Share

Istri Palsu Tuan Presdir
Istri Palsu Tuan Presdir
Author: FitrianiYuriKwon

Bab 01. Menggantikan

"Kenapa harus aku, Ayah?" protes seorang wanita berjas warna putih khas seorang dokter.

"Zea, Ayah mohon. Tolong gantikan kakakmu untuk sementara waktu. Dia kabur dari rumah suaminya, Ar terus mencari ibunya," pinta seorang pria paruh baya pada anak perempuannya itu.

"Tidak bisa, Ayah. Aku tidak akan bisa seperti Kak Zeva. Bagaimana kalau kak Zayyan tahu Ayah membohonginya, aku atau pun Ayah kita akan sama-sama dalam bahaya," ucap sang anak.

"Kau bisa, Zea. Hanya kau yang bisa menyelamatkan Ayah." Pria tersebut masih memohon agar anaknya mau mengikuti apa yang dia katakan.

Sang anak menghela napas panjang dan menatap ayahnya dengan kasihan.

"Haruskah aku menggantikan kakak, Yah? Lalu bagaimana dengan pekerjaanku?" Dia menatap ayahnya dengan sendu.

"Untuk sementara kau harus meninggalkan pekerjaanmu dulu, Zea. Sampai kakakmu kembali."

Zea Ananda Mikola wanita berusia 25 tahun. Dia salah satu tenaga medis kedokteran spesialis anak di salah satu rumah sakit negeri di Ibukota. Memiliki wajah cantik dan rupawan membuat dia menjadi salah satu sosok yang banyak dikagumi oleh kaum adam. Namun, hingga kini Zea masih saja betah dalam kesendirian.

Zea kembali menatap sang ayah yang sudah berlutut di depan kakinya.

"Kalau sampai kak Zayyan tahu jika kakakmu kabur. Dia pasti akan membunuh ayah," ucapnya.

Zea tersenyum lalu mengangkat tubuh Miko agar berdiri kembali. Bagaimanapun, dia adalah seorang anak yang tidak akan tega jika ayahnya diperlakukan kasar oleh orang lain.

"Baiklah, Ayah. Aku akan menggantikan kakak," ucapnya mengalah.

"Terima kasih, Zea." Pria paruh baya itu memeluk anak bungsunya. "Maafkan Ayah yang harus mengorbankan mu. Ayah berjanji setelah Zevanya kembali, kau akan terbebas dari semua ini."

Zea mengusap punggung sang ayah. Dia tidak begitu tahu apa penyebab sang kakak meninggalkan suami dan anaknya. Ke mana kakaknya itu pergi? Apa dia tidak kasihan pada anak kecil yang merenggek mencari dirinya? Atau memang ada hal lain yang sebenarnya terjadi?

"Sudahlah, Ayah. Jangan berkata seperti itu, aku adalah anak Ayah. Sudah sepatutnya aku membantumu," ucap Zea melepaskan pelukan Miko.

Miko mengangguk dan menyeka air matanya. Sebenarnya dia tidak tega mengorbankan Zea . Namun, tak ada cara lain lagi karena jika sampai sang menantu tahu jika anaknya Zevanya menghilang, pastilah dirinya akan dihabisi oleh pria yang tak memiliki perasaan itu.

"Iya sudah, sekarang siapkan barang-barangmu. Ayah akan mengantarmu ke mansion tuan Zayyan," ucap Miko.

"Iya, Ayah."

Zea masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu baru saja pulang dari rumah sakit. Wajahnya terlihat lelah karena banyak menanggani pasien hari ini.

"Kenapa nasibku jadi begini? Kak Zeva ke mana sih?" Dia menggerutu kesal sambil memasukan pakaiannya ke dalam koper.

Zea duduk di bibir ranjang dan menatap sebuah figura yang terletak di atas nakas. Dia rengkuh benda yang sudah hampir usang tersebut, perlahan air mata bergulir dan jatuh menggelinding dari kelopak mata indahnya.

"Bu, aku berjanji akan membahagiakan ayah dan kakak. Apapun akan aku lakukan untuk mereka," ucapnya terdengar lirih dan menyayat hati.

Tak mau lama-lama meratapi kesedihan. Zea keluar dari kamar sambil menyeret kopernya. Setelah sang kakak menikah dengan pria ternama di Ibukota. Dia hanya tinggal bersama sang ayah dan menjaga lelaki paruh baya itu sepenuh hati. Miko memiliki hutang ratusan juta sehingga mengharuskan dia menyerahkan anaknya — Zevanya menjadi penebus dari hutang itu. Sekarang, Zea lah yang akan kembali berjuang demi menyelamatkan ayahnya.

"Apa kau sudah siap?" tanya Miko.

"Sudah, Ayah," jawab Zea.

"Ayo!"

Mereka berdua masuk ke dalam mobil. Lalu meninggalkan rumah mewah itu dan menuju mansion yang akan menjadi tempat tinggal Zea sampai kakaknya kembali.

"Zea, kau harus seperti kakakmu. Jangan sampai tuan Zayyan curiga jika kau bukan Zeva," ucap Miko mengingatkan.

"Tapi, Ayah..." Zea menarik napas dalam. "Bagaimana caranya aku meniru sifat kakak?"

Zevanya dan Zea dua wanita kembar identik. Terlahir dengan wajah serupa dan suara yang mirip serta seluruh anggota tubuh yang tak dapat dibedakan. Walaupun terlahir dari rahim yang sama, akan tetapi sifat keduanya sungguh bertolak belakang. Zevanya seorang wanita sosialita yang berprofesi sebagai model papan atas. Dia terbiasa dengan kehidupan yang glamour dan mewah. Itulah sebabnya dia menerima lamaran Zayyan karena dia tidak akan bisa hidup tanpa uang dan harta. Sementara Zea, gadis polos dan lugu. Sejak kecil dia sudah terdidik dan dididik mandiri oleh sang ayah. Ia memiliki segudang prestasi hingga bisa masuk fakultas kedokteran dengan beasiswa penuh. Oleh sebab itu, Zea sangat menyayangi ayahnya karena memang hanya sang ayah yang dia miliki di dunia ini.

Mobil yang Miko kendarai sampai di sebuah mansion mewah. Keduanya keluar dari mobil, mata Zea berdecak kagum melihat bangunan mewah bak istana di depannya.

"Ayah, rumahnya besar sekali!" seru Zea.

Seperti orang kampung wanita itu celingak-celinguk melihat fatamorgana tanaman bunga di depan pekarangan mansion mewah suami kakaknya.

"Zea, tolong jaga sikapmu!" bisik Miko.

"Eh iya, Ayah."

Mereka berdua berjalan masuk. Kedatangan Miko dan Zea ternyata sudah disambut oleh para pelayan yang bertugas di sana.

Di sana tampak lelaki tampan berdiri menatap ke arah dua manusia itu. Tangan terselip di saku celana kanan dan kirinya. Sorotan mata tajam dengan rahang yang keras, tak ada senyum dari bibirnya. Dia seperti jelmaan iblis yang siap menerkam mangsanya kapan saja.

"Selamat malam, Tuan Zayyan. Saya sudah berhasil membawa Zeva pulang," ucap Miko.

Zea bergidik ngeri melihat tatapan kakak iparnya itu. Semoga saja Zayyan tidak sadar jika dirinya bukan Zevanya. Entah bagaimana nasibnya nanti hidup dengan pria seperti tembok itu?

Zayyan menatap Zea dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sudut bibir pria itu tertarik, tetapi tak ada yang menyadari.

"Kau sedang tidak menipuku 'kan, Tua Bangka?" tanya Zayyan dingin, tetapi tatapan matanya tertuju pada Zea.

Zea terkejut mendengar pertanyaan lelaki itu pada ayahnya, sungguh tak ada sopannya sama sekali. Jika saja sang ayah tidak mengingatkannya tadi, sudah pasti dia akan melabrak lelaki itu.

"Saya tidak mengerti apa yang Anda ucapkan, Tuan," kilah Miko berusaha mengontrol kegugupannya.

"Baiklah, aku percaya padamu. Namun, kau harus ingat sekali saja kau menipuku. Kau akan tahu apa yang bisa aku lakukan padamu!" ancamnya.

Miko membalas dengan anggukan. Keringat dingin mengucur di dahinya, dia melirik Zea sekilas berharap jika gadis itu bisa menyelamatkannya dengan menjadi Zevanya sampai anaknya itu kembali.

"Saya tidak akan berani menipu Anda, Tuan," sahut Miko.

"Bagus! Harusnya memang begitu karena kau tahu, aku bukan orang yang mudah ditipu. Aku jelas tahu mana yang asli dan mana yang palsu!" bisik Zayyan di telinga Miko.

Bersambung ...

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wati Fasia
Baru bab 1 Zayyan udah curiga kalo zea bukan zevanya. wah bakal seru bab selanjutnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status