Share

Chapter 5 B

Author: Dinara L.A
last update Last Updated: 2023-09-08 12:30:20

Zivanka membelalak tak percaya.

“Bukan.” Azkio kembali menjitak.

“Ish,” desis Zivanka. Kali ini jitakan suaminya sedikit keras.

Azkio meminta ia agar meninggalkan kebiasaannya selama ini. Seperti ke klub malam, nongkrong tidak jelas, bergaul dengan lawan jenis dan gaya hidup lainnya yang unfaedah. Azkio juga meminta mulai sekarang ia harus benar-benar belajar sholat, ngaji serta berpakian menutup aurat. Untuk saat ini, segitu saja dulu. Takutnya kepala Zivanka meledak tiba-tiba.

Busyet, kalau begini aturannya, aku jadi tobat beneran, nih.

“Ziv, kamu siap?”

“Hmm … siap.” Akhirnya ia jawab siap saja dulu.

Nanti kalau misi tuing-tuing sudah tercapai, badung kembali kan bisa. Ditalak juga rasanya tak masalah. Mana mau Zivanka hidup terikat penuh aturan.

“Baiklah, sekarang kita berkemas.”

“Kok, berkemas?”

“Karena kita akan ke panti asuhan.”

“Lah, kenapa?”

“Ziva, saya belum memiliki rumah. Nikah kita kan dadakan, jadi saya belum sempat cari rumah.”

“Oh, iya.”

Selama ini Azkio sengaja lebih memilih tinggal di Panti karena selalu ingin melihat Lily. Sebetulnya dia sudah mampu untuk membeli sebuah rumah sederhana. Penghasilannya dari konten dan bisnis fashion muslim sudah lumayan besar. Sebagian penghasilan itu dia juga dedikasikan untuk keperluan panti asuhan.

“Tenang, kita tinggal di panti hanya untuk sementara. Sampai nemu rumah yang cocok.”

“Ok.”

**

Begitu sampai di panti asuhan, banyak sekali anak-anak yang menyambut. Rupanya Azkio cukup dekat dengan mereka semua. Terlihat kalau sosok suami Zivanka itu sangat dirindukan. Sebelum sampai ke rumah Fatimah di belakang panti, terlebih dahulu ia mengenalkan istrinya kepada beberapa bangunan lain.

Paling depan ada aula panti tempat berkumpul dan melakukan kegiatan. Di sampingnya ada dapur luas berikut tempat makannya. Sementara di sebelah lagi ada dua rumah yang bersebelahan.

“Nah, ini rumah khusus Nisa dan yang itu Rijal.”

“Nisa dan Rizal itu siapa? Anaknya ummi Fatimah?"

Azkio tersenyum dan lagi-lagi sangat manis.

"Bukan, Ziva. Rumah Nisa itu maksudnya untuk anak-anak perempuan, sedangkan Rizal untuk anak laki-laki."

"Oh. Pasti bahasa arab, kan?"

Anak-anak yang sedari tadi mengikuti pun cekikikan mendengarkan omongan Zivanka. Setelah sedikit berjalan-jalan, akhirnya sampailah di rumah utama.

Fatimah menyambut hangat dan Zivanka juga dapat merasakan ketulusan wanita setengah abad tersebut.

Azkio juga sedikit tercengang dengan perubahan sikap Zivanka. Istrinya itu berubah lemah lembut dan manis sekali. Meski terkesan sekali kalau lembutnya itu dibuat-buat, dipaksakan. Namun, manisnya asli sekali tanpa bahan pengawet.

Cantik, gumam Azkio saat tak sadar memandang istrinya yang sedang mengobrol itu.

“Oh, masya allah, cantiknya. Ini ya, istrinya kak Kio?” Tiba-tiba Lily baru muncul dari kamar.

Lily pun menyalami Zivanka sambil cium pipi kanan-kiri, meski sekedar menempel seidkit.

“Oya, kenalkan. Ini Lily, anak bungsu Ummi,” ucap Fatimah.

Degh! Zivanka merasa terbakar. Wanita di depannya ini benar-benar terlihat anggun dan elegan.

"Iya, aku Zivanka, istrinya ustaz."

“Loh, kok, manggilnya masih ustaz?” komentar Lily.

“Mungkin karena masih baru, Ly. Sudah biarkan saja,” sela Fatimah.

Azkio yang merasa terjebak di antara wanita, mendadak ingin melarikan diri.

“Ziv, saya harus ke ruamh Rijal dulu, ya!” pamit Azkio, “Ummi, titip Ziva, ya,” sambungnya.

“Kak Kio tenang saja, kak Ziva aman sama Lily.” Lily sengaja menyahut karena kakak angkatnya itu sama sekali tidak menyapa.

Setelah Azkio berlalu, mereka kembali ngobrol-ngobrol. Lily begitu aktif bertanya dan bercerita. Sementara Fatimah pergi ke dapur dulu.

“Oya, maaf yang semalam. Aku tidak bermaksud mengganggu malam pertama kalian. Aku juga tidak sangka kalau kak Kio akan datang. Dari dulu, kak Kio emang selalu khawatirkan aku. Dia sangat perhatian sekali. Malam juga dia sangat panik, pas tahu ada orang yang menggangguku." Lily menuturkan dengan bangga. Betapa dirinya penting bagi Azkio.

"Wajar kalau kakak khawatirkan adiknya," komentar Zivanka yang sebetulnya sudah tahu dari Azkio kalau Lily bukan adik kandungnya.

"Emang Kak Ziva tidak tahu, kalau kami tuh sebenarnya bukan saudara. Kak Kio hanya anak angkat Ummi."

Dih, bau-baunya si Lily ini bibit pelakor deh.

“Tahu, kok. Tapi tetap saja kalian ini kakak-adik.”

“Orang-orang malah ngiranya kita ini suami-istri, loh. Mungkin karena sering jalan berdua.”

Awas, darah mulai tersirap ke kepala. Hati-hati jika ubun-ubun Zivanka sudah mulai berasap.

“Nanti orang-orang juga bakal tahu, kok, yang sebenarnya.”

“Tapi kak Kio itu emang selalu bersikap layaknya seorang suami sama aku. Uang bulanan juga, dia suka ngasih, loh.” Lily tidak pantang padam mumpung umminya tak ada.

“Azkio itu tulang punggung gue dan gue tulang rusuknya. Lah, kalau lu tulang apa?" sinis Zivanka, "tulang ekor? Enakan juga tulang seblak," lanjutannya mengejek.

Tuh kan jadi keluar watak aslinya si Zivanka. Lily pun dibuat tercengang olehnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Adzan dzuhur mengakhiri persaingan mereka. Fatimah datang memanggil untuk melaksakan sholat berjamaah.

"Yuk, Kita ambil wudhu dulu," ajaknya.

"Umm, wudhunya di sini?" tanya Zivanka setelah sampai di depan keran khusus ambil air wudhu.

"Iya, Ziv. Emangnya kenapa?"

"Umm, aku mau di kamar mandi saja."

"Lebih afdol di sini. Di kamar mandi hanya Ada keran shower."

Duh, mampus!

Lily Dan Fatimah berdiri menunggu giliran wudhu. Sementara Zivanka di depannya masih berdiri mematung. Ragu-ragu untuk memulai.

Kalau nggak salah habis cuci muka, cuci tangan deh. Eh, apa cuci tangan dulu? Hati Zivanka bimbang.

"Ziv, hayo! Kenapa kerannya dilihatin terus?"

"Kerannya ngajak gelut, Ummi," ceplos Zivanka kesal.

"Apa, Ziv?"

OMG, ujian apa lagi ini. Napa rem mulut aku blong, sih?

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 43 Ziko Zayan Ibadillah

    Coming soon kisah yang tak kalah menarik dari putranya dengan judul MENOLAK WARISAN.PROLOGAngin berembus kencang menerjang jendela kaca kamar hingga bergetar. Beberapa furniture pun ikut bergeser dari tempatnya. Terdengar suara auman yang sukses membuat Zivanka, wanita berusia 30 tahun itu terjaga.“Honey, bangun!” Ia mengguncang bahu suaminya.Azkio, si suami mengerjap. Kemudian mengucek mata yang masih terasa berat untuk terbuka.“Ada apa, Sayang?”“Suara itu lagi.” Berbisik seolah takut ada yang mendengar.Seketika kesadaran Azkio dikumpul paksa. Meski ia sendiri tak pernah mendengar suara yang dimaksudkan istri, tapi tetap hal ini tak boleh diabaikan. Lalu bergegas untuk memeriksa sang buah hati di kamar sebelah. Setibanya, saklar lampu segera ditekan untuk menerangi ruang yang temaram. Akan tetapi, Ziko--anak mereka justru sudah tidak ada.“Ziko!” Zivanka histeris.Kejadian ini memang bukan kali pertama, tapi tetap saja rasa takut menyergapnya. Tanpa bicara pasangan su

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 42 C

    Awalnya Azkio tak yakin akan menjalankan dua bisnis sekaligus. Waralaba papi mertua dan lanjutkan bisnis fashion muslim. Namun, berkat dukungan orang-orang terdekat, terutama istri, ia memutuskan untuk mengurus keduanya. Zivanka dan baby Zi tak pernah absen untuk terus berada di balik kerja keras Azkio. Melangitkan doa menjadi salah satu kekutan Zivanka dalam mendukung suami.Sesungguhnya doa yang segera dikabulkan adalah doa seorang istri kepada suaminya yang tidak berada di tempat yang sama atau saling berjauhan. (HR. Tirmidzi). "Sayang, nanti pulang agak telat, ya!""Oh iya, sekarang hari Jumat."Setiap hari Jumat sore, Azkio ada jadwal mengisi pengajian. Mereka menyebutnya 'Liko'. Jadi sebuah pengajian dengan lingkup kecil. Terdiri dari beberapa kelompok. Kebetulan, ia jadi salah satu murobbinya. Murobbi itu adalah guru, tapi lebih spesifik. Mendidik orang sedemikian rupa agar lebih berakhlak dan berilmu. Tentu dalam kajiannya, sebagai besar ilmu agama yang disampaikan."Eh, lupa

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 42 B

    Seminggu pasca kepergian Mala, Zivanka janjian dengan Nia. Mau ikut membantu membereskan barang-barang almarhumah di kontrakannya. Baby Zi tak dibawa, sengaja dititipkan kepada Mira."Masya Allah, ini beneran kamu?" Zivanka mengerjapkan bola mata."Iya, ini gue. Gimana cantik nggak?""Masya Allah, Alhamdulillah, Nia!" Zivanka berseru, lalu memeluk teman yang kini jadi sefrekuensi, berhijab."Doakan ya, moga gue Istiqomah.""Amin."Dalam hati Zivanka berdoa panjang sekali buat Nia. Ia berharap Allah menerima taubat juga mempermudah jalan hijrahnya."Ya udah, kita masuk, yuk!"Mereka lekas melangkah ke dalam kontrakan Mala."Ya ampun, ini berantakan banget." Komentar Zivanka."Iya. Padahal si Mala biasanya rapi banget.""Ini kek bekas orang berantem. Bener nggak, sih?""Hu uh, bener. Pasti pacar si Mala marah-marah saat diminta pertanggungjawaban.""Huh, dasar l*knat!"

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 42 A

    MIB-42Hari ini dikejutkan dengan pemberitaan viral tentang pasangan Azkio dan Zivanka. Zivanka tentu panik. Sungguh sangat menyesal jika suami kena imbas lagi akibat kehidupan di masa lalunya."Honey, apa netizen menyalahkan kamu? Kasus apa, hah? Kejelekan ku yang mana?" Zivanka mencecar."Tenang, Sayang.""Gimana aku bisa tenang, jika kamu kenapa-kenapa gegara aku." Air mata sudah merebak mendesak ingin keluar.Azkio lekas memerlihatkan pemberitaan yang viral tersebut. Ia mengulas senyum seraya mencubit gemas pipi istri.Zivanka menyeka air mata cepat. Matanya kian melebar tatkala menonton video demi video di sebuah situs.Ternyata teman yang bertabrakan tak sengaja di Mall tempo hari menjadi awal sumber pemberitaan."Gue salut banget sama ratu joget kita yang kini sudah hijrah. Gue lebih salut lagi sama sosok suaminya karena sudah menerima apa adanya. Terlihat suami Ziva sangat menjaga dan sayang. Gue jadi ir

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 41 B

    Azkio kemudian berlalu ke kamar mandi untuk mengguyur diri. Berharap suhu panas akibat gejolak tak tuntas bisa mereda. Sebab, sejatinya bukan hanya Zivanka yang sudah sangat terpancing.Zivanka sendiri memberenggut. Ia mencoba mengingat-ingat apa kesalahannya hari ini? Teringatlah saat tadi terciduk sedang mengintip Arfan. "Honey ...," panggil Zivanka begitu Azkio selesai mandi."Apa?" sahutnya ketus."Maafkan aku," sesalnya yang hendak memeluk."Stop! Saya sudah berwudhu." Azkio gegas mengambil pakaian dari lemari.Zivanka pun urung, tetapi masih tetap mengekor."Honey, dimaafkan nggak?""Saya mau sholat dulu. Kamu nggak sholat?""Ya udah, tunggu dulu! Aku mau wudhu."Sepasang suami istri melaksanakan sholat malam bersama. Sekarang, sudah tak pernah lagi ada drama ketiduran saat menunaikannya. Karena Zivanka sudah terbiasa terbangun sendiri di jam-jam sepertiga malam.Usai sholat hat

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 41 A

    MIB 41Meski tak melotot, nyatanya tatapan tajam Azkio selalu berhasil membuat Zivanka tak berkutik. Tidak mau terlibat perang dingin rumah tangga, ketiga anak panti lekas pergi.Tanpa bicara, Azkio menyeret Zivanka masuk ke ruang tamu. Wajah kesalnya diseting seramah mungkin."Assalamualaikum " Azkio mengucapkan salam dengan senyum mengembang sebagai tanda menyambut teman lama."Waalaikumsalam. Ya, Allah ... Kio!" Si tamu berseru. Kemudian mereka saling salaman dan pelukan. "Oya, kenalan ini istri saya.""Arfan." Si tamu mengulurkan tangan."Yuki Kato," balas Zivanka hendak menyambut uluran tangan tersebut, tetapi, Azkio lebih dulu menepisnya."Bukan mahram." "Eh, iya." "Istri kamu ternyata senang bercanda, ya?""Iya, Zivanka emang seperti itu.""Oh, namanya Zivanka. Nama yang bagus," puji Arfan basa-basi.Zivanka sendiri malah tersipu dan kecentilan."Iya, ka

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 40 B

    Hari ini hari kelahiran Fatimah. Ia tidak pernah mengadakan perayaan karena memang bukan budaya Islam. Namun, sebagai bentuk cinta dan perhatian, anak panti selalu mengadakan syukuran kecil-kecilan. Mereka akan bekerja sama membuat nasi kuning serta siapkan sebuah kado. Kado kali ini khusus disponsori oleh Azkio dan Zivanka.Maka dari itu, Zivanka hari ini diantarkan ke panti asuhan. Sementara Azkio tetap masuk kerja walau katanya hanya akan sampai dzuhur.Fatimah senang sekali dengan kedatangan baby Zi. Bayi gemoy nan menggemaskan tersebut terus digendongnya. Karena anak sangat anteng juga nyaman bersama sang nenek, Zivanka memutuskan untuk bergabung saja dengan anak panti. Kini semua anak panti sudah akrab dengannya. Terlebih setelah mengetahui perbuatan Lily yang sampai kerjasama dengan Putra. Sejak kejadian itu, mereka kecewa berat dan berhenti mengagumi. Kebaikan Lily sekian lama lenypap oleh keburukan yang beberapa saat. Begitulah manusia. Nila seti

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 40 A

    MIB-40Otomatis langkah Azkio dan Zivanka terhenti. Mau tidak mau menoleh juga."Nggak salah, lu emang Zivanka!" seru si pria girang.Zivanka cengar-cengir tak tahu harus menanggapi bagaimana. Sementara dalam hati tak berhenti merutuki."Anda kenal dengan istri saya?" "Oh, kenal banget malah."Azkio sampai mengerutkan kedua ujung alis seraya penuh praduga serta selidik. Kira-kira kenal sejauh mana pria di depannya."Honey, udahlah, yuk kita pergi," ajak Zivanka menarik lengan suaminya.Si pria cukup mengerti kenapa wanita yang diidolakannya selama ini sampai berusaha menghindar. Mungkin takut suami mengira yang tidak-tidak. Akan tetapi, karena sudah terlanjur bertemu, ia tetap tak ingin lewatkan kesempatan untuk menyapa. Bertanya kabar juga termasuk yang paling ingin ditanyakan."Wah, keren lu! Nggak nyangka banget gue bisa ketemu. Pangling sumpah! Cakep." Si pria geleng-geleng kepala saking takjub mel

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 39 B

    Dari hari ke hari rutinitas masih sama. Selama 24 jam tidak ada kisah baru. Sebagai ibu rumah tangga yang full di rumah, kadang Zivanka berada di titik jenuh. Azkio tidak pernah melarang ia untuk main keluar, jalan-jalan atau berbelanja. Kebetulan keadaan mereka secara finansial sudah jauh lebih baik. Terlebih Baskara membayar gaji lebih dari seharusnya. Zivanka seolah jadi tergantung kepada suami.Kemanapun selalu ingin ditemani. Jika tidak bisa pergi bersama lebih baik ia membatalkan.Semua kebosanan Zivanka pun dibayar lunas oleh kepulangan suami dari kerjanya. Sapaan hangat, belaian mesra, serta perhatian intens tak pernah absen. Meski bukan berarti mereka tidak pernah bertengkar. Sering malahan. Hal-hal sepele yang selalu jadi pencetusnya. Akan tetapi, pertengkaran mereka hanya sebatas Azkio mendiamkan dan Zivanka mengomel.Selang beberapa menit, keadaan akan kembali mencair. Saling memaafkan juga merindu.Seperti pagi ini, aktifitas dimulai oleh Azkio

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status