Share

Gairah Teman Suamiku
Gairah Teman Suamiku
Author: Nona Lee

Pinjaman Uang

Author: Nona Lee
last update Last Updated: 2023-07-02 23:00:58

"Sepuluh juta? Uang untuk apa itu Mirae?"

Seorang lelaki berkaos hitam itu cukup terkejut, mendengar ungkapan dari salah seorang pegawainya. Apalagi ketika dia tahu, jika wanita itu memiliki seorang suami yang berhubungan akrab dengannya. Untuk apa dia meminjam uang sebanyak itu?

"Mirae, apa suamimu tahu kau akan meminjam uang?"

Lelaki tampan itu kembali bertanya, seolah tidak percaya jika dia akan meminjam uang sebanyak itu. Dia bukan seorang bos yang memiliki banyak uang, karena usaha yang dia jalankan hanya bisnis kecil-kecilan. Dia hanya memiliki belasan pegawai, yang bekerja langsung dibawah tanggung jawabnya.

"Mm, sebenarnya ini keperluan pribadi Bos. Jadi aku harap Bos tidak mengatakan apapun pada suamiku nantinya."

Wanita bernama Mirae itu menundukkan kepalanya, berharap jika lelaki yang baru sebulan menjadi atasannya itu, akan meminjamkan uang. Dia sangat butuh untuk melunasi hutang yang menumpuk beberapa bulan terakhir ini, tanpa suaminya tahu. Mirae harus mencari uang pinjaman lain, untuk menutupi semuanya.

David, nama lelaki yang kini berhadapan langsung dengan wanita cantik itu. Dia cukup terkejut, karena Mirae tidak menginginkan pembicaraan mereka ini sampai pada sang suami. Lelaki yang cukup akrab bahkan seorang berbincang hangat dengannya. David hanya khawatir, jika sampai Rey berpikiran buruk terhadap mereka.

"Aku bukannya tidak bisa memberimu pinjaman, tapi jika sampai Rey tahu, ini akan jadi masalah Mirae. Apalagi uang yang kau pinjam cukup banyak," ucap lelaki bernama David itu.

Mirae memegang lengan atasannya tanpa sadar, dia bahkan memohon dengan tatapan melas. Berharap jika David akan memberikan jawaban yang berbeda dari sebelumnya.

"Bos tolong, bantu aku sekali ini saja. Sebagai gantinya kau akan menuruti apa yang kau perintahkan!" Ucap Mirae penuh semangat.

Seketika tatapan David berubah, mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu. Sebegitu antusiasnya Mirae, demi mendapatkan pinjaman yang sangat dia inginkan itu. Hingga rela melakukan apapun yang diperintahkan oleh atasannya.

David berpikir sejenak, sebuah hal kotor yang selalu melintas di dalam otak lelaki dewasa. Sebuah malam indah, dengan wanita cantik bertubuh seksi yang ada dihadapannya itu. Tapi sebisa mungkin David menghilangkan pikrian buruk itu, karena Mirae adalah istri temannya.

"Semuanya? Kau yakin akan menuruti apa yang aku perintahkan padamu?" Tanya lelaki itu dengan senyuman kecil diwajahnya.

Entah mengapa Mirae merasa tidak enak, apa dia sudah salah bicara?

Wanita itu membalikan badannya, berusaha untuk tidak berpikiran buruk pada atasannya yang super baik itu. David adalah seorang kepala rumah tangga, yang memiliki istri yang sangat cantik. Dia tidak mungkin memanfaatkan kemalangan orang lain, untuk kepentingannya semata.

Namun sebuah pelukan dari belakang, membuat tubuh wanita itu mendadak lemas. Jantungnya berdetak begitu kencang, bahkan wajahnya pun ikut mendadak pucat. Dia berusaha keras melepaskan pelukan yang mendekapnya begitu erat, lalu memberi batasan pada bos tampannya itu.

"Bos jangan seperti ini, nanti ada yang lihat bagaimana?!"

Mirae merasa sangat risih dengan sikap atasannya itu, namun di sana tidak akan ada orang yang bisa melihat mereka. Ruangan itu sangat tertutup, dan para pegawai lain sedang sibuk dengan pekerjaan mereka.

David mengambil dompet yang ada di dalam saku celananya, kemudian memperlihatkan kartu debit miliknya pada wanita itu. Dia memamerkan dengan sombongnya, seolah bisa membeli apapun dengan jumlah uang yang ada di dalamnya.

Kekayaan yang ada di dalam hidupnya, memang tidak murni semua adalah miliknya. Namun dia adalah kepala keluarga, yang sudah bersusah payah menjalankan bisnis kecil-kecilan itu. David bisa menyenangkan istrinya, kemudian menabung untuk beberapa keperluan pribadi. Tidak ada salahnya, jika dia berusaha pamer di depan wanita miskin ini bukan?

"Hanya sepuluh juta? Bagaimana cara kau membayarnya nanti?" Tanya David pada wanita itu.

Mirae menatap serius, "Aku bisa mencicilnya setiap bulan."

"Aku tidak butuh cicilan, bagaimana jika kau membayarnya dengan cara lain?" Tanya lelaki itu kembali.

"Cara lain? Apa yang kau maksudkan itu Bos?" Tanya Mirae dengan wajah penuh curiga.

Dimas mendekatkan wajahnya pada wanita dihadapannya, lalu tersenyum bagaikan iblis. Tidak ada maksud sedikitpun untuk memanfaatkan Mirae, namun dia juga butuh timbal balik untuk semua kebaikannya selama ini. Hubungan David dengan sang istri sedang tidak baik sekarang ini, dan dia butuh seseorang yang mampu mengerti dirinya. Mirae adalah sosok hangat, yang selama ini dia pandang dengan penuh obsesi. Seorang istri dari teman sepermainannya, yang cukup membuat lelaki tampan ini tertarik.

"Aku ingin kau menemaniku makan malam ini, itu saja."

Lelaki itu berbisik dengan suara pelannya, membuat bulu kuduk Mirae merinding setengah mati. Apakah ajakan itu benar adanya? Hanya sebuah cara makan tanpa permintaan yang lebih dari itu. Jujur dia sangat takut, jika sampai hal ini terdengar oleh suaminya. Apa yang akan dikatakan Rey nanti? Jika Mirae pergi dengan temannya sendiri.

"Bos, tidak bisakah kau meminta hal lain?" Tanya Mirae pada lelaki itu.

David memutar bola matanya, "Tidak ada. Lagi pula apa salahnya kita pergi keluar? Hanya acara makan saja. Jangan bilang kau takut denganku, hm?"

"Aku hanya sedang memikirkan perasaan suamiku Bos. Dia pasti akan sangat marah," jawab Mirae.

"Aku tahu dia pernah selingkuh dibelakang mu, dan aku juga tahu jika hal itu terulang kembali hingga ketiga kalinya. Mirae jangan menjadi wanita yang bodoh, dia pantas merasakan hal yang sama denganmu di masa lalu. Rey itu lelaki idiot yang tidak bisa melihat wanita dengan baik. Bagaimana mungkin meninggalkan wanita secantik dirimu untuk seorang janda busuk? Aku tahu wanita itu Mirae, bahkan cerita keduanya."

Perasaan Mirae terasa sangat gelisah sekarang ini, mendengar ungkapan menyakitkan yang dikatakan atasannya itu. Sekilas dia kembali mengingat perselingkuhan yang dilakukan suaminya beberapa waktu yang lalu, ketika dia baru saja kehilangan anak yang dia kandung selama sembilan bulan lamanya. Sebuah peristiwa yang akan selalu Mirae ingat seumur hidupnya, tanpa bisa dia lupakan.

Pintu maaf memang sudah dia buka lebar untuk sang suami, namun entah mengapa rasa sakit itu tidak pernah hilang. Mirae hanya bisa pasrah dengan kejadian itu, dan menyadari semua kekurangannya. Namun David tidak berpikir demikian, dia merasa kesal karena temannya itu bersikap sok tampan dengan wajah pas-pasan nya. Dia paham bagaimana wanita ini menahan sakit, bahkan sekarang? Dia menyelesaikan masalah keuangannya sendiri, tanpa bantuan sang suami.

Seorang wanita tangguh, kenapa harus di sia-siakan seperti itu?

"Tolong jangan bahas itu lagi Bos. Jika kau tidak ingin meminjamkan uang, aku bisa mencarinya ke tempat lain."

Mendengar ucapan itu dari bawahnya, David buru-buru memberikan kartu debit miliknya pada Mirae.

"180465, ambil saja sesuka hatimu. Jika sudah selesai, kau bisa kembalikan padaku."

Wanita itu terdiam kaku, sembari menatap kartu debit yang ada ditangannya. Apa David benar-benar serius dengan keputusannya? Dia bahkan memberitahu password dari rekening yang tak seharusnya di ketahui orang lain.

"Bos, apa maksudnya ini?" Tanya Mirae dengan wajah bingungnya.

"Lupakan semua perkataan ku tadi, kau bisa meminjam tanpa syarat Mirae. Jika urusanmu sudah selesai, kau bisa kembalikan itu padaku besok. Pergilah.."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Teman Suamiku   Rindu Yang Membakar

    Udara malam terasa dingin menusuk. Namun di sebuah tempat sepi di pinggir kota, sebuah bangunan tua yang sudah lama kosong. Panas justru mengalir di antara dua insan yang bersembunyi dari dunia.David berdiri dengan gelisah, langkahnya mondar-mandir. Tangan kekarnya meraih kotak rokok, menyalakan sebatang hanya untuk mematikan lagi setelah satu isapan. Nafasnya berat, sorot matanya penuh resah.Sudah beberapa hari dia tak bisa melihat Mirae. Sejak insiden di gudang, Mina tak pernah jauh darinya. Setiap gerak-geriknya diawasi, setiap waktunya dia tuntut. Rindu itu membuat dadanya sesak, pikirannya kalut.Pintu kayu tua di ujung ruangan itu berderit pelan. David sontak berhenti, tubuhnya menegang. Dan ketika sosok Mirae muncul dari balik bayangan, mengenakan jaket panjang, segala kegelisahannya seakan meledak."Mirae..." suaranya serak, penuh perasaan yang ditahan terlalu lama.Wanita itu menutup pintu perlahan, lalu melangkah mendekat. Tatapannya teduh, namun di baliknya ada kerindua

  • Gairah Teman Suamiku   Benih Cemburu

    Mina berdiri di lorong kantor kecil itu, kedua tangannya bertolak pinggang, wajahnya terlihat kesal. Dia sudah berkeliling mencari suaminya hampir sepuluh menit, tapi bayangan David tak juga ia temukan."Dimana suamiku? Apa kau melihatnya?!" tanyanya pada salah satu karyawan muda yang kebetulan lewat sambil membawa tumpukan berkas.Karyawan itu terlihat ragu sejenak, lalu menjawab hati-hati, "Sepertinya… saya tadi sempat melihat Pak David dengan Mirae, Bu Bos."Mina langsung menghentikan langkahnya. Matanya membulat, seolah nama itu menusuk telinganya. "Mirae?" ulangnya pelan, tapi penuh penekanan.Karyawan itu menelan ludah, merasa salah bicara. "I-iya, saya tidak tahu mereka pergi ke mana. Mungkin hanya bicara sebentar..."Namun Mina sudah tidak mendengar sisanya. Tubuhnya terasa panas, darahnya berdesir. Imajinasi liar langsung memenuhi pikirannya.Mirae. Nama yang sejak awal sudah mengganggu hatinya. Perempuan itu, cantik memang tidak, tapi wajah teduhnya, sikapnya yang kalem, jus

  • Gairah Teman Suamiku   Bayangan Yang Menggoda

    Cengkraman Rey semakin keras, bibirnya menindih bibir Mirae dengan kasar, penuh amarah yang bercampur dengan rasa mabuk. Napasnya panas, aroma alkohol menusuk hidung.Namun di balik remasan dan luka yang dia terima, Mirae memejamkan mata. Tubuhnya memang tak berdaya, tapi pikirannya melayang jauh membayangkan sosok lain.David.Bukan Rey yang mencumbunya dengan kebencian, melainkan David. Dengan tatapan hangat, dengan sentuhan lembut yang membuatnya merasa hidup kembali.Dalam benaknya, dia bisa merasakan jemari David menyusuri kulitnya, bukan dengan kasar, tapi penuh penghayatan. Bukan cengkeraman yang menyakitkan, melainkan belaian yang seolah memuliakan setiap lekuk tubuhnya.Rey meremas dada istrinya lebih keras, membuat Mirae menggigit bibir menahan sakit. Tapi dalam lamunannya, dia justru merasakan bibir David yang menempel, penuh gairah, penuh pengakuan bahwa dirinya masih berharga.Mirae menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan isak. Namun di balik rasa sakit itu, ada desir

  • Gairah Teman Suamiku   Api Yang Menyala

    Malam itu, Rey melangkah masuk ke rumah David dengan langkah berat. Aroma rokok sudah memenuhi ruang tamu yang sederhana, dimana beberapa botol minuman tersusun rapi di atas meja kayu. David duduk santai di kursi kulit, satu tangan memegang rokok, tangan lain menggenggam gelas berisi minuman keras."Rey," sapa David, setengah tersenyum. Suaranya tenang, tapi ada kilatan licik di matanya. "Sudah lama kita tidak nongkrong seperti ini, ya?"Rey menjatuhkan diri di sofa, menyilangkan kaki. Dia menyalakan rokoknya sendiri, menghisap panjang, lalu menatap temannya dengan mata yang sulit disembunyikan gelisahnya."David…" Rey akhirnya memulai, nada suaranya rendah. "Apa kau pernah melihat Mirae dekat dengan seseorang?"David menahan tawa, hampir tersedak minuman. Pandangannya menyipit, tapi tetap tenang. Dia tahu Rey mungkin mulai mencurigai istrinya. "Memangnya kenapa?" jawab David santai, seperti hanya mengobrol ringan.Rey menghela napas, menatap asap rokok yang melayang di udara. "Wanit

  • Gairah Teman Suamiku   Sikap Mirae Yang Tidak Biasa

    Langkah Rey terdengar berat saat memasuki kamar. Matanya langsung menyapu sekitar, lalu menatap Mirae yang sedang duduk di depan cermin kecil di sudut ruang. Jemarinya sibuk merapikan rambut, bibirnya berkilau dengan lipstik tipis. Itu bukan kebiasaan Mirae."Hmm…" Rey mengangkat alis, melempar jaketnha ke ranjang reyod. "Sejak kapan kau mulai suka berdandan?" suaranya rendah, tapi menusuk. Mirae berhenti sejenak, lalu kembali melanjutkan sapuan bedak tipis di wajahnya. "Aku hanya ingin terlihat lebih segar. Apa salah?" Rey mendengus pendek. Matanya mengarah pada kantong belanjaan yang masih tergeletak di kursi. Dengan langkah lebar, dia meraih bungkusan itu dan mengeluarkan isinya. Pakaian baru, sepasang sepatu, dan botol parfum yang aromanya cukup tajam."Dari mana kau dapat uang untuk semua ini?" tanyanya dingin. "Kau belum menjawabku." Mirae menelan ludah, lalu menatapnya dari balik cermin. "Aku juga punya tabungan, Rey. Apa salahku membeli semua ini? Aku hanya ingin mempercant

  • Gairah Teman Suamiku   Rasa Tidak Perduli

    "Aku dengar suamimu sudah kembali kerumah. Apa itu benar?" Suara bisikan terdengar begitu hangat dari arah belakang sana. Sebuah pelukan pun Mirae rasakan begitu erat, seolah menelan dirinya bulat-bulat. David, dia tahu wanita itu sedang masuk ke dalam kamar mandi, hingga dia pun mengikutinya. Ketika para karyawannya sibuk makan siang, keduanya malah sibuk bercengkrama di kamar mandi. "Berikan aku satu ciuman.." Bisik lelaki itu. David bahkan tak segan menggerayami tubuh seksi itu dengan lengan kekarnya. Memberikan rangsangan yang begitu kenggairahkan bagi Mirae yang merasakannya. Wanita itu berbalik, lalu melingkarkan lngannya di leher David. Kedua mata mereka saling menatap intens, hingga sebuah kecupan mendarat dibibir wanita itu. David menarik tubuh kekasihnya semakin dekat, lalu mencumbunya dengan mesra. Desahan-desahan kecil keluar dari mulut keduanya, membuat suasana semakin memanas. Wajah wanita itu mulai memerah, menahan nafsu yang kian menggebu. "Kau mau melakukannya di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status