Share

Ajak diner (06)

"Ganti enggak!" bentak Zia. Melototi pria yang sedang duduk tersenyum menonton televisi.

"Enggak! Ini seru tau, dari pada drama korea lo itu!" sahut Fabio tersenyum.

"Sini biar gue sendiri yang ganti!" kata Zia emosi.

Zia mendekati Fabio yang sedang duduk di sampingnya, sembari berusaha mengambil remot dari Fabio. Fabio mengakat tangan kanan yang sedang memegang remot menghindari tangan dari Zia.

"Sini!" ucap Zia yang masih berusaha.

"Enggak gue enggak mau!" tersenyum Fabio.

"Sini!"

Yang akhirnya Lazia berhasil mengambil remot dari Fabio. Namun Lazia harus terjatuh ke dalam pelukan Fabio, di ikuti Fabio yang terjatuh terlebih dahulu ke sofa. Mereka saling menatap satu sama lain, hembusan nafas mereka rasakan.

"Kenapa gue jadi dek-dekan gini?" batin Zia.

"Gadis ini benar-benar cantik!" batin Fabio tersenyum.

"Dasar modus!" ketus Zia. Sembari mengambil remot dan duduk kembali di tempatnya.

"Tau aja kalau gue modus." ucap Fabio tersenyum.

Tak berselang lama Sopandi datang menghampiri Lazia dan Fabio. Yang sedang duduk berdua di depan televisi.

"Kok, kamu belum ganti baju?" tanya Sopandi.

Melihat sinis ke arah Fabio "Ngapain harus ganti baju?" tanya balik Zia dengan mengkerutkan dahinya lalu kembali menonton televisi.

"Na, Fabio belum kasih tau sama Lazia?" tanya Sopandi tersenyum.

"Udah om. Tapi, Lazia bilang tunggu bentar lagi, katanya drama koreanya lagi seru!" jawab Fabio tersenyum sembari melirikLazia.

"Apa lo bilang?!" bentak Zia kaget.

"Lazia, ayo ganti baju. Nanti kalian kemaleman pulangnya, loh!" sahut Sopandi tersenyum.

"Emangnya kemana sia ayah?" tanya Zia.

"Bukannya kalian mau pergi diner? Tadi sehabis antar pulang kamu, na Fabio minta izin sama ayah buat ajak kamu diner!" jawab Sopandi lalu duduk di hadapan mereka.

"What?" melihat sinis ke arah Fabio.

"Zia enggak mau!" ketus Zia sambil melototi Fabio.

Fabio membalas tatapan Zia dengan senyum manis di wajahnya lalu manaik turunkan sebelah alisnya.

"Enggak boleh gitu ... Na, Fabio udah cape-cape datang kesini pake baju rapih cuma buat ajak diner kamu"

"Ayo, Zia ..." lirih Sopandi lembut.

Menarik nafasnya panjang dan menghembuskan nafasnya kasar. Lalu beranjak pergi masuk ke kamar.

"Cowo itu telah mengibarkan bendera perang!" gumang Zia di depan cermin dengan raut muka yang emosi.

Satu jam lamanya Fabio menunggu, akhirnya gadis yang ditunggunya pun keluar. Siapa lagi kalau bukan Lazia Hidayanti, keluar menggunakan rok putih, jaket levis hitam serta rambutnya yang terburai indah, tak lupa sepatu dan tas mungilnya berwarna merah menambahkan kecantikan dari gadis muda itu.

"Wah, gimana anak om?" tanya Sopandi kepada Fabio.

"Perfect om!" jawab Fabio tersenyum sembari melihat Zia yang sedang berdiri di depan pintu.

"Kalau gitu tunggu apa lagi na, Fabio?" ujar Sopandi tersenyum.

"Baik, om!" sahut Fabio tersenyum lalu berjalan ke arah Zia.

"Lo mau ngapain?" tanya Zia dengan raut muka yang takut.

"Gue, mau gandeng lo, lah!" jawab Fabio dengan nada pelan.

"Enggak gue bisa sendiri." ujar Zia dan berjalan pergi keluar.

"Mari, om." sahut Fabio tersenyum ke arah Sopandi sembari mengejar Zia.

Tiba di depan rumah Lazia berhenti berjalan, melihat  halaman rumahnya yang bersih tidak ada kendaraan yang terparkir. Dan berbalik dengan mata berapi-api ke arah Fabio.

"Jangan bilang kalau lo ajak gue diner itu, jalan kaki!" ujar Lazia nampak emosi.

"Lo pura-pura lupa atau emang otak lo yang macet? Motor gue kan udah rusak, itu juga gara-gara lo enggak mau pegangan sama gue!" sahut Fabio tersenyum.

"Itu urusan lo!" bentak Zia.

"Intinya gue enggak akan pergi sama lo, kalau gue harus jalan kaki. Ngerti?!" melipat kedua tangannya di dada sembari memejamkan mata.

"Tenang aja ... Gue udah anti sepasi itu. Bentar lagi taxi datang, kok"

"Gue juga enggak tega kali lihat cewe secantik lo harus jalan kaki!" sahut Fabio tersenyum

Lima menit berlalu dan akhirnya sebuah taxi berhenti di depan rumah Lazia. Tak menunggu lama Lazia langsung berjalan masuk ke dalam di ikuti Fabio.


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status