Share

Bab 5

Penulis: Rainie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-21 01:43:36

Suasana di dalam mobil seketika menjadi hening dan kaku. Sesekali Ana menoleh ke arah Lie Zhichun yang tampak fokus mengemudikan mobil mewahnya.

Melihat raut wajah lelaki itu yang sangat dingin, membuat Ana tidak berani untuk mengatakan sepatah kata pun.

Ia beberapa kali menarik nafas panjang, kemudian kembali ia hembuskan dengan perlahan. Begitu ia lakukan secara berulang, untuk menenangkan perasaannya yang sangat kacau.

Ana mengumpulkan segenap keberaniannya untuk bertanya pada lelaki itu, agar ia mendapatkan jawaban dari rasa penasaran yang telah mengganggu pikirannya.

"Anu.... Kenapa kamu mendadak meminta aku untuk pindah rumah?" tanyanya dengan sedikit keraguan. Ia melirik wajah Lelaki itu yang sama sekali bergeming.

"Lebih mudah mengawasimu. Aku tidak ingin kamu melakukan hal konyol seperti kemarin yang akan membuatku kehilangan muka," jawabnya tanpa memalingkan sedikit pun tatapannya dari jalanan.

Ana mengangguk pelan.

"Tapi, kenapa kamu memilihku sebagai istri kontrak? Pasti ada banyak wanita cantik, cerdas dan juga wanita kaya yang ada di dekatmu kan? Dari sekian banyak wanita, kenapa kamu memilihku?" Ana menatap wajah Lie Zhichun dengan lekat. Jantungnya berdebar kencang, menunggu jawaban dari lelaki itu.

"Entahlah. Kenapa dari sekian banyak wanita, Sekertaris Lie malah memilih wanita aneh sepertimu," jawabnya dengan tegas yang membuat Ana merasa sedikit kecewa.

"Jadi, aku adalah pilihan Sekertaris Lie?" Ana kembali bertanya untuk memastikan. Tapi lelaki itu hanya bergeming, yang membuat suasana kembali menjadi kaku.

Mobil yang dikendarai oleh Lie Zhichun, telah berhenti di depan sebuah rumah megah yang pada halaman depannya terdapat kolam mancur, yang membuat kedua mata Ana tampak berbinar. Ia terlihat sangat bersemangat.

"Ini rumahmu?" Ana menatap wajah Lie Zhichun yang masih terlihat dingin tanpa ekspresi.

Lelaki itu berjalan menuju ke pintu untuk membukakan kunci rumahnya.

"Masuklah! Aku masih ada urusan di kantor," ucap lelaki itu dengan enggan.

"Di rumah ini, kita tinggal dengan siapa?" tanya Ana dengan antusias. Ia menatap wajah Lie Zhichun dengan sorot matanya yang tajam, seolah tidak sabar menunggu jawaban dari lelaki itu.

"Tidak ada. Hanya aku dan kamu," jawab lelaki itu dengan singkat. Hal itu membuat Ana seketika terdiam.

Raut wajahnya dalam sekejap berubah. Ia menatap Lie Zhichun dengan penuh kekhawatiran.

"Apa yang kamu pikirkan? Aku tidak memiliki hasrat padamu. Kamu jangan terlalu percaya diri!" tegas lelaki itu, saat ia menyadari apa yang tengah dipikirkan oleh Ana.

"Ingat ya, kamu hanya boleh berada di lantai satu. Aku tidak mengijinkanmu untuk menginjakkan kakimu ke lantai dua. Jika kamu melanggarnya, aku akan mematahkan kedua kakimu," kecam Lie Zhichun dengan nada yang mengancam, sebelum lelaki itu beranjak pergi dari hadapan Ana.

***

Ting Tong Ting Tong

Suara bel yang berbunyi beberapa kali dengan sangat nyaring, telah membangunkan Ana dari tidurnya. Ia tersentak saat ia menyadari bahwa ia tertidur di sofa dengan TV yang masih menyala.

Ana menatap ke arah jam yang tergantung di dinding. Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore.

Ana segera beranjak dari tempatnya untuk membukakan pintu.

"Siapa ya?" tanyanya dengan heran, saat ia melihat seorang wanita yang mengenakan dres berwarna biru elektrik, tampak berdiri membelakanginya sambil menjinjing tas bermerek berwarna cokelat.

Wanita itu segera memutar tubuhnya, menatap Ana dengan heran. Ia memperhatikan Ana dari ujung rambut hingga ujung kakinya dengan sorot mata yang tajam.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu! Siapa kamu? Kenapa kamu ada di rumah putraku?" Wanita itu bertanya dengan nada suaranya yang meninggi.

"Jadi.... Kamu adalah mama mertuaku?" tanya Ana hendak memastikan.

Ia tampak ragu-ragu memandangi wajah wanita paruh baya yang berdiri di hadapannya sambil menyilangkan kedua tangannya di atas dada.

"Apa maksudmu? Mama mertua? Jangan lancang kamu! Apakah kamu tidak tahu siapa aku?" Kedua mata wanita itu tampak melotot menatap Ana yang mulai merasa khawatir. Ia menundukkan wajahnya untuk menghindari pandangan yang terlihat mengerikan.

"Aku tidak tahu." Ana menggelengkan kepalanya dengan lemah.

Wanita itu bergeming. Ia memicingkan kedua matanya menatap Ana yang masih tertunduk.

"Aku adalah Zhao Erxi, Mama Lie Zhichun ㅡ pewaris Sky Group," jawabnya sambil tersenyum remeh pada Ana.

"Aku adalah Ana Maria, istri dari Lie Zhichun," sahut Ana dengan polos, yang membuat wanita itu hampir tumbang karena merasa shock.

"Apa kamu bilang? Istri? Sejak kapan putraku menikah denganmu? " Suaranya terdengar lantang, yang membuat Ana kembali menundukkan wajahnya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Dadakan Presdir Arogan yang Dirahasiakan   Bab 33

    Saat Zhichun menuruni anak tangga, hendak bersiap pergi ke kantor, ia sedikit tersentak melihat Ana duduk di sofa sambil menonton televisi. Tidak seperti biasa ia menonton sepagi itu. "Kamu.... tidak kuliah?" tanya lelaki itu telah menyita perhatian Ana. Ia menoleh sesaat, sebelum ia kembali memalingkan pandangannya. "Tidak, aku sudah dikeluarkan." Ana menghembuskan nafasnya dengan berat. Zhichun tak menyahut. Ia hanya melenggang pergi begitu saja. Saat ia berada di ambang pintu, langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia teringat insiden semalam, saat ia melihat seprei di kamarnya, ada noda darah tertinggal di sana. Ia tidak menyangka bahwa wanita itu masih virgin. "Masalah semalam...." Zhichun kembali menoleh menatap Ana yang balas menatapnya. "Tolong kamu jangan membawa perasaan. Aku melakukan itu bukan karena aku menyukaimu," ucapnya sebelum ia kembali melanjutkan langkahnya. Ana hanya terpaku menatap kosong, bayangan lelaki yang telah menjauh dari pandangannya. Ana kem

  • Istri Dadakan Presdir Arogan yang Dirahasiakan   Bab 32

    "Tuan...." Belum sempat Ana melanjutkan ucapannya, Zhichun telah membungkam mulut wanita itu dengan ciuman penuh gairah. Ana berusaha melepaskan dekapan lelaki itu yang semakin mengencangkan cengkeramannya pada pinggang Ana. "Hmm.... hm....." Wanita itu berusaha untuk berbicara, tapi ia tidak mampu karena ciuman itu semakin memanas. Ana mulai pasrah. Ia menyesali ucapannya yang membuat ia berada dalam situasi seperti ini. Ia memejamkan kedua matanya, membiarkan lelaki itu membasuh wajahnya dengan air saliva. Ciuman itu bergerak turun ke lehernya. Zhichun membuat tanda merah di sana. Ciuman yang semakin liar pada bagian sensitive-nya, membuat Ana merasakan sensasi aneh. Tubuhnya bergetar. "Ahhh...." desahnya panjang. Ia mulai terangsang, menikmati ciuman yang menghujani seluruh wajah dan lehernya. Tiba-tiba saja, Zhichun menghentikan kegiatannya. Hal itu membuat Ana terbengong. Ia pikir semuanya sudah berakhir. Tapi hal tak terduga, lelaki itu membopong tub

  • Istri Dadakan Presdir Arogan yang Dirahasiakan   Bab 31

    Suasana hening di ruang ICU, membuat suara mesin monitor jantung terdengar jelas. Rasa dingin yang menusuk kulit, tak membuat Zhichun menggigil. Ia menatap kosong, tubuh yang terbaring tak berdaya di atas tempat tidur yang dilengkapi dengan alat bantu pernapasan. Binar mata Zhichun memancarkan kesedihan yang mendalam. Ia meraih tangan dingin itu dengan lembut. Ia letakkan tangan itu di pipinya. Air mata mulai menetes perlahan, mengalir di punggung tangan lelaki paruh baya itu. "Pa, rasanya tidak rela jika harus melepaskan kepergian Papa dengan cara seperti ini," lirihnya sambil mencium tangan itu. "Mama bahkan sudah memanggil notaris yang mengurus surat wasiat Papa." "Aku berharap, ada keajaiban yang membuat Papa terbangun sebelum dokter melepaskan alat bantu pernafasan Papa," ucapnya sebelum ia beranjak pergi dari ruangan, meninggalkan lelaki itu kembali dalam kesendirian. *** Tin tin tin! Suara klakson terdengar berbunyi nyaring beberapa kali. Ana bergegas k

  • Istri Dadakan Presdir Arogan yang Dirahasiakan   Bab 30

    Tok tok tok Suara ketukan pintu kamar terdengar nyaring. Jantung Ana berdetak kencang, jemari Ana gemetaran saat ia membuka pintu kamarnya. "Tuan...." Ana menatap wajah lelaki itu dengan perasaan malu. "Cepat rapikan dirimu, dan keluar untuk menemui keluargaku," titah lelaki itu memberi perintah. "Tuan, kenapa tiba-tiba? Sebelumnya anda tidak memberitahukan padaku bahwa keluarga besarmu akan datang?" "Jangan banyak bicara! Rapikan dirimu dan segera keluar," ucap lelaki itu sebelum ia beranjak dari hadapan Ana yang segera bersiap. Ana melangkah ragu, perasaannya gugup saat semua mata menatap ke arahnya dengan sorot mata tajam. Hanya Nenek Zhichun saja yang tersenyum hangat pada wanita itu. Nenek memberikan isyarat pada Ana untuk duduk di sebelahnya. "Mereka adalah keluargamu juga," ucap Nenek dengan lembut. "Kamu sudah bertemu dengan Mama mertuamu, kan?" Ana hanya mengangguk lemah, sambil menatap Zhao Erxi mencibirkan bibirnya. "Wanita yang sebaya denganmu

  • Istri Dadakan Presdir Arogan yang Dirahasiakan   Bab 29

    Ana duduk di meja yang berhadapan dengan kaca di Seesaw Coffee, tempat di mana ia sering menghabiskan waktunya, saat ia sedang banyak pikiran.Dengan ditemani secangkir coffee latte yang panas, cocok di saat cuaca mendung dan sedikit dingin. Ana menghirup aroma kopinya, sebelum ia menyeruputnya dengan perlahan.Tanpa ia sadari, sepasang mata tengah mengawasinya. Lelaki dengan tubuh yang tinggi dan sedikit kurus, duduk di depan meja barista sambil terus memperhatikannya. Ia sesekali membenarkan earbuds yang terpasang di telinganya, menunggu panggilan tersambung."Halo?" Suara wanita tua yang sudah tidak asing di telinganya, terdengar menyapanya dari seberang telpon."Halo, nyonya besar? Aku sudah menemukan wanita itu. Sepertinya dia sudah tidak mengingatku. Tadi saat kami bertemu di pintu masuk, dia hanya menatapku sebentar tanpa berbicara apa-apa," ucap Sekertaris Lie menjelaskan dengan panjang dan lebar."Bagaimana dengan cucuku? Apakah dia sudah menemukan calon pengantinnya?" tanya

  • Istri Dadakan Presdir Arogan yang Dirahasiakan   Bab 28

    "Sekertaris Lie, tolong bantu aku untuk mendapatkan seseorang yang memiliki golongan darah AB negatif, yang mau mendonorkan darahnya! Buat pengumuman bahwa kita akan memberikan uang satu milyar untuk orang itu," ucap wanita tua itu dengan antusias. Ia menatap wajah lelaki muda yang berada di sebelahnya dengan tatapan yang penuh dengan harap. Lelaki muda itu hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Baru saja ia hendak pergi, Ana yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka dari balik tembok, memberanikan diri untuk muncul di hadapan mereka, yang membuat perhatian mereka tersita padanya. "Saya bersedia membantu! Kebetulan golongan darah saya AB negatif," ucap Ana yang membuat wanita tua itu membelalakkan kedua matanya dengan lebar. Sebuah senyuman tercetak jelas di raut wajah wanita tua itu. Ia segera meraih tangan Ana yang berdiri di hadapannya, dan menatap wajah wanita itu dengan kedua mata yang berbinar. "Aku tidak tahu siapa kamu? Dari mana asalmu, tapi aku sangat yakin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status