Share

Hasrat Salah Sasaran CEO Kejam
Hasrat Salah Sasaran CEO Kejam
Author: Ele Storie

Pelampiasan

"Aaaahhh ... sakit ... sakit."

Teriakan menggema di sebuah hotel membuat Davino rasanya ingin mendobrak pintu dengan kencang. Tetapi, jika ia melakukannya pasti sang Tuan marah besar dan akan membunuhnya.

Seorang pria dengan wajah babak belur mendekati pintu hendak menerobos masuk, namun kedua orang berbadan besar sudah mencekal pergelangan tangannya lebih dulu agar tak mengganggu kegiatan Tuannya di dalam sana.

"Vino, tolong selamatkan Adikku! Dia tidak tahu apa-apa tentang masalah ini. Ku mohon ..." lirihnya dengan iba.

Pria itu menangis memikirkan sang Adik di dalam sana yang berada di bawah kuasa Tuan kejam. Kedua pengawal terus saja mencekal tangannya dengan erat. Ia terus memberontak melepaskan diri.

Vino mengusap wajahnya frustrasi. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Jika selangkah saja menyelamatkan sang gadis, maka habislah nyawanya di tangan Tuan kejam. Vino mondar-mandir di depan pintu, memikirkan sebuah cara agar Tuannya tidak bertindak lebih jauh.

Semua penghuni hotel langsung melarikan diri saat mendengar keributan yang terjadi. Apalagi banyaknya orang-orang bertubuh besar membawa senjata tajam, mereka semua sangat ketakutan.

"Hei, kenapa kalian semua lari? Tolong selamatkan Adikku! Adikku dalam bahaya!" teriak Pria itu yang diketahui bernama Randy terus memohon.

DUAKKK

Pengawal yang mencekal tangannya memberi hantaman di bagian perut.

"Jika kau terus berontak, aku tak segan membawamu masuk ke dalam sana agar Tuan sendiri yang mengeksekusi!" tegasnya pada Randy.

"Bagus jika begitu bunuh saja aku! Tapi, tolong bebaskan Adikku! Aku yang bersalah, kenapa dia yang menjadi korban? Kalian semua tega!" teriaknya sambil meronta-ronta.

Vino menatap iba pada Randy. Mau bagaimana lagi jika sudah berurusan dengan Tuannya, ini adalah konsekuensi yang harus ditanggung. Randy memiliki utang sebanyak 500 juta dan berani main api dengan Sherren, kekasihnya Tuan kejam. Sontak saja Tuan kejam murka. Sebab tak ada seorang pun yang berani mengusik kehidupannya, tetapi dengan lancang pria miskin itu berani mencari masalah dengannya.

Sementara di dalam, seorang gadis berusia 20 tahun menangis menutupi tubuhnya dengan selimut sampai ke batas dada. Ia tak mengerti dengan semua ini. Mengapa laki-laki itu tega mengambil kehormatannya dengan paksa. Sakit, marah, kecewa, menjadi satu. Laki-laki itu bukan hanya menyakiti hatinya tapi juga fisik. Selama ini ia menjaga kesuciannya dari para lelaki nakal di luar sana. Tapi, dengan mudahnya lelaki kejam itu menodainya tanpa belas ampun. Hatinya perih bagai disayat ribuan pisau tajam.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan sosok laki-laki tegap dengan sorot mata yang tajam. Lelaki itu keluar hanya menggunakan liitan handuk yang menutupi bagian privasinya.

"Lelaki biadab! Kenapa kamu tega melakukan semua ini, salahku apa?" tanyanya sambil terisak.

Alih-alih menjawab pertanyaan sang gadis, laki-laki itu malah menatap dirinya di pantulan cermin sambil menopang dagu.

"Kau tahu, aku paling benci dengan pengkhianat!" ucapnya lirih namun masih terdengar jelas di telinga sang gadis.

"Pengkhianat?" ulang gadis itu. "Aku tidak mengerti maksudmu, Tuan."

Lelaki itu menoleh ke belakang. Ia mendekat beberapa langkah, membuat gadis yang akrab disapa Lea itu semakin mempererat menutupi tubuhnya yang polos. Lea semakin ketakutan saat lelaki itu membuka handuk yang menutupi bagian privasinya tanpa rasa malu, hingga handuknya teronggok begitu saja di lantai.

"Be-belum puaskah kau menikmati tubuhku?" Lea berkata dengan mulut yang gemetar.

Lelaki itu langsung menarik selimut yang menutupi tubuh Lea. Menatapnya dengan seringai yang menakutkan. Lea gemetar. Lagi-lagi ia tak bisa berkutik dari lelaki kejam ini.

"Kakak mu akan sangat menderita melihat Adiknya tersakiti, bukan? Ini belum seberapa!"

Deg

"Ka-kakak?" gumam Lea dengan bibir gemetar.

Kini ia menyadari ternyata Randy yang punya masalah dengan Tuan ini. Tapi, kenapa harus dia yang menjadi korban pelampiasannya? Apa salah sang Kakak sangat besar hingga lelaki ini terlihat begitu dendam?

"Aaaahhh sa-sakit ..." lamunan Lea buyar saat lelaki itu mencengkram dagunya begitu kuat.

"Mulai saat ini dan selamanya kau harus menjadi budakku! Menjadi budak pelampiasan lebih tepatnya!" bisik lelaki itu dengan seringai menakutkan.

Lea gemetar. Kepalanya menggeleng. Air matanya jatuh bercucuran.

"Bersihkan tubuhmu dalam waktu 15 menit!" ucapnya setelah melepas cengkraman tangannya pada dagu Lea. "Aku tidak suka menunggu! Apa perlu aku berteriak di telingamu sekarang juga!"

Dalam sekejap, Lea langsung berlari menuju kamar mandi. Ia menangis sejadi-jadinya di bawah guyuran shower, menjambak rambutnya sendiri dengan kesal.

"Aku benci laki-laki itu! Aku benci!" Lea terisak.

Kenapa nasib begitu kejam? Baru saja Lea bahagia mendapat pekerjaan di sebuah rumah makan. Namun tiba-tiba dirinya dibawa paksa ke sebuah Hotel. Dimana Lea dipertemukan oleh sosok lelaki gagah yang menatap seperti ingin membunuhnya.

Brak!

DUAKK DUAKK DUAKK

Lea mendengar keributan dari arah luar. Ingin sekali dia mengintip. Tapi, ia harus menyelesaikan mandinya yang diberi waktu hanya 15 menit.

Lea langsung menyelesaikan mandinya secepat kilat. Mungkin saja di luar ada orang baik yang akan menolongnya. Lea sedikit tersenyum. Ia akan bebas dari jeratan laki-laki kejam itu. Setelah bebas ia akan melaporkan Tuan itu atas kasus kekerasan dan juga pemerkosaan. Tapi, khayalannya tiba-tiba sirna saat Lea mendengar suara yang tak asing di telinganya.

"Randy."

"Kak Randy," gumam Lea terkejut.

Dengan paniknya, Lea langsung mengambil handuk dan melilitkan di tubuhnya. Begitu keluar, ia pun terkejut. Randy, Kakaknya sedang dihajar habis-habisan oleh lelaki tak berperasaan itu.

"Hentikan! Jangan pukuli Kakak-ku!" Lea berlari. Ia langsung mencekal pergelangan tangan lelaki itu yang hendak memukuli Randy.

Darah segar terus mengalir dari sudut bibir Randy, membuat Lea semakin histeris.

"Tuan, ku mohon jangan!" ucap Lea terus memegangi lengannya.

Randy menatap Adiknya dari atas hingga bawah yang hanya menggunakan selembar handuk. Matanya tertuju pada tubuh putih Lea yang terlihat jelas banyak tanda merah. Artinya Tuan kejam ini sudah menodai kesucian Adiknya.

Tangan Randy langsung mengepal sempurna dengan rahang yang mengeras. Selama ini ia menjaga Adik kesayangannya dari laki-laki jahat. Tapi, mengapa semuanya begini. Lelaki itu telah menodai kesucian Lea, membuat Randy merasa bersalah karena telah gagal menjadi seorang Kakak.

DUAKK

Sekuat tenaga, Randy memukul wajah lelaki itu itu. Lelaki yang telah tega merusak masa depan Adiknya.

"Kau jahat! Kenapa kau lakukan semua ini?!" teriak Randy menggema di ruangan itu.

Laki-laki itu tersenyum smirk. Ia langsung membalasnya bertubi-tubi.

"Kakak ..." Lea berteriak histeris.

"Sudah, Tuan. Ku mohon jangan pukuli Kak Randy!" mohon Lea berkali-kali.

Tak mengindahkan ucapan Lea, dia langsung memanggil Davino orang kepercayaannya, untuk membawa Randy yang sudah tak berdaya ke sebuah tempat.

"Don't play with me!" ucapnya dengan gigi yang mengerutuk.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status