Bunisrawa menatap kedua prajurit yang berlutut di hadapannya."Dimana mereka?" tanyanya kemudian."Mereka menunggu anda di sebelah barat istana." ucap salah satu dari dua prajurit tersebut."Aku akan menemui mereka nanti. Kabarkan padaku tentang pasukan satu yang kukirim ke Kuil Kuno," pinta Bunisrawa."Mereka musnah Tuan Bunisrawa..." Pria berambut pendek dengan pakaian serba putih itu tertegun sejenak. Lalu dia terlihat mengepalkan tinjunya karena marah."Pasukan sebanyak itu musnah dalam sekejap!? Bagaimana mungkin!? Katakan yang jelas padaku!" geram Bunisrawa."Kekuatan air dari Naga bernama Gandi dan kekuatan es dari pemuda bernama Bara telah menyapu mereka semua tanpa ampun. Setelah itu, yang saya lihat hanyalah menara es yang sangat tinggi dimana di dalam menara es itu adalah mayat-mayat pasukan satu..." terang prajurit tersebut."Meski itu hanyalah pasukan biasa, tapi mereka semua sudah cukup terlatih di area berat. Dan mereka musnah begitu saja di tangan dua cecunguk ini. S
Du Khan menggunakan kekuatan dari Mata Penjelajah Semesta untuk melancarkan serangan Pembuka dari jarak jauh. Sinar putih terang menderu ganas tanpa suara dan langsung menghantam pasukan Bunisrawa yang ada di sisi sebelah timur gerbang Istana Abadi.Dentuman dahsyat mengguncang tempat tersebut diiringi teriakan kematian. Bunisrawa dibuat terkejut dengan serangan dadakan itu. beberapa ratus prajurit tewas seketika karena tak siap dengan serangan tak terduga dari arah bukit. Geram dengan apa yang terjadi, Bunisrawa pun mengerahkan pasukan inti yang keseluruhannya sudah berada di Ranah Alam Cakrawala Tingkat 20. Satu langkah menuju ke Alam Dewa yang kekuatannya pun tidak main-main karena mereka di tempa di tempat yang penuh dengan tekanan."Formasi serangan gabungan!" teriak Bunisrawa memberikan aba-aba sebagai pemimpin.Dua puluh lima ribu prajurit inti bergerak membentuk formasi raksasa. Lalu dari dalam tangan mereka muncul lingkaran merah yang mengarah ke bukit dimana Bara dan para pe
Gelombang api yang menyala kuat dan menebar hawa panas membuat Bunisrawa tercekat setelah dirinya berhasil menyeimbangkan tubuhnya akibat terhempas oleh gelombang tersebut. Bagaikan denyut nadi, gelombang itu menghilang lalu muncul lagi dengan kekuatan yang lebuh dahsyat.Bunisrawa menjadi penasaran siapa sebenarnya orang yang menjadi lawannya. Karena dia merasakan adanya bahaya dari Pendekar Golok Iblis itu, dia pun tidak ingin meremehkan lawan. Pria bertubuh kekar dengan rambut pendek itu berteriak keras sambil mengerahkan kekuatannya.Terlihat ototnya yang mulai menggelembung besar dan urat-uratnya yang menonjol keluar dari balik kulitnya. Tubuhnya pun menyala merah pertanda dia tengah mengerahkan kekuatan yang tidak sembarangan. Bara pun mengamati apa yang dilakukan oleh pria tersebut."Apakah dia tengah menggunakan kekauatan sejati miliknya? Aura yang luar biasa mengerikan..." batin Bara padahal dia pun memiliki kekuatan yang menakutkan di mata lawannya.Srrttt!Pakaian Bunisrawa
Tanah berguncang hebat saat makhluk es berukuran raksasa itu melangkah ke arah reruntuhan kuno dimana ribuan prajurit Mayadwipa menanti dengan wajah pucat karena ketakutan juga kedinginan.GROOOOOOO!!!Makhluk es raksasa itu berteriak keras hingga membuat gelombang suara yang mampu menghancurkan apa saja. Bunisrawa melotot tak percaya melihat sosok raksasa yang muncul dari dalam tanah. Bara Sena tersenyum senang karena akhirnya usaha Lian Xie berhasil."Menciptakan makhluk sebesar itu, apakah dia benar-benar ingin menguras tenaga?" batin Bara.Dum! Dum!Langkah kaki raksasa itu membuat reruntuhan kuno bergetar. Padahal jarak makhluk tersebut dengan Istana Abadi masih cukup jauh. Raksasa itu memiliki wujud seorang pria dengan zirah perang lengkap bersama pedang di tangannya. Langkah kakinya panjang sehingga tak butuh waktu lama untuknya tiba di reruntuhan kuno meski dia melangkah dengan pelan.Lian Xie mengangkat tangannya yang sebelumnya masih menempel di tanah. Lalu dia pun menghuja
Raksasa es menatap kearah raksasa merah yang sudah keluar dari dalam lingkaran merah. Kedua mata raksasa itu menyala biru sebelum dia menyemburkan bola biru dari dalam mulutnya yang memancarkan cahaya dingin.Duaaarrr!!!Bola besar itu pun menghantam perut raksasa merah hingga membuatnya terpental ke belakang dan menabrak perisai yang melindungi reruntuhan kuno.Zrrttt! BLAAARRRRR!!!Tubuh raksasa merah kembali terpental setelah tubuhnya menghantam perisai kuning dari reruntuhan kuno. Rupanya perisai itu tidak sembarangan karena siapa pun yang menyentuhnya akan mendapatkan hukuman langsung seperti yang dialami oleh raksasa merah.Makhluk itu jatuh ke tanah dan menimpa ribuan prajurit Mayadwipa. Para prajurit inti dengan cepat terbang menghindari tubuh raksasa itu sedangkan prajurit biasa hanya bisa pasrah tertimpa oleh raksasa merah yang tentu saja mengakhiri hidup mereka saat itu juga.Disaat yang sama, ratusan raksasa es dengan ukuran yang jauh lebih kecil pun datang menerjang. Pert
Setelah Pedang berwarna biru itu menancap seluruhnya di lubang tersebut, pintu batu besar yang ada di depan mereka mulai bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh. Lalu perlahan-lahan pintu batu itu mulai bergeser. Gandi terkejut saat mengetahui pintu itu memiliki tebal diluar nalar. Ketebalan pintu itu bahkan lebih tebal dari benteng kerajaan mana pun. Karena tebal dari pintu batu tersebut lebih dari 20 tombak."Kita hanya punya satu gerakan untuk mencapai kesana. Jadi, begitu pintu terbuka sepenuhnya, kau harus segera mencabut Pedang lalu berlari secepat mungkin ke arah sana. Jangan sampai kau mati tergencet oleh pintu ini. Sudah ada beberapa Dewa yang mati karena meremehkan apa yang aku katakan." kata Pragasena mengingatkan.Gandi mengangguk. Dia pun bersiap untuk mencabut Pedang Pembuka Kehidupan setelah pintu terbuka penuh. Pragasena sudah melesat lebih dulu ke depan. Dengan cepat Gandi mencabut Pedang lalu dia berlari cepat memasuki pintu batu raksasa tersebut.Pintu batu tebal it
Beralih ke peperangan yang terjadi di depan reruntuhan kuno...Ledakan besar terjadi setelah dua kekuatan milik Bara dan Bunisrawa saling beradu di udara. Tubuh Dewa Cahaya itu terpental jauh dan menabrak bebatuan hingga tercipta dentuman. Bunisrawa sendiri juga terpental dan menghantam pasukannya sendiri yang kala itu tengah berperang melawan pasukan es milik Lian Xie.Du Khan dan Lu Xie yang melihat kesempatan menyerang secara bersama-sama dengan kecepatan kilat. Namun belum sampai mereka menghantam Bunisrawa, ribuan prajurit inti Mayadwipa telah menghadang dengan serangan gabungan yang menciptakan sinar merah ganas. Tentu saja kedua Dewa itu segera menghindari serangan tersebut karena sinar merah itu sangatlah kuat. Bunisrawa segera memberi perintah untuk mengepung para dewa pengikut Bara Sena yang berada di jarak paling dekat. Dan Du Khan serta Lu Xie adalah sasaran mereka yang terdekat sehingga ribuan prajurit itu segera mengepung mereka lalu membuat formasi."Nona Lu Xie, Bisak
Rui Yun tercekat melihat dirinya telah diincar. Dengan terpaksa dia pun mengerahkan kekuatan sejati miliknya yang telah lama dia pendam. Padahal dia sudah tak ingin menggunakan kekuatan Iblis tersebut dan memilih untuk menjadi Rui Yun seutuhnya. Namun keadaan memaksanya untk melakukan hal itu."Peti Iblis!" teriaknya.Tiba-tiba dari dalam tanah muncul satu peti hitam yang berdiri di depan Rui Yun. Peti tersebut pun terbuka lebar lalu menghisap semua tombak yang mengarah ke wanita tersebut. Para prajurit inti Mayadwipa terkejut melihat kemunculan peti aneh itu. Tapi terlambat untuk mereka menyadari keanehan dari peti Iblis milik Rui Yun. Karena sesaat kemudian, dari dalam peti itu muncul tangan-tangan hitam yang dalam sekejap berhasil menyambar tubuh mereka.Anehnya, tangan itu tidak mencengkram tubuh kasar para prajurit inti, melainkan mengincar jiwa mereka. Dan jiwa para prajurit itu pun ditarik paksa dari tubuhnya lalu diseret masuk ke dalam peti iblis. Meski mereka meronta tetap sa
Bara Sena dan Gandi Wiratama sama-sama terdiam mendengar teguran dari ayah mertua mereka berdua. Padahal semua orang yang ada disana sudah merasa tegang karena takut terjadi pertarungan antara kedua menantu Mahadewa didalam istana tersebut. Jika itu terjadi, pastinya akan menjadi hal yang buruk. Mereka bersyukur karena ada Batara Geni disana sehingga tidak terjadi keributan yang lebih besar. Siapa juga yang berani mencari masalah dengan Mahadewa tersebut?"Kalian berdua adalah menantuku. Anak gadisku sudah menjadi istri-istri kalian berdua. Tapi kalian masih saja memperebutkan satu wanita dan memilih untuk saling bermusuhan. Apakah kalian pikir pertarungan kalian akan menyelesaikan permasalahan? Seandainya kalian bertarung di dunia manusia, berapa juta orang yang akan mati tanpa tahu alasannya kenapa. Jika kalian tetap seperti itu, aku yang akan menjadi lawan kalian berdua dan aku anggap kalian sebagai musuh." ucap Batara Geni tegas.Bara dan Gandi sama-sama menunduk. Mereka berdua me
Batara Geni menatap tubuh Kahiyang Dewi yang tergeletak di atas lantai Istana Abadi. Matanya pun menatap rambut putih wanita tersebut. Kedatangan sang Batara cukup mengejutkan para pengikut Bara Sena yang sudah ada disana beberapa waktu yang lalu. Lu Xie adalah orang yang paling merasa senang karena kedatangan ayahnya. Namun Mahadewa tersebut hanya mengedipkan sebelah matanya untuk menyapa sang putri. Karena dia harus segera mengobati Kahiyang Dewi yang sedang terluka parah."Tubuh Ganda miliknya sudah hancur, sehingga membuat Inti Jiwanya terluka cukup parah. Aku bisa mengobati lukanya, tapi akan memakan waktu yang cukup lama untuk memulihkan kekuatan jiwanya." kata Batara Geni setelah memeriksa keadaan Kahiyang Dewi."Ayah mertua, apa yang harus aku lakukan agar dia bisa pulih dengan cepat?" tanya Gandi. Batara Geni menghela napas lalu menoleh kearah pemuda tersebut."Ada satu cara lain untuk menyembuhkannya, tapi aku tak tahu apa kau menyetujuinya atau tidak." kata Mahadewa tersebu
Ratu Iblis Mayadwipa terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Batara Geni mengenai dirinya yang seorang tubuh ganda. Wanita itu hampir tak percaya tubuh asli miliknya dikalahkan oleh seorang tubuh ganda dengan kesadaran ilahi yang artinya, itu adalah tubuh kedua Batara Geni."Bagaimana bisa...! Tubuh Ganda bisa memiliki kekuatan sehebat itu!? Kau tidak sedang membual di hadapanku bukan!?" teriak wanita itu dengan mata yang melotot.Batara Geni tersenyum lalu tangannya bergerak ke depan."Kau hanyalah tubuh boneka, aku lebih suka menjawab pertanyaan dari tubuh aslimu," ucapnya lalu seketika tangan merah yang tengah mencengkram leher Mayadwipa bergerak cepat. Wanita itu hendak berteriak namun kalah cepat.Krek!Kepala wanita itu pun putus dari lehernya dan jatuh ke bawah sana. Tubuh asli Mayadwipa yang ada di sebelahnya nampak bergetar hebat lalu berteriak keras menahan rasa sakit karena tubuh ganda miliknya telah tewas. "Aku tahu, kau bisa membuatnya hidup lagi. Tapi kau memi
Sosok yang tak lain adalah Batara Geni itu menoleh kearah Bara Sena lalu mengedipkan sebelah matanya. Kemudian dia menjentikkan jarinya. Saat itu juga, dunia Ilusi milik Mayadwipa menghilang begitu saja. Bara menoleh kearah samping kanannya dan melihat Sanskara yang tergeletak di atas tanah. Gandi yang juga melihat hal itu segera melesat kearah tubuh ganda miliknya. Dia berlutut dan memeriksa tubuh ganda tersebut."Tak perlu khawatir, dia hanya sedikit terluka." ucap Batara Geni yang melihat Gandi menatap cemas ke arah Sanskara. Gandi mengangkat wajahnya dan melihat Batara Geni yang tersenyum ke arahnya."Apakah kau datang karena Narashansa?" tanya Gandi."Tentu saja, karena dia adalah makhluk ciptaanku. Kalian sebaiknya mundur, wanita ini memiliki kekuatan yang bukan Ranah kalian berdua," kata Batara Geni kepada Bara dan Gandi yang ada di belakangnya.Bara menoleh kearah Gandi. Keduanya sama-sama mengangguk. Sambil membawa tubuh Sanskara, Gandi segera mundur bersama Bara Sena ke tem
Pusaran hitam itu semakin membesar seiring berjalannya waktu. Gunung-gunung batu pun hancur karena terhisap masuk ke dalam pusaran tersebut. Bara Sena yang masih bertahan dengan kekuatannya bisa merasakan betapa mengerikannya daya hisap dari pusaran hitam milik Mayadwipa itu.Pendekar Golok Iblis itu menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu dengan cepat, dia pun terbang menjauh dari pusaran hitam tersebut. Melihat pemuda itu kabur, Mayadwipa tertawa terbahak-bahak."Mau lari kemana kau bocah! Pusaran ini akan semakin besar dan melahap semua yang ada di dunia Ilusi ini termasuk dirimu! Kemana saja kau pergi, kau tetap akan mati! Hahahaha!" teriak Mayadwipa dengan wajah yang terlihat seram.Bara mendengus keras mendengar ucapan wanita Iblis itu. Alasan dia terbang adalah karena dia tengah memikirkan cara untuk melepaskan diri dari tempat tersebut. Jika terus menghadapi pusaran hitam itu, tentu saja dirinya akan semakin terdesak. Apalagi pemuda itu sudah mencoba dengan Pukulan Sinar Pemusnah K
Bara mengedarkan pandangannya ke segala arah. Pemuda itu cukup terkejut dengan apa yang dia lihat di depannya. Tempat yang sebelumnya gerbang dan hancur mendadak berubah sesaat setelah dia memasuki kubah hitam milik Mayadwipa tersebut. Dia pun menoleh ke kanan dan kekiri mencari sesuatu. "Kemana tubuh ganda yang bersamaku tadi? Bukankah kita menyerang secara bersama-sama...? Sepertinya wanita Iblis itu memisahkan kami di tempat yang berbeda setelah kita memasuki kubah hitam aneh itu. Aku yakin, ini adalah dunia ilusi milik Mayadwipa seperti yang dikatakan oleh Pragawana..." batin Bara. Sebelumnya saat dia masih berada di dalam Istana Abadi, ada sedikit pembicaraan dengan Pragawana ayah dari Pragasena. Dari penjaga Ratu tersebut Bara mengetahui kemampuan Mayadwipa yang paling sulit untuk di taklukkan selain tubuh raksasanya. Yaitu jurus Dunia Ilusi.Tmpat tersebut dipenuhi gunung-gunung batu yang sangat tinggi hingga menembus ke atas awan. Dan Bara Sena saat itu melayang di atas awan
Sosok wanita bertubuh hitam yang tak lain adalah Mayadwipa itu mencabut tangannya yang penuh darah itu dari tubuh Narashansa sang janin dewa. Lalu kemudian dia pun menendang tubuh waniat itu hingga terhempas ke depan. Gandi segera menangkap dan memeluk tubuh janin Dewa tersebut."Narashansa!" teriaknya dengan waja pucat.Sosok Mayadwipa tertawa melengking melihat kepanikan sang Raja Naga Air."Bocah naga, apa kau pikir dengan memiliki senjata pusaka Empu Jagat Martapura kau sudah merasa hebat dan bisa mengalahkan semua orang termasuk diriku? Kau belum tahu siapa aku. Kau tidak tahu alasan aku memiliki julukan Tujuh Iblis Kehancuran. Hahahaha! Dasar kau naga bodoh!" cibir Mayadwipa yang secara perlahan sosok nya mulai menjadi sosok wanita cantik kembali. Namun kali ini dia mengenakan pakaian meski pakaian tersebut terbuka di sana sini.Gandi sedikit merasa bingung dengan apa yang di hadapinya saat ini. Dia menoleh kearah tubuh raksasa wanita Iblis yang sudah terpotong-potong dan masih
Pedang Guntur Saketi muncul dari atas langit dan langsung menghantam tubuh Mayadwipa. Namun ternyata wanita itu sudah tahu adanya serangan yang datang dari atas langit. Dia pun segera menggunakan enam tangannya untuk bertahan dari hantaman pedang yang mengandung kekuatan petir tersebut.Blaaarrrr!!!Ledakan yang sangat keras disertai gelombang petir memancar dari Pedang Guntur Saketi. Tubuh Mayadwipa nampak tertekan ke bawah hingga beberapa tombak. Namun dia masih bertahan dari serangan tersebut. Hanya saja, serangan itu cukup mengganggu proses menghimpun kekuatan yang tengah dia lakukan. Sehingga aura hitam yang tengah dia kumpulkan di mulutnya itu menghilang kembali."Ugh! Masih ada kekuatan lain yang dia miliki!?" batin wanita itu sambil terus bertahan dari hantaman pedang pemberian Batara Geni tersebut.Baru saja dia membatin seperti itu, dari dalam Pedang Guntur Saketi keluar satu sosok wanita berparas cantik. Wanita tersebut langsung menghujamkan telapak tangannya ke pertahanan
Saat petir besar datang menyambar, Mayadwipa menyadari hal itu dengan cepat. Dia pun mengangkat keenam tangannya ke atas dan dari setiap telapak tangan wanita itu muncul aura hitam yang dengan cepat membentuk perisai kekuatan. Dan saat itu juga, datang sambaran petir raksasa menghantam dirinya.BLEGAAAARRRR!!!Ledakan yang sangat keras menggelegar dahsyat di atas pusaran air raksasa. Wanita iblis itu mengernyit menahan hantaman petir yang begitu kuat. Bahkan sampai membuat tubuhnya sedikit terdorong ke bawah."Mengerikan sekali...Jika seorang Dewa rendahan menahan serangan bocah ini, dia akan mati dengan mudah!" geram Mayadwipa dalam hati. Perisai hitam miliknya nampak retak di beberapa sisi.Gandi cukup terkejut melihat Mayadwipa yang mampu bertahan dari serangan petir miliknya. "Ternyata itu tak cukup untuk menjatuhkannya!" Tombak Banyu Biru pun kembali dia angkat. Lalu dengan satu hembusan napas dia hentakkan kembali senjata tersebut dengan keras ke tanah. Dari arah langit terlih