Share

62. Harus Ikut

Mungkin baru menit kelima Sully memeluknya dan setengah meneriakkan kata ‘Mas’ baru Wira tersadar akan kehadiran wanita itu. Emosinya memang sangat memuncak mendengar perkataan Sutrisno yang mencla-mencle soal maksud kedatangannya ke rumah Pak Effendi. Ditambah lagi perkataan soal ‘ribut di rumahnya’, membuat Wira semakin kesal. Apa Sutrisno juga berpikir bahwa kebun yang diberikan pada Ajeng sejak sebelum kakaknya itu menikah adalah juga kepunyaan dia? Itu sebabnya Sutrisno dengan seenak jidat menggadai kebun itu untuk keperluan yang belum jelas?

“Tadi pakai sandal itu?” tanya Wira, menunjuk sepasang sandal plastik berwarna cokelat kepunyaan Pak Gagah.

Sully mengangguk pelan. “Cuma ada sandal itu di teras. Kalau aku sempat ambil sandalku, aku bakal sekalian blow rambut dan pakai sunscreen sebelum ke sini,” jelas Sully dari atas boncengan motor.

Wira turun untuk mengambil sandal bapaknya dan menyalakan sepeda motor dengan tangan kiri menjepit sandal. Ia berkendara dalam diam. Menunduk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (42)
goodnovel comment avatar
Ely
hehehe, ikutan gemes sama pasangan ini.....
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
kenapa msti nanya sih wira.. iya laaaahh masa mau aja ditinggalin buat nemuin ceweknya
goodnovel comment avatar
Reni Ohrstrom
suka jln ceritanya stlh gadis penari sang presdir. happy ending yaa sully dan mas wira
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status