Share

Gosip

Author: AgilRizkiani
last update Last Updated: 2025-07-20 15:38:47

Bu Ria melangkah cepat ke dalam kantor pusat perkeretaapian dengan wajah tegang. Seorang staf menyambutnya dengan gugup.

“Bu Ria, maaf, ada insiden kecil tadi pagi di jalur utara beberapa gerbong mengalami gangguan rem. Kami sudah berusaha menghubungi Bu Tiara tapi…”

“Tiara? Bukankah dia yang sekarang menangani operasional?!”

“Benar, Bu... tapi... beliau tidak bisa dihubungi. Nomornya tidak aktif sejak pagi.”

Mendengar itu, Bu Ria langsung memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa berdenyut. “Tidak aktif? Maksud kalian dia tidak di kantor?!”

Staf itu mengangguk pelan. “Beliau memang rutin datang… tapi hari ini tidak kelihatan sejak pagi, Bu.”

Bu Ria yang makin geram langsung merogoh ponsel dari tas tangannya, menekan nomor Tiara dengan geram.

Setelah nada sambung panjang, akhirnya tersambung.

“Halo, Ibu?” suara Tiara terdengar malas, diiringi suara hair dryer dan denting musik lembut dari latar salon.

“Kau DI MANA?!”

“Di salon, Bu. Rambutku bercabang. Tadi pagi stres banget, jadi aku s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istana Yang Ternoda   Pertanda

    Pulau itu sunyi, terpencil, dan jauh dari keramaian dunia luar. Tak ada sinyal, tak ada gedung tinggi, hanya hamparan pepohonan hijau, pantai yang sunyi, dan sebuah rumah besar di tengahnya.Di sanalah Tante Vita dan Pak Hengky menetap bersama dua anak kembar berusia 12 tahun yang memanggil mereka dengan penuh cinta.“Bunda, Ayah .…”Risa dan Rosa—atau nama asli mereka Nayara dan Nazeera—telah tumbuh menjadi gadis kecil yang sangat cerdas, mandiri, dan memikat hati siapa pun yang mengenalnya. Namun kecerdasan mereka justru menjadi ketakutan terbesar bagi Tante Vita.“Kalau mereka tahu siapa ibu kandung mereka habislah aku,” bisik Tante Vita pada dirinya sendiri suatu malam.Mereka memang hanya menjalani homeschooling, tapi pemahaman mereka luar biasa. Risa suka membaca sejarah, Rosa sangat pandai matematika. Bahkan kadang-kadang mereka saling berdiskusi seperti orang dewasa. Hal ini membuat Tante Vita semakin gelisah.Ia telah mengatur segalanya. Tablet mereka hanya berisi game edukat

  • Istana Yang Ternoda   Kania

    Udara di pusat pelatihan militer terasa tajam, menyengat kulit dan paru-paru. Narendra berdiri tegak bersama ratusan peserta lainnya, mengenakan seragam loreng pertama kalinya. Rambutnya digundul, wajahnya tampak lebih dewasa, penuh tekad dan keyakinan.Hari pertama, Narendra menjalani prosedur administratif: verifikasi identitas, pemeriksaan kesehatan menyeluruh, uji fisik awal, serta penempatan asrama. Ia lulus semua tahap itu dengan nilai tinggi. Tubuhnya bugar karena latihan bertahun-tahun, dan mentalnya tangguh—hasil didikan keras namun penuh cinta dari Rafasya dan Kania.Tepat pukul 04.30 pagi, suara peluit mengoyak kesunyian.“BANGUN! SIAP LATIHAN!”Narendra langsung melompat dari ranjang, merapikan tempat tidur dengan presisi tinggi, dan bersiap dalam hitungan menit. Tidak ada toleransi. Hari-hari ke depan adalah ujian sesungguhnya.Narendra menjalani latihan fisik brutal: lari lintas medan 10 km setiap pagi, push-up dan sit-up dalam jumlah besar, bergelantungan di tali tamban

  • Istana Yang Ternoda   Kerinduan

    Sore itu, Rafasya dan Kania menghadiri sebuah acara pertemuan alumni kampus yang diadakan di sebuah ballroom hotel mewah di pusat kota. Banyak teman lama mereka hadir, termasuk beberapa sahabat semasa kuliah yang sudah lama tak bersua.Kania tampil anggun dalam balutan gaun berwarna biru tua yang sederhana namun memancarkan keanggunan. Usianya memang bertambah, tapi pesonanya justru kian matang. Senyumnya masih sama hangatnya seperti dahulu, dan sorot matanya masih meneduhkan, seolah tak pernah berubah.Rafasya yang mendampingi dengan setelan jas abu gelap terlihat begitu elegan dan karismatik. Tubuhnya tegap, pembawaannya tenang, dan matanya selalu mencari keberadaan Kania di setiap kerumunan, seolah ia adalah pusat dunianya.Banyak yang memuji keduanya sebagai pasangan yang harmonis dan saling melengkapi. Beberapa bahkan diam-diam iri melihat bagaimana Rafasya selalu sigap membukakan pintu untuk Kania, atau sesekali menyentuh lembut punggung istrinya saat mereka berpindah tempat.Se

  • Istana Yang Ternoda   Ulah Nayaka

    Di kediaman megah milik Rafasya, Narendra tampak begitu tekun mempersiapkan dirinya untuk latihan dan seleksi militer. Setiap pagi ia menjalani rutinitas olahraga ketat, menjaga pola makan, dan mengatur waktu dengan disiplin tinggi. Di salah satu sudut rumah, tersedia ruang gym lengkap yang memang sengaja dibuat Rafasya untuk menunjang gaya hidup sehat keluarga mereka.Pagi itu, suara hantaman dumbbell terdengar dari dalam gym. Narendra, dengan tubuh yang basah oleh keringat, terus melatih kekuatan ototnya tanpa kenal lelah.Dari pintu, Kania berdiri sambil membawa segelas jus mangga dingin—minuman favorit putranya sejak kecil. Wajahnya yang lembut menyiratkan kehangatan yang dalam, meski di matanya tetap terpantul kesedihan yang tak pernah benar-benar hilang.“Mas Naren,” ucap Kania pelan, “minum dulu, Nak.”Narendra menoleh, tersenyum kecil, lalu mengusap peluh di dahinya sebelum menghampiri ibunya. Ia duduk di sebelah sang ibu, menerima segelas jus itu dengan hangat.“Terima kasih,

  • Istana Yang Ternoda   Kebohongan

    Di sebuah kota tua yang penuh sejarah dan dingin angin Bosphorus—di sanalah Pak Hengky dan Tante Vita menetap, jauh dari tanah air. Turki menjadi tempat persembunyian mereka yang baru, setelah bertahun-tahun berpindah dari satu negara ke negara lain, menghindari jejak dan bayang-bayang Rafasya serta Kania yang tak pernah berhenti mencari Nayara dan Nazeera.Kini, identitas mereka telah berganti. Nayara dan Nazeera bahkan tak mengenal nama asli mereka. Mereka dibesarkan dengan nama baru Risa dan Rosa. Dua gadis kembar yang tak pernah tahu siapa mereka sebenarnya, tumbuh besar di balik ilusi dan cerita-cerita palsu yang terus dijejalkan oleh kedua ‘orang tua’ mereka.Homeschooling menjadi pilihan. Bukan karena pendidikan terbaik, melainkan karena rasa takut. Dunia luar adalah ancaman, dan semakin besar si kembar, semakin sulit menjaga rahasia itu tetap terkunci rapat.Di sebuah sore yang mendung, Pak Hengky duduk di kursi reyot, menatap layar laptop yang memperlihatkan sebuah berita bes

  • Istana Yang Ternoda   Secercah Kebahagiaan

    Sebelum benar-benar berangkat ke pelatihan militernya, Narendra memilih untuk menghabiskan satu hari penuh bersama ibunya—Kania. Ia tahu betul, di balik senyum tenang yang selalu ditampilkan sang ibu, ada luka-luka lama yang belum benar-benar sembuh. Luka yang berasal dari kehilangan, pengkhianatan, dan kerinduan panjang pada Nayara dan Nazeera.Pagi itu, Narendra menyetir sendiri mobilnya menuju klinik psikolog langganan Kania. Tangan kirinya sesekali menggenggam tangan sang ibu yang duduk di sampingnya, sementara tangan kanan mengendalikan setir dengan tenang.“Mama kuat,” gumam Narendra pelan, namun tegas. Suaranya rendah tapi penuh keyakinan.Kania hanya tersenyum samar. Tak menjawab. Tapi genggaman tangan mereka saling menguatkan.Sesi terapi berlangsung cukup lama. Narendra duduk di ruang tunggu, sesekali melirik jam di dinding. Ia tak merasa bosan, karena bagi Narendra, waktu yang dihabiskan untuk sang ibu adalah waktu paling berharga.Saat sesi berakhir, Kania keluar dari ruan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status