Share

28

Author: Kuldesak
last update Last Updated: 2025-05-18 19:16:32

"Katakan, apa yang kau temukan, Theo?" tanya Leonhard saat ia masih merebahkan tubuhnya dengan malas di atas kursi sofa di ruang kerjanya.

Setelah memastikan Lyra terlelap dan mendapatkan perawatan, Leonhard memutuskan untuk tidur di ruang kerja. Baru saja ia terlelap belum lama, Theo datang dengan suara panik.

"Yang Mulia Grand Duke, aku ingin melaporkan. Ini mengenai kematian tahanan beberapa hari lalu."

Menarik, Leonhard bangkit dari tidurnya mendengar laporan sang sekertaris yang mempunyai rambut mirip ekor kuda itu.

Tubuh atletis Leonhard kini duduk dengan tegak. "Ada perkembangan? Jika kau datang dengan laporan yang tidak penting, kau tahu sendiri apa yang aku lakukan, hum? Apalagi saat aku sedang tidur dan kau datang mengganggu," ucap Leonhard.

Theo menyilangkan kedua tangannya di dada. "Hei, Yang Mulia, jika laporanku bukan mengandung daging dan lemak, untuk apa aku repot-repot datang? Aku juga lelah setelah berkuda melawan hujan semalaman," cerca Theo.

"Hmm... Ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Istrinya Zen
kak kulkul whre are u? jm segini lom up?
goodnovel comment avatar
Razee
Kak jangan lupa update ya, ditunggu terus lanjutannya ni
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Palsu Grand Duke    84

    "Statusmu tak lebih tinggi dari debu di bawah sepatuku."Jedar.Kalimat itu menghunus Leonhard seperti ujung pedang. Ia membeku di belakang tubuh Lyra, pelukannya mengendur. Napasnya tercekat. Saat mendengar cerita Ibu Mertuanya. 'Oh ... Dewa, kesalahan apa yang aku lakukan? Debu?! Bahkan aku tidak ada apa-apanya dengan status Istriku. Tolong ... Aku ingin tenggelam saja di dasar laut. Betapa congkaknya aku saat itu,' batin Leonhard terkejut dan malu.Rasa-rasanya ia ingin bersembunyi di bawah inti bumi, mengingat apa yang telah ia perbuat pada keturunan sah dari Kekaisaran Solenzia.'Aku tidak pantas hidup,' Leonhard tersenyum getir di balik tubuh Lyra.Bukan hanya keterkejutannya tentang gelar istrinya. Tetapi ia juga terkejut atas pengkhianatan ayahnya. Selama ini, sejarah menghapus semuanya pada arsip kerjaan Vordane.Di dalam arsip itu, hanya dituliskan jika ada kaum berambut hitam yang melakukan pemberontakan terhadap Kekaisaran dan banyak sejarah yang sudah diubah. 'Apa setel

  • Istri Palsu Grand Duke    83

    Tiga puluh tahun yang lalu. Hari itu, langit Solenzia dipenuhi cahaya keemasan. Seharusnya, ini menjadi hari paling istimewa bertepatan dengan penobatan Seraphina sebagai Kaisar wanita pertama yang Agung yang akan segera digelar. "Yang Mulia Putri, pelan-pelan!" seru seorang pelayan pribadi—Elleya."Aku tidak sabar, Ellya. Aku ingin menemui Ayahanda dan Ibunda! Mereka sudah menunggu!" sahut Seraphina remaja, suaranya riang. Seraphina baru saja didandani, ia mengenakan gaun putih bersulam benang perak, mahkota emas kecil menghiasi rambut hitamnya. Senyum tipis terbit di bibir saat ia melangkah di lorong menuju aula penobatan.Di tengah-tengah ayunan kaki Seraphina yang penuh semangat, suara terompet memecah ketenangan. Bukan terompet kemenangan, maupun teropet penobatan—melainkan tanda bahaya."Benteng timur berhasil di tembus!""Pasukan pemberontak menyerang!"Teriakan panik menggema. Para pelayan berlarian, prajurit bergegas menghunus pedang. Aroma darah dan mesiu mulai menusuk h

  • Istri Palsu Grand Duke    82

    "Te ... Terima kasih, Leon," ucap Lyra. Lyra pun segera melepaskan pelukannya dari Leonhard, matanya yang sembap dipenuhi air mata menatap sang ibu yang berdiri tak jauh di depannya.Lady Seraphina merentangkan kedua tangan, dan tanpa ragu, Lyra turun dari kereta. "Ibu, benarkah ini Ibuku?!" jerit Lyra sambil berlari. Leonhard tersenyum, ia merasa bahagia melihat Lyra yang begitu tidak sabar ingin memeluk ibunya. "Hei My Queen, perhatian langkamu. Ingat kandunganmu. Jangan lari-lari!" seru Leonhard, memperingati. Tak menghiraukan, Lyra terus berlari hingga menubruk tubuh wanita yang melahirkannya itu."Ibu... Aku mengkhawatirkanmu. Siang malam aku terus memikirkan di mana Ibu berada."Tangis Lyra pecah di dada sang ibu. Aroma Lady Sharaphina, perpaduan bunga mawar dan rempah hangat yang selalu Lyra kenali, memenuhi indra penciumannya. Lyra memeluk ibunya dengan erat, seolah takut jika ini hanyalah mimpi. "Ibu ... Aku merindukanmu... sungguh aku sangat merindukanmu."Lady Seraphina

  • Istri Palsu Grand Duke    81

    "Darren! Ada kabar buruk!" ucap Count Albrecht, napasnya tersengal-sengal.Darren dan Mathilda terkejut, segera berdiri dari sofa beludru mereka. Cahaya lilin di ruangan itu berkedip-kedip, seolah ikut merasakan ketidakstabilan yang akan datang."Ayahanda, ada apa?" tanya Darren, nadanya tegang. Ia menatap Count Albrecht yang wajahnya pucat pasi. "Apakah ada masalah dengan perbatasan?""Bukan hanya itu, Darren," jawab Count Albrecht dengan suara parau. "Ada laporan... Ibukota diserang! Sayap utara istana... dilahap si jago merah! Seluruhnya!"Brak!Darren mengepalkan tangannya ke meja porselen di depannya. Wajah Darren yang tampan kini memerah menahan amarah. Rencana pernikahannya, perayaan yang seharusnya menjadi momen kejayaan mereka, kini terancam. Darren merasa seperti dikutuk. Setiap kali ia mendekati puncak kekuasaan, selalu ada saja rintangan yang muncul. Ia mengepalkan giginya, merasa seakan keberuntungan selalu berpihak pada Leonhard, bahkan saat Leonhard sudah dianggap mati

  • Istri Palsu Grand Duke    80

    "Jangan panik!" ucap Leonhard..Leonhard, yang tadinya menikmati ketenangan bersama istrinya, kini kembali siaga. Tangannya meraih pinggang Lyra, menariknya mendekat seolah ingin melindunginya dari ancaman yang belum terlihat. Leonhard mengamati kegelapan hutan dengan mata setajam elang, siap menghadapi apapun yang muncul. Jantungnya berdebar keras, bukan karena takut, melainkan karena kedamaian yang baru saja ia rengkuh kini terancam.Srek, srek!Semak-semak di tepi danau bergerak-gerak, dan sesaat kemudian, dua sosok penunggang kuda muncul di bawah rembulan. Di depan, Theo dengan wajah tegang memegang kendali, dan di belakangnya, Geon yang tampak santai dengan cengiran khasnya. Mereka menarik sebuah kereta tertutup yang tampak sederhana namun kokoh."Astaga! Hampir saja jantungku copot!" seru Lyra lega saat mengenali Theo dan Geon.Geon melompat turun dari kudanya dengan riang, menghampiri Leonhard dan Lyra dengan langkah lebar. "Yang Mulia Raja dan Ratu! Sungguh pemandangan yang r

  • Istri Palsu Grand Duke    79

    "Jangan lama-lama. Aku akan menunggumu di sini," ucap Lyra."Tentu, Ratu!" Jawab Leonhard, dia berbalik.Leonhard berjalan kembali menuju kudanya, yang tengah berdiri tenang di bawah bayang pohon pinus. Dengan gerakan cekatan, Leonhard membuka pelana samping dan mengeluarkan sebuah keranjang kecil berlapis kain wol hangat.Di dalamnya ada roti gandum tipis yang baru dipanggang pagi tadi, potongan keju asin dari pedalaman barat, dan sebuah kantong kecil berisi kacang manis serta potongan buah kering. Tak lupa, sebotol kecil air pegunungan yang masih dingin disimpan dalam botol perak tua peninggalan pasukan barat.Semua perbekalan ini disiapkan dengan teliti, menunjukkan betapa Leonhard telah merencanakan semua ini hanya untuk menjemput istrinya. Selesai menata semuanya di atas kain, ia berjalan kembali ke arah Lyra, yang duduk bersandar di atas akar besar pohon, tepat di tepian danau dengan kabut tipis yang menyelimuti permukaan danau. "Bukan jamuan istana," gumam Leonhard, berlutut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status