Home / Romansa / ISTRI BISU Tuan Terhormat / 115. Menemui Adrian di Rumah Sakit

Share

115. Menemui Adrian di Rumah Sakit

Author: desafrida
last update Last Updated: 2025-08-23 13:56:35

Liora menutup telepon dengan tatapan kosong. Tangannya meremas ponsel begitu kuat. Dadanya terasa sesak, bukan karena khawatir, melainkan karena tekad yang semakin menebal ingin membalaskan dendam.

“Ada apa, Liora? Apa yang terjadi?” tanya Bennedict.

Liora diam. Dia menggeleng pelan.

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?” Bennedict terus berusaha mengorek informasi.

“Maaf, Tuan. Sepertinya aku harus pergi. Terima kasih untuk informasinya. Sekarang aku tahu harus melakukan apa. Apapun yang sebenarnya terjadi, biar aku yang akan mengungkapkan semuanya nanti,” jelas Liora tegas.

Bennedict kecewa. Tapi tidak bisa memaksa. Dia khawatir Liora curiga. Akan tetapi, dia puas karena sudah bisa mengarang cerita tentang kematian ibu Liora dan mengalihkan kesalahannya pada Adrian.

Saat itu juga Liora pamit. Tatapan pria tua itu penuh harap, seolah ingin mengatakan sesuatu lagi. Namun Liora hanya menunduk, melangkah cepat, dan meninggalkan panti.

Di dalam taksi, Liora menatap jalanan yang ramai. "Aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Sa
Kok jadi Bodoh karna Emosi gitu si pemeran utama wanita nya, Astaga ..,Tapi kalau gak gitu gak ada cerita ya kan, Astaga..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   122. Pilihan Liora

    “Gavin, segera cari dia. Aku tidak peduli bagaimana caranya. Gunakan semua CCTV, semua akses… aku tidak peduli kau harus meretas sistem kepolisian sekalipun. Aku harus tahu di mana Liora!” suara Adrian pecah, nadanya tegang namun juga penuh ketakutan.Gavin yang berdiri di sisi ranjang mencoba tetap tenang. “Tuan… tolong istirahat dulu. Saya yang akan mencari Nyonya. Saya janji, saya akan menemukannya. Tapi Tuan harus tenang, biarkan saya bekerja.”Namun Adrian menggeleng keras. Tangan yang lemah, yang penuh jarum infus meraih lengan Gavin dengan kekuatan terakhir.“Tidak! Kau tidak bisa diam saja, Gavin. Dia bisa saja dalam bahaya. Aku sudah kehilangan banyak hal… aku tidak akan kehilangan dia juga. Aku akan ikut, denganmu. Biarpun aku harus dibawa dengan kursi roda, dengan perawat, dengan tabung oksigen, aku akan ikut!”Juliana yang sejak tadi menangis langsung menahan bahu anaknya. “Adrian! Kau jangan bikin Mama khawatir?! Tubuhmu bahkan tidak bisa menahan diri sendiri. Kita akan t

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   121. Akan Kuberikan Nyawaku

    Gavin, Liora dan Ibu Panti duduk di salah satu kafe yang tidak jauh dari rumah sakit. Seperti permintaan Gavin. Hanya tiga puluh menit untuk dia menjelaskan, lalu Liora bebas memutuskan.Tanpa basa-basi, Gavin langsung menjelaskan semuanya.“Nyonya Liora, dengarkan aku. Soal kafe Ryan yang kebakaran, itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Tuan Adrian. Aku ada buktinya. Ryan sepertinya sedang ingin klaim asuransi kafenya.Lalu soal pembunuh Ibu Nyonya, itu juga bukan Tuan Adrian. Dia bahkan baru tahu ada kejadian pembunuhan di balik kasus percobaan pembunuhan ayahnya oleh Bennedict beberapa tahun lalu.”Gavin menghela napas untuk melanjutkan penjelasannya.“Dan soal Clara. Semua itu juga fitnah. Ada CCTV di kamar Tuan yang membuktikan semuanya. Tuan Adrian benar-benar sangat mencintai Nyonya. Hidupnya berubah setelah dia menyadari perasaannya pada Nyonya. Dia hanya ingin Nyonya merasa nyaman dan dicintai olehnya.”Liora terlihat membuang wajah mendengar semua penjelasan Gavin. Seak

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   120. Tiga Puluh Menit Terakhir

    Liora berdiri kaku, wajahnya tegas tapi matanya sebenarnya mulai basah. Seperti tidak siap untuk masuk ke dalam kamar itu dan melihat Adrian.“Ini ruangannya? Ayo,” ucap Ibu Panti.Liora menoleh, lalu melangkah masuk ke dalam.Juliana, Camila dan Gavin langsung menoleh saat melihat Liora masuk.Adrian yang meringis, mengigau, menyebut nama Liora lalu meminta maaf pun tiba-tiba terdiam.“Liora?” sapa Juliana.Liora menatap wajah wanita itu. Wajah yang masih tegas dan tatapan yang penuh luka.“Kamu datang, Liora? Aku tahu kamu pasti datang. Maafkan kami, Liora. Tolong lihat Adrian. Maafkan dia…”“Li- Liora… Maafkan aku…” Mata Adrian basah, memerah dan lemah.“Tu- tuan… jangan beranjak dulu,” ucap Gavin menahan.Liora melangkah dingin mendekati Adrian. Dia mendekat, tapi hatinya tidak. Apalagi rasa bencinya. Sama sekali tidak bera

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   119. Mengantarkan Kepergiannya Selamanya

    Kini Juliana dan Camila yang bergantian menjaga Adrian. Mereka tidak pernah melihat pria itu dalam keadaan seburuk ini. Tubuhnya lemah, wajahnya pucat, dan bibirnya sering kali hanya menggumam menyebut nama Liora. Terkadang, Adrian terbangun dengan teriakan lirih, memohon maaf kepada sosok yang tidak ada di hadapannya. Matanya kosong, tapi basah oleh air mata yang tak bisa ia bendung.Juliana beberapa kali mencoba menghibur, namun yang terdengar hanyalah permintaan maaf yang diulang-ulang, seakan-akan Adrian terjebak dalam lingkaran penyesalan yang tak berujung.Camila pun ikut tertekan. Terlebih lagi, ancaman Clara kian menghantui mereka. Meski mereka sudah memberikan uang dalam jumlah besar agar mulut Clara tetap terkunci. Namun, itu tidak menghentikan bayangan buruk yang terus menekan mereka.Sementara itu, Gavin tidak tinggal diam. Ia tahu Adrian tidak akan bertahan jika Liora tidak segera kembali. Setelah kedatangan Juliana dan Camila dan diperintahkan untuk mencari Liora, dengan

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   118. Semakin Parah - Cari Liora!

    Adrian membayar taksi dengan tangan yang gemetar. Napasnya terengah, keringat dingin membasahi pelipisnya. Dengan map cokelat berisi berkas-berkas lama yang ia genggam erat, ia melangkah sempoyongan melewati pintu utama rumah sakit. Setiap langkah terasa seperti menapak di atas duri.Suster yang berjaga di meja depan spontan berdiri. “Tuan Adrian! Astaga, kondisi Anda—”Namun sebelum sempat dipapah, tubuh Adrian sudah goyah. Untung saja Gavin datang tepat waktu. “Tuan!” serunya, segera menahan bahu Adrian agar tidak jatuh. Melihat wajah pucat sang majikan, Gavin panik. “Apa yang Anda lakukan? Seharusnya tetap di kamar, bukan berkeliaran seperti ini!”Adrian tidak menjawab. Matanya hanya menatap map di tangannya, seakan itu lebih penting dari nyawanya sendiri. “Gavin… simpan ini. Tunjukkan ini pada Liora…” suaranya serak, nyaris tak terdengar.Dengan cepat Gavin dan suster memapahnya masuk ke ruang perawatan. Dokter dipanggil tergesa. Setelah diperiksa, hasilnya jelas tubuh Adrian drop

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   117. Ini Akhir Segalanya!

    Adrian masuk ke rumah dengan langkah terseok, kemejanya kusut, wajah pucat pasi, dan napasnya terengah. Setiap gerakan seperti menyayat tubuhnya, namun tekadnya lebih besar dari rasa sakit. Juliana yang masih terjaga karena diliputi ketakutan akan teror Clara, langsung terkejut melihat sosok anaknya pulang dengan kondisi mengenaskan.“Adrian!” Juliana berlari menghampiri, memegangi lengannya agar tidak jatuh. “Kau kenapa? Kamu sakit? Tubuhmu—”Adrian menepis pelan tangan ibunya pelan namun matanya tajam, penuh dengan sisa amarah dan tekad.“Aku tidak punya waktu, Ma,” suaranya serak. “Aku harus… membuktikan sesuatu. Liora tidak akan percaya kata-kataku begitu saja. Aku harus menunjukkan kebenaran dengan bukti.”“Kebenaran apa?!” Juliana memaksa menahan tubuh Adrian yang hampir roboh. “Kau bahkan hampir tidak bisa berdiri, Adrian. Kau sakit??!”Namun, Adrian sama sekali tidak peduli. Ia menyeret kakinya menuju ruang kerja, meninggalkan Juliana yang panik di belakang.Di ruang kerja, Ad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status