Gandi menoleh kearah Pragasena. Dia melihat wajah pengikutnya itu telah berubah menjadi pucat. "Apakah dia ada hubungannya denganmu? Namanya adalah Pragawana..." kata Gandi. Kali ini Pragasena jatuh berlutut sambil memegang kepalanya setelah mendengar nama tersebut. Air matanya tiba-tiba mengalir deras dan tubuhnya nampak berguncang. Gandi menatap heran dan menebak apa yang terjadi ada pengikutnya tersebut."Hei, ada apa!?" tanya Gandi.Pragasena mengangkat wajahnya dan menatap mata Raja Naga Air tersebut."Dia adalah ayahku...Dia berhasil menyelamatkan diriku dari cengkraman Mayadwipa. Tapi setelah itu dia pergi entah kemana meninggalkan diriku di dalam goa..." ucapnya dengan suara serak. Mendengar hal itu, Gandi terkejut bukan main. Dia tak tahu lagi harus berkata apa. Tinjunya hanya bisa terkepal menahan amarah."Mayadwipa ini bertindak semena-mena hingga membuat susah semua orang...Tak bisa dibiarkan!" geram Gandi."Mengalahkannya adalah hal yang mustahil karena dia sangatlah k
Bunisrawa menatap kedua prajurit yang berlutut di hadapannya."Dimana mereka?" tanyanya kemudian."Mereka menunggu anda di sebelah barat istana." ucap salah satu dari dua prajurit tersebut."Aku akan menemui mereka nanti. Kabarkan padaku tentang pasukan satu yang kukirim ke Kuil Kuno," pinta Bunisrawa."Mereka musnah Tuan Bunisrawa..." Pria berambut pendek dengan pakaian serba putih itu tertegun sejenak. Lalu dia terlihat mengepalkan tinjunya karena marah."Pasukan sebanyak itu musnah dalam sekejap!? Bagaimana mungkin!? Katakan yang jelas padaku!" geram Bunisrawa."Kekuatan air dari Naga bernama Gandi dan kekuatan es dari pemuda bernama Bara telah menyapu mereka semua tanpa ampun. Setelah itu, yang saya lihat hanyalah menara es yang sangat tinggi dimana di dalam menara es itu adalah mayat-mayat pasukan satu..." terang prajurit tersebut."Meski itu hanyalah pasukan biasa, tapi mereka semua sudah cukup terlatih di area berat. Dan mereka musnah begitu saja di tangan dua cecunguk ini. S
Du Khan menggunakan kekuatan dari Mata Penjelajah Semesta untuk melancarkan serangan Pembuka dari jarak jauh. Sinar putih terang menderu ganas tanpa suara dan langsung menghantam pasukan Bunisrawa yang ada di sisi sebelah timur gerbang Istana Abadi.Dentuman dahsyat mengguncang tempat tersebut diiringi teriakan kematian. Bunisrawa dibuat terkejut dengan serangan dadakan itu. beberapa ratus prajurit tewas seketika karena tak siap dengan serangan tak terduga dari arah bukit. Geram dengan apa yang terjadi, Bunisrawa pun mengerahkan pasukan inti yang keseluruhannya sudah berada di Ranah Alam Cakrawala Tingkat 20. Satu langkah menuju ke Alam Dewa yang kekuatannya pun tidak main-main karena mereka di tempa di tempat yang penuh dengan tekanan."Formasi serangan gabungan!" teriak Bunisrawa memberikan aba-aba sebagai pemimpin.Dua puluh lima ribu prajurit inti bergerak membentuk formasi raksasa. Lalu dari dalam tangan mereka muncul lingkaran merah yang mengarah ke bukit dimana Bara dan para pe
Gelombang api yang menyala kuat dan menebar hawa panas membuat Bunisrawa tercekat setelah dirinya berhasil menyeimbangkan tubuhnya akibat terhempas oleh gelombang tersebut. Bagaikan denyut nadi, gelombang itu menghilang lalu muncul lagi dengan kekuatan yang lebuh dahsyat.Bunisrawa menjadi penasaran siapa sebenarnya orang yang menjadi lawannya. Karena dia merasakan adanya bahaya dari Pendekar Golok Iblis itu, dia pun tidak ingin meremehkan lawan. Pria bertubuh kekar dengan rambut pendek itu berteriak keras sambil mengerahkan kekuatannya.Terlihat ototnya yang mulai menggelembung besar dan urat-uratnya yang menonjol keluar dari balik kulitnya. Tubuhnya pun menyala merah pertanda dia tengah mengerahkan kekuatan yang tidak sembarangan. Bara pun mengamati apa yang dilakukan oleh pria tersebut."Apakah dia tengah menggunakan kekauatan sejati miliknya? Aura yang luar biasa mengerikan..." batin Bara padahal dia pun memiliki kekuatan yang menakutkan di mata lawannya.Srrttt!Pakaian Bunisrawa
Tanah berguncang hebat saat makhluk es berukuran raksasa itu melangkah ke arah reruntuhan kuno dimana ribuan prajurit Mayadwipa menanti dengan wajah pucat karena ketakutan juga kedinginan.GROOOOOOO!!!Makhluk es raksasa itu berteriak keras hingga membuat gelombang suara yang mampu menghancurkan apa saja. Bunisrawa melotot tak percaya melihat sosok raksasa yang muncul dari dalam tanah. Bara Sena tersenyum senang karena akhirnya usaha Lian Xie berhasil."Menciptakan makhluk sebesar itu, apakah dia benar-benar ingin menguras tenaga?" batin Bara.Dum! Dum!Langkah kaki raksasa itu membuat reruntuhan kuno bergetar. Padahal jarak makhluk tersebut dengan Istana Abadi masih cukup jauh. Raksasa itu memiliki wujud seorang pria dengan zirah perang lengkap bersama pedang di tangannya. Langkah kakinya panjang sehingga tak butuh waktu lama untuknya tiba di reruntuhan kuno meski dia melangkah dengan pelan.Lian Xie mengangkat tangannya yang sebelumnya masih menempel di tanah. Lalu dia pun menghuja
Raksasa es menatap kearah raksasa merah yang sudah keluar dari dalam lingkaran merah. Kedua mata raksasa itu menyala biru sebelum dia menyemburkan bola biru dari dalam mulutnya yang memancarkan cahaya dingin.Duaaarrr!!!Bola besar itu pun menghantam perut raksasa merah hingga membuatnya terpental ke belakang dan menabrak perisai yang melindungi reruntuhan kuno.Zrrttt! BLAAARRRRR!!!Tubuh raksasa merah kembali terpental setelah tubuhnya menghantam perisai kuning dari reruntuhan kuno. Rupanya perisai itu tidak sembarangan karena siapa pun yang menyentuhnya akan mendapatkan hukuman langsung seperti yang dialami oleh raksasa merah.Makhluk itu jatuh ke tanah dan menimpa ribuan prajurit Mayadwipa. Para prajurit inti dengan cepat terbang menghindari tubuh raksasa itu sedangkan prajurit biasa hanya bisa pasrah tertimpa oleh raksasa merah yang tentu saja mengakhiri hidup mereka saat itu juga.Disaat yang sama, ratusan raksasa es dengan ukuran yang jauh lebih kecil pun datang menerjang. Pert
Setelah Pedang berwarna biru itu menancap seluruhnya di lubang tersebut, pintu batu besar yang ada di depan mereka mulai bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh. Lalu perlahan-lahan pintu batu itu mulai bergeser. Gandi terkejut saat mengetahui pintu itu memiliki tebal diluar nalar. Ketebalan pintu itu bahkan lebih tebal dari benteng kerajaan mana pun. Karena tebal dari pintu batu tersebut lebih dari 20 tombak."Kita hanya punya satu gerakan untuk mencapai kesana. Jadi, begitu pintu terbuka sepenuhnya, kau harus segera mencabut Pedang lalu berlari secepat mungkin ke arah sana. Jangan sampai kau mati tergencet oleh pintu ini. Sudah ada beberapa Dewa yang mati karena meremehkan apa yang aku katakan." kata Pragasena mengingatkan.Gandi mengangguk. Dia pun bersiap untuk mencabut Pedang Pembuka Kehidupan setelah pintu terbuka penuh. Pragasena sudah melesat lebih dulu ke depan. Dengan cepat Gandi mencabut Pedang lalu dia berlari cepat memasuki pintu batu raksasa tersebut.Pintu batu tebal it
Beralih ke peperangan yang terjadi di depan reruntuhan kuno...Ledakan besar terjadi setelah dua kekuatan milik Bara dan Bunisrawa saling beradu di udara. Tubuh Dewa Cahaya itu terpental jauh dan menabrak bebatuan hingga tercipta dentuman. Bunisrawa sendiri juga terpental dan menghantam pasukannya sendiri yang kala itu tengah berperang melawan pasukan es milik Lian Xie.Du Khan dan Lu Xie yang melihat kesempatan menyerang secara bersama-sama dengan kecepatan kilat. Namun belum sampai mereka menghantam Bunisrawa, ribuan prajurit inti Mayadwipa telah menghadang dengan serangan gabungan yang menciptakan sinar merah ganas. Tentu saja kedua Dewa itu segera menghindari serangan tersebut karena sinar merah itu sangatlah kuat. Bunisrawa segera memberi perintah untuk mengepung para dewa pengikut Bara Sena yang berada di jarak paling dekat. Dan Du Khan serta Lu Xie adalah sasaran mereka yang terdekat sehingga ribuan prajurit itu segera mengepung mereka lalu membuat formasi."Nona Lu Xie, Bisak
Tubuh Dewi Nagini memancarkan kekuatan yang luar biasa besar. Bahkan tak hanya satu saja tornado air yang tercipta karena kekuatan dari tubuhnya tersebut. Ada sepuluh tornado air raksasa yang muncul dengan suara bergemuruh dahsyat di kawasan Lembah Kabut Biru. Kabut yang ada di sana pun ikut terseret oleh pusaran air raksasa itu. Dan ternyata, fenomena luar biasa itu tak cukup sampai disitu saja.Dari arah langit di atas Lembah tersebut, muncul pusaran awan hitam raksasa. Gandi yang melihat hal itu tak mengerti apa yang ada di balik pusaran awan hitam tersebut. Dia justru menyamakan pusaran awan hitam itu dengan fenomena saat kemunculan Pedang Guntur Saketi miliknya. Disaat dia tengah memusatkan pandangan matanya kearah langit sana, tiba-tiba pemuda itu merasakan desiran angin dari arah belakang."Tak perlu khawatir anak muda...Kekasihmu sedang menghadapi ujian sebelum dia menembus Ranah Alam Semesta. Ujian ini biasa di alami oleh Dewa yang akan naik ke tingkat selanjutnya menggunakan
Gandi dan Nagini berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan aneh yang menyeret tubuh mereka berdua. Namun usaha itu sia-sia saja. Karena Gandi dan Nagini sama-sama merasa kalau kekuatan jiwa keduanya tersegel dan tak bisa digunakan. Alhasil mereka pun diseret oleh kekuatan aneh hingga ke dasar kolam dengan mudah. Dan ternyata, kolam itu sangatlah dalam.Keadaan di dalam dasar kolam sendiri cukup gelap karena semakin tak ada cahaya masuk. Kekuatan aneh yang muncul dari dasar kolam pun semakin Gandi rasakan. Itu adalah kekuatan yang sangat besar seolah-olah mereka berdua berada di atas telapak tangan sosok raksasa."Nagini, sepertinya Mata Air Suci ini memang sengaja menuntun kita untuk masuk lebih dalam hingga ke dasar kolam ini. Mungkin ada sesuatu yang menarik di bawah sana." kata Gandi melalui telepati. Nagini menoleh kearah pemuda itu."Tapi Mata Air Suci ini menyegel kekuatan kita. Untuk apa dia melakukan itu Jika memang memiliki tujuan yang baik?" tanya Nagini yang sudah cukup p
Gandi dan Nagini keluar dari dalam Istana HItam milik Mayadwipa. Setelah sekian lama terkurung di dalam tungku hitam raksasa, akhirnya wanita cantik itu bisa menghirup udara bebas di luar istana yang menyeramkan tersebut. Istana hitam itu nampak lengang dan sepi. Tak ada kehidupan sama sekali di tempat tersebut. Sudah tak ada lagi pengikut Mayadwipa yang tersisa di Istana karena sebelumnya semua pasukan telah dikerahkan untuk berperang."Keadaan di tempat ini sudah sangat berubah sejak aku datang. Istana itu, sebelumnya aku tak pernah melihat istana hitam setinggi ini." ucap Nagini sambil menatap kearah menara istana hitam yang menjulang tinggi ke langit. Gandi tersenyum melihat Nagini yang tengah bahagia. Tiba-tiba dia teringat sesuatu yang sebelumnya sempat mereka bahas di dalam Istana hitam tersebut."Nagini, apakah ada petunjuk mengenai Mata Air Suci itu? Mungkin kau masih mengingatnya dari peta harta Karun milik mantan kekasihmu dulu?" tanya Gandi.Nagini menatap kearah pemuda i
Sementara itu di Dunia Penyimpanan...Bara Sena bangkit berdiri dengan napas yang terengah-engah. Aura petir merah nampak membungkus tubuhnya. Wajahnya mengernyit menahan rasa sakit karena kekuatan Batara Geni tersebut. Namun kekuatan petir itu tak membuatnya terluka parah."Meski kedua Iblis telah berhasil di murnikan menjadi kekuatan sejati milikmu, ternyata jurus-jurus dan pukulan Sakti milik mereka masih bisa kau gunakan walaupun inti kekuatan itu berbeda dari yang aslinya," kata Batara Geni yang masih melayang di udara sambil menatap kearah Dewa Cahaya yang baru saja keluar dari reruntuhan batu.Bara mengusap darah yang keluar dari sela bibirnya. Tubuhnya saat ini masih dalam wujud Dewa Cahaya dengan dua pasang sayap berukuran besar. Cahaya terang juga terpancar dari tubuhnya. Jika lawannya bukan Batara Geni, mungkin saja cahaya itu bisa mengelabui lawan karena silau."Tak kusangka, menghadapimu menjadi semakin sulit meski kekuatanku sudah kembali sepenuhnya. Kau memang luar bias
Gandi Wiratama keluar dari dalam Alam Jiwa setelah urusan disana selesai. Sebelumnya, ada beberapa permintaan dari Ki Ageng Samudra Biru kepada Raja Naga Air tersebut terkait tentang masa depan Dewi Nagini. Hal itu sempat di bicarakan oleh Naga Kuno itu di dalam Alam jiwa setelah Nagini keluar lebih dulu."Gandi, Nagini adalah murid yang sangat aku sayangi. Bagiku, dia sudah seperti anak kandungku sendiri...Selain itu, aku merasa bahwa aku terlalu keras padanya di masa lalu. Waktu itu, aku tidak memperbolehkan dia menjalin hubungan dengan Naga yang lain...Padahal kala itu, ada seorang Naga Air yang ingin meminangnya. Tapi sekarang, aku justru memikirkannya setelah melihat keadaan muridku ini..." kata Ki Ageng."Apakah maksudmu, aku harus menjadi suaminya?" tanya Gandi tanpa pikir panjang. Namun Ki Ageng tak mengelak mendengar pertanyaan tersebut."Bisa jadi begitu. Hanya dengan itu juga, Alam Jiwa Nagini bisa kembali membaik lebih cepat..." ucap Naga Kuno tersebut. Kedua alis Gandi na
Gandi melayang turun dan mendarat di depan Nagini. Pemuda itu menatap sejenak wajah cantik tersebut membuat wanita itu sedikit canggung. Namun dia pun membalas tatapan mata tajam Raja Naga Air sambil menahan senyum."Apa kau baik-baik saja?" tanya Gandi sambil terus menatap wajah Nagini yang memang sangat cantik. Wanita Naga Air itu mengangguk pelan. Gandi menarik napas lega."Aku tak tahu kenapa Ki Ageng merahasiakan cara untuk membuat wanita ini kembali pulih dengan cepat...Apakah cara itu mempunyai dampak yang sangat buruk?" batin Gandi."Aku baik-baik saja. Tapi, kenapa kau menghentikan pertarungan kami? Aku belum puas sebelum memberinya pelajaran!" kata Nagini dengan suara yang sedikit meninggi. Sambil berucap, jarinya menunjuk ke arah pilar emas raksasa dimana Empu Jagat tengah duduk dan uncang-uncang di atas pilar raksasa tersebut. Gandi tersenyum sambil menoleh kearah Empu Jagat. Pria tambun itu pun melayang turun dan mendarat beberapa langkah di belakang Gandi. Tiba-tiba saja
Nagini mendekati Empu Jagat Martapura yang masih melotot kearahnya. Wanita berparas cantik itu menatap pria tambun tersebut dengan seksama sambil berpikir siapa sebenarnya pria bertubuh gemuk itu. Dan kenapa dia bisa berada di Alam Jiwa milik Gandi."Siapa kau? Kenapa di alam jiwa pemuda itu ada pria tua seperti dirimu? Kau juga bukan hanya seorang pria tua, tapi kau memiliki jiwa yang sangat kuat. Sayangnya, jiwamu suda sangat tipis. Mungkin, usiamu tidak kurang dari 1000 hari lagi," kata Nagini ketus membuat Empu Jagat terkejut."Bagaimana bisa kau tahu berapa lama lagi aku hidup!? Bahkan Dewa pun tidak bisa melihatnya meski menggunakan teropong masa depan! Darimana kau mengetahuinya!? Katakan!" seru Eyang Jagat. Nagini tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala."Itu rahasia. Aku tidak mengenal dirimu, untuk apa aku mengatakannya?" sahut wanita itu yang lagi-lagi dengan suara ketus membuat Eyang Jagat menggaruk-garuk kepala."Uh...Memang benar, aku juga belum tahu siapa dir
Gandi melayang terbang ke arah pulau yang gersang tersebut. Pulau itu cukup besar dan banyak ditumbuhi pepohonan. Tapi entah mengapa pohon-pohon itu kering sehingga tempat tersebut lebih cocok disebut hutan mati. Pemuda itu pun menyusuri hutan kayu mati tersebut dengan terbang rendah. Sepanjang perjalanan, dia melihat tengkorak-tengkorak yang berserakan di tanah dalam keadaan setengah hancur. Hal itu menandakan banyak sekali makhluk hidup yang mati disana karena sesuatu yang besar. Ki Ageng Samudra Biru tiba-tiba keluar dari tubuh Gandi dan terbang di samping pemuda tersebut."Saat semua pemilik Alam Jiwa sekarat dan kehabisan kekuatan jiwa, di Kerajaan Jiwa ini akan terjadi bencana mengerikan yang bisa menewaskan semua makhluk hidup yang ada di dalamnya. Karena disaat itu, pemilik Alam Jiwa akan menggunakan kehidupan yang ada di Alam Jiwa untuk memulihkan tubuhnya. Hal ini juga sama dengan apa yang terjadi pada muridku. Keadaan Nagini yang mengenaskan membuat Kerajaan Jiwa miliknya m
Ki Ageng Samudra Biru tersenyum melihat tekad yang begitu kuat dari dalam jiwa Gandi."Kelak kau akan melebihi diriku anak muda...Kau sudah memiliki semuanya dan usiamu masih sangat muda. Mungkin, apa yang sebelumnya tak bisa kau raih, kau dapat mencapainya..." batin Ki Ageng.Aura biru terang masih melayang di depan Gandi dan Naga Kuno tersebut. Sepertinya penyerapan Pil Pemulih Jiwa cukup lama."Ki, sebelumnya kau pernah berkata bahwa di dalam Lautan Jiwa milikku telah tumbuh sebuah pulau. Bisakah kau jelaskan sekarang, apa maksud dari pulau itu?" tanya Gandi."Hm...Benar juga. Aku hampir melupakan hal itu anak muda. Mengenai pulau itu, namanya adalah Awal Kehidupan. Pulau itu akan menjadi semakin berkembang dan membesar seiring dengan perkembangan dirimu. Lebih mudahnya, itu adalah cikal bakal Kerajaan Jiwa sama seperti yang dimiliki oleh Batara Geni. Besar dan tidaknya itu tergantung pada kekuatan dari pemilik Kerajaan Jiwa. Seperti yang kita lihat, Kerajaan Jiwa milik Batara Geni