendang Waruk bercerita pada pertemuan kali itu. Hanan pun agak terbatas untuk bertanya lebih lanjut, karena waktu sudah mulai melewati senja. Maka dengan sangat terpaksa, dia segera berpamitan untuk pulang.
"Hati-hati di jalan, Nak," ujar Ki Sendang Waruk begitu Hanan beranjak ke luar, diantar oleh Bunga. Jawab anak muda tersebut, "Iya, Ki. Doakan saja. Semoga semuanya baik-baik saja dan kondisi perkampungan ini, akan kembali damai seperti dulu."
"Iya, Aamiin." Uwaknya Bunga ters
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 35—---- o0o —----Mang Dirman yang menyaksikan duel tersebut hanya bisa terpaku di tempatnya. Dia merasa syok berat tatkala melihat percikan darah menghambur dari mulut Juragan Juanda. Lantas tubuhnya terpental kembali ke belakang menghantam ranjang."Juragaaannn!" seru kusir sado tersebut dengan suara serak berusaha bangkit sambil pegangi dada. "Aahhh …." Dia terjatuh duduk kembali, bersandar pada daun pintu kamar. "K-ki … E-endang …." katanya terpatah-patah seraya menunjuk-nunjuk sosok Ki Sendang Waruk. "A-aki … t-telah … Aaahhh, dada s
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 36—---- o0o —----Pada siang hari itu, Juragan Juanda tengah berada di area perkebunan bersama dengan para pekerja. Membersihkan lahan hasil panen sebulan sebelumnya untuk ditanami kembali berbagai bibit palawija. Sambil mengawasi, laki-laki tua itu bergegas menuju saung tempat peristirahatan sambil mengipas-ngipas tudung cetok ke wajah. "Istirahat dulu ah, Mang. Hareudang pisan
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 37—---- o0o —----Sado dipacu dengan cepat. Menyusuri jalanan tanah kering berdebu hingga menyisakan kepulan disepanjang laju. Mang Dirman sendiri enggan bertanya-tanya lebih jauh. Dia hanya menuruti perintah Juragan Juanda untuk segera tiba di rumah secepat mungkin. Bahkan begitu turun di halaman kediaman, laki-laki tua gagah tersebut tidak sempat mengucapkan sepatah katapun. Bergegas menemui Sumiarsih, istrinya.'Ya, Allah … ada apa ini sebenarnya?' Bertanya-tanya kembali Mang Dirman seraya memperhatikan sosok majika
GAIRAH CINTA ROOSJE Penulis : David Khanz Bagian 38 —---- o0o —---- Ki Panca menatap tamu istimewanya siang itu, Juragan Juanda. Keluh dan desah bimbang sesekali menghiasi mulut Kepala Kampung Sundawenang tersebut sepanjang mendengarkan penuturan sosok lelaki tersebut. Usai bertutur sedikit tentang pertemuannya tadi dengan Tuan Guus, suami dari perempuan cantik bernama Sumiarsih itu melanjutkan kata. " … Yang saya khawatirkan, ini akan menjadi masalah susulan dari sisa perjalanan kisah kami yang telah lalu dulu, Ki," ujar Juragan Juanda dengan raut wajah murung. "Saya kenal sekali, siapa sesungguhnya Tuan Guus itu. Dia tidak akan pe
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 39—---- o0o —----Tampak dari kejauhan, sebuah titik api melambai-lambai bergerak mendekati tempat dimana Hanan dan Mang Dirman berada."Seseorang mendekat, Den," gumam sosok kusir sado tersebut seraya bersikap siaga. Terutama hendak melindungi anak majikannya. "Waspada, Den. Siapa tahu ada orang yang hendak berbuat jahat pada—""Hanya seorang warga biasa, Mang," tukas Hanan usai mengamati dengan mata menyipit. "Itu nyala obor penerangan.""Ah
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 40—---- o0o —----"Ternyata benar adanya dugaan saya sebelumnya, Mang," kata Hanan selagi berada di perjalanan menuju rumah dari kediaman Kang Juna tadi. "Tuan Guus melakukan serangkaian tindakan licik untuk menghancurkan usaha perkebunan Ayah, dulu."Mang Dirman terdiam sembari fokus menjalankan sado. Tanpa diungkapkan pun, lelaki tua itu sebenarnya sudah tahu mengenai itu jauh-jauh hari. Tanpa sepengetahuan Hanan, lelaki tua ini sering meringis sambil memegangi dada."Tapi … entah apa maksudnya dia harus
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 41—---- o0o —----Mang Dirman ditemukan di area istal dalam keadaan pingsan. Lekas Hanan memeriksa begitu melihatnya tergeletak, meraba denyut nadi serta pernapasan. 'Ah, rupanya … hanya tidak sadarkan diri,' gumam anak muda tersebut. 'Tapi … apa ini akibat perkelahiannya tadi siang dengan Ki Praja? Ya, Allah! Aku harus memeriksanya dengan lebih cermat."Perlahan-lahan tubuh Mang Dirman dipindahkan ke tempat yang lebih bersih
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 42—---- o0o —----"Waar ben je geweest, Papa?" tanya Roosje begitu ayahnya, Tuan Guus, tiba kembali di rumah bersama Ki Praja. "Aku mencari-cari Papa dari tadi."(Dari mana saja, Papa?)Lelaki bertubuh tinggi besar itu baru saja menuruni sado dan langsung disambut anak gadisnya. Dia melirik sejenak pada Ki Praja, seperti meminta agar kusir tua tersebut tidak ikut berkata-kata. Lantas dia menjawab dengan suara datar, "Papa ada se