Home / Fantasi / Geger Kahyangan / 146.Dewa Obat vs Nogo Ireng

Share

146.Dewa Obat vs Nogo Ireng

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-11-15 07:08:37

Wosssshhh!!!

Api neraka milik Bara Sena membakar semua racun yang menyelimuti tubuh mereka berdua membuat semua orang terkejut termasuk Nogo Ireng yang tak menyangka sama sekali lawan memiliki kekuatan Api Neraka yang mampu menepis gelombang racun miliknya.

"Kau...! Siapa kau sebenarnya!?" tanya Nogo Ireng.

"Aku? Sudah aku katakan, aku adalah Dewa Obat...Apa kau tidak mendengarnya?" sahut Bara membuat amarah Nogo Ireng tersulut dan meledak.

"Bajingan kau! Aku tak akan segan-segan lagi membunuhmu!" teriak Nogo Ireng marah mendengar jawaban Bara yang menurutnya sangat tidak pantas. Tiba-tiba kedua telapak tangan Nogo Ireng yang semula mengepal terbuka dan langsung mencengkram pergelangan tangan Bara Sena. Lalu kemudian dengan kuat pria itu mengangkat Bara dan berniat membantingnya ke belakang.

Tapi Bara sudah tahu lebih dulu apa yang akan dilakukan oleh lawannya. Dia pun menggunakan kedua kakinya untuk menendang dada Nogo Ireng dengan keras hingga tubuh pria Naga itu terpental dan terju
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   590. Mustahil

    Langit hitam dan keadaan yang semakin mencekam membuat Kerajaan Naga Api dihantui rasa takut akan terjadinya bencana besar seperti yang pernah terjadi ribuan tahun yang lalu. Sementara itu, di dalam Istana Naga Api, Pedang Mahasura milkk Batara Geni yang baru saja menyatu dengan roh dari Panglima Naga Api Hiroki membuat keadaan disana tak kalah mencekam. Pedang Mahasura mengeluarkan aura hitam pekat yang membuat semua Naga di dalam istana harus mengerahkan kekuatan untuk melindungi diri dari aura mengerikan tersebut."Aura penindasan dari senjata ini sangat mengerikan!" batin Raja Naga Api yang melindungi diri dan putrinya menggunakan Perisai Api miliknya.Untungnya kejadian tersebut tidak terlalu lama. Sehingga tak ada satu pun yang terluka karena kebangkitan Pedang Mahasura yang saat ini telah memiliki jiwa seorang Dewa Naga Ranah Alam Semesta.Pedang hitam di tangan Batara Geni pun sudah terlihat lebih bagus dari sebelumnya. Wujud pedang tersebut sepert

  • Geger Kahyangan   589. Pedang Mahasura

    Gumpalan darah yang membentuk bola raksasa itu tersedot masuk ke dalam Pedang hitam yang ada di tangan Batara Geni dengan cepat. Saat itu juga, hawa di dalam Istana Kerajaan Naga Api mendadak berubah. Begitu juga dengan keadaan di luar istana. Langit yang semula cerah biru pun tiba-tiba diselimuti awan hitam yang membuat suasana menjadi gelap.Fenomena aneh dan mencekam itu membuat semua Naga yang ada di wilayah Kerajaan menjadi panik. Karena mereka sudah lama tak pernah melihat hal tersebut setelah bencana besar ribuan tahun lalu yang mengguncang tanah Yamato. Dan kini, fenomena tersebut muncul kembali membuat mereka khawatir dan meyakini akan adanya bencana besar yang bisa datang kapan saja. Pedang Mahasura milik Batara Geni nampak menyala merah gelap setelah menelan darah Naga milik Panglima Naga Api yang masih tergeletak dengan napas yang terputus-putus. Naga merah itu tengah sekarat dan tinggal menunggu ajalnya. Meski dalam keadaan yang begitu mengenaskan sep

  • Geger Kahyangan   588. Bahan Tingkat Atas

    Batara Geni merasa senang karena para Naga di Kerajaan Naga Api itu setuju dengan apa yang dia minta. Dengan begitu, tanpa perlu bersusah payah dia bisa mendapatkan darah dan jiwa Naga Ranah Alam Semesta. Itu adalah bahan berkualitas yang sangat langka untuk menyempurnakan Pedang miliknya yang tak lain adalah Pedang Mahasura.Kahiyang Dewi yang sejak tadi hanya diam semakin tak bersuara mendengar apa yang Batara Geni katakan dengan ayahnya. Dia pun menduga-duga, mengenai senjata yang tengah ditempa oleh Mahadewa tersebut hingga membuat Dewa Naga setingkat Panglima Kerajaannya menjadi salah satu bahan untuk Menyempurnakan senjata.Kubah yang mengurung sang panglima Naga itu pun hancur setelah tidak kuat lagi menahan gelombang api dan tubuh Panglima yang sudah menjadi sesosok Naga merah berukuran raksasa. Semua yang ada di sana pun pergi menjauh dari tempat tersebut untuk menghindari dampak dari amukan panglima Naga Api. Mereka semua khawatir kekuatan Panglima Naga i

  • Geger Kahyangan   587. Permintaan Batara Geni

    Terdengar teriakan setinggi langit saat Panglima Naga Api melihat tangannya yang telah buntung dan jatuh di atas permadani merah. Darah mengucur deras dengan asap tipis menyertainya. Pedang Sisik Naga pun jatuh berkerontang di atas lantai. Semua mata tertegun menatap apa yang terjadi disana. Seorang Panglima Kerajaan yang Sakti mandraguna melebihi siapa pun di Kerajaan itu, kalah dalam sekali serang dan langsung kehilangan tangannya.Mereka pun menatap kearah Batara Geni yang sudah kembali ke tempat semula setelah melancarkan serangan kilat pada tangan Panglima Naga Api. Semuanya benar-benar tak bisa bisa berkata apa-apa selain takjub dengan kecepatan sang Batara dalam bergerak yang bahkan sulit untuk diikuti mata mereka."Panglima yang paling kuat di Kerajaan Naga Api dan sudah berada di Ranah Alam Semesta benar-benar terluka parah hanya dengan satu serangan saja! Makhluk apa sebenarnya Batara Geni ini...Apakah dia memang sekuat ini!? Tunggu...! Dia

  • Geger Kahyangan   586.Sang Panglima

    Batara Geni masih berdiri tak bergeming namun dengan sikap yang sangat tenang membuat beberapa Naga disana menjadi penasaran siapa adanya orang yang ikut bersama Putri Kazumi memasuki istana tersebut. Dan bahkan Raja mereka sendiri tidak melarangnya. Seolah pria muda itu adalah seorang tamu yang istimewa. Karena Raja mereka sendiri tidak mempermasalahkan pria Misterius itu, para tetua pun hanya diam dan menunggu, membiarkan Panglima Naga yang bertindak sendiri. Bagi mereka, Panglima Naga adalah yang terkuat setelah Raja Naga di Kerajaan itu. Meski ada yang lebih kuat dari mereka di Kuil Naga Api. Namun para guru di Kuil tersebut tidak mau ikut campur urusan Istana Kerajaan.Panglima Kerajaan memberi isyarat kepada salah satu pengikutnya untuk membawa Zusuko yang tangannya terluka berat akibat memukul Batara Geni dan mengenai perisai badai petir yang digunakan oleh Mahadewa tersebut. Dengan cepat beberapa Naga segera membawa Zusuko yang nelangsa itu pergi. Naga bertubuh keka

  • Geger Kahyangan   585. Sambutan

    Batara Geni melangkah bersama Kahiyang Dewi melewati ratusan Naga merah raksasa yang membentuk pagar betis dengan kepala yang tertunduk. Wanita bernama asli Kazumi itu benar-benar takjub melihat ratusan Naga dengan kemampuan yang jelas bukan makhluk lemah, tunduk kepada Batara Geni. Padahal para penjaga itu tak pernah melakukan hal itu sama sekali kepada dirinya yang seorang putri. Bahkan kepada petinggi di Istana sekalipun.Mereka pun melewati jembatan merah dengan mudah dan sampai di pulau Batu dimana istana Kerajaan Naga Api berada. Di penghujung jembatan sana, telah menanti beberapa sosok dengan jubah kebesaran. Batara Geni tersenyum kecil melihat sambutan yang menurutnya cukup istimewa. Bagaimana tidak, Raja Naga Api sendiri yang menyambut kedatangan Mahadewa tersebut.Sesampainya Batara Geni di depan Raja Naga Api, keduanya sama-sama saling membungkuk memberi salam. Kahiyang Dewi pun ikut memberi salam kepada ayahnya tersebut. Meski sudah lama tidak bert

  • Geger Kahyangan   584. Jembatan Merah

    Batara Geni melangkah mengikuti langkah kaki Kahiyang Dewi memasuki gerbang yang dijaga oleh dua Dai bersaudara. Saat kedua kakinya melewati dua tiang raksasa tersebut, pemandangan yang semula hanyalah gunung besar yang tinggi ke langit, seketika berubah menjadi kawah raksasa yang di penuhi lahar merah membara. Seolah mereka telah melewati ruang waktu sehingga langsung berada di puncak dari Gunung api tersebut."Jadi ini istana Kerajaan Naga Api...? Hm..." batin Batara Geni sambil menatap sekeliling.Di depan sana, di tengah danau lahar yang begitu luas, terlihat satu pulau Batu yang cukup besar. Dia atas pulau Batu itulah, berdiri satu istana megah dengan beberapa menara tinggi menjulang ke langit. Dari tempat Batara Geni dan Kahiyang Dewi berada, terbentang satu jembatan panjang yang menyala merah di selimut api yang menjilat-jilat."Jembatan ini mengandung api pengikat jiwa. Apakah anda tidak masalah dengan hal ini Batara Geni?" tanya Kahiyang Dew

  • Geger Kahyangan   583.Dua Dai Bersaudara

    Dua penjaga gerbang Kerajaan Naga Api itu berpencar ke dua tempat mengepung Batara Geni dari depan dan belakang. Mereka sama-sama hendak menyalakan Fomasi Naga Menyusup Di Awan yang menjadi andalan para penjaga untuk membekuk lawan yang kuat. Hanya saja, lawan mereka adalah sosok yang memiliki kekuatan di luar nalar siapa pun.Kahiyang Dewi menatap dengan sedikit cemas. Dia bukan mencemaskan Batara Geni yang melayang dengan tenang. Namun dia khawatir jika kedua penjaga menggunakan Formasi itu, Batara Geni akan menganggapnya serius dan menyerang mereka dengan kekuatan yang sebenarnya.Zrrrtt!Terdengar suara dari arah langit saat kedua penjaga mulai menyalakan formasi tangguh yang jarang mereka kerahkan. Dari arah langit sana muncul lingkaran merah raksasa dengan beberapa lambang Kuno dari Ras Naga Api. Lambang-lambang itu berguna untuk menyegel kecepatan lawan untuk sesaat."Jadi ini Formasi yang cukup terkenal itu? Hm...Sayangnya, masih kalah jau

  • Geger Kahyangan   582. Giok Api Azure

    Sementara itu, di wilayah Kahyangan Timur di bawah kaki Gunung berapi...Kahiyang Dewi melangkah keluar dari dalam portal hitam milik tubuh ganda Batara Geni. Tubuh Ganda Mahadewa itu ikut mengantar dirinya sekaligus ingin bertemu dengan Raja Naga di Kerajaan Naga Api. Yaitu ayah dari Kahiyang Dewi itu sendiri.Wanita cantik itu merapikan rambutnya yang berkibar ke depan. Matanya yang sedikit memiliki warna merah itu menatap kearah dua tiang raksasa yang berada sepuluh langkah di depan sana. Terlihat juga patung dua ekor naga yang melilit tiang tersebut. Tiang yang merupakan pintu gerbang menuju ke Kerajaan Naga Api yang sudah sangat lama dia tinggalkan. Ada sedikit kenangan di tempat itu ratusan tahun yang lalu sebelum dia memutuskan untuk pergi meninggalkan Kerajaan."Apakah kau merindukan tempat ini?" tanya Batara Geni yang melihat Kahiyang Dewi diam cukup lama disana. Wanita itu mengangguk kecil sambil tersenyum."Meski aku tidak ingin kembali

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status