Beranda / Romansa / Ibu Sang Pewaris / Bab 6 Mengatur Strategi

Share

Bab 6 Mengatur Strategi

Penulis: Jewellrytion
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-19 16:06:06

Brengsek!!

"Berani-beraninya mereka bermain curang bahkan hampir menjual Jasmine kepada tamu travel agen itu? aku harus bikin perhitungan!"

Setelah selesai dengan laporannya, Jiwa menutup telepon. Kemal pun diam sejenak, berpikir.

Ayo Kemal berpikir!

Saat melihat Heru, saat itulah ide baru muncul.

“Heru, kantor di Surabaya formasi sudah lengkap?”

“Almost done sir” (hampir selesai pak) jawabnya singkat

“Jasmine sedang mencari pekerjaan. Bisa kamu atur buat sebuah panggilan kerja untuknya. untuk kantor kita di Surabaya.”

Benar. Itu ide bagus, Kemal akan berkantor sementara di Surabaya.

Heru terlihat berpikir. Mungkin sedang mengingat posisi apa yang tersedia.

“Baik. Akan dilaksanakan.” ucapnya. Kemudian ia bertanya lagi “her background sir?” sambil mengecek Tablet hitam ditangannya.

Yang dimaksud Heru adalah latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja Jasmine.

“Supervisor Divisi Perencanaan dan Pengembangan Produksi, Sarjana Ekonomi, Cumlaude” terang nya pada Heru.

Heru terlihat membuka mulutnya. Mengerjapkan matanya perlahan, kemudian menelan salivanya.

“Gimana? keren kan Istriku?” sambil menaik turunkan alisku bergantian pada Heru.

“Bagaimana Tuan?? Apa barusan ? Saya gak salah dengar?” tanya Heru mengonfirmasi pernyataan bosnya.

“Kamu ga dengar tadi? Kemana konsentrasi mu hah?”

“Maaf, saya tadi skip Tuan. Tak begitu menyimak” jawabnya sambil menunduk.

“Heru, Jasmine adalah istriku” terangnya dengan pelan dan tatapan mata tajam.

“istri? bagaimana bisa?” tanyanya masih tak percaya.

“Ya bisalah.” jawab pria itu sarkas, dengan menyipitkan matanya.

Kemal cerita sedikit tentang fakta bahwa mereka telah menikah.

“Jadi.. dia istri Anda tuan?" terlihat Heru masih balum percaya dengan kenyataannya.

"Kemarin itu… pertemuan pertama kalian setelah tujuh tahun berpisah?” tanya Heru dengan wajah yang terlihat haru mendengar kisah mereka.

“Ya. Pertemuan yang tak sengaja itu, menyadarkan ku bahwa aku masih memilikinya. Jasmine istriku”. ucapnya dengan tersenyum., miris.

***

Pagi ini Jasmine masih mencari informasi tentang lowongan pekerjaan yang ada di koran lokal maupun di laman internet.

Ia gulir tiap halaman yang dibuka, mencari-cari lowongan yang cocok.

Kemudian Murni datang membawa informasi lowongan pekerjaan yang ia dengar dari ibu-ibu komplek.

“Bu.. bu.. saya ada kabar nih bu” berjalan masuk sambil melewati majikannya, ia gegas menaruh belanjaannya ke dapur, dan kembali lagi menghadap perempuan yang ia panggil Ibu itu.

“Apa? dateng dateng bawa gosip. Pasti dari ibu-ibu di tukang sayur kan?” jawab Jasmine.

“hehe.. iya bu. Ini loh katanya Toko Terang Bulan yang di Mall MATOS lagi ada pembukaan karyawan baru bu, ikut daftar aja.”

(MATOS, Malang Town Square)

“eh. iyakah? lowongan untuk apa?” tanyanya antusias.

“Kayanya pramuniaga deh bu, lumayan lah bu. Sambil nunggu lowongan di posisi yang ibu mau kan?” Jasmine berpikir sejenak.

“hmm.. ga deh kayanya mbak. Aku masih trauma kerja di bagian pelayanan begitu. Mbak Murni aja sana.” katanya, seraya kembali melanjutkan memberikan tanda pada kolom lowongan kerja di surat kabar lokal.

Ada iklan lowongan pekerjaan tercetak dengan kolom besar.

Ah menarik ini, aku beri tandu dulu, dibacanya nanti deh.

gumamnya pelan.

***

Di Gedung Air Sky Loft Luxury lantai 29, dimana pimpinan tertinggi dari Ozdemir Indonesia bertempat.

“Heru, how is your plan for her?” Kemal bertanya pada Heru bagaimana rencana yang disusunnya untuk Jasmine.

Kemudian Heru menjelaskan bahwa ia telah memasang iklan lowongan kerja dengan kolom besar di harian lokal jawa Timur, agar terbaca jelas oleh Jasmine. Target mereka.

Heru juga menjelaskan telah membuat iklan melalui laman daring, pada media atau situs web yang sering diakses oleh para pencari kerja.

Tak masalah banyak yang melamar. Target utamanya adalah Jasmine. Sisanya adalah proses penyaringan atau seleksi karyawan yang dilakukan sungguhan untuk mengisi beberapa posisi yang masih kosong.

Sedangkan untuk Jasmine? Hah, jangan harap. Bahkan posisi yang disediakan untuknya diada-adakan oleh Heru dan Kemal.

Dasar. Mereka membuat siasat dan strategi untuk menjaring mangsanya.

Licik? ya itulah, demi mendapatkan Jasmine lagi, Kemal tak masalah tentang berapa yang harus dia gelontorkan.

Sedangkan Heru? Ia menunjukan kepedulian dan kesetiaannya pada sang Tuan, Kemal Halil Ozdemir yang kalau sedang kasmaran begini, justru membuatnya repot, harus berpikir ekstra, untuk mewujudkan keinginannya yang ajaib.

Lihat kan bagaimana uang bekerja? Semua bisa diatur. Beres boss.

“is it works?” tanya Kemal dengan menautkan alisnya.

Dia yang nyuruh, dia yang ragu? gimana sih? aah jadi boss mah sah sah aja ya, lupa gue.

Monolog Heru dalam hatinya. Karena melihat keraguan Kemal pada usaha yang sudah dia lakukan. Sedikit tak terima.

“yeah..for sure” jawab Heru dengan yakin.

Perusahaan Ozdemir Indonesia Corporation yang dipimpin Kemal bekerjasama dengan salah satu perusahaan pengembang terbesar di Indonesia untuk proyek hunian dan blok perkantoran baru yang diberi nama De'Oz World and Soho.

Proyek yang berlokasi di daerah Mayjen Sungkono Surabaya ini, digadang gadang menjadi gedung dengan perkantoran tertinggi yang memiliki 50 lantai atau lebih, dan juga kompleks perumahan mewah dengan segudang fasilitas modern.

Nama perusahaan pengembang itulah yang digunakan oleh Heru untuk dicantumkan dalam iklan lowongan kerja. Heru telah membuat kesepakatan dengan pihak mereka, untuk meminta sejumlah karyawan baru dengan proses seleksi sesuai standard Ozdemir Corp.

Kekuasaan memang dapat mempermudah segala urusan ya.

Heru kemudian menunjukan email masuk dari Jasmine pada Kemal, dengan subjek email lamaran untuk mengisi posisi yang ada pada iklan. Tentu yang sesuai dengan background pendidikan dan pengalaman kerjanya.

Senyum senang terlukis dari bibir Kemal. Ia meminta Heru mengirimkan pada emailnya juga.

Tak berselang lama, Heru juga mendapat informasi bahwa ada surat lamaran pekerjaan dari seseorang yang bernama Jasmine.

Heru sengaja memberitahu Manager Personalia untuk menandai nama Jasmine adalah permintaan big boss mereka, Kemal.

Kemal yang mendengar kabar itu pun bersorak.

Yes!!

Ia mengepalkan tangannya seperti meninju kearah atas.

Terlihat.. kekanakan sekali.

Heru lupa jika Cinta kadang bahkan bisa melenakan. Ia bisa membuat lemah dan membuat bodoh para pemujanya.

Contohnya saat ini, Kemal yang dinilai Tegas, Cerdas, dan Cermat dalam mengambil keputusan bisnis, juga dalam menganalisa potensi bisnis dan pergerakan pasar. Justru terlihat seperti orang bodoh yang senyam senyum sendiri.

Matanya terlihat bergerak-gerak kemudian tersenyum dan meringis, lalu tersenyum lagi, membuat Heru menghela nafas.

Mungkin hal itu pula yang terjadi pada Jasmine. Kecerdasannya melemah, Ia tak dapat berpikir jernih, ia hanya ingin melanjutkan hidupnya asalkan tidak diganggu lagi oleh keluarga Ozdemir yang terhormat itu.

Miris , dan Tragis.

Bersambung..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 22. Ibu Sang Pewaris

    Hansen mulai membuka mata, terbangun dari tidur indahnya sepanjang hari. Pria itu merasa linglung, sedikit pusing dan tentu saja, pegal-pegal karena seharian tidur meringkuk di sofa empuk. "Loh kok aku di sini?" ucapnya tak sadar dengan apa yang terjadi. Hansen menggerakkan otot badannya yang kaku. Lehernya pun digerak gerakkan hingga terdengar bunyi 'kretek-kretek'. “Eh ko Hansen udah bangun. Enak tidurnya, ko?" Heru menyindir rekan kerjanya. Sementara Hansen hanya meringis. Beruntung Kemal sedang tidak ada di ruangannya. Jam segini, Kemal sedang asyik memata-matai Jasmine. Hansen, resepsionis dan security di lantai direksi diminta untuk berkumpul oleh Heru. Pria itu melakukan briefing dadakan. “Mulai sekarang, siapapun, perempuan manapun yang ngaku-ngaku saudara, pacar, tunangannya Bos Kemal, DI-LA-RANG naik apalagi sampai masuk menemui Bos. Gak usah minta persetujuan segala, kelamaan. Langsung BLOCK aja dari kalian. Paham?!" Heru memberi arahan serius. "Paham!" Mereka menj

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 21. Tamu Tak Diundang 2

    Walau Kemal sedang tidak mood menerima tamu, tapi dia berbaik hati memberikan waktunya untuk mendengar celoteh centil teman lamanya itu. Viza membawakan Kemal hadiah berupa jam tangan mahal. Tentu itu hanya alasan agar dia bisa bertemu Kemal. "Orang kantor di Jakarta bilang kamu di Surabaya. Katanya kamu lagi urus Mega proyek di sini. Jadi, ku susul deh." Viza konsisten menampilkan senyum terbaiknya. "Terima asih Viza, tapi seharusnya kamu tidak perlu repot. Aku sedang tidak berulang tahun." Kemal malas menerima hadiah itu, dia bisa beli sendiri. Koleksinya pun sudah banyak, tapi untuk menghormati teman, akhirnya terpaksa diterima juga. Saat akan mecoba jam tersebut, tiba-tiba Viza berpindah duduk ke sisi kanan hand rest di single sofa yang Kemal duduki. Sontak Kemal kaget. "Apa yang kau lakukan, Viza?" Pria itu tidak sempat menghindar. Wanita itu tersenyum, senyum yang tidak Kemal sukai. "Aku hanya membantumu memakainya" Dengan gerakan gemulai cenderung menggod

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 20. Tamu Tak Diundang

    Interocom Hansen, sekretaris Kemal, berbunyi. Resepsionis bilang ada tamu untuk bos mereka. "Siapa, Mbak?" "Family-nya Bos Kemal," jawab resepsionis setengah yakin, karena dia mendapat tatapan tajam mengintimidasi dari tamu tersebut. Tanpa meminta pertimbangan Heru, Hansen langsung membolehkan tamu tersebut masuk ke areanya. Padahal Hansen tidak tau apa yang akan menunggunya di depan. Hansen pikir, kalau tamu itu sudah bisa naik ke lantai direksi, tentu dia sudah lolos screening dari security bawah. Sementara security bawah yang baru tiga bulan kerja itu, merasa harus cari aman. Kalau saudara bosnya datang lalu ditolak, bisa-bisa dia dipecat seperti ucapan tamu itu. Heru datang ke meja kerja Hansen, memberi dokumen dan beberapa ordner arsip. “Siapa yang datang?” Tanya Heru sambil mengunyah permen. Asisten pribadi Kemal itu sempat mendengar sedikit percakapan Hansen. “Family-nya Big Boss. " Hansen dengan santai melanjutkan kegiatan mengetiknya. "Oh ..." jawab Her

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 19 Hari Pertama Kerja

    Jasmine masuk ke lobby bersamaan dengan mobil Kemal yang baru memasuki area gedung. Pria itu bisa melihat Jasmine di antara banyaknya karyawan yang datang berbarengan. Walau hanya tampak dari belakang, tapi Kemal bisa mengenalinya dari bentuk tubuh dan cara wanita itu berjalan. Lagi-lagi degupan aneh itu dirasakan oleh keduanya. Seolah hati mereka kini terhubung kembali setelah sekian lama terputus. Merasakan getaran dari kehadiran satu sama lain, meski dari jarak yang jauh. Masing-masing memegang dadanya, denyut yang menyesakkan itu terasa nyata sekali di telapak tangan. Kemal berusaha terlihat tetap tenang walau sebenarnya ingin melompat kegirangan. Akhirnya, langkah awal dari rencana besarnya berjalan juga. Melihat Jasmine berada dalam jangkauannya lagi tentu membuatnya bahagia. Langkah selanjutnya, adalah membuat Jasmine tak bisa lepas dari Kemal. Pria itu akan menarik Jasmine untuk satu lantai dengannya, dan membuatnya terikat agar Jasmine tidak bisa lari lagi dariny

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 18. Berdamai Dengan Keadaan

    Setelah ribut-ribut kemarin, Zacky dan Jasmine kembali pada mode normal. Dua orang dewasa itu menyadari mereka tak bisa lagi mengutamakan egonya. Mereka harus berdamai dengan keadaan dan menyadari mereka adalah tim yang sama untuk membesarkan Zico. Zacky tetap bersikeras bahwa dia memiliki kewajiban atas anak itu karena merasa memiliki ikatan emosiaonal, dan Jasmine tak dapat menolaknya. Zacky memang mencintai Zico begitu besar. Lihatlah kini, bahkan mereka telah mendaftarkan Zico di sekolah swasta terbaik. Meski bukan sekolah internasional seperti yang diinginkan Zacky, tapi sekolah global itu mengikuti standard dan kurikulum Cambridge yang diakui oleh sekolah dan kampus di luar negeri. Tentu Zico bahagia, mendapat sekolah terbaik dan teman-teman baru. Anak itu sudah tidak sabar ingin segera masuk sekolah. Padahal sekolah baru akan dimulai seminggu lagi. Selama itu pula Zacky akan menemani Zico, sementara Jasmine akan mulai bekerja esok hari. Zacky ingin menebus kebersamaan yang hil

  • Ibu Sang Pewaris   Bab 17 Emosi

    Semburat jingga di langit Surabaya sore itu terlihat sangat cantik. Dari jendela besar di kamar Zico, Jasmine bisa dengan jelas melihat pemandangan kota dan laut Suramadu. Sedikit mendung tapi matahari masih bersinar. Cuaca masih bagus, Zico ingin berenang ditemani Amir, asisten Daddy-nya. Belakangan mereka sudah akrab. Amir senang dengan anak-anak, jadi ketika Zico minta berenang, Amir tak berpikir dua kali untuk mengiyakan. “Berapa lama kau ada di Indonesia?” Wanita itu sedang merapikan barang-barang Zico di kamarnya. Sementara di kamar itu, Jasmine tidak sendiri, dia bersama Zacky. Pria yang sejak siang sibuk mendesain ulang kamar Zico menghentikan kegiatannya. Ia lantas memandang Jasmine tak suka. “Kenapa tanya begitu? Kamu mau aku cepat-cepat pergi?” Melihat reaksi Zacky, Jasmine meringis. “Bukan begitu, Zack. Aku kan hanya tanya, memang nggak boleh? Maksudku, Tuan Muda ini memang tidak dicari sama kantor di Itali?” “Oh tenang, semua bisa dihandle dengan baik. Kamu nggak us

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status