Share

Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun.

Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana.

"Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana.

Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya.

Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby.

Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya.

"Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya.

Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akram yakin pasti dahi istri kecilnya itu terasa sakit. Mengingat, sembilan puluh persen tubuh Akram adalah otot.

"Makanya, kalau jalan itu lihat-lihat! Jangan mandangin wajah saya terus!” sindir Akram dengan nada santainya.

"Siapa yang mandangin kak Akram? Aku? Mana ada!” sahut Rayyana tidak mau mengaku. Padahal, jelas-jelas dirinya menatap Akram dan terkagum-kagum pada suaminya itu.

Akram menggelengkan kepalanya saja. Lalu, mereka berdua pun melanjutkan langkahnya menuju ndalem. Hari ini kedua orangtua Zahro akan datang. Mengingat pernikahan Akram dan Zahro akan berlangsung dua minggu lagi.

Sesampainya di ndalem, ternyata orangtua Zahro sudah tiba disana. Mereka tiba lebih cepat dari jadwal yang mereka bicarakan.

Tubuh Rayyana menegang seketika. Saat mendapati ustadzah yang akan menjadi madunya duduk dengan anggun disana. Terlihat sangat cantik dan sholehah. Berbeda dengan dirinya yang jauh dari kata itu.

Rasanya, Rayyana ingin menghilang dari tempat ini sekarang juga.

"Assalamu'alaikum...” sapa Akram tetap menggenggam erat tangan Rayyana. Ia tidak akan melepaskan tangan mungil istrinya.

Semua mata tertuju pada Akram dan Rayyana. "Wa'alaikumussalam warahmatullah, masuk nak.” sahut semuanya.

Akram pun melangkah masuk. Disusul oleh Rayyana yang tidak bisa melarikan diri karena Akram terus saja menggenggam erat tangannya.

Sepasang pengantin baru itupun duduk bersebelahan. "Kak, aku mau bantuin Umi di dapur.” bisik Rayyana yang canggung karena tatapan kedua orangtua Zahro tidak enak saat menatapnya.

"Duduklah disini! Umi sudah dibantu dengan mbak-mbak ndalem!” titah Akram tegas.

Rayyana pun hanya menghela napas pasrah. Percuma saja dirinya memberontak, suaminya itu tetap akan teguh pada pendiriannya.

Yai Hasby pun menatap ke arah putra dan menantunya. "Ana, bantuin umimu di dapur nak.” titah Yai Hasby lembut. Namun sayangnya, ditolak oleh Akram.

"Maaf Abah, tapi Rayya harus tetap disamping Akram. Rayya adalah istri Akram, bukankah Umi sudah dibantu dengan mbak-mbak ndalem?” tolak Akram tetap tidak mengizinkan Rayyana untuk pergi ke dapur.

Mendengar ucapan sang suami, Rayyana pun terkejut bukan main. Ia malu sekaligus terharu. Bisa-bisanya Akram membantah perintah abahnya di depan semua orang.

"Baiklah kalau begitu, tapi jangan salahkan Abah jika hati Rayyana akan tersakiti.” ucap Kyai Hasby pasrah.

"In syaa Allah, hati Rayya tidak akan tersakiti, Bah.” sahut Akram semakin mengeratkan genggaman tangannya.

Sorot mata Zahro menatap seorang lelaki yang seharusnya menjadi suaminya. Kini lelaki itu justru menggenggam erat jemari wanita lain. Wanita yang bahkan baru dikenal oleh Akram selama satu minggu.

Terlihat jelas dimata Zahro bagaimana sayangnya Akram kepada Rayyana. Terbukti dari cara Akram yang menolak Rayyana untuk pergi serta membantah perintah abahnya. Padahal, setau Zahro, Akram tidak pernah membantah perintah kedua orang tuanya.

'Mereka sangat cocok, aku tidak mau menjadi duri diantara mereka berdua! Biarlah aku yang mengalah dalam pertempuran ini' batin Zahro semakin yakin dengan keputusannya.

Kyai Ilham langsung memulai pembicaraan mereka kali ini, yaitu membahas tentang pernikahan Akram dan Zahro yang memang sudah direncanakan dari jauh-jauh hari.

"Akram, kamu tau bukan? Jika kamu dan putri saya, Zahro sudah dijodohkan. Apakah kamu siap memiliki dua istri?” tanya Kyai Ilham membuat Akram kembali bimbang.

"Jika boleh jujur, sebenarnya Akram tidak sanggup untuk mencintai dua orang wanita sekaligus. Akan tetapi, pernikahan ini akan tetap berlangsung karena sudah direncanakan. In syaa Allah, Akram akan mencoba untuk adil kepada Rayya dan Ning Zahro.” jawab Akram jujur. Ia tidak mau menutupi apapun.

Kyai Ilham menghela napas kasarnya. "Bagaimana jika kamu tidak bisa mencintai putri saya? Dan hanya mencintai istri pertamamu?” tanya Kyai Ilham lagi.

Suasana pun berubah menjadi canggung dan mencekam. Akram terdiam, lidahnya mendadak menjadi keluh.

"Jawab saja nak, jangan ragu.” ucap Kyai Hasby meminta Akram untuk menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu.

"Akram akan berusaha untuk adil, Yai. Akan tetapi, hati manusia tidak ada yang tau. Mungkin, untuk sekarang Akram belum bisa membagi hati Akram untuk ning Zahro.” jawab Akram menjelaskan. Terlihat jelas kesedihan dimatanya.

Padahal, baru sehari Akram menikahi Rayyana. Tapi, hatinya sudah dicuri oleh Rayyana seluruhnya.

"Sudah saya duga! Untuk itu saya Kyai Ilham, selaku ayah dari Zahro, memutuskan pertunangan kamu dengan putri saya! Mulai detik ini, kamu dan Zahro tidak memiliki hubungan apapun!” putus Kyai Ilham tegas. Hal itu tentu saja membuat Akram terkejut.

Hanya Akram yang terkejut. Karena Kyai Hasby sudah mengetahui tentang ini. Sebelumnya, mereka sudah berbicara dari hati ke hati dan juga sudah mempertanyakan bagaimana keputusan Zahro. Ternyata, Zahro memilih mundur karena tidak ingin menganggu kehidupan rumah tangga Akram.

Zahro melihat cinta yang besar dimata Akram hanya untuk Rayyana, dan Zahro tidak mau menjadi duri dalam kehidupan rumah tangga Akram dan Rayyana.

"Yai serius? Tapi, bagaimana dengan ning Zahro?” tanya Akram tidak percaya.

"Jangan mengkhawatirkan saya, Gus. In syaa Allah saya serius dengan keputusan saya. Lagipula saya sudah memiliki seseorang yang selama ini berhasil mencuri perhatian saya.” sahut Zahro berusaha setenang mungkin menanggapi ucapan mantan tunangannya itu.

Sejujurnya, Zahro juga sudah menaruh hati pada pria lain. Akan tetapi, karena abinya menjodohkannya dengan Akram. Zahro tidak bisa mengutarakan isi hatinya yang sesungguhnya. Qadarullah, Allah berkehendak lain dan ternyata Zahro tidak berjodoh dengan Akram.

"Alhamdulillah, masya Allah semoga pernikahan ning dan pria yang menjadi pujaan hati Ning Zahro berjalan dengan lancar. Terima kasih karena sudah mau berdamai dengan keadaan ini.” ucap Akram benar-benar bersyukur. Akhirnya, do'anya terjawab. Akram tidak perlu menduakan Rayyana dan bisa fokus untuk mendidik istri kecilnya ini.

"Aamiin allahumma aamiin. Semoga pernikahan Gus Akram dengan Ning Rayyana juga samawa until Jannah.” timpal Zahro yang juga mendoakan pernikahan Akram dan Rayyana.

Suasana di ruang tamu pun berubah menjadi syahdu. Tidak ada yang saling bermusuhan. Semuanya menerima pernikahan Akram dan Rayyana dengan penuh sukacita. Termasuk Zahro. Tidak ada dendam sedikitpun dihati Zahro.

Justru, Zahro merasa senang karena Rayyana, dirinya bisa menikah dengan lelaki yang selama ini berhasil mencuri hatinya.

"Akram, coba tebak siapa pria yang akan menjadi suaminya Zahro?” tanya Kyai Ilham di sela-sela minum tehnya.

****

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Eva Dian Al-Asy'ariyah
dilanjut dong... seru banget nih
goodnovel comment avatar
Rieke Nazlatul uzma
kak sebenarnya updatenya berapa bulan sekali. kok lama🥹
goodnovel comment avatar
Rieke Nazlatul uzma
lanjut kak... Seruuuu banget sumpah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status