Share

sebeeeeel

Author: Noor HNF
last update Huling Na-update: 2022-12-21 09:58:50

Ternyata motor Bang Zaki dibawa beli nasi uduk untuk sarapan. Karena Teh Ira lagi masuk agin jadi dia gak masak pagi ini. Anak-anak juga masih minep disini. Jadi tambah males aja deh tuh buat bangun. Eh tapi biarin deh dia-dia ini. Semoga cepet sembuh ya Teh biar bisa masakin buat suami dan anak-anakmu.

-------

Sudah tiga hari aku berada dikampung, tepatnya rumah Mamah. Ibu kandungku. setelah 2 bulan tinggal dirumah Ibu mertuaku, baru kali ini kami pulang kampung. Sekedar melepas rindu dengan Mamah, Ayah dan keponakanku disini.

Sekalian liburan, ngademin hati sama otak biar gak emosi terus ngadepin Teh Ira.

Kemarin Teh Ira SMS mau pinjam sandal buat kondangan . Teh Ira gak punya smartphone, jadi untuk komunikasi masih pake Hp nokia jadul yang hanya bisa telefon dan SMS. Pernah tuh sekali dia ngambeg minta dibelikan HP canggih ke suaminya. Bukanya dituruti, Teh Ira malah di bentak dan di lempar helm sama Kang Jaya. Hahahah lagian gak tau diri. Suami cuma buruh tani minta beliin HP canggih.. Buat apa coba?

[Dew. Pinjam sendal kamu ya. Teteh mau kondangan. Sendal kamu kan banyak. Teteh pinjam. Satu ya]

[Kalo ada yang muat sama Teteh, pake aja Teh. Asal kalo udah ,balikin ke tempat semula. Dewi gak mau nanti pulang liat sendal berantakan].

[iya iya ].

Bukanya bilang makasih malah cuma 'iya iya ' aja.

Karena sudah 3 hari kios ditinggal, maka sore ini aku dan Bang Zaki pulang kerumah Ibu. Gak enak lama-lama ninggalin kios.

Kami pulang naik motor. Rasanya pinggang mau copot setelah 3 jam lebih duduk diatas motor. Ingin rasanya segera bertemu kaasur dan bantal.

**

Aku dan Bang zaki sudah sampai dirumah Ibu. Jam menunjukan pukul 17.15

Kulihat Ibu dan Teh Ira ada diteras menyambut kedatangan kami.

Setelah turun dari motor, aku masuk lewat pintu samping yang langsung menuju ke ruang TV.

"Assalamualaikum... " kuucapkan salam, dan meletakan helm diatas lemari.

" Waalakumussalam. Alhamdulillaah sampe juga. Dari tadi Ibu mu tuh tengak tengok keluar nungguin kamu pulang, " Bapak menjawab salamku, Bapak tengah Asyik nonton TV. Kucium punggung tangan Bapak mertua sebagai tanda hormat.

"Hehe.. Iya Pak. Sengaja pulang nya sore biar jalanan gak panas. "

Kusalami juga tangan Ibu dan Teh Ira yang menyusul kami diruang TV.

"Gimana kabar mamah, sehat Dew,? " Tanya Ibu saat aku bersalaman denganya.

"Alhamd sehat Bu. Mamah titip Salam buat Ibu. " aku berkata seraya menjatuhkan badanku diatas sofa diruang TV.

"oleh-olehnya mana..? " Pinta Teh Ira tanpa basa-basi.

Ibu mencubit pinggang Teh Ira. "hih maneh Ira... Teu sabar pisan. Orang lagi capek yang ditanya oleh-oleh. " ibu berkata sambil melotot memarahi Teh Ira.

Bang Zaki langsung tiduran disofa ruang tamu untuk melepas lelah.

Perjalanan tiga jam membuatku haus. Aku kedapur untuk ambil minum. Baru juga pulang, pinginya tuh damai tentram mau rebahan gitu kan, haduuuh. Ingin kuteriak.

"Ya Allaah . Kok sendal Dewi putus ini?!." ucapku sedikit berteriak sambil membolak balik sepasang sandal merk Batu. Padahal sandal ini baru. Baru kupake 2 kali. Ini sandal pemberian Bang Zaka saat kita menikah.

"Teh kok sendal Dewi putus. Emang Teteh pake sendal yang ini? ".

Aku berkata sambil mengacungkan sendal dihadapan Teh Ira.

Ibu nampak terkejut.

"Iya Dew. Sendalnya kekecilan.. Tetehkan kondangan jalan kaki. Jalanya berbatu. Teteh keseleo jadi talinya putus". Jawabnya enteng seenteng kapas terbang ketiup angin.

Jangan salahin sendal yang kekecilan, kaki kamu tuh yang segede gajah bengkak. Pake aja tuh sepatu boot Bapak yang buat keladang.

Aku capek, baru pulang. Udah disuguhin aja sama tingkah Irawati yang nyebelin.

"Ih Ira iyeu, hati-hati kalo pinjem barang orang. Lagian kaki kamu kan gede kaya gajah. Pake sendal Dewi yang kecil begitu. Mana muat. " Ibu tampak memarahi Teh Ira.

" Hihhh si Ira mah aya aya wae. Ges kolot geh " timpal Bapak.. "coba sini Bapak liat. Masih bisa dibetulin gak. Nanti bapak betulin kalo bisa ya. " bapak meraih sendal yang kupegang.

"Dew lagian sendal kamu kan banyak. Putus satu aja udah heboh. Jangan lebay maneh Dew. " Teh Ira berkata dengan santainya sambil menyilang kedua tanganya didada.

Aku masih tak berkata. Males aku ngeladenin omongan Teh Ira. Aku cuma mendelik menatap Teh Ira penuh kesal. Nafasku memburu. Pengen bejek-bejek mukanya deh rasanya.

Dasar aja Irawati gak punya hati, dia masih santai dan nampak gak terjadi apa-apa.

"Duh capek-capek mau istirahat malah pada berisik kenapa sih. Baru juga pulang. Udah ribut lagi aja. Aya naon sih Neng? " Bang zaki berkata seraya mengacak rambutnya.

Aku tak menjawab. Kutinggalkan mereka kekamar mandi. Pengen berendem di bak mandi nih biar otak jadi adem.

Alih -alih dapat kesegaran dikamar mandi, yang ada aku tambah geram liat botol sabun dan shampoo ku acak-acakan, tanpa tutup.

hiiiiiiiiiiiiih

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Iparku yang Menyebalkan, Ternyata?   bab 24 status baru Teh Ira

    "Bang, besok Ibu mau ke Bogor, katanya kerumah adiknya Bapak." Ucapku pada Bang Zaki memberitahu."Oh, kerumah Bik Amnah. Iya tadi Bapak kasih tau ke Abang sewaktu pulang dari Mushola. ""Bang, besok Neng boleh ikut ke kios gak? Kan Bapak sama Ibu besok gak ada. Neng ikut Abang ya." Pintaku pada Bang Zaki. Selama menikah, aku memang belum pernah ikut ke kios suamiku, aku lebih senang dirumah apalagi kalau ada Ibu. Tapi kali ini Ibu gak ada, dari pada nanti ada gara-gara sama Teh Ira lagi, lebih baik aku ikut Bang Zaki. "Hp siapa .?" Tanya Bang Zaki menunjuk Hp yang kugenggam. "Oh, ini HP Teh Ira. Mau Neng kasihkan besok. Kan Ibu mau ke Bogor. Biarlah Teh Ira bersenang hati dulu. " Jawabku seraya meletakan Hp diatas meja riasku. ***Pagi jam 06.00 tadi, Ibu dan Bapak sudah pergi dijemput travel. Idan dan Iis pulang kerumah setelah Bapak dan Ibu pergi tadi. Sekarang tinggal aku dan Bang Zaki dirumah, akupun segera siap-siap ke dapur untuk masak sarapan. "Neng, gak usah masak. Nant

  • Iparku yang Menyebalkan, Ternyata?   bab 23 POV Ira lagi

    POV IraKang Jaya terus menyeret ku untuk pulang kerumah. Aku malu ,dilihat para tetangga disepanjang jalan dari rumah Ibu. Sial si Dewi itu, dasar Ipar kurang ajar. Kenapa gak kasih tau aku kalau untuk registrasi kartu itu harus pakai KK , kalau tau begitu kan aku siapkan dari awal. Kalau kaya gini kan aku jadi ketauan kalau aku baru saja korupsi uang kondangan. Ah dasar, awas kamu ya Dew, tunggu pembalasanku. Lagian, aku kan gak salah . Kemarin aku minta uang baik-baik pada Kang Jaya, dia gak kasih. Ya terpaksa aku harus korupsi. Huh dasar suami pelit.Sampai rumah, Kang Jaya terus memarahiku, mungkin rasa lapar karena belum makan membuat emosinya semakin naik. "Jangan salahkan Ira Kang, apa Akang selama Ini kasih Ira uang selain Uang belanja.?" Ucapku pada Kang Jaya dengan nada penuh emosi. Aku meremas ujung bajuku dengan rasa geram. Selama ini, Kang Jaya memang pelit padaku, hanya menjatah 25.000/ Hari. Mana cukuplah."Kamu kenapa jadi nuntut begini Ra. ? Dulu Akang mempercaya

  • Iparku yang Menyebalkan, Ternyata?   bab 22 kabar dari bogor

    "korupsi bagaimana .?"Tanya Bang Zaki padaku, nampak serius sekali wajah suamiku ini. "Jadi ceritanya Kang Jaya ngasih uang limapuluh ribu untuk kondangan kerumah pak Ustadz, eh uang nya dituker sama uang duapuluh ribuan. Nah uang dari Kang Jaya itulah yang dipake buat beli kartu sama paket data tadi. "Jelasku panjang lebar pada Bang Zaki.Bang Zaki tak menanggapai, hanya menarik nafas dan membuangnya kasar. "Neng kasihan deh Bang, sama Teh Ira. "Ujarku.Bang Zaki masih tetap tak menanggapi. Entah kenapalah suamiku ini.?Kudengar Ibu mengetuk pintu, segera aku membukanya. "Nih Dew, HP nya. "Kata ibu seraya menyerahkan hp padaku. Kemudian Ibu melangkah kembali keruang TV."Udah bu ngobrolnya ?"Tanyaku pada Ibu, kemudian mengikuti Ibu duduk diruang TV kubiarkan Bang Zaki menyelesaikan pekerjaannya dikamar. "Udah . Teteh Siti cuma kangen aja, padahal baru beberapa hari kemarin ketemu. " Ucap Ibu, tanganya memencet tombol remote TV dan menggantinya dengan acara lain, sinetron kesayang

  • Iparku yang Menyebalkan, Ternyata?   bab 21

    "assalamualaikum, " Bang Zaki masuk dan mengucapkan salam." Waalaikumussalam." Jawabku dan Ibu berbarengan.Aku segera menyambut kepulangan suamiku. Sementara Bapak masuk dari pintu belakang dan langsung menuju ke kamar mandi."Mau mandi, atau makan dulu Bang. ?" Tanyaku pada Bang Zaki. "Mandi dulu aja Neng, lengket nih badan rasanya. Udah mau Maghrib juga. '' jawab Bang Zaki seraya mengibas-ngibaskan bajunya. "Eh, Idan dan Iis. Udah sore masih disini. Mau minep tempat Nenek?" Tanya suamiku pada kedua ponakanya. "Iya, Idan sama Iis malam ini tidur sama Nenek dulu ya. Udah sana siap-siap ambil wudhu abis ini kemushola bareng Kakek ya. Tunggu Kakek , masih mandi. " Ucap Ibu pada Idan dan Iis, kemudian Ibu berlalu untuk menyiapkan sarung dan baju Koko Bapak. Idan dan Iis menunggu bapak diruang TV ***Setelah sholat Maghrib, seperti biasa Bapak selalu melambatkan untuk pulang kerumah. Sekedar ngobrol dengan jamaa'ah lainya atau kadang memperlama bacaan dzikir. Bang Zaki pun belum

  • Iparku yang Menyebalkan, Ternyata?   bab 20 hadeeeh Iraaaa

    Jam dinding sudah menunjukan pukul 17.15. Sebentar lagi Bang Zaki dan Bapak pulang. Kubiarkan Teh Ira yang masih menangis , didepan meja makan. Lebih baik aku siap-siap menyambut Bang Zaki. Aku segera mengganti pakaian dengan home dress yang biasa ku kenakan sehari-hari. Idan dan Iis masih bermain diruang TV. Terdengar suara Kang Jaya dari luar. "Idan, Iis , mana Emak kamu?. Kondangan kok lama banget. Bapak laper ini belum makan. " Tanya Kang Jaya pada kedua anaknya. Dari nada bicaranya, sepertinya Kang Jaya kesal sama Teh Ira. "Emak nangis Pak, didapur. " Jawab Iis. Kang Jaya langsung menemui Teh Ira yang kini tangisnya mulai pelan.''Heh. Kenapa kamu nangis disini? Pergi kondangan bukanya masak dulu, malah ninggalin lauk sisa tadi pagi. Mau dikasih makan apa suami kamu ini Ra?'' Tanya Kang Jaya pada Teh Ira dengan nada kesal yang tak menghiraukan tangisnya. Tanganya meraih gelas diatas rak kecil,menuangkannya air putih dan meminumnya hingga tandas. Yang ditanya tak menjawab

  • Iparku yang Menyebalkan, Ternyata?   bab 19 korupsi

    Sepulang dari rumah pak Ustadz , Teh Ira memintaku untuk menemani beli kartu dan paket data. "Dew, nanti mampir ke konter ya. Anterin Teteh beli kartu sama paket data . " Ajaknya seraya mendekat kepadaku. "Boleh aja nanti Dewi temenin ya. " Ucapku datar. "Tapi nanti ajarin Teteh main fesbuk ya sesuai janji kamu kemarin. " Ucap Teh Ira lagi,menagih janjinya padaku. "Ashiaaaap. " Seruku menirukan gaya Atta Halilintar. "Beli di konter depan aja Teh. " Lanjutku. "Wak Enin sama Wak Zenab duluan aja ya. Dewi mau Anter Teh Ira beli kartu dikonter depan. "Ucapku pada Wak Enin dan Wak Zenab."Ohh yaa sok atuh, kalau begitu Uwak duluan ya Dew. "Ucap Wak Zenab berpamit padaku dan Teh Ira. "Iya Wak. ''Setelah Wak Zenab dan Wak Enin berlalu, aku dan Teh Ira belok ke konter yang dituju. "Kang, kalo kartu perdana sama berikut paket datanya ada. ? " Tanyaku pada Kang Agus si empunya konter. "Ada Dew. Mau kartu apa ?" "Teh, mau kartu apa?" Tanyaku lirih membisik pada Teh Ira.''Yang kaya pun

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status