Share

Bab 15 Satu-satunya Milikku

Rania tak berkutik, ketika Tama menggenggam erat kedua bahunya dan menyuruhnya untuk menyingkir. Arif berdiri di samping Rania, tak bergeming meski Rania bisa merasakan bahwa pria itu juga sama tegang sepertinya.

"Ada yang ingin kamu jelaskan padaku?" tanya Tama dengan nada berat, kepada Vinko. Tama sengaja membusungkan dada, demi memberi efek intimidasi pada Vinko.

Namun sepertinya dia salah sangka. Vinko dan dirinya berbagi darah yang sama, sehingga bisa saja Vinko memiliki sifat yang sedikit banyak sama saja dengan Tama. Karena lelaki muda itu tampak tak gentar meski terus ditindas.

"Penjelasan seperti apa yang kamu mau?" tantang Vinko, dengan dagu diangkat.

Tama menyunggingkan sebelah senyum. Merasa cukup tertarik dengan keberanian Vinko. Dia pun memasukkan satu tangan ke dalam saku celana, sembari berdehem.

"Apapun. Tentangmu–" Dia lalu menoleh ke arah Rania. "Dan tentang istriku,"

Vinko balas tersenyum. Senyuman licik, dima
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status