Share

195. Permulaan Kehidupan Ibukota

“Sedih?” Wira menatap bagian pipi kanan Sully yang terlihat basah. Wanita itu belum memalingkan wajahnya memandang keluar jendela.

Sully mengangguk. “Sedih. Sekarang aku baru sadar kalau aku bukan cuma anak bungsu, tapi juga seorang istri.”

Wira mengangguk samar. “Geser ke sini sedikit,” pinta Wira dengan tangan langsung memeluk pinggang Sully. Membawa wanita itu ke dekatnya. Ia ingin bahu dan lengannya dijadikan Sully sebagai tempat bersandar, merebahkan kepala.

Yang disukai Wira dari Sully adalah sikap tanggap dan penurut wanita itu. Melakukan sesuatu tanpa banyak tanya. Terlebih hal-hal yang berbau fisik seperti menyentuhnya dengan mesra.

“Kita pasti sering-sering ke sini, kan? Aku harus cepat-cepat hamil biar kalau pulang sekali lagi Ayah udah gendong cucu.” Sully menyelipkan tangannya ke bawah lengan Wira. Kepalanya terkulai manja menunggu jawaban.

“Kalau kita enggak bisa sering ke sini,Ayah dan Ibu yang kita minta datang.” Wira ikut memandang ke luar jendela. Dagunya bertumpu di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (41)
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
waduhhh entar ada masalah lagi
goodnovel comment avatar
Indarini Rini
wira takut ya.........
goodnovel comment avatar
Daanii Irsyad Aufa
ketemuan Ama Bu Kapolda d situ juga Jan ya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status