Nempel bibir sedetik aja belum, Pak Rangga ....
โSiapa ...? Emma? Atau jangan-jangan, ayah mertua punya mata-mata yang menaruh kamera kecil di kantorku?โ Sebelum Alan menjawab pertanyaan Rangga, dia perlu lebih dulu mengetahui apakah Rangga memang benar-benar memata-matai dirinya atau hanya berasumsi? Jika Alan salah menjawab, dia mungkin tak akan bisa bangun lagi keesokan harinya. โApa kau kehilangan fungsi pita suaramu?โ Namun, tak mungkin Alan lari ke kantor dan memeriksa ruangan itu untuk menemukan kamera pengawas tersembunyi. Rangga tak akan membiarkan dirinya jika tak segera menjawab pertanyaan itu. โTidak. Anda salah paham. Aku belum pernah mencium Rachel ....โ โBelum?โ geram Rangga. โJadi, kau berencana untuk menciumnya?โ โTentu saja, Ayah! Aku akan mencium dan menggagahi putrimu nanti setelah kami menikah!โ jerit Alan dalam hati. โBenar ....โ Alan terbawa suasana oleh pemikirannya. โTidak- maksudku, aku akan melakukannya setelah kami menikah nanti.โ Melihat keringat mengalir di dahi Alan, padahal ruangan itu san
Alan tidak terkejut oleh pernyataan Hillary. Dia sudah menduga sejak awal jika Hillary memiliki maksud tersembunyi saat mendekati dirinya. Hanya saja, semudah itu Hillary kelepasan bicara karena pancingan Julian? โCeroboh,โ gumam Alan. โAlan โฆ tidak โฆ bukan itu maksudku. Aku tidak punya rencana buruk begitu. Orang ini yang membuatku terpaksa mengatakan kebohongan yang baru saja aku ucapkan โฆ.โ Alan kembali fokus membaca dokumen, begitu pula Rangga. Kedua pria itu bahkan tak peduli dan hanya terkejut oleh suara keras Hillary. โDuduklah, Nona Hillary Smith. Jangan mengganggu orang bekerja. Atau, kau bisa pulang saja untuk menemui kekasihmu itu ....โ Julian tersenyum miring, seakan menghina wanita yang saat ini terlihat pucat dan kebingungan. โApa yang harus aku lakukan? Alan pasti sudah tidak mau lagi percaya padaku โฆ bagaimana caranya agar aku bisa bertemu Richard?โ Hillary benar-benar kehilangan akal. Hanya Alan satu-satunya harapan Hillary. Dan harapan itu menghilang karena oran
Mau dibaca berulang-ulang pun, isi tulisan pada dokumen di tangan Hillary tak akan berubah. Ucapan Rachel waktu itu bukan hanya omong kosong semata. Rasanya begitu sakit dalam dada hingga Hillary tak dapat mengeluarkan air mata. Namun, hatinya menangis darah oleh pengkhianatan sang kekasih. Hillary masih tak ingin percaya jika cinta pertamanya hanyalah penipu yang dikirim sang paman, yang entah bagaimana wajahnya. Hillary bahkan tak dapat mengingat sosok Nathan dengan jelas. Hillary masih mencoba menyangkal fakta itu dengan berbagai alasan .... Apakah Nathan menjebak Richard untuk membalas Asher yang telah melarang orang itu kembali ke negaranya? Ataukah Richard memiliki sejumlah hutang tanpa Hillary ketahui sehingga menjual aset yang dipinjamnya kepada orang suruhan Nathan tanpa disadari? Hillary akhirnya menyimpulkan satu hal meski tak begitu yakin, โPaman Nathan pasti telah menipu Richard.โ Setelah Asher pulang, semua pengawal Smith Group ditarik keluar dari kediaman Hillary.
โT-tidak, aku tidak menatapmu!โ sanggah Hillary seraya memalingkan wajah.Hillary mengingat lagi hari-hari yang dilaluinya bersama Alan Ruiz. Sejak dulu, Alan selalu bersikap baik padanya walaupun Hillary tahu jika Alan tak menyukai dirinya.Andaikan dulu Hillary mau melihat Alan sebagai seorang pria yang akan menjadi suami di masa depan, mungkin dia tak akan terjebak cinta pertama yang begitu menyakitkan.Seandainya Hillary mau membuka telinga pada setiap ucapan dan nasihat orang-orang di sekitarnya atau apabila dia menolak permintaan Alan untuk memutuskan pertunangan mereka ... hari ini tak akan pernah terjadi.Namun, semua hanya tinggal pengandaian yang tak akan mungkin bisa terjadi. Semua sudah terlambat.Meski marah dan sakit hati kepada Richard, Hillary tak menyanggah jika hatinya masih berharap, bahwa kenyataan yang baru saja didengarnya merupakan kesalahan atau hanya sekedar mimpi belaka.โTerima kasih, Alan, sungguh ...,โ ucap Hillary tulus untuk pertama kalinya kepada Alan Ru
Pupus sudah bayangan indah Alan Ruiz tentang pertunangan dengan Rachel. Alih-alih Alan dan Rachel, perusahaan Keluarga Ruiz dan Cakrawala yang bertunangan. Rangga memberikan proposal kerja sama langsung kepada Benjamin siang tadi. Alan belum diberi tahu sang ayah dan baru tahu sekarang. โAku kira, kita akan bertunangan hari ini, Kak Alan ...,โ ujar Rachel kecewa. โOh, pemikiran kami ternyata sama!โ Alan sudah cukup bahagia oleh ikatan batin mereka yang semakin kuat dengan adanya kesamaan pikiran. โBelum waktunya, Rachel. Kau bahkan belum resmi lulus sekolah.โ Alan terkekeh pelan. โSetidaknya, Kak Alan tidak akan kabur jika kita bertunangan lebih dulu ....โ Sekali lagi, Rachel memikirkan hal yang sama dengan Alan. โJustru Kakak yang khawatir kalau kau akan berubah setelah kuliah dan bertemu banyak lelaki lain.โ โAku selalu menepati kata-kataku, Kak! Jangan meremehkanku!โ Rachel mengerucutkan bibirnya. Di ruang makan kediaman Cakrawala, sejoli yang dimabuk asmara itu saling melem
โMau ke mana, Rachel? Acara ini dibuat khusus oleh Asher untukmu.โ Rangga mencegah Rachel saat akan keluar dari ruangan pesta. โKak Alan ada di rumah sakit, Ayah. Aku harus ke sana sekarang,โ balas Rachel panik. โApa yang terjadi?โ Rachel menggeleng sambil melepaskan tangan Rangga yang mencengkeram lengannya. โAku juga tidak tahu. Karena itu, aku akan ikut Paman Theo ke rumah sakit sekarang untuk mencari tahu. Jangan halangi aku, Ayah.โ Mana bisa Rangga menghalangi putrinya yang terlihat sangat mencemaskan Alan. Sejujurnya, mendengar Alan masuk rumah sakit, Rangga pun juga sedikit khawatir. โAyah akan menemanimu.โ Rangga menatap Vina sarat makna. โTunggu di sini bersama Laura dan Julian. Aku akan menjemputmu nanti.โ Asher yang mendengar kabar itu dari Theo pun ikut ke rumah sakit. Bukan hanya Alan saja yang ada di rumah sakit itu, Hillary juga ada di sana. Sampai di rumah sakit tersebut, Alan Ruiz sedang berbaring di ranjang dengan petugas medis yang sedang membalut perutnya. Hi
โApa yang sedang Kak Alan pikirkan? Maksudku, aku akan memanggilkan perawat jika Kakak butuh bantuan!โ Rachel kini semakin mengerti kekhawatiran Rangga. Alan hanya memiliki wajah awet muda, tetapi cara pikirnya memang benar-benar seperti pria dewasa pada umumnya. Namun, sisi Alan yang dewasa cukup menantang dan menimbulkan rasa penasaran. Rachel justru menyukainya. โTapi, kalau memang Kak Alan butuh bantuanku, aku terpaksa membantu Kakak,โ sambung Rachel menggoda. Dia senang sekali melihat wajah Alan merah padam. โKeluar sekarang, Rachel!โ seru Alan tak ingin lagi menunda untuk mengosongkan kandung kemihnya. Rachel terkekeh-kekeh sambil berjalan cepat keluar dari kamar. Dia menunggu di depan pintu agar tak ada perawat atau dokter wanita yang bisa masuk ke dalam. Akan tetapi, siluet kepala Rachel terlihat di kaca kecil pada pintu. Alan tak nyaman mengeluarkan desakan itu di sana. Tak ingin pula Rachel mendengarkan suaranya yang mungkin menembus sampai keluar pintu. Dengan susah p
Tak hanya Asher, Rangga pun tiba-tiba merenunglan ucapan Julian. Bagaimana jika Rachel akan menderita karena dia tak mau menerima Alan? Apakah Rangga akan kehilangan senyuman anak gadisnya? โHaruskah aku mengikat hubungan mereka lebih dulu? Apa tidak terlalu dini mereka bertunangan?โ batin Rangga bimbang. Rencana Rangga langsung berubah tatkala melihat anak gadisnya bersenda gurau dengan Alan Ruiz. Dadanya terasa sesak karena patah hati. Harusnya, Rachel masih banyak tertawa hanya untuknya. Bersama dirinya dan Vina. Bukan bersama pria itu! โRachel, kita pulang sekarang!โ tegas Rangga. Rachel yang sebelumnya tersenyum sambil bercanda ria dengan Alan, langsung menunjukkan matanya yang berembun. Rangga heran, sejak kapan Rachel pandai bersandiwara? โKak Alan sedang sakit dan butuh bantuanku, Ayah!โ โRachel, kau pulang saja dulu. Kakak tidak-โ โKak Alan bahkan kesulitan bergerak dengan bebas! Bagaimana kalau Kak Alan jatuh, lalu lukanya semakin parah?โ sela Rachel. Meski tahu putr
โApa ini?โ Laura Smithโibu Claus dan Collin Smithโmendapat sebuah pesan dari nomor tak dikenal yang membuatnya hampir terkena serangan jantung. โSayang!!! Lihat ini!!โ Tangan Laura gemetaran ketika melihat foto terakhir di ponselnya. Asher Smith yang sedang duduk santai sambil membaca koran, langsung membuang surat kabar itu sembarangan. Dia sangat panik mendengar istrinya berteriak. โApa yang terjadi, Sayang?โ Melihat air mata istrinya, pria yang masih menguasai Smith Group itu langsung terbelalak marah. โSiapa yang membuatmu menangis?!โ Laura menyerahkan ponselnya sambil terisak-isak. Asher lantas memeluk Laura sambil melihat penyebab istrinya menangis. Sontak, wajah Asher mengernyit. โSiapa ini? Claus? Atau Collin?โ โMana kutahu!! Sebelum ulang tahun Jolie kemarin, mereka sepakat untuk memangkas rambut dengan gaya yang sama!โ Asher memeluk istrinya, menepuk punggungnya untuk memberikan ketenangan selagi berpikir. Dia sungguh tak menyangka jika salah satu putra kembar yang s
Laura Smith berjalan keluar dari gedung perusahaan Hartley. Pekerjaannya telah usai saat menjelang jam makan siang.Sudah satu tahun Laura kembali bekerja. Laura tak perlu mengawasi Lana selama seharian penuh lagi.Lana saat ini sudah berusia hampir lima tahun, sedangkan Claus dan Collin pun sudah sekolah. Si kembar cukup bisa diandalkan menjaga adiknya meski terkadang membuatnya menangis. โDi mana Asher?โ gumam Laura menanti Asher keluar dari mobil.Di tepi jalan, mobil mewah telah menanti Laura. Biasanya, Asher selalu menunggu Laura di depan pintu masuk kantor. Namun, dia tak melihat tanda keberadaan sang suami di mana-mana.โKenapa malah anak-anak yang datang ke sini?โ Laura gegas menghampiri mereka.Dua anak lelaki tampan dan berwajah serupa membuka pintu di kedua sisi mobil bagian belakang. Claus membantu adik perempuannya yang memakai gaun putih turun dari mobil. Si kembar kemudian menggandeng Lana di kanan dan kiri secara protektif. Seakan-akan tak ingin ada satu pun orang men
Laura sudah menduga sejak awal saat dirinya melahirkan bayi perempuan. Asher pasti akan menjadi papa yang banyak membatasi pergerakan putri mereka. Dengan Rachel pun, Asher seperti ayah kandung yang selalu menegur setiap kali ada kesempatan. Laura takut membayangkan masa depan putrinya tidak akan bisa bebas, atau sulit mencari kebahagiaan yang diinginkannya karena tekanan dari Asher.Namun, kata-kata Asher yang menyatakan bahwa putri mereka tak akan berteman dengan siapa pun, Laura kali ini menyetujuinya. Setidaknya, untuk situasi sekarang.โPutri kami bahkan masih belum bisa melihat dengan jelas. Sebaiknya, kita membicarakan masalah teman bermainnya kalau dia sudah agak dewasa,โ kata Laura kepada para nyonya besar yang hadir di pesta.Bukan hanya Asher yang diserang oleh tamu-tamu mereka, Laura pun demikian. Berbeda dari si kembar, jika putra mereka menjadi bagian dari Smith Group, besar kemungkinan dia bisa menduduki posisi tinggi tanpa bersusah payah, dan hanya karena menjadi suami
Lana Smith, putri pertama Asher dan Laura ditidurkan di tengah-tengah ranjang di kamar yang kini telah diubah sepenuhnya menjadi bernuansa merah muda. Asher, Claus, dan Collin tidur tengkurap mengelilinginya dan tak jenuh memandang bayi itu layaknya harta karun yang tak ternilai harganya.โBibirnya bergerak-gerak, Papa,โ bisik Collin.โAduh โฆ aku baru saja berkedip! Aku tidak melihatnya,โ sesal Claus bermuram durja.โNanti pasti bergerak lagi. Jangan terlalu keras bicara, Claus,โ tegur Asher lirih.Claus cemberut dan hampir menyentuh pipi adik bayinya. Namun, Asher lekas mencegah dengan decapan dan menunjukkan tatapan tajam padanya.โAku ingin menggendong adikku, Papa,โ pinta Claus memelas.โTidak boleh. Lana masih berusia dua hari lebih empat jam. Kau bisa menjatuhkan Lana.โSejak diperbolehkan melihat bayi itu, mereka bertiga senantiasa mengamatinya dengan posisi sama. Asher mencatat setiap gerakan kecil Lana, sedangkan Claus dan Collin akan memberi tahu ketika dirinya sedang melakuk
Waktu berlalu dengan cepat. Perut Laura kini telah membesar dan hampir melahirkan.Asher dan Laura sepakat untuk tidak mencari tahu jenis kelamin bayi mereka karena pertentangan pendapat. Namun, dokter tetap memberi tahu bahwa bayi di dalam rahim Laura kali ini hanya ada satu.Asher meyakini bahwa bayinya berjenis kelamin perempuan, sedangkan Laura yakin bahwa anaknya lelaki. Sementara itu, orang-orang di sekeliling mereka pun memperdebatkan hal yang serupa dan tak ada yang menebak sama. Karena itu, kamar untuk bayi mereka juga dipersiapkan setengah untuk perempuan, setengah lagi untuk laki-laki.โSayaaaang!โ seru Asher dari koridor.Laura yang saat ini berada di kamar Claus dan Collin bersusah payah bangun untuk menyambut Asher yang baru saja pulang dari kerja. Simon gegas membantu Laura berdiri dan menuntunnya ke depan pintu.Rupanya, Asher masih jauh dari kamar itu dan hanya suaranya yang terlalu keras memanggil dirinya. Melihat sang istri kesulitan menegakkan badan, Asher gegas
โHanna, apakah aku-โHanna berjalan melewati Simon dan tak ingin mendengar penjelasan apa pun sekarang. Dia masih kecewa karena ternyata hanya dirinya yang menganggap Simon sebagai keluarga.Simon mengusap wajah dengan kasar, lalu berbalik menyusul Hanna. โAku harus segera menjelaskan kesalahpahaman ini.โHanna sudah hampir masuk ke mobil sambil bercakap-cakap dengan Laura. Melihat cara bicara Laura yang sambil melihat dirinya, Simon takut jika Hanna mengadukannya.Simon tak berani mendekat. Kemudian masuk ke pintu mobil di arah yang berlawanan dari mereka.Dalam perjalanan ke tempat wisata lain, Hanna sekali pun tak melihat Simon. Saat mengurus Claus dan Collin yang duduk di antara mereka dan harus menghadap Simon, Hanna selalu menunduk atau melihat ke arah lain.Hanna benar-benar mengacuhkan Simon sampai hari berikutnya. Dia selalu berkumpul dengan orang lain dan enggan duduk hanya berdua dengan Simon ketika mengasuh Claus dan Collin.Simon tak tahan lagi! Hari ketiga liburan merek
Di atas pantai pasir putih yang indah, Simon sedang tertelap dan ditemani wanita yang merupakan pelayan setia putri semata wayangnya. Hanna menggeser payung besar yang menghalau sinar matahari agar tubuh Simon tak kepanasan.โTuan Simon sedang mimpi apa? Kenapa bibirnya bergerak-gerak begitu?โ gumam Hanna selagi memperhatikan wajah Simon.Simon berdecap-decap sambil tersenyum, kemudian bergumam dalam tidurnya, โKita akan menikah โฆ.โHanna terkekeh geli. โKau sudah menikah dua kali, Tuan. Saat ini, kau pasti sedang memimpikan Nyonya Callista.โโMenikah โฆ Hanna โฆ.โ Simon kembali bergumam-gumam, membuat pemilik nama itu terkesiap.Gumaman Simon setelahnya semakin jelas. Wajah Hanna menegang ketika bibir Simon mengucap namanya berulang kali.Hanna segera berlari meninggalkan Simon sambil menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, seakan-akan tak tahan untuk meneriakkan sesuatu. โApa yang baru saja aku dengar?โ batin Hanna.Selama ini, Simon selalu menganggap Hanna sebagai putrinya. Setid
Makan malam semalam menjadi peristiwa memalukan bagi Rachel. Dia tak sadar, Alan ternyata membuat lukisan cinta di sekujur tubuhnya. Hingga dirinya enggan keluar dari kamar. Sayangnya, hari ini Rachel harus menjadi pemandu untuk para tamu istimewa yang datang dari luar negeri. Dia sudah berjanji akan mengajak Laura dan Emma jalan-jalan di tempat-tempat indah di sana. โRachel, kau tidak perlu ikut dengan kami. Sepertinya, suamimu masih mengantuk โฆ.โ Laura menyenggol lengan Rachel dari belakang sambil terkekeh pelan dan melirik ke arah Alan yang menguap lebar. โKak Alan pasti begadang semalaman.โ Emma ikut menggoda kakak iparnya. Wajah Rachel merah padam mendengar para wanita itu menggodanya. โSebentar lagi kita sampai di pantai. Kalian pasti akan menyukainya.โ Rachel buru-buru mengalihkan pembicaraan. Awalnya, Emma masih ingin menggoda Rachel. Namun, setelah melihat pemandangan indah di depannya, dia urung melakukannya. Emma segera menghampiri suami dan putrinya dan mereka berpisah
Melihat peluh di wajah Alan dan tercium bau familier dari tubuhnya, Rangga menjadi sangat sedih. Alan ternyata telah mendapatkan sang putri kesayangan. Rangga tak bisa menatap Alan, bukan karena membencinya, tetapi hatinya terasa aneh. Anak yang dulu selalu melompat ke sana kemari itu, kini telah sepenuhnya menjadi wanita dewasa dan dimiliki pria itu. โAku akan memanggil Rachel dulu, Ayah. Kami akan segera menyusul!โ seru Alan pada Rangga yang tak berbalik atau menjawab dirinya. โKau seharusnya melakukan itu nanti malam โฆ. Namanya juga malam pertama. Sekarang masih terbilang sore. Aneh kalau disebut sore pertama, bukan?โ celetuk Nevan, lalu tertawa pelan. Alan memutar bola mata. โKami tinggal mengulangi lagi nanti. Lalu, apa yang membawamu kemari?โ Tawa Nevan menghilang. Dia sebenarnya hanya ingin mengajak Hillary makan makan bersama keluarga besarnya meski Asher dan Laura juga diundang sebagai tamu kehormatan. Tetapi, dia ingin sedikit menggoda Hillary dengan menuntunnya ke area