Alan Wirasatya, mengetahui calon istrinya, Amanda berselingkuh beberapa hari sebelum penikahannya. Untuk membalas perbuatan Amanda, Alan memutuskan menikahi adik tiri dari Amanda yaitu Zahira, gadis berusia 20 tahun dan bercadar. Zahira tidak menyangka kedatangan dirinya di rumah ayah kandungnya yang baru beberapa hari, justru membuat kehidupannya berubah, di pinang secara mendadak oleh seorang pria yang baru dikenalnya. Bukannya kebahagiaan yang menyambut status barunya, di hari pertama pernikahannya, Alan justru memberi pernyataan, bahwa menikahi Zahira karena ingin membuat Amanda sakit hati. Bahkan Alan tidak berniat ingin melihat wajah di balik cadar Zahira. Bagaimana hancurnya Zahira, wanita solehah yang menganggap pernikahan adalah sesuatu yang amat sakral, dan ternyata dijadikan tujuan untuk menyakiti saudaranya. Diam dan pasrah, itu yang bisa dilakukan Zahira. Tidak hanya tekanan dari mertuanya, Zahira juga sering direndahkan atas cadar yang dipakainya, tapi dia tetap kuat. Dalam diamnya ia berpegang teguh pada syariat agamanya, ia kukuh dan yakin, bahwa bisa melewati pernikahan, meskipun di dasari rasa ingin menyakiti. Keteguhan dan kesabaran Zahira yang membuat Alan akhirnya jatuh cinta.
View MoreSepasang manusia berbeda jenis sedang berpelukan mesra sambil bertaut bibir, mereka begitu sangat menikmatinya. Tanpa sepengetahuan keduanya yang sedang di mabuk asmara, terlihat seorang pria mengepalkan telapak tangannya, matanya berubah tajam, seakan kemarahan sudah tampak di puncak kepalanya. Tapi ia menahan kemarahan, dengan pelan memundurkan langkahnya dan berbalik.
Di depannya berdiri gadis dengan pakaian hitam yang tertutup, seluruh tubuhnya tertutup kain lebar, bukannya hanya tubuh, tapi wajahnya hanya memperlihat bagian matanya saja, gadis itu berdiri dengan kaki gemetar.
“Jangan katakan pada siapa pun, jika aku datang ke sini,“ ucap pria itu dengan pelan, tapi tampak menahan amarah.
“Gadis itu mengangguk ketakutan.”
Lalu pria bertubuh tegap dan gagah itu menuruni tangga dan menuju mobil sedan warna hitam yang terparkir di halaman rumah minimalis bercat dinding putih.
Hatinya hancur sehancur-hancurnya mendapati calon istrinya berselingkuh di saat menjelang hari pernikahannya.
Dihentikannya mobil sedan itu, lalu kepalan tangannya memukul setir dengan sangat keras, dengan bersusah payah pria berhidung mancung itu, menenangkan dirinya, tak mudah bisa melihat kenyataan akan pengkhianatan di depan matanya.
“Berani sekali wanita seperti dia mengkhianatiku, sungguh pengkhinaan yang teramat keji, seorang Alan Wirasatya, putra pemilik dari Wira Company, perusahaan konstruksi bergengsi di negeri ini, dikhianati!” gerutunya, sambil menahan amarah.
Di raihnya ponsel dari dalam saku celana denimnya, lalu menghubungi seseorang.
“Hello, Amanda,” sapanya berusaha bersikap tenang dengan nada bicara datar.
Tampak di seberang ponsel, seorang gadis terlihat gugup, ia terkejut menerima panggilan video call.
“Hello, sayang,” balas wanita itu tampak gugup berusaha mengancingkan dua kancing kemejanya yang terbuka.
“Bangun tidur?” basa–basi Alan, ia tahu wanita di seberang ponsel itu habis bercinta.
“Iya, semalam aku begadang, menyelesaikan pekerjaan,” dalihnya sedikit gugup.
“Aku cuma ingin memberitahumu, jika aku sudah kembali ke Jakarta.”
“Apa! Kenapa tidak bilang sayang, aku bisa menjemputmu di bandara.”
“Tidak perlu, aku juga akan mempercepat pernikahan kita, besok pagi bersiaplah, aku akan menikahimu,” ucap Alan sambil menampilkan senyum hangatnya walau hatinya terasa di tusuk ribuan pisau.
Mata gadis yang masih terlihat sayu itu tampak terkejut. ”Besok, bukankah pernikahan kita masih dua minggu lagi?”
“Tidak ada bedanya besok, apa dua minggu lagi, ‘kan,” tegas Alan.
“Okey, aku persiapkan sekarang juga.”
Alan mematikan ponselnya, ia sungguh jijik melihat wanita yang baru saja melakukan video call dengannya.
“Wajah jalang, kenapa aku bisa terpikat dengan wanita seperti itu, lihat saja nanti, akan aku permalukan dirimu Amanda,” ketusnya. Lalu menancapkan gas mobilnya menuju ke suatu tempat.
Sementara itu Amanda bergegas merapikan bajunya. ”Sial, sial, kenapa Alan memajukan pernikahan. Aku bahkan belum mempersiapkan tubuhku ini, aku tidak boleh ketahuan, jika aku sudah tidak perawan lagi, gerutu wanita berbadan seksi, sambil memunguti satu persatu pakaiannya. Amanda berencana, pergi ke sebuah klinik kecantikan dan membuat area kewanitaannya terasa lebih sempit bak seorang perawan yang baru memulai bercinta di malam pernikahannya. Senyum mengembang di bibirnya, membayangkan jika Alan Wirasatya menyentuh tubuhnya dan membawanya terbang melayang, selama menjalin hubungan dengan Alan, pria itu selalu menjaga sikapnya, kadang Amanda heran, kenapa pria yang memiliki segalanya dan hidup di jaman modern seperti ini, masih berpikiran bahwa malam pernikahan adalah hal yang penting, di mana sepasang pria dan wanita untuk pertama kali menyerahkan tubuh pada pasangan halalnya.
***
Pagi terlihat cerah, Alan sudah memakai taxedo, termewah dan termahal, yang ia pesan beberapa minggu yang lalu, khusus di sebuah butik ternama di ibukota. Di tatapnya wajah tampan rupawan, nyaris sempurna, tapi ia tak habis pikir, kenapa wanita seperti Amanda bisa mengkhianatinya, bahkan jika putus dari Amanda ada puluhan gadis yang mengantri untuk dirinya.
Alan merasa salah memilih Amanda sebagai calon istrinya, kedua orang tuanya yang sejak satu tahun ini menjodohkan Alan dan Amanda, teman sekaligus klien bisnis keluarganya, menganggap perjodohan ini adalah hal yang sangat sempurna, baik bagi hubungan bisnis maupun hubungan keluarga.
Alan berjalan keluar kamarnya, lalu melangkah menuruni anak tangga, hatinya terasa mendidih, setiap kali mengingat kejadian kemarin, melihat dua bibir saling berbagi ludah, keduanya menikmati pergulatan itu. Seperti dibakar amarah, bukan lagi rasa cemburu, karena sejatinya cemburu adalah tanda cinta, tapi ketika cinta itu telah musnah, maka hanya kebencian akan sebuah pengkhianatan yang tersisa.
Mobil sedan hitam melesat menuju ke pemukiman elite, tempat mempelai wanita tinggal, tidak lama kemudian sampailah ia di kediaman bergaya minimalis nan megah, beberapa tamu dan kerabat sudah berkumpul dan siap untuk menyaksikan peristiwa penting.
Alan membuka pintu mobil dan berjalan dengan tenang memasuki dalam rumah yang telah dekorasi penuh dengan bunga bernuansa putih dan hijau.
“Selamat datang Alan, kenapa pernikahan dipercepat dan kenapa kedua orang tuamu, tidak hadir?” tanya seorang pria bertubuh tegap di usianya menjelang 60 tahun itu.
“Orang tuaku tidak mengetahui, jika aku mempercepat pernikahan ini, aku tidak mau mengganggu perjalanan bisnis mereka, karena akan mempengaruhi perusahaan,” jawab Alan tegas.
“Baiklah, tamu dan pemuka agama sudah hadir kita mulai acara ijab qobul ini, untuk resepsi pernikahan, kita adakan ketika kedua orang tuamu kembali,” ucap lelaki paruh baya yang mengenakan kemeja beserta jas warna hitam, di sebelah seorang wanita berkebaya mewah tampak tersenyum bahagia.
Alan memasuki ruangan, terlihat sudah duduk pemuka agama, yang siap menikahkan kedua mempelai, ia juga melihat Amanda sudah berpakaian kebaya warna putih, dengan rambut yang sudah di konde khas Jawa dengan melati menjuntai, senyum terlihat merekah, di bibir merah delima, tubuh semampai itu terlihat anggun.
Alan menatap sinis, lalu matanya mengedar keseluruh ruangan mencari sosok yang ia temui kemarin yaitu gadis bercadar.
Ke mana gadis itu, aku tidak peduli sekalipun ia hanya seorang pembantu di sini, batinnya, mata elangnya menyusuri hingga, ia menangkap gadis yang mengenakan baju khimar warna pink lembut demikian juga dengan penutup wajahnya warna senada, matanya tertunduk ketika bersitatap dengan mata Alan.
“Silakan duduk Alan, kita mulai proses ijab qobul ini,” suruh pemuka agama.
Alan beranjak dari tempatnya berdiri, lalu duduk, kemudian telihat Amanda di tuntun oleh sang ayah untuk duduk di dekat Alan.
“Tunggu, aku datang ke sini bukan untuk menikahi Amanda,” tegas Alan.
Tentu yang hadir di ruangan itu terkejut dan saling pandang, apalagi Amanda dan kedua orang tuanya sangat terkejut mendengar penuturan Alan.
“Apa yang kamu katakan Alan !” Pria paruh baya yang tak lain adalah ayah Amanda itu naik pitam
“Kalau bukan menikah denganku, kamu mau menikahi siapa, Al?” tanya Amanda kesal.
“Gadis bercadar itu!” tegas Alan dengan sangat yakin, matanya menatap tajam ke arah gadis bercadar, yang saat itu juga terkejut dengan ucapan Alan.
Hari terus belalu, Zahira semakin menikmati kehidupannya. Fatima, mengajaknya untuk mengaji di pesantren, dan sedikit-demi sedikit Zahira mulai menjalan ibadah.“Zahira, jika ingatanmu pulih, ibu berharap, kamu tidak usah rujuk dengan Alan,”titah Bu Fatima“Kenapa?”“Karena selama kamu menjadi istrinya, kamu menderita, kamu tidak bahagia,”jawab Fatima“Tapi, Mas Alan adalah ayah kandung Rena. ““Rasid bisa menjadi ayah yang baik untuk Rena,”tegas FatimaZahira hanya terdiam.”Aku akan memutuskan, jika ingatanku sudah kembali,”jawab ZahiraZahira duduk di pendopo bersama santri wanita, ia dengan hikmat mendengarkan tausiah yang dibawakan Nyi Hanum, sekitar dua jam, selesai.“Zahira, bisa kita bicara?”ucap Nyi Hanum“Bisa Nyi Hanum.”Lalu keduanya berjalan kearah gazebo. Bagaimana kabarmu?”tanya Nyi Hanum“Baik, saya menjalani hipnoterapi oleh dokter Reha.”“Alhamdulilah, begitu banyak kejadian, yang menimpa kehidupanmu, aku senang kamu dapat melewatinya, satu minggu lagi, Rasid akan kem
Rita dan sang sopir yang mendengar suara tembakan saling pandang dan terkejut, lalu, tanpa berpikir panjang, kedua orang itu memberesi pakaiannya, dan pergi menyelinap, keluar dari vila, mereka tidak mau terlibat masalah hukum.“Cepat kita harus pergi, sebelum polisi datang,”ajak RitaTapi keduanya terlambat, polisi sudah sampai di pintu pagar dan menangkap kedua pasangan itu.Dua orang polisi bergegas masuk ke dalam vila, dan mereka menemukan tubuh pria yang tergeletak di lantai kamar tidur dengan darah mengucur deras.Zahira histeris”Nico!..teriaknya sambil menangis dan juga Rena ikut menangis dalam dekapan Zahira, sementara Alan masih terduduk menatap tubuh Abram, yang telah tewas.Polisi membawa Alan dan Zahira keluar kamar dan mengamankan TKP.Polisi wanita membawa Zahira yang masih ketakutan dan shock, kemudian Roy dan Santi terlihat berjalan ke arah halaman, keduanya bernapas lega mendapati Alan selamat walau telihat shock.“Syukurlah, Pak Alan berhasil menyelamatkan Bu Zahir
Tidak ada pemeriksaan yang ketat waktu memasuki halaman, keduanya turun dari mobil, disana terlihat Baron, sudah menunggu diambang pintu.“Kamu sudah siapkan uangnya ‘kan, untukku, aku ingin uang cash,”bisik Baron pada Santi.“Tentu saja, aku sudah siapkan, begitu kami selesai, Pak Baron bisa mengambil uang itu,”jawab Santi dengan tenang.Baron tersenyum, lalu mengajak Roy dan Santi memasuki villa mewah dan menuju ke sebuah studio, mata Santi mengedar ke semua ruangan.“Villa ini sangat klaisik dan indah,”ucap RoySeorang wanita turun menuruni tangga sambil mengendong anak kecil saat itu jaga Roy diam –diam mengarahkan ponselnya dan merekamnya.“Siapa wanita itu?”tanya Santi“Dia istri Tuan Nicolas, “jawab Baron, lalu membuka pintu studio dan ketiganya masuk, disana ada Abram, yang sudah menunggu.“Oh jadi ini Tuan Nicolas, suatu kehormatan bagi saya, bisa bertemu dengan pelukisnya langsung,”kata Roy“Aku bersedia untuk diwawancarai, tapi tidak berkenan, jika wajah di ekspos, cukup
Alan semakin geram, dentuman musik semakin keras, hingga Alan sudah tidak bisa mendengar percakapan Amanda dan Baron, tapi setidaknya ia tahu, jika Abram dan Zahira masih hidup, dan tinggal di vila puncak bukit, dengan segera, Alan melangkahkan kaki dan pergi keluar night klup.Alan sangat marah, jika benar Abram, selama ini menyembunyikan Zahira bahkan membuat Zahira hilang ingatan dengan obat –obat terlarang.Alan menaiki taksi yang masih menunggunya, dia sudah tak sabar untuk memastikan jika Zahira dan Abram, masih hidup. Setelah sampai di hotel, Alan memanggil Roy dan Santi ke dalam kamarnya.“Duduklah kalian,”suruh Alan dengan wajah serius, membuat kedua stafnya itu saling tatap dan takut.“Ada apa Pak Alan, apa kami membuat kesalahan?”tanya Roy“Tidak, ini bukan masalah pekerjaan, aku membutuhkan bantuan kalian,”balas Alan“Bantuan, apa, Pak?”tanya Santi penasaranAlan menghela napas sejenak, dan kembali serius.“Aku tidak sengaja, melihat Amanda, dan aku bertemu denganya. D
Semantar itu di viila, terlihat Amanda sedang berbicara serius dengan Abram“Apa kamu yakin itu Alan?”“Sangat yakin, tapi aku rasa dia ke Bali, karena urusan pekerjaan, karena Alan bersama dua stafnya,”ungkap Amanda“Tenanglah, mereka tidak akan sampai di pengunungan ini,”jawab Abram“Lebih baik kamu waspada, dan percepat pernikahanmu dengan Zahira, karena Zahira juga mulai meningat dirinya waktu kamu akan menodainya, ia bermminpi tentang itu,”jelas Amanda“Apa Zahira bercerita tentang itu padamu?”“Iya dia mengatakan jika bermimpi ada seorang pria yang mencoba menodainya dan menyayat dada pria itu dengan pisau.”Abram terdiam, ia berpikir tentang pagi ini kenapa Zahira menanyakan tentang luka di dadanya itu.“Kamu benar, aku segera akan mempercepat pernikahan, dan setelah itu pergi keluar negeri, setelah menikah,”jawab Abram serius“Baiklah , aku pergi dulu,”pamit Amanda.Malam semakin larut, Abram menuju kamar Zahira, setelah mengetuk pintu, Zahira membukakan pintu.“Nico,”“Ak
Zahiar telah siap, wanita itu semakin cantik, membuat Amanda semakin iri dengan saudari tirinya itu, ia sangat beruntung, dicintai dan digilai oleh dua orang pria.“Kamu cantik Zanet. Nicolas sangat beruntung memilikimu,”celoteh AmandaZahira hanya tersenyum, lalu keduanya berjalan menuju mobil Amanda, diikuti Abram.“Aku akan mengantar Zanet kembali ke sini,”ucap Amanda pada AbramAbram, hanya tersenyum, dan mengangguk, lalu Zahira dan Amanda memasuki mobil dan berlahan mobil pun keluar melewati pagar tinggi.“Amanda,seperti apa Nicolas waktu kuliah?”“Heumm...dia introvet,lebih senang menyendiri dan tak banyak memiliki teman, sebenarnya aku juga tidak dekat denganya,setelah lulus dari universiras, aku tidak tahu lagi kabarnya, dan bertemu, secara tak sengaja, di Bali, kerena aku ingin membeli karya lukisan,”Amanda berusaha mengarang cerita.Zahira tampak sedih. “kita akan pergi ke mana?”tanya Zahira“Aku dengar dari Nico, kalian akan melakukan pernikahan ulang ‘kan, jadi aku akan m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments