Share

Bab 41

“Mbok, tolong bikinin minuman jahe hangat buat Ayra,” pinta Attar kepada Mbok Inah yang masih stay di dapur.

“Sekalian makan malamnya nggak, Tuan?”

“Iya, sekalian, Mbok. Mungkin Ayra belum makan malam.”

“Baik, Tuan.”

Attar mengangguk satu kali lalu pergi dari dapur. Ia harus segera mengurus Ayra yang mungkin tengah kesulitan melakukan apa-apa sendiri.

Sesampainya di dalam kamar gadis itu, Attar belum melihat keberadaan Ayra di sana. Pasti masih berada di kamar mandi. Attar penasaran apakah Ayra sudah selesai atau belum. Pasalnya, Ayra sudah memakan waktu lumayan lama di dalam sana.

Attar mengetuk pintu kamar mandi sambil memanggil Ayra. Tidak ada sahutan, tetapi pintu langsung terbuka dan menampakkan wajah Ayra yang begitu pucat. Membuat Attar sontak merasa cemas.

“Ay, kamu pucat banget,” lontarnya meraba wajah Ayra menggunakan kedua telapak tangan. Mata Attar menatap Ayra khawatir.

Sementara, Ayra yang diperlakukan seperti itu menjadi terbawa dengan perasaan. Hatinya tersentuh dan me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status