Home / Romansa / I Love You, Mr. Devil! / 113. The Unpleasant First Encounter

Share

113. The Unpleasant First Encounter

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2025-05-11 08:50:39

"Nathan menyuruhnya menaiki pesawat kosong tanpa kru maupun pilot. Dia meminta agar Kairo bunuh diri dengan pesawat itu, sebagai ganti pembebasan Nicholas sebagai tawanannya!"

Kepala Amanda serasa pusing dan berputar mendengar perkataan Kaivan barusan, hingga wanita itu pun berpegangan pada meja di sampingnya agar tidak terjatuh.

"Kairo..." gumannya lirih dengan bibir gemetar, membayangkan lelaki yang ia cintai itu sekali lagi menghadapi kematian!

Bahkan bayangan kecelakaan naas di tepi jurang di Athena waktu itu saja masih begitu kuat melekat di dalam ingatannya, musibah yang membuat Amanda mengira Kairo telah tewas dengan sangat mengenaskan.

Dan sekarang semua itu harus ia alami lagi?!

"Amanda!" Kaivan segera meraih pundak wanita itu ketika melihat tubuhnya yang tiba-tiba merosot lemas.

Ia menggendong tubuh Amanda dan mendudukkannya di kursi makan, seraya menatap cemas wanita yang kini sedang memejamkan mata dengan tangan dan bibir yang gemetar tak terkendali.

Detik itu juga ia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • I Love You, Mr. Devil!   128. The Motherland

    Amanda hanya bisa cemberut ketika Kairo kembali mengurungnya di kamar, setelah peristiwa Max yang tiba-tiba datang ke penthouse mereka tanpa sepengetahuan Kairo sebelumnya. Meskipun Kairo memang tidak jadi pergi meninggalkannya untuk mengurus pekerjaan, namun tetap saja Amanda mengira kalau Kairo akan tetap pergi namun kali ini akan mengajaknya serta, karena takut Amanda berbuat yang tidak-tidak lagi.Wanita bersurai coklat itu pun lagi-lagi hanya bisa mengeluarkan desahan lelah, melihat kekasihnya yang sedang menunduk di atas meja kerja, menyelesaikan serta mempelajari beberapa dokumen penting. Karena kedatangan Max yang membuatnya kesal, maka Kairo memutuskan untuk membawa semua pekerjaannya ke kamarnya di Penthouse. Dia tidak akan memberikan kesempatan kepada calon istrinya yang nakal itu untuk membawa-bawa mantannya yang lain, untuk melakukan hal absurd dengan dalih ngidam.Tadi saja rasanya Kairo sudah ingin sekali meninju wajah Max yang menyebalkan itu jika saja Amanda tidak

  • I Love You, Mr. Devil!   127. The Naughty Preggy Mommy

    "Ha-Hai, Ling-Ling." Sam meneguk salivanya dengan gugup, kala dengan terpaksa ia harus titah Sang Ratu alias Amanda untuk melakukan video call dengan kekasihnya yang berada nun jauh di Shanghai.Masalahnya, ia sangat malu. Selama ia bertugas sebagai ajudan Kairo Aldevara sang pemimpin Black Wolf, pria muda itu terbiasa berpenampilan dingin, datar dan tanpa emosi. Dan kini calon istri pemimpinnya itu malah meminta dirinya untuk bermesra-mesraan dengan sang kekasih di hadapan semua orang?!Matilah saja kau, Sam!!Hati Sam mencelos ketika melihat wajah Ling-Ling yang sangat cantik terpampang nyata di layar ponselnya. Hari ini wanita bermata sipit itu menggelung rambut hitam panjangnya ke atas membentuk bun yang imut. Helai-helai anak rambut jatuh membingkai wajahnya, pipinya yang halus dan putih terlihat merona."Sam! Kejutan sekali kamu tiba-tiba menelepon seperti ini," ungkap Ling-Ling riang. Sam menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ya, biasanya Sam hanya berani menelepon paca

  • I Love You, Mr. Devil!   126. The Love Birds

    Manik awan badai kelabu itu pun terbuka dengan tiba-tiba, seakan sebelumnya lelaki itu tidak sedang tertidur. Ia menatap nyalang pada langit-langit di kamar itu, dan terkesiap ketika merasakan sebuah kecupan lembut yang mendarat di pipinya. "Sudah bangun, Sayang?" Suara renyah itu membuat Kairo menolehkan wajahnya ke samping, dimana sosok wanita tercantik sedang berbaring miring menghadapnya sambil tersenyum. "Apa aku ketiduran?" Tanya Kairo bingung. Ia merasa disorientasi, seperti ada masa yang telah hilang dari hidupnya.Amanda tersenyum dan kali ini mengecup bibir kekasihnya sekilas. "Tidak apa-apa, tidurlah lagi. Istirahatlah."Kairo terdiam dan mengamati intens area mata Amanda yang terlihat membengkak. Seketika ia pun memiringkan tubuhnya hingga kini mereka pun saling berhadapan."Sweetheart, apa kamu habis menangis?" Tanya Kairo sambil mengelus kelopak mata Amanda dengan lembut.Amanda menggenggam tangan Kairo yang berada di wajahnya, lalu mengecup telapaknya. "Ya. Aku men

  • I Love You, Mr. Devil!   125. The Goodbye

    Phoenix pun mengeluarkan tawa kejam yang membuat bulu roma Amanda merinding ketika mengingat peristiwa itu."Ekspresi preman laknat itu lucu sekali. Ia jatuh ke tanah, lalu kelojotan selama beberapa saat. Sebelum pada akhirnya aku pun mengakhiri penderitaannya dengan mengiris lehernya." Amanda menelan ludah mendengarnya, namun tetap diam dan membiarkan Phoenix terus bercerita.Karena Kairo tidak akan pernah sejujur ini. Kairo sering menutupi masa lalunya yang kelam."Itu adalah pembunuhan pertamaku, di usia tujuh tahun." Phoenix kembali menenggak whiskey dan mendesah keras. "Ketika preman itu mati, aku pun sengaja menghilang dan Kairo kembali keluar. Aku sengaja menunjukkan padanya bagaimana cara membela diri. Bagaimana cara untuk bertahan. Yaitu membunuh, atau dibunuh!""Sejak itu akulah yang terus melindunginya. Kairo hanya bisa lari dan sembunyi, sementara aku keluar dan menghadapi semuanya. Hingga suatu hari tiba-tiba anak penakut itu pun berubah, ia mulai menjadi berani. Ia me

  • I Love You, Mr. Devil!   124. The Welcome

    Phoenix Knight menyeringai senang ketika akhirnya ia bisa muncul kembali, setelah beberapa minggu ini Kairo mengurungnya seperti hewan ternak yang terjebak di dalam kandang. Kairo Aldevara sialan!Setiap kali Phoenix terbangun sebagai kepribadian di tubuh ini, selalu saja dalam kondisi terikat dan Sam yang pertama kali ia lihat malah menyiksanya dengan stun gun hingga tak berdaya.Siksaan itulah yang membuat Phoenix enggan untuk muncul kembali. Namun ia tidak bodoh. Phoenix bukan sekedar kepribadian lain yang mudah menyerah begitu saja.Ia hanya perlu mencari kesempatan yang baik untuk keluar. Kesempatan seperti saat ini. Di saat Kairo sedang menurunkan level kewaspadaannya, di saat itulah Phoenix akan muncul. Dan ia benar-benar merasa beruntung, karena saat ia berada di dalam tubuh ini, ternyata bukan Sam dengan stun gun yang akan menyetrum sekujur tubuhnya, tapi malah Amanda yang sedang berada di dekatnya!"Phoenix?" Amanda menyebut namanya dengan bibir ranumnya yang gemetar. N

  • I Love You, Mr. Devil!   123. The Biggest, Strongest And Craziest Love

    Queen tak bisa tak tersenyum ketika diam-diam mencuri dengar perbincangan mesra antara Kairo dan Amanda dari balik pintu. Ia tahu kalau putra sulungnya itu akan sangat bahagia, mendengar kabar bahwa kekasihnya sedang mengandung anaknya.Sebelumnya Amanda sempat mengatakan pada Queen kalau ia sangat cemas jika Kairo tidak menginginkan seorang bayi, namun semua kecemasan itu pun pada akhirnya tidak terbukti.Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu pun perlahan mengayunkan langkahnya menjauh dari depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu, memberikan privasi kepada anak dan calon menantunya yang ingin melepas rindu.Dengan langkah ringan, Queen berjalan ke arah pintu keluar penthouse dan meminta pengawal yang menjaga di luar untuk mengantarnya ke rumah sakit, tempat dimana putra bungsunya Kaivan sedang dirawat untuk luka-lukanya. Setelah mendengar kabar kalau kedua putranya telah ditemukan, Queen memang sengaja tidak langsung ke rumah sakit untuk bertemu dengan Kaivan, melaink

  • I Love You, Mr. Devil!   122. The Heartwarming

    BRAAK!!Pintu Penthouse itu terbuka dengan kasar, sebelum sosok menjulang dengan tubuh atletis memasukinya dengan langkah-langkah lebar dan terburu-buru."Kairo!!" Dan lelaki itu pun terhenyak, ketika tiba-tiba mendapatkan pelukan hangat dari wanita paruh baya yang juga terisak di pelukannya. Apa Amanda yang membawa wanita ini ke Cairo?"Syukurlah kamu selamat," bisik lirih dengan Queen Sharisza, ibundanya. Kairo hanya diam tak bergeming, tak membalas pelukan itu meskipun tak juga menolaknya. Perasaan benci kepada wanita yang melahirkannya itu masih saja ada, benci karena dulu Bunda membiarkan dirinya dibawa oleh Ayahnya yang kejam dan membuat hidup Kairo pun menjadi kacau, serta terjebak di dunia gangster yang keras di usia belia.Perlahan, Kairo pun melepaskan pelukan itu."Dimana Amanda?" Tanyanya kepada Queen. Wanita itu tersenyum maklum atas penolakan putra sulungnya, dan menghias wajahnya dengan senyum."Dia ada di kamar utama," sahut Queen. Segera Kairo beranjak menuju ka

  • I Love You, Mr. Devil!   121 . The Exessive Love

    Ajmal tak bergeming, meskipun moncong senjata itu telah menempel tepat di ubun-ubun kepalanya."Silahkan tembak saya, Tuan. Jika memang Tuan tidak berkenan dengan pengabdian saya," ucapnya penuh keyakinan. Kairo menyeringai miring. Ternyata anak ini berani juga menantang kematian yang berada di depan mata. "Apa jaminannya kalau kamu tidak akan pernah mengkhianatiku lagi, Ajmal?""Nyawaku," sahut cepat remaja tanggung itu tanpa ragu. Kali ini ia mengangkat wajahnya, dan manik hitam polos namun penuh dengan kegetiran hidup itu dengan berani menatap balik netra awan badai kelabu milik Kairo.Serta-merta Kairo pun menjauhkan hand gun dari kepala Ajmal. "Baiklah. Kuberi kau kesempatan kedua. Sekarang bantu aku memapah lelaki itu di sana," titah Kairo sambil menunjuk ke arah Kaivan dan menyimpan hand gun di balik sakunya."Shukran, lak sayidi (terima kasih, Tuan)," Ajmal menyunggingkan senyum tipis sambil berdiri dan melangkah ke arah Kaivan yang masih pingsan.Kairo tidak langsung mend

  • I Love You, Mr. Devil!   120. The Second Chance

    "Selamat datang, Kairo Aldevara," ucap Nathan Yamamoto, yang sedang duduk dengan bertopang kaki di salah satu kursi di dalam toko itu. "Kerja yang bagus, Ajmal. Kamu membawa orang yang tepat ke hadapanku," tukasnya dengan ekspresi penuh kepuasan.Kairo melirik Ajmal yang kini menundukkan kepalanya dalam-dalam. Meskipun wajahnya tak terlihat karena menunduk, namun gestur tubuhnya seakan menunjukkan perasaan bersalah karena menempatkan Kairo dan Kaivan kembali berada di dalam bahaya. Kairo menahan tubuh Kaivan yang tiba-tiba saja hendak menerjang ke arah Nathan dengan raut kesal."Lepaskan aku!" Teriak lelaki bersurai ikal itu dengan mata berkilat-kilat penuh amarah kepada Kairo. "Aku ingin membunuhnya!" Geramnya. Ia sangat dendam, karena Nathan telah menculik dan menyakiti orang-orang terdekatnya. Amanda, Nicholas, dan juga Kairo. Tak peduli bahwa dulu mereka pernah berteman akrab semasa kuliah, namun kini Kaivan merasa sudah tidak mengenal Nathan lagi. Kairo menggeleng. "Ini bu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status