Home / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Pertemuan pertama.

Share

Gairah Nakal, Sugar Baby
Gairah Nakal, Sugar Baby
Author: Tetesan air

Pertemuan pertama.

Author: Tetesan air
last update Last Updated: 2022-12-14 15:53:08

"Ibumu mengidap kanker otak."

Dug.... jantung Amel berdegup kencang, mendengar ucapan dokter.

Amel tidak tahu harus berbuat apa, padahal besok ia harus berangkat ke ibu kota untuk melanjutkan pendidikannya.

Seketika Amel memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Tetapi ibunya Marta menolak dan tetap memaksa putrinya untuk pergi.

Air mata tidak berhenti menetes dari kedua matanya, hatinya tidak tega meninggalkan ibu dan adiknya. Tetapi Amel bertekat akan bekerja sambil kuliah, agar ia bisa membantu biaya pengobatan ibunya.

==================

Warning : Bijaklah dalam membaca, karena cerita ini khusus dewasa.

==================

"Pergi dari sini." Wanita paruh baya itu mendorong Amel hingga tersungkur.

"Maaf buk, tolong beri aku waktu. Aku pasti membayarnya." Mohon Amel.

"Enak saja minta tolong, kamu itu sudah 2 bulan gak bayar uang kost. Sanah cari tempat  lain, ini kamar sudah ada orang baru." 

Mau tidak mau, Amel harus pergi karena memang sudah 2 bulan ia tidak membayar uang kost. Padahal saat ini waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. 

"Aku harus ke mana?" Tanya Amel kepada dirinya sendiri.

"Oh, Riska, Riska. Aku ke kost Riska saja," ucapnya.

Amel meraih ponsel dari saku celana, lalu menghubungi nomor Riska. Ia baru saja menempelkan benda pintar itu ke telinganya, tetapi tiba-tiba terdengar suara lembut wanita. "Maaf, pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini."

"Huf..." Amel menghela napas kasar, kakinya melangkah menyusuri jalan umum.

Setelah berjalan sejauh satu kilometer, Amel merasa ada yang mengikutinya. Kepalanya berputar, dan benar saja ada dua orang pria di belakangnya.

Amel mempercepat langkah kakinya, begitu juga dengan kedua pria itu. Bahkan salah satu dari pria itu meminta Amel untuk berhenti.

"Hei, tunggu." Panggil pria itu.

Amel yang ketakutan, langsung berlari dan masuk ke dalam mobil yang berhenti di dekat jembatan.

"Ayo om, ayo om." Desak Amel.

Pria pemilik mobil itu terkejut melihat Amel tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya, namun kakinya refleks menginjak gas dan melaju kencang membelah jalan ibu kota.

"Ngik...." Suara gesekan band mobil.

Pria itu tiba-tiba menginjak rem, setelah matanya tanpa sengaja melihat sendal yang dikenakan Amel penuh dengan lumpur.

"Ow..." Rintih Amel sambil mengelus kening yang sakit akibat terbentur. "Kalau bawa mobil hati-hati dong." Lanjutnya.

"Sekarang turun dari mobilku," ucap pria itu.

"Bukannya minta maaf, malah diusir." Gerutu Amel.

"Sekarang turun dari mobilku," sentak pria itu dengan wajah marah dan kesal.

"I....i...iya." Jawab Amel sambil membuka pintu. "Sombong banget, baru mobil belum pesawat," ucapnya.

"Dasar kecoak," ucap pria itu sebelum pergi dan meninggalkan Amel dipinggir jalan.

Untung saja pangkalan ojek tidak jauh dari sana, sehingga Amel bisa segera tiba di kost sahabatnya Riska. Ia menceritakan semuanya kepada Riska.

"Ya ampun Amel, kamu itu keterlaluan tahu!" Ucap Riska.

"Keterlaluan bagaimana? kan yang buat keningku bengkak seperti ini, dia." 

"Bukan masalah bengkak atau tidak, tapi karena kamu itu masuk ke dalam mobil orang lain dengan sembarangan. Untung dia baik, kalau dia jahat terus kamu dijual! gimana?" 

Amel terdiam sambil berpikir, "Iya juga ya?" Ucapnya.

"Yasudah, sekarang waktunya tidur. Besok kita harus kuliah." 

Keduanya menarik bantalnya masing-masing, memejamkan mata untuk menjemput mimpi indah.

Sementara di tempat lain, pria itu dengan kesal menceritakan tentang Amel kepada temannya.

"Bram, Bram. Kenapa wanita itu tidak kamu bawa kemari?" Ucap Alex.

Ya, nama pria itu adalah Bramantyo William Pratama. Dia seorang pengusaha sukses di ibu kota, bahkan namanya sudah terkenal hingga ke manca negara.

Saat ini Bram berusia 40 tahun, dengan status menikah dan memiliki satu orang anak laki-laki. Kesuksesannya di dunia bisnis, tidak menjamin kebahagiaan rumah tangganya.

Bram dan istrinya seringkali berdebat hanya karena hal sepele. Bahkan sampai Bram ke luar dari rumah, seperti malam ini.

"Untuk apa aku membawanya?" Tanya Bram.

"Untuk menemanimu happy bro, jika kamu pusing dengan wanitamu! bersenang-senanglah dengan wanita lain." Jawab Alex.

"Aku tidak butuh wanita untuk happy." Jawab Bram dengan angkuh.

"Hahahaha." Alex tertawa terbahak-bahak, "Tapi kamu stres karena wanita, kan? enggak usah bohong, aku sudah tahu kalau kamu ribut lagi dengan istrimu." Todong Alex.

"Sudah, jangan bahas itu. Aku datang kemari  bukan untuk curhat, tapi untuk happy."

Keduanya mulai meneguk wine sambil menikmati musik remix. Seperti ini lah Bram setiap kali bertengkar dengan istrinya. Ia pasti mengajak teman-temannya ke kelab malam.

Tapi ada sesuatu yang berbeda dari Bram, pria tampan itu tidak pernah membayar wanita untuk menemaninya. Ia sangat setia kepada pasangannya, walaupun istrinya sering membuatnya kesal dan kecewa.

....................

Kring......kring..... Suara alarm membangunkan Amel dan Riska di pagi hari. Kedua wanita cantik yang baru berusia 19 tahun itu, bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah.

Setibanya di kampus, Amel menerima telepon dari adiknya. Seketika wajah cantiknya berubah menjadi pucat.

"Wajahmu kenapa pucat Mel? kamu sakit ya?" Tanya Riska.

Amel menggelengkan kepala, "Tidak."

"Terus kamu kenapa?" Desak Riska.

"Ibuku tiba-tiba pingsan, saat ini sedang dirawat di rumah sakit." 

"Ya ampun, terus bagaimana? kamu mau pulang kampung?" Tanya Riska.

Amel menggelengkan kepala sambil mengusap air mata dari kedua pipinya. Hatinya sedih membayangkan kondisi ibunya saat ini. 

Amel sebenarnya tidak ingin meninggalkan ibu dan adiknya di kampung. Tetapi ibunya lah yang memaksa Amel untuk kuliah ke ibu kota, karena Amel mendapat beasiswa kepintaran. 

=============

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (21)
goodnovel comment avatar
Rama Kancel
bgs ak suka
goodnovel comment avatar
Gusti Sarunan Dewi
bagus, bikin sedih
goodnovel comment avatar
Ruly
ceritanya bagus sayang ga bisa buka kunci ,bikin sebel
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status