Share

25. Emosi

Wira berdiri begitu dekat dengan Sully. Meski wajah mereka tidak sedekat kemarin saat ia meresletingkan jaket yang dipakai wanita itu. Tapi ia menangkap sorot berkilap di mata Sully. Ditambah dengan gerakan menelepon yang dibuat Sully, ia paham kalau wanita itu sedang mengancam sekaligus mengolok-oloknya. Sungguh kekanakan. Wira ber-cih dalam hati.

“Bapak mau ke rumah Ajeng. Mau lihat kualitas kayu bakar yang diantar tetangganya. Kalau enggak diperhatikan, mereka kadang menyisipkan kayu-kayu bagus yang mereka tebang. Penipu itu selalu ada di mana aja.”

Perkataan Pak Gagah sontak membuat tatapan saling mengintimidasi antara Sully dan Wira terputus. Keduanya tersadar karena merasa tersindir. Tatapan keduanya berpindah untuk mengawasi Pak Gagah yang bangkit dari kursi dan meninggalkan dapur.

“Bukan cuma soal Mbak Sulis aja atau soal pernikahan ini. Siapa pun yang saya jahati, bisa ngelapor ke Bapak saya. Dari dulu beliau terkenal tidak pandang bulu meski saya adalah anaknya. Saya tetap d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (18)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
ngk usah tersinggung Sully bkn mksd wira jelekin gaya hidup u ngk ada yg bilang u ngk prawan
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
aduuuhh bisa jantungan pak gagah kalo sampe sully beneran pergi
goodnovel comment avatar
Aqoe Imay
sully Salah paham melulu perasaan ...... sabar ya mas wira dia lagi sensi prawan kotanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status