ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (22A)
PoV VIVIAN"Mama?"Aku terkejut ketika sepulang kerja mendapati Mama sedang tertidur di sofa ruang tengah. Sementara Bik Rum dan Bik Anik tengah sibuk memasak di dapur. Kutatap wajah itu, yang sepertinya tampak berubah sejak terakhir kali aku bertemu dengannya seminggu lalu, sehari menjelang pernikahan Mas Nabil. Wajah Mama tampak lelah, keningnya berkerut dan ada lingkaran hitam di bawah mata yang membuatku berpikir, apa yang membuat Mama tampak begitu menderita.Kubuka sepatu dan kujinjing masuk ke dalam supaya tak mengeluarkan suara. Setelah meletakkan sepatu di tempatnya, aku ke belakang menemui Bik Rum dan Mbak Anik yang tampak sedang ngobrol serius."Mama dan Bik Rum kapan datang? Kenapa gak minta jemput aku?" Tanyaku langsung."Tadi siang Non. Kata Ibu naik taksi online saja. Non Vivi pasti sedang kerja.""Terus, kenapa Mama seperti itu? Kok gak tidur di kamar tamu?""ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (22B)"Mama, tinggallah disini beberapa hari, atau sampai kapan saja terserah Mama. Vivi bahkan akan senang jika Mama tinggal di sini selamanya."Mama tersenyum. Beliau sedang menyisir rambut Tiara dan mengepangnya menjadi dua."Iya betul. Di sini enak kok Nek. Tiara sudah punya teman banyak. Ada pengajian ibu ibu juga setiap Jumat." Lapor Tiara."Sepertinya tidak bisa Vi. Mama hanya akan sesekali datang, kalau boleh." Suara Mama bergetar."Mama, kenapa sejak kemarin Mama selalu merasa perlu minta izin dulu sama Vivi?""Mama lupa kalau ini kamu."Aku mengerutkan kening, tak mengerti dengan maksud Mama."Nah, sudah." Mama menyematkan dua jepit rambut kecil di ujung kepang Tiara. Tiara berdiri, menatap wajahnya di cermin kecil yang dipegangnya."Wow! Keren." Serunya. Dia lalu menyambar tas sekolahnya di atas meja dan duduk di luar memakai sepatu sambil menunggu mobil je
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (23)"Meisya!"Kami semua menoleh serempak, Mama menghampiri kami dengan langkah tergesa. Dihempaskannya keranjang belanja di atas lantai. Sementara di belakangnya Tiara menatap kami dengan ekspresi bingung. Aku mengundurkan diri, memanggil Mbak Dian agar membawa Tiara. Anakku tak boleh melihat perseteruan orang tuanya. "Ara sama Mbak Dian dulu ke sebelah ya. Makan bakso atau mie ayam." Bujukku. Tiara mengangguk meski raut wajahnya tampak tak rela meninggalkanku. Aku melangkah mendekati mereka."Maaf Mas, ini tempat umum. Sebaiknya kita bicara di ruanganku.""Ruanganmu? Oh apa maksudmu kau boss di tempat ini? Ckckck, pantas saja kau begitu royal menghamburkan uang untuk mengambil hati mertuaku.""Meisya, Mama sama sekali tak menyangka wajahmu yang cantik dan lembut itu bermulut tajam." Ujar Mama pelan. Aku menarik tangan Mama menuju ruanganku di belakang. Tapi tangan Meisya
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (23B)"Kita berangkat dengan satu mobil saja Vi. Biar Pak Sarman yang nyopirin." Ujar Adrian ketika pagi itu kami bersiap berangkat ke Horison. Pertemuan ini penting bagi kelangsungan perusahaan. Acaranya memang hanya perkenalan dan ramah tamah, tapi tak menutup kemungkinan akan ada pembicaraan bisnis. "Siap Pak.""Berkas berkas sudah siap semua Ri?"Yuri mendongak, tangannya masih sibuk memeriksa laptop. Kami telah mempelajarinya bersama sama. Kalau diperlukan dan ada yang butuh presentasi perusahaan, aku dan Yuri telah siap seratus persen. Diacungkannya dua jempolnya padaku dan Adrian.Aula hotel yang dijadikan ruang pertemuan telah ramai oleh orang orang berpakaian eksekutif. Mereka rata rata adalah lelaki dan wanita usia muda yang sukses mendirikan perusahaan property. Membangun gedung gedung rumah sakit, hotel, supermarket, sekolah, dan sebagian besar bergerak di perumahan subsidi yang saat i
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (24A)Karena cinta tak butuh alasan untuk menjelma.___Jadi dia bukan sekedar gadis biasa pemilik cafe De'corner? Dia putri pemilik PT. Unggul Pratama yang terkenal membangun beberapa rumah sakit dan gedung sekolah elit. Bagi orang awam, namanya mungkin bukan siapa siapa. Tapi bagi para pebisnis property dia ibarat bintang, kalau saya tidak ada kasus korupsi yang pernah mencoreng nama perusahaan papanya itu. Usai acara perkenalan dari seluruh perusahaan, acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Adrian bertepuk tangan melihatku tampil di podium dan memperkenalkan perusahaan kami yang merupakan anak perusahaan besar milik Papanya. Aku sendiri sebetulnya hanya manager keuangan, tapi sepertinya Adrian bermaksud memberikan estafet kepemimpinan padaku."Wow! Kau tampil memukau tadi Vi.""Ah, itu karena Bapak yang memandangku seperti itu. Bukankah bintang hari ini adalah Meisya?"
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (24B)"Jadi tidak apa apa? Sungguh?"Tiara mengangguk. Wajahnya berbinar binar. Di jok belakang, dia duduk sambil memeluk seekor kucing abu abu, yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama tadi."Kenapa Tiara tiba tiba setuju?""Ara suka Kak Agnes dan Kak Anyelir. Ara juga suka sama Attariz. Mereka semua baik. Ara suka rumah yang ramai dan banyak kucing."Aku dan Adrian tertawa mendengarnya. Aku menghembuskan nafas lega. Izin dan penerimaan Tiara adalah yang utama bagiku. Diam diam aku menatap lelaki di sampingku yang tengah fokus menyetir. Wajahnya yang tampan dengan rambut rapi dan dagu kebiruan bekas dicukur. Juga mata tajamnya yang sering kali kulihat mengamatiku dari kejauhan, dia telah menimbulkan debaran di dadaku."Jangan kelamaan ngeliatinnya, ntar berubah jadi Tom Cruise."Aku tertawa kecil, membuang wajah ke jendela."Jadi bagaimana Vi? Kapan keluargaku bisa
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (25A)Mas Nabil tampak terkejut ketika sore itu aku menemuinya bersama Adrian. Wajahnya langsung tampak gundah. Diteguknya kopi di hadapannya sampai tandas."Mas, ini Adrian, calon suamiku."Adrian tersenyum sambil mengulurkan tangan. Mas Nabil menatap tangan itu sejenak sebelum menyambutnya. Kedua lelaki itu sesaat saling pandang dengan tatapan menilai."Silahkan duduk." Ujarnya.Aku mengangguk, menarik kursi dan duduk di hadapannya. Adrian mengikuti dan duduk di sebelahku setelah memesan tiga gelas cappucino."Aku tidak akan lama Mas. Ini tentang Mama. Apakah Meisya memperlakukan Mama dengan baik?"Kulihat wajah itu berubah sesaat. "Tentu saja. Kenapa memangnya?""Kenapa Bik Rum disuruh pulang? Gaji Bik Rum itu urusanku.""Apa kau mengirimnya untuk memata matai kami?" Mas Nabil balik bertanya.Aku tertawa kecil."Untuk apa? Di sana a
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (25B)PoV MEISYAEnam bulan yang lalu.Mobil yang kutumpangi baru saja keluar dari Bandara Radin inten ketika ponselku menjerit jerit seakan si penelepon di seberang sana tidak sabar ingin segera bicara denganku. Aku menatap ponsel itu dengan kesal. Papa selalu begini."Halo?""Mei! Kenapa tak memberi kabar kalau kau sudah di Lampung?""Memangnya kenapa? Aku toh akan pulang.""Anakku masih belum berubah rupanya." Papa tertawa di seberang sana. " Ingat perjanjian kita Mei. Kau tak akan pernah mendapat perusahaan kalau tak berhasil membawa pria baik baik sebagai calon suami."Aku berdecak kesal. Selalu itu yang dijadikan ancaman. Sejak aku kabur dan menolak perjodohan dengan lelaki entah siapa itu, Papa terus saja mencecarku tentang pernikahan. Astaga. Usiaku baru duapuluh empat! Lagi pula siapa lelaki itu yang mau mau saja dijodohkan, menjadi Siti Nurbaya di abad ini? Jang
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (26)PoV MEISYADapat kulihat keterkejutan di wajah Mama mendengar kata-kataku. Benar, sesungguhnya aku sudah muak melihat perempuan tua ini mondar mandir di dalam rumah. Menyiapkan ini dan itu untuk Mas Nabil seolah suamiku anak kecil. Bukankah dia bisa melakukannya sendiri? "Kamu mengusir Mama Mei?""Mama, sudahlah jangan playing victim. Bukankah Mama yang minta pulang, kok jadi bilang aku yang ngusir?"Mama menggeleng gelengkan kepala. Matanya mulai berkaca-kaca. Sungguh menyebalkan. Aku melengos, masuk ke kamar dan keluar lagi. Kuserahkan ponselnya yang kemarin kusita."Baterenya habis. Biar aku pesankan taksi online."Mama tidak menjawab. Dia melangkah menuju kamarnya, dan tak lama keluar lagi sambil menenteng tas. Itu tas mahal, aku tahu. Bahkan semua yang dikenakan Mama, baju, sendal dan perhiasan, semuanya adalah barang branded yang harganya menguras kantong. Apa ini yang membuat M